• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ni Made Ary Widiastinia , Nyoman Dini Andianib , Putu Indah Rahmawatic

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ni Made Ary Widiastinia , Nyoman Dini Andianib , Putu Indah Rahmawatic"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

887

Pelatihan

Product Knowledge

Di Bidang Perhotelan

Ni Made Ary Widiastini

a

, Nyoman Dini Andiani

b

, Putu Indah

Rahmawati

c

a,b,cUniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia (ary.widiastini@gmail.com)

ABSTRAK

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk melatih Siswa SMK di Singaraja tentang product knowledge hotel pada bagian housekeeping dan food and beverage service. Hotel sebagai salah satu industri pariwisata dalam praktiknya sangat memerhatikan sikap pelayanan yang diberikan oleh pelayan hotel kepada konsumen yang datang. Dalam hal ini, semua pelayanan di hotel dituntut memiliki kualitas yang baik dan mampu memuaskan konsumen yang datang, terlebih lagi jika konsumen yang dilayaninya adalah wisatawan mancanegara yang menuntut standar pelayanan tinggi yakni standar internasional. Oleh sebab itu, seluruh karyawan yang bekerja di industri hotel baik pada level training, kontrak maupun karyawan tetap dituntut untuk memiliki keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge) dan sikap (attitude) yang baik. Berdasarkan temuan di industri, salah satu kelemahan lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) adalah kurangnya pemahaman tentang product knowledge hotel. Sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu manajer hotel yang berlokasi di daerah Memahami permasalahan tersebut, maka pada kesempatan ini, program pelatihan product knowledge hotel diberikan kepada siswa SMK Singaraja, yakni SMK N1 Singaraja dan SMK Melalui pelatihan dan pendampingan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK terhadap product knowledge di hotel, khususnya bidang housekeeping dan food and beverage service.

Kata Kunci : Pelatihan, Product Knowledge, Hotel, Housekeeping, Food and Beverage

Service

PENDAHULUAN

Hotel sebagai salah satu

industri pariwisata menjual produk

nyata (tangible product) dan produk

tidak nyata (intangible product).

Sebagai salah satu industri

pariwisata dalam praktiknya hotel

sangat memerhatikan sikap

pelayanan yang diberikan oleh

pelayan hotel kepada konsumen

yang datang. Dalam hal ini, semua

pelayanan di hotel dituntut

memiliki kualiatas yang baik dan

mampu memuaskan konsumen

yang datang, terlebih lagi jika

konsumen yang dilayaninya adalah

wisatawan mancanegara yang

menuntut standar pelayanan tinggi

yakni standar internasional. Oleh

sebab itu, seluruh karyawan yang

bekerja di industri hotel baik pada

level training, kontrak maupun

karyawan tetap dituntut untuk

memiliki keterampilan (skill),

pengetahuan (knowledge) dan sikap

(attitude) yang baik.

Product knowledge atau

(2)

Widiastini, Andiani, Rahmawatui-Pelatihan Product Knowledge di Bidang Perhotelan

888

hal yang penting harus dikuasai

oleh seorang karyawan.

Pengetahuan produk adalah

informasi yang detail dan akurat

tentang produk yang disimpan

dalam memori konsumen, yang

dalam hal ini konsumen di dalam

memutuskan untuk membeli

sebuah produk akan menggunakan

daya ingatnya terhadap kualitas

produk yang mereka ingin

konsumsi. Pengetahuan produk

merupakan kumpulan berbagai

informasi mengenai produk, merek,

terminology produk, artribut atau

fitur produk, harga produk, dan

kepercayaan mengenai produk.

Pada konteks ini, setiap penjual

wajib memahami tentang

pengetahuan produk yang baik dan

benar sehingga mereka mudah

melakukan konfirmasi tentang

konsumen /pelanggan untuk

memastukan pembelian produk.

Keputusan konsumen untuk

memilih produk yang akan dibeli

sangat dipengaruhi dengan

pengetahuannya tentang produk.

Berdasarkan hal tersebut,

pada industri hotel, setiap

karyawan dituntut untuk mampu

menjelaskan produk yang dijual

kepada konsumen yang datang dan

menginap di hotel. Pada

praktiknya, karyawan baik trainee,

karyawan kontrak maupun

karyawan tetap wajib memamahi

hal-hal yang terkait dengan produk

hotel yang dijualnya. Namun, yang

terjadi di industri yakni hotel,

banyak lulusan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Pariwisata yang

bekerja di hotel baik sebagai

trainee maupun karyawan baru,

pengetahuan tentang produk

mereka sangat rendah. Hal

tersebut disampaikan oleh salah

seorang pimpinan hotel di wilayah

Seminyak ,Kuta bahwa mereka

harus meluangkan waktu selama

dua minggu untuk melatih

karyawan baru mereka yang

berasal dari SMK tentang product

knowledge pada hotel tempat

mereka bekerja. Kekurangan yang

dimiliki oleh karyawan baru yang

berasal dari SMK tentu menjadi

masalah dalam operasional hotel,

karena tanpa tambahan pelatihan

di awal mereka tidak mampu

bekerja dengan baik sesuai dengan

tugas dan tanggungjawab yang

dibebankan kepada mereka. Oleh

sebab itu, pemahaman

pengetahuan tentang produk hotel

atau product knowledge merupakan

hal yang sangat penting diberikan

kepada siswa SMK, baik pada saat

mereka dalam proses belajar di

(3)

889

pelatihan yang menghadirkan

pihka industri.

Pada kesempatan ini,

pelatihan tentang product

knowledge diberikan kepada siswa

SMK pariwisata di Singaraja,

dengan harapan siswa SMK yang

diberikan pelatihan mampu

memahami hal-hal yang

seharusnya mereka ketahui

tentang hotel beserta segala

fasilitas dan pelayanan yang

terdapat di hotel.

METODE

Metode kegiatan yang

dilakukan dalam pelaksanaan

program pelatihan product

knowledge dapat di rinci sebagai

berikut.

(1)Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi

kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan diskusi tim

pelaksana

b. Melakukan komunikasi

kepada sekolah yang akan

diberikan pelatihan

c. Melakukan komunikasi

dengan praktisi dari hotel.

Pada kesempatan ini

pelatihan diberikan oleh

dosen dan praktisi.

d. Memilih siswa yang akan

diberikan pelatihan

e. Menyiapkan bahan pelatihan

f. Menyiapkan kebutuhan

pelatihan baik materi,

tempat pelatihan, sertifikat,

dan konsumsi selama

pelatihan.

(2)Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan pelatihan tahap I

yakni untuk pelatihan

product knowledge tentang

Housekeeping

b. Melakukan pelatihan tahap

II yakni untuk pelatihan

product knowledge tentang

Food and Beverage

(3)Tahap Pelaporan

a. Merangkum dan mengolah

hasil kegiatan pada tahap I

dan tahap II

b. Menyusun laporan kegiatan

pelatihan product knowledge.

c. Menyetor laporan kegiatan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Product Knowledge

(pengetahuan tentang produk)

adalah yang meliputi masalah yang

berhubungan dengan keadaan

fisik, jenis, ukuran, design dan

warna, manfaat terhadap

konsumen, bahkan kelebihannya

dengan produk lain yang sama.

Price Policy (kebijaksanaan harga

jual) adalah sejenis produk yang

(4)

Widiastini, Andiani, Rahmawatui-Pelatihan Product Knowledge di Bidang Perhotelan

890

klasifikasi harga. Adanya suatu

design harga tertentu yang

ditawarkan untuk suatu volume

penjualan. Apakah ada insentif

tertentu (discount/commission)

bagi pembeli. Sementara, Human

Relation adalah kemampuan tenaga

penjual dalam hubungannya

dengan masyarakat pasar tertentu

untuk mempengaruhinya dan pada

akhirnya menjadi konsumen.

Pendekatan perorangan sangat

membantu keberhasilan dengan

ditunjang kemampuan

berkomunikasi. Peter dan Olson

(1999) membagi tiga jenis

pengetahuan produk, yaitu

pengetahuan tentang karakteristik

atau atribut produk, pengetahuan

tentang manfaat produk, dan

pengetahuan tentang kepuasan

yang diberikan produk bagi

konsumen atau pelanggan. Pada

praktiknya, setiap pekerja di hotel

dituntut untuk memiliki tiga jeis

pengetahuan produk agar mampu

menjual produk hotel sesuai

dengan target, sehingga harapan

atas pendapatan yang diharapkan

pun akan tercapai. Pada kegiatan

pengabdian ini, peserta yakni siswa

SMK pariwisata di Singaraja

diberikan pelatihan tentang Food

and Beverager Department dan

Housekeeping Department,

sebagaimana yang dapat dilihat

pada gambar berikut.

Gambar 1. Pelatihan Bagi SMK

Oleh Akademisi dan Praktisi

Food and beverage

department adalah bagian dari

hotel yang mengurus dan

bertanggung jawab terhadap

kebutuhan pelayanan makanan

dan minuman serta kebutuhan lain

yang terkait, dari para tamu yang

tinggal maupun yang tidak tinggal

di hotel tersebut dan dikelola

secara komersial serta profesional.

Food and beverage department

merupakan departemen yang

sangat mutlak diperlukan di hotel

dalam penyediaan dan pelayanan

makanan dan minuman dalam

menjalankan tugasnya food and

beverage department terbagi

menjadi dua bagian yang saling

bergantung satu sama lain dan

harus saling bekerjasama, yakni 1)

Food and beverage bagian depan

(front service) yaitu bagian yang

(5)

891 tamu, terdiri dari bar, restoran,

banquet dan room service, dan 2)

Food and beverage bagian belakang

(back service)yaitu bagian yang

tidak langsung berhubungan

dengan tamu karena harus melalui

perantara pramusaji, terdiri dari

kitchen, stewarding. Tujuan

departemen food and beverage

menurut Soekarno dan Pendit

(1998:5) adalah (1) Menjual

makanan dan minuman

sebanyak-banyaknya dengan harga yang

sesuai dengan kualitas dan

kuantitas produk yang disajikan,

(2) Memberikan pelayanan

sebaik-baiknya kepada tamu sehingga

tamu merasa puas. Hal ini

menyangkut mutu pelayanan mutu

makanan dan minuman, sikap

karyawan, dekorasi ruangan serta

suasana sekitar, peralatan yang

dipakai dan sanitasinya, dan (3)

Mendapatkan keuntungan

sebesar-besarnya dan untuk

kesinambungan usaha. Praktinya,

food and beverage product

mengelola makanan mulai dari

makanan pembuka sampai

makanan penutup. Selanjutnya,

food and beverage service

memberikan pelayanan kepada

tamu dalam memesan,

mengonsumsi serta membayar

makanan dan minuman di hotel.

Beberapa materi yang diberikan

kepada siswa diantaranya:

(1) Pengertian Food and Beverage

Department, Food and Beverage

Product dan Food and Beverage

Service.

(2) Struktur organisasi pada Food

and Beverage Department,

tugas dan tanggung jawabnya.

(3) Pengertian service pada Food

and Beverage Department,

yakni

a. S = Smile to everyone

(berikan senyuman kepada

semua orang).

b. E = Excellent in everything

we do (kerjakan semuanya

semaksimal mungkin dan

memuaskan).

c. R = Reaching out to every

guest with hospitality

(jangkau dan dekati tamu

dengan penuh

ramah-tamah).

d. V =Viewing every guest as

special (memandang dengan

rasa yang sangat penuh

perhatian).

e. I = Invitting guest to return

(melakukan segala sesuatu

terhadap tamu yang akan

membuat tamu tersebut

datang kembali).

f. C = Creating a warm

(6)

Widiastini, Andiani, Rahmawatui-Pelatihan Product Knowledge di Bidang Perhotelan

892

menciptakan suasana yang

akrab/hangat terhadap

tamu).

g. E = Eye contact that shows

we care (mata sesekali harus

kontak dengan

pandangan tamu)

(4) Table Set-up

(5) Jenis dan contoh gelas

(6) Cocktail

(7) Fungsi kitchen.

(8) Jenis dan contoh makanan.

(9) Siklus pada Food and Beverage

Product.

(10)Grooming untuk staff di Food

and Beverage Department

(Soekresno, 2000; Marsum,

2005)

Housekeeping department

merupakan bidang kerja di hotel

yang bertugas menyiapkan kamar

yang nantinya dapat dijual oleh

bagian kantor depan (front office).

Housekeeper sebagai pihak penting

dalam operasional hotel harus bisa

bertanggungjawab dengan

tugasnya masing-masing. Executive

Housekeeper sebagai pimpinan

tertinggi pada departemen

housekeeping harus mampu

bertanggungjawab setiap saat,

mampu menyelesaikan berbagai

masalah yang terjadi dengan baik

dan bijaksana. Dalam

penerapannya, semua pigak yang

ada di dalam departemen

housekeeping juga harus mampu

bekerja dengan baik dan

mempertanggungjawabkan segala

sesuatunya sesuai prosedur dan

aturan yang telah ditetapkan oleh

manajemen hotel. Semua individu

yang ada di dalam departemen

housekeeping harus mampu

berinteraksi dengan pelanggan,

melakukan komunikasi internal

dan eksternal, dan selalu

profesional setiap saat. Adapun

bagian kerja yang terdapat

departemen housekeeping adalah

Executive Housekeeper, Assistant

Executive Housekeeper, Floor

Housekeeper / Housekeeping

Supervisor, Room Attendant,

Minibar Attendant, Housekeeping

Clerk/ Order Taker, Public Area

Housekeeper, Public Area

Supervisor, Public Area Attendant,

Public Area Toilet Attendant, Public

Area Pool Attendant,

Florist/Gardener, Laundry

Supervisor, Valet Order Taker,

Valet Runner, Linen/Uniform

Attendant, Laundry Checker, Dry

Cleaner, Washer, Presser, dan

Flatwork Ironer.

Praktiknya, housekeeping

department pada hotel harus

mampu menyediakan lingkungan

(7)

893

penghuni dan pengunjung.

Pembersihan ruangan, baik yang

bersifat privat maupun umum

(public) memainkan peran penting.

Housekeeping yang baik

membutuhkan standar kebersihan

yang tinggi atau tidak adanya

kotoran, dan sanitasi juga, atau

tidak adanya organisme penyebab

penyakit seperti bakteri. Semua

tugas housekeeping membutuhkan

penggunaan alat yang tepat untuk

pekerjaan yang tepat. Pengenalan

perlengkapan pembersih, peralatan

dan peralatan berikut akan

membantu penyedia layanan

perhotelan untuk para tamunya

dan karena itu mencapai tujuan

dan sasarannya. Persediaan

pembersih dan perlengkapan

pembersih kecil adalah bagian dari

persediaan non-daur ulang di

departemen housekeeping.

Persediaan ini dikonsumsi atau

digunakan dalam operasi rutin

housekeeping. Selain itu juga perlu

dilakukan kontrol terhadap

persediaan semua persediaan

pembersih dan memastikan

penggunaannya efektif merupakan

tanggung jawab executive

housekeeper. Executive

housekeeper harus bekerja sama

dengan semua anggota departemen

housekeeping untuk memastikan

penggunaan bahan pembersih dan

kepatuhan terhadap prosedur

pengendalian biaya yang benar.

Terdapat dua hal yang

penting dilakukan dalam

pembersihan yakni (1) Prosedur

pembersihan (cleaning procedure)

yakni proses atau cara

pembersihan dilakukan, untuk

memungkinkan penghapusan

kontaminan secara efisien tanpa

menambahkan zat yang tidak

diinginkan ke lingkungan atau

menyebabkan kerusakan, atau

menggunakan bahan kimia yang

ramah lingkungan; (2) Produk

pembersih (cleaning product),

menggunakan alat pembersih dan

apabila diperlukan dapat

menggunakan bahan kimia yang

ramah lingkungan. Sebelum mulai

membersihkan, baca label produk

dan peralatan serta petunjuk

penggunaan. Pakailah Peralatan

Pelindung Diri (APD) yang

direkomendasikan, yang mungkin

termasuk sarung tangan karet,

kacamata, masker debu atau

respirator, penyumbat telinga,

peralatan lainnya yang dibutuhkan.

Proses pembersihan seharusnya

diintegrasikan ke dalam sistem

Standard Operating Procedures

(SOP) yang merupakan bagian dari

(8)

Widiastini, Andiani, Rahmawatui-Pelatihan Product Knowledge di Bidang Perhotelan

894

keseluruhan untuk bangunan

tersebut. Praktik idealnya harus

mengembangkan dan

mempertahankan SOP sebagai satu

kesatuan pedoman tertulis yang

mengatur setiap orang dalam

bekerja. Adapun materi yang

diberikan dalam pelatihan untuk

bidang housekeeping department

adalah :

(1) Ruang lingkup kerja

housekeeping hotel, yang

meliputi Tugas Dan

Tanggungjawab Dalam

Organisasi Housekeeping Hotel,

Executive Housekeeper,

Assistant Executive

Housekeeper, Floor

Housekeeper/ Housekeeping

Supervisor, Room Attendant,

Minibar Attendant,

Housekeeping Clerk/ Order

Taker, Public Area

Housekeeper, Public Area

Supervisor, Public Area

Attendant, Public Area Toilet

Attendant, Public Area Pool

Attendant, Florist/Gardener,

Laundry Supervisor, Valet

Order Taker, Valet Runner,

Linen/Uniform Attendant,

Laundry Checker, Dry Cleaner,

Washer, dan Presser

(Sulastiyoso, 1994; Rumekso,

2002)

(2) Cleaning equipment, yang

meliputi broom, mop,

squeegees, floor machine dan

pad, housekeeper chart,

vacuum cleaner, trash-handling

equipment, carpet sweeper,

carpet extractor, scouring pad,

dusting cloth, dusting cloth,

hand brusher, toilet bowl

brush, trash bag, bucket, wood

polish/furniture cleaner and

polishes, insecticides, glass

cleaner, air freshener/

deodorizer, carpet stain

remover, disinfectant, metal

cleaner, muriatic acid

(hydrochloric acid), wax

stripping, degreaser, emulsion

wax, polimer sealer, solvent

wax, drain cleaner, detergent,

multipurpose cleaner, abrasive

cleaner, solvent cleaner,

alkaline cleaner, dan delimers.

(3) Standar room set-up,

khususnya dalam menyiapkan

room supplies untuk linen, bed

room, dan bath room. Untuk

bed room misalnya DnD/ Please

mek up room sign, gantungan

baju, laundry bag, laundry and

dry cleaning list, safety box,

room service menu, stationary

set, dan lainnya sesuai dengan

standar masing-maisng hotel.

(9)

895

bath towel, hand towel, bath

mat, bath robe, bath soap, toilet

paper, sampo, bath foam,

shower cap, conditioner, denta

set, dan lainnya (Rumekso,

2005).

(4) Room dan pembersihannya,

yang meliputi jenis kamar,

status kamar dan teknik

pembersihan kamar.

(5) Public area yang meliputi ruang

lingkup kerja dan Prosedur

Operasional Standar (POS).

(6) Laundry dan linen yang

meliputi fungsi laundry,

pemahamanan umum linen

dan laundry, penerimaan linen

kotor, penyeleksian dan

penghitungan jumlah linen

yang dicuci, perlindungan diri

dalam operasional laundry dan

siklus pencucian.

(7) Florist/gardener

KESIMPULAN

Berdasarkan proses

pelaksanaan dan hasil yang dicapai

dalam kegiatan pelatihan

pembuatan cenderamata yang

melibatkan beberapa siswa SMK

Pariwisata di Singaraja dapat

disimpulkan sebagai berikut.

Product knowledge merupakan

informasi detail tentang tentang

produk yang dijual hendaknya

dipahami oleh setiap karyawan di

hotel, baik mereka yang masih

sebagai trainee, daily worker,

tenaga kontrak maupun pekerja

tetap. Hotel sebagai industri yang

menjual produk nyata dan tidak

nyata (layanan), dituntut untuk

mampu menjual produk hotel

dengan baik, melalui pemahaman

pada setiap produk yang ada di

hotel. Pada hotel, terdapat dua

departemen besar yang menjadi

prioritas hotel untuk meningkatkan

pendapatan, yakni Food and

Beverage Department dan

Housekeeping Department.

Memahami pentingnya product

knowledge pada kedua departemen

tersebut, maka SMK sebagai

sebuah sekolah yang dirancang

untuk menyiapkan peserta didik

atau lulusan yang siap memasuki

dunia kerja dan mampu

mengembangkan sikap profesional

di bidang sesuai dengan yang

dipilih, diharapkan mampu

menghasilkan lulusan yang

memiliki kompetensi yang

ditentukan. Namun, masih

terbatasnya sumber daya manusia

yang berkualitas, pelatihan yang

dilakukan oleh pihak universitas

dan praktisi akan mampu

membantu meningkatkan

(10)

Widiastini, Andiani, Rahmawatui-Pelatihan Product Knowledge di Bidang Perhotelan

896

pada siswa SMK pariwisata di

Singaraja di bidang Food and

Beverage Department dan

Housekeeping Department.

DAFTAR PUSTAKA

Marsum, A.W. 2005. Restoran dan

Segala Permasalahannya,

Edisi IV. Yogyakarta: Andi

Rumekso, 2002. Housekeeping

Hotel. Yogyakarta: Andi

Rumekso, 2005. Housekeeping

Hotel Floor Section.

Yogyakarta: Andi

Soekresno. 2000. Manajemen Food and Beverage Servis Hotel.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sulastiyoso, 1994. Teknik dan Prosedur Pelayanan Tata

Graha (Housekeeping

Services, Technique, and

Procedure. Bandung :

Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Widiastini, Ni Made Ary. 2017.

Buku Ajar Housekeeping. Singaraja: Fakultas Ekonomi

Universitas Pendidikan

Gambar

Gambar 1. Pelatihan Bagi SMK

Referensi

Dokumen terkait

Kelompok Kerja Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi Dinas PU Bina Marga Kabupaten Cianjur dengan ini mengundang calon penyedia barang/jasa untuk

Tujuan Penelitian ini adalah membuat prototype e-learning yang dirancang untuk kebutuhan e-learning di (MTI) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta dan

Penambangan batu gunung di Desa merangin ini tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga menimbulkan dampak negatif terutama pada kerusakan lingkungan

Format disesuaikan dengan ijazah/STTB tahun kelulusan yang bersangkutan (tahun 2000 s.d 2004 tidak ada nilai di ijazah/STTB). pas foto terbaru 3 X 4 cm cap tigajari

KEY WORDS: Total variation, ROF model, Gaussian noise, Poisson noise, Mixed Poisson-Gaussian noise, Image processing, Biomedical image, Euler-Lagrange

• Expository teaching membantu anak mengasah kemampuan kognitifnya misalnya dengan adanya interaksi yang tinggi antara pendidik dan peserta didik, pemberian contoh yang banyak

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden secara langsung kepada pasien jasa Puskesmas Welahan 1

[r]