• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korespondensi : lingga_mid04yahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Korespondensi : lingga_mid04yahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

Siti Nadzifah Lingga Kurniati*)

*) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :lingga_mid04@yahoo.com

ABSTRAK

ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain ibu merasa ASI-nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya (Depkes RI, 2005).

Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif (Kodrat, 2010 : 20).

Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif uji analisa univariat dan bivariat dengan pendekatan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 ibu yang mempunyai bayi umur 6- 12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Sedangkan sampel sebanyak 34 dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh dengan cara kuesioner.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh dukungan emosional sebanyak 17 responden (50,0%), instrumental sebanyak 17 responden (50,00%), informasional sebanyak 15 responden (44,1%), dukungan penilaian sebanyak 18 responden (52,3%).Responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%). Hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif, didapatkan p value sebesar 0,002. Hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapat p value sebesar 0,004. Hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkanp valuesebesar 0,009. Hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,001. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan agar program pemberian ASI eksklusif bisa berhasil.

Kata kunci : Dukungan suami, pemberian ASI eksklusif.

PENDAHULUAN

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2003,

(2)

sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat. Informasi

tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu

(BKPP-ASI), dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A (Prasetyono, 2009).

World Health Organization (WHO), UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men. Kes/SK/ IV/2004 tanggal 7

April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan,

yang menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan

yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi

tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan

ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009).

Menurut Rosita (2008 : 36) masalah dari berbagai penelitian baik di Indonesia

maupun di luar negeri, diketahui banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat

kegiatan menyusui. Bahwa murka bila istri lebih memilih merawat bayinya ketika

suami membutuhkan bantuan. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Rumah

Sakit hanya 44% ibu yang menyusui bayi saat di Rumah Sakit dan angka ini menurun

manjadi 13% setelah 6 bulan persalinan. Sejumlah 36% ibu menyatakan suaminya

merasa tidak nyaman melihat istri memberikan ASI di muka umum. Di samping itu,

ada rasa cemburu terhadap hubungan yang begitu intim dan istimewa antara ibu dan

bayi saat bayi diberi ASI. Ada juga suami yang berpendapat ia kehilangan intim

bersama istri.

Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance kerja sama dengan Bangkitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar,

(3)

ASI eksklusif 4 – 5 bulan di perkotaan antara 14% – 21%, sedangkan di pedesaan 14%

– 26%. Pencapaian ASI eksklusif 5 – 6 bulan di perkotaan berkisar antara 3% – 18%

sedangkan di pedesaan 6% – 19% (Kodrat, 2010).

Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta

bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari

total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu - ibu tersebut tidak pernah

mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah

mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif. Pada sebuah lembaga survei

kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih 53,5%, pemberian ASI kepada

bayi satu jam pasca persalinan hanya 9%, sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada

hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7%. Rendahnya tingkat pemberian ASI

eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita di

Indonesia (Kodrat, 2010).

Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008

pencapaian target ASI eksklusif yaitu mencapai 80% namun saat ini pemberian ASI

esklusif hanya berjumlah 28,69%.Dari target Provinsi Jawa Tengah maka di wilayah

Kota Semarang pada tahun 2009 target yang dicapai sangatlah jauh dari sasaran yaitu

24,6%. Dari jumlah presentase ASI eksklusif di Kota Semarang cakupan ASI eksklusif

terendah adalah di Puskesmas Padangsari pada tahun 2009 sebanyak 1,6% dari semua

jumlah ibu menyusui (Puskesmas Padangsari : 2009). Dari hasil studi pendahuluan

bulan Desember di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang pada 10 ibu yang

mempunyai bayi berumur 6 – 12 bulan dengan metode kuesioner terdapat 2 ibu (20%)

yang mendapatkan dukungan suami dengan baik sehingga ibu memberikan ASI

(4)

ibu (40%) kurang mendapatkan dukungan suami sehingga mempengaruhi ibu untuk

tidak memberikan ASI eksklusif.

Dalam hal ini dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat,

sangatlah berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang

didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk

dapat bertahan terus untuk menyusui. Dalam hal ini suami atau keluarga sangat besar

pengaruhnya. Apabila kurang yakin maka carilah bantuan dukungan karena akan

sangat membantu membangkitkan kepercayaan diri demi keberhasilan menyusui

terutama ASI eksklusif (Proverawati, 2010).

Berdasarkan data dan latar belakang tersebut di atas maka penulis ingin

meneliti “Hubungan dukungan suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik

Semarang. Dilakukan pada bulan Maret- April 2011. Penelitian ini menggunakan

rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran variabel independen yakni dukungan suami sedangkan variabel dependen

pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang mana keduanya diukur pada waktu yang

bersamaan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat

(5)

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 152 ibu yang mempunyai

anak usia 6 – 12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari

Banyumanik Semarang. Jumlah sampel yaitu 34 responden, dengan menggunakan

sampel acak atau random, yaitu menggunakan sebagian dari jumlah ibu yang

mempunyai bayi umur 6 – 12 bulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

a. Dukungan Emosional

Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan emosional dapat

dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel. 1

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Emosional

Dukungan Emosional Jumlah %

Kurang 2 5,9

Sedang 15 44,1

Baik 17 50,0

Total 34 100

Mencermati tabel 1 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar

responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam

kategori baik sebanyak 17 responden (50%).

b. Dukungan Instrumental

Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan instrumental dari

(6)

Tabel. 2

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Instrumental

Dukungan Instrumental Jumlah %

Kurang 4 11,8

Sedang 17 50,0

Baik 13 38,2

Total 34 100

Mencermati tabel 2 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar

responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI

eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden (50,00%) .

c. Dukungan Informasional

Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan informasional dapat

dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel. 3

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Informasional

Dukungan Informasional Jumlah %

Kurang 5 14,7

Sedang 15 44,1

Baik 14 41,2

Total 34 100

Mencermati tabel 3 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar

responden dengan dukungan informasional yang sedang sebanyak 15 responden

(7)

d. Dukungan Penilaian

Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan penilaian dapat

dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel. 4

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Penilaian

Dukungan Penilaian Jumlah %

Kurang 4 11,8

Sedang 18 52,9

Baik 12 35,3

Total 34 100

Mencermati tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar

responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden

(52,3%).

e. Pemberian ASI Eksklusif

Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif dapat

dirangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel. 5

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif Jumlah %

Tidak 22 64,7

Ya 12 35,3

(8)

Mencermati tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar

responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden

(64,7%).

2. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan dukungan suami dalam proses

laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas

Padangsari Banyumanik Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Hubungan antara Dukungan Emosional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Tabel 6

Hubungan antara Dukungan Emosional Suami dalam Proses Laktasi dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Dukungan Emosional

Pemberian ASI Eksklusif Total

Tidak Ya n %

N % n %

Kurang 2 100 0 0,0 2 100

Sedang 14 93,3 1 6,7 15 100

Baik 6 35,3 11 64,7 17 100

Total 22 64,7 12 35,3 34 100

Chi square = 12,913, dk = 2 p value = 0,002

Tabel 6 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 2 responden dengan

dukungan emosional dari dukungan suami yang kurang, sebanyak 100%

responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang

mendapatkan dukungan sedang sebanyak 15 responden, yang tidak memberikan

ASI eksklusif pada bayi 93,3% dan yang memberikan ASI eksklusif pada bayi

(9)

sebanyak 64,7% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,3%

tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif

pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,

didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam

proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja

Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.

2. Hubungan antara Dukungan Instrumental Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Tabel 7

Hubungan antara Dukungan Instrumental Suami dalam Proses Laktasi dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Dukungan Instrumental

Pemberian ASI Eksklusif Total

Tidak Ya n %

N % n %

Kurang 4 100 0 0,0 4 100

Sedang 14 82,4 3 17,6 17 100

Baik 4 30,8 9 69,2 13 100

Total 22 64,7 12 35,3 34 100

Chi square = 11,056, dk = 2 p value = 0,004

Tabel 7 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 4 responden dengan

dukungan instrumental dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden mendapatkan dukungan sedang

(10)

bayi dan hanya 17,6% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden

yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 13 responden, sebanyak 69,2%

memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 30,8% tidak memberikan

ASI eksklusif pada bayi.

Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik

Semarang, didapatkanChi square sebesar 11,056 dengan p valuesebesar 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan instrumental suami

dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja

Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang

3. Hubungan antara Dukungan Informasional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Tabel 8

Hubungan antara Dukungan informasional Suami dalam Proses Laktasi dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Dukungan Informasional

Pemberian ASI Eksklusif Total

Tidak Ya n %

N % n %

Kurang 5 100 0 0,0 5 100

Sedang 12 80,0 3 20,0 15 100

Baik 5 35,7 9 64,3 14 100

Total 22 64,7 12 35,3 34 100

(11)

Tabel 8 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 5 responden dengan

dukungan informasional dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden

tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan

dukungan sedang sebanyak 15 responden, sebanyak 80,0% tidak memberikan

ASI eksklusif pada bayi dan hanya 20,0% yang memberikan ASI eksklusif pada

bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 14 responden,

sebanyak 64,3% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,7%

tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik

Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional

suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah

kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.

4. Hubungan antara Dukungan Penilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Tabel 9

Hubungan antara DukunganPenilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan

Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Dukungan Penilaian

Pemberian ASI Eksklusif Total

Tidak Ya N %

N % n %

Kurang 4 100 0 0,0 4 100

Sedang 15 83,3 3 16,7 18 100

(12)

Total 22 64,7 12 35,3 34 100

Chi square = 13,201, dk = 2 p value = 0,001

Tabel 9 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 4 responden dengan

dukungan penilaian dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan

sedang sebanyak 18 responden, sebanyak 83,3% tidak memberikan ASI

eksklusif pada bayi dan hanya 16,7% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 12 responden, sebanyak

75,0% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 25% tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif

pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,

didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian dari suami dalam

proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja

Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.

Pembahasan

1. Dukungan Emosional

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden

memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik

(13)

memberikan gambaran bahwa suami dapat melindungi dan mengayomi istri dalam

pemberian ASI eksklusif pada bayinya.

2. Dukungan Instumental

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar

responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI

Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden atau 50,00%. Hal ini memberikan

gambaran dukungan suami dalam hal pemberian dukungan instrumental masih dalam

kategori sedang. Fungsi keluarga sebagai sumber pertolongan pertama pada istri

sudah dapat berjalan dengan baik.

3. Dukungan Informasional

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar

responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 15 responden atau

41,1%. Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam proses laktasi

pemberian ASI Eksklusif pada bayi memberikan dukungan baik sedang. Keluarga

sebagai salah satu kesatuan dinama perlu adanya komunikasi yang baik terutama

dalam hal saling nasehat nasehati antara satu dengan lain lain jika terjadi sebuah

kesalahan sangat diperlukan.

4. Dukungan Penilaian

Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik,

perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan) (Suhita, 2005).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar

responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden atau

(14)

sudah dapat berjalan dengan cukup baik. Dukungan suami dalam hal penilaian sangat

diperlukan oleh seorang istri, karena jika istri mengalami sebuah masalah, maka peran

suami sebagai penilaian sangat diperlukan terutama dalam hal pemberian ASI

eksklusif bagi bayinya. Peran suami sebagai penialain yang cukup baik tersebut akan

menjadikan proses laktasi pemberian ASI eksklusif pada bayi juga akan dapat

berjalan dengan baik pula.

5. Pemberian ASI Eksksluif

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden

dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden atau 64,7%

dibandingkan yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 12 responden atau 35,3%.

Hal ini memebrikan gambaran bahwa masih banyaknya para ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dimana sebenarnya dengan pemberian ASI

eksklusif tersebut akan banyak diperoleh manfaat-manfaat yang tidak bisa ditemukan

pada makanan atau minuman lain selain ASI.

6. Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan

antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,

didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari

(15)

Bahwa dukungan atau suport dari orang lain atau orang terdekat khususnya

suami, sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Dalam hal ini dukungan

suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya, seorang ibu kurang mendapat

dukungan suami, adik atau bahkan ditakut-takuti, dipengaruhi untuk untuk beralih ke

susu formula.

7. Hubungan antara Dukungan Instrumental dari Suami dalam Proses Laktasi

dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan

antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,

didapatkan Chi square sebesar 22,056 dengan p value sebesar 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari

Banyumanik Semarang..

Pada responden dengan dukungan isntrumental suami yang termasuk dalam

kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada

bayi, responden dengan dukungan instrumental dari suami yang sedang sebagian

besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan

dukungan instrumental dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI

(16)

8. Hubungan antara Dukungan Informasional dari Suami dalam Proses Laktasi

dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan

antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,

didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses

laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas

Padangsari Banyumanik Semarang..

Pada responden dengan dukungan informasional suami yang termasuk dalam

kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada

bayi, responden dengan dukungan informasional dari suami yang sedang sebagian

besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan

dukungan informasional dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI

eksklusif pada bayi. .

9. Hubungan antara Dukungan Penilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan

antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI

eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,

(17)

lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini

berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari

Banyumanik Semarang.

Pada responden dengan dukungan penilaian dari suami yang termasuk dalam

kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada

bayi, responden dengan dukungan penilaian dari suami yang sedang sebagian besar

tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan

dukungan penilaian dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif

pada bayi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Padangsari Banyumanik Semarang diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang

termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden (50,0%).

2. Sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal

pemberian ASI Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden (50,00%).

3. Sebagian besar responden dengan dukungan informasional yang sedang sebanyak 15

responden (44,1%).

4. Sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18

responden (52,3%).

5. Sebagian besar responden dengan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 22

(18)

6. Ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari

Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar < 0,05.

7. Ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari

Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value < 0,05.

8. Ada hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi

dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari

Banyumanik Semarang, didapatkanChi squaresebesar 9,416 dengan p value< 0,05. 9. Ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan

pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari

Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value > 0,05.

KEPUSTAKAAN

Alimul Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Anggraini, S. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008. Semarang.

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika.

(19)

, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nursalam, Siti P. 2003. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika.

Prasetyono Sunar. 2009. ASI Eksklusif. Jogyakarta : DIVA Press.

Proverawati, Rahmawati. 2010. ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Roesli, Utami, 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Nuhamedia. Jogjakarta.

Rosita, Syarifah. 2008. ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana.

Sujiati, Nurjanah, Kurniati. 2010. Asuhan Ibu Nifas ASKEB III.Yogyakarta : Cyrillus Publisher.

Syasya Azisyah. 2010. Sukses Menyusui Walaupun Bekerja. Jakarta : Gema Insani Press.

Apakah itu dukungan (2003): http://www.//K:\ dukungan internet.html. 2003

Gambar

Tabel. 3Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Informasional
Tabel 8
Tabel 9 menunjukkan bahwa bahwa  sebanyak 4 responden dengan

Referensi

Dokumen terkait

Pa : gerak jatuh bebas adalah gerak yang tidak dipengaruhi oleh kecepatan awal tapi dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan ketinggian suatu benda, arah geraknya selalu kebawah.

[r]

Pendidikan yang telah dilakukan SMP Al-Islam I Surakarta terhadap peserta didik, tidak lain untuk mengembalikan manusia kepada aqidah yang benar, yakni aqidah

Sebaliknya nilai P-tersedia yang lebih tinggi pada perlakuan lainnya dikarenakan tanah mendapat tambahan unsur fosfat dari pupuk P dan mikroorganisme pelarut fosfat dalam pupuk

Membran komposit khitosan dengan komposisi optimum dipotong menjadi potongan-potongan kecil (1,6 cm x 5,0 cm) dan direndam dalam larutan asam sulfat dengan variasi

Salah satu acara unggulan pada stasiun televisi Trans 7 dan merupakan salah satu program acara terlama, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan

Mengacu pada karakteristik masyarakat berdasarkan kondisi ekonomi, sosial, budaya dan psikologis, dapat dipetakan tipe masyarakat Desa Darmo yang menjadi sasaran (target group)

There- fore, using a finite mixture of Dirichlets helps correct for the limitations of the unsegmented Dirichlet high- lighted by Fader and Schmittlein (1993). Apart