• Tidak ada hasil yang ditemukan

Critical Review Dampak Urbanisasi Terh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Critical Review Dampak Urbanisasi Terh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Awal mula terciptanya ekonomi adalah sejar manusia menciptakan, memasok, serta mendistribusikan barang / jasa. Sebagian barang yang menjadi objek dalam kegiatan ekonomi di masa dulu adalah produk pertanian. Seiring dengan berkembangnya masyarakat, sistem ekonomi yang digunakan juga semakin kompleks.

Ekonomi lahir dengan tujuan untuk memakmurkan dan mensejaterahkan setiap individu yang menerapkannya. Manusia sebagai makhluk ekonomi memiliki insting untuk melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi sendiri adalah sebuah istilah yang mengacu pada setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling baik dan menguntungkan. Tindakan ekonomi didasari oleh prinsip ekonomi dan didukung oleh motif ekonomi. Ke 3 hal tersebut yang menyebabkan kemajuan peradaban dan kemajuan sistem ekonomi hingga sekarang.

Salah satu fungsi kota sebagai tempat melangsungkan kehidupan manusia adalah fungsi ekonomi. Fungsi ekonomi ini memainkan peranan yang besar dalam perkembangan kota. Fungsi ekonomi dalam kehidupan manusia mengakibatkan adanya aktivitas ekonomi yang mempengaruhi pengguaan lahan dan menggambarkan struktur ruang kota

Perkembangan kota sangat dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi di wilayah tersebut. Semakin cepat laju ekonomi kota tersebut, semakin maju peradaban kota tersebut. Hal hal lain yang mempercepat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan kota adalah proses urbanisasi. Urbanisasi adalah,suatu proses kenaikan proporsi jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Selain itu dalam ilmu lingkungan, urbanisasi dapat diartikan sebagai suatu proses pengkotaan suatu wilayah.

Terdapat banyak faktor penarik dan pendorong mengapa urbanisasi bisa terjadi secara besar besaran pada 10 tahun terakhir ini. Faktor penarik adalah faktor yang berasal dari luar, dalam konteks jurnal ini adalah faktor yang berasal dari kota. Faktor pendorong adalah faktor yang berasal dari dalam, dalam konteks ini adalah faktor yang berasal dari daerah asal atau desa. Hal itu akan memberikan beberapa dampak yang besar pada keadaan sebuah kota. Dalam review jurnal “dampak urbanisasi terhadap pemukiman kumuh (slum area) di daerah perkotaan”, akan dibahas bagaimana proses urbanisasi

(2)

mempengaruhi keadaan pemukiman di sebuah kota hingga akhirnya muncullah pemukiman migrasi dari suatu daerah yang bersifat homogen (desa atau kota kecil) menuju daerah yang bersifat heterogen (kota). Kedua, menunjuk pada perkembangan suatu daerah yang semula bersifat homogen berubah menjadi suatu kawasan yang bersifat heterogen. Dengan demikian, urbanisasi dapat diartikan sebagai berubahnya suatu masyarakat pada kawasan tertentu dari sifat homogen menjadi heterogen, baik disebabkan karena perkembangan masyarakat dari kawasan itu sendiri maupun karena proses migrasi dari daerah lain .

(3)

Pemukiman kumuh

Pemukiman kumuh adalah pemukiman yang tidak layak huni karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis. Suatu pemukiman kumuh dapat dikatakan sebagai pengejaan dari kemiskinan, karena pada umumnya di pemukiman kumuhlah masyarakat miskin tinggal dan banyak kita jumpai di kawasan perkotaan. Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan, peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.

Di berbagai kawasan kumuh, khususnya di negara-negara miskin, penduduk tinggal di kawasan yang sangat berdekatan sehingga sangat sulit untuk dilewati kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaran. Kurangnya pelayanan pembuangan sampah juga mengakibatkan sampah yang bertumpuk-tumpuk.

Peningkatan kawasan kumuh juga berkembang seiring dengan meningkatnya

populasi penduduk, khususnya di dunia ketiga. Pemerintah-pemerintah di dunia sekarang ini mencoba menangani masalah kawasan kumuh ini dengan memindahkan kawasan

perumahan tersebut dengan perumahan modern yang memiliki sanitasi yang baik (umumnya berupa rumah bertingkat).

Beberapa ciri-ciri daerah kumuh ini antara lain:

 Dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, baik karena pertumbuhan penduduk akibat kelahiran mapun karena adanya urbanisasi.

 Dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap, atau berproduksi subsisten yang hidup di bawah garis kemiskinan.

 Rumah-rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah darurat yang terbuat dari bahan-bahan bekas dan tidak layak.

 Kondisi kesehatan dan sanitasi yang rendah, biasanya ditandai oleh lingkungan fisik yang jorok dan mudahnya tersebar penyakit menular.

(4)

 Pertumbuhannya yang tidak terencana sehingga penampilan fisiknya pun tidak

teratur dan tidak terurus; jalan yang sempit, halaman tidak ada, dsb.

 Kuatnya gaya hidup “pedesaan” yang masih tradisional.

 Secara sosial terisolasi dari pemukiman lapisan masyarakat lainnya.

 Ditempati secara ilegal atau status hukum tanah yang tidak jelas ( bermasalah ).

 Biasanya ditandai oleh banyaknya perilaku menyimpang dan tindak kriminal.

Namun kondisi kumuh tidak dapat digeneralisasi antara satu kawasan dengan kawasan lain karena kumuh bersifat spesifik dan sangat bergantung pada penyebab terjadinya kekumuhan. Tidak selamanya kawasan yang berpenduduk jarang atau kawasan dengan mayoritas penghuni musiman/liar masuk dalam kategori kumuh. Kerenanya penilaian tingkat kekumuhan harus terdiri dari kombinasi dari beberapa indikator kumuh yang ada. Anak-anak yang tinggal di kawasan yang kumuh akan terganggu kesehatan dan kenyamanan tempat tinggal karena kelalaian pemerintah yang tidak memperhatikan dan memperdulikan akan kebersihan lingkungan negaranya bagi rakyat.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Pada jurnal, variabel yang diteliti adalah kota yang mengalami urbanisasi. Dalam jurnal tersebut diamati perkembangan jumlah penduduk di kota besar dari tahun ke tahun dimulai tahun 1950 sampai di proyeksi kan jumlah penduduk di kota besar di tahun 2020. Di akhir akan dijelaskan apa dampak dari urbanisasi pada pemukiman kumuh di kota besar.

Review

(5)

kendaraan seperti ambulans dan pemadam kebakaran. Kurangnya pelayanan pembuangan

sampah juga mengakibatkan sampah yang bertumpuk-tumpuk.

Umumnya pemukiman kumuh bersifat liar karena dibangun secara tidak resmi pada lahan kosong milik pemerintah maupun swasta. Warga dari pemukiman kumuh tersebut sebagian besar bekerja pada sektor informal seperti pedagang kaki lima, pemulung, kuli bangunan, dan pekerjaan kasar lainnya. Banyak dari mereka yang bekerja di sektor informal disebabkan sektro tersebut sangat mudah dimasuki oleh semua orang. Kurangnya pendidikan dan keterampilan dari individu yang tinggal di pemukiman kumuh yang menyebabkan sektor informal menjadi sasaran hangat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Masalah yang seringkali dihadapi kota kota di banyak negara negara berkembang adalah pesatnya laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Faktor utama yang mempercepat laju pertumbuhan penduduk adalah kelahiran yang tinggi dan arus perpindahan dari desa ke kota yang tinggi.

Secara umum urbanisasi memiliki makna pengkotaan suatu daerah atau berubah nya suatu daerah menjadi kota. Pengkotaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu pengkotaan secara fisik dan pengkotaan secara mental. Pengkotaan secara fisik dapat dilihat dari pembangunan gedung gedung, jumlah penduduk, berkembangnya luas areal, dan variasi tata guna lahan yang non agraris. Pengkotaan secara mental dapat terlihat dari perkembangan nilai nilai dan gaya hidup.

Terdapat faktor faktor yang menyebabkan individu meninggalkan desa nya dan memilih untuk pindah ke kota besar. Faktor yang berasal dari kota besar disebut dengan “faktor penarik” sedangkan faktor yang berasal dari desa disebut dengan “faktor pendorong”. Faktor ekonomi seringkali menjadi daya tarik utama mengapa individu mau menginggalkan tempat sebelumnya ke tempat yang baru. Kegiatan ekonomi yang utama di pedesaan adalah sektor agraria sedangkan kegiatan ekonomi yang utama di kota besar adalah sektor industri. Kaum migran dari desa kebanyakan tidak memiliki tingkat pondidikan dan keahlian yang dibutuhkan sektor industri dan sektor modern lainnya yang ada di kota besar sehingga mereka mencari pekerjaan apa saja yang dapat menghidupi mereka. Hal ini yang mendorong timbulnya sektor informal yang menjamur di kota kota besar. Padahal sektor ini dianggap mengganggu pemandangan dan ketertiban kota.

(6)

tanah negara yang kosong atau pada jalur hijau sepanjang bantaran sungan, bantaran rel kereta api, dll.

Urbanisasi seringkali di ikuti masalah sosio kutural. Para imigran dari desa akan menghadapi perbedaan budaya dan perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya culture shock pada jiwa mereka. Selain itu, perbedaan tingkat kemajuan teknologi juga berpengaruh pada masalah sosio cultural tiap individu. Akibatnya, para imigran tidak memiliki nilai nilai yang dapat mendukung bagi kehidupan kota yang beradab. Hal ini berpotensi memunculkan tindakan yang tidak di inginkan seperti kekerasan di kawasan perkotaan.

Critical review

Kota merupakan konsentrasi pemukiman penduduk yang makin lama makin meluas. Konsentrasi di dalam pemukiman penduduk di daerah perkotaan sangat tinggi kepadatannya. Pada proses pengkotaan akan terjadi lonjakan kepadatan penduduk yang cukup tajam. Dengan meningkatnya kepadatan penduduk tanpa di imbangi dengan penyediaan kebutuhan yang memadai, akan timbul masalah masalah baru. Masalah yag diteliti pada jurnal ini adalah dampak dari urbanisasi pada pemukiman kumuh di kota besar.

Urbanisasi identik dengan kemajuan teknologi. Dalam proses pengkotaan suatu daerah, akan terjadi modernisasi dan pergeseran kebiasaan kebiasaan. Dengan adanya urbanisasi, terjadilah proses modernisasi di daerah tersebut. Modernisasi sering diidentikkan dengan pembangunan. Tujuan dari dilakukannya pembangunan adalah untuk mencapai kemakmuran bagi setiap rakyatnya. Demikianlah secara ideal pembangunan itu dilakukan oleh suatu negara. Akan tetapi, dalam melakukan proses pembangunan terdapat berbagai kendala guna pencapaiannya. Dimana, pembangunan yang dilakukan hanya dirasakan oleh segelintir orang saja. Hal demikian, bila melihat tujuan dari pembangunan Indonesia sangatlah bertentangan, karena tujuan dari pembangunan Indonesia adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Ini berarti bahwa pembangunan yang dilakukan oleh bangsa ini hasilnya harus dirasakan dan dinikmati oleh rakyat indonesia tanpa terkecuali sehingga kesejahteraan rakyat indonesia baik fisik maupun psikis dapat terwujud.

Kita dapat melihat adanya perbedaan pembangunan di daerah desa dan daerah kota. Pembangunan di daerah desa lebih lambat sedangkan di kota besar pembangunan dilaksanakan lebih cepat. Hal itu lah yang menjadi salah satu penarik individu untuk pindah ke kota besar dan meninggalkan desa mereka masing masing. Dengan demikian, terjadilah ledakan penduduk yang besar.

(7)

mereka yang datang ke kota, maka akan sulit untuk dapat bersaing dengan lainnya – kebanyakan mereka yang datang ke ibu kota tidak memiliki keahlian yang cukup memadai. Hal demikian mengakibatkan mereka beralih pada pekerjaan di sektor-sektor informal lainnya seperti dengan menjual bakso, tukang becak, penjual kaki lima, dll. Sedangkan bagi mereka yang tidak memiliki modal atau tidak memiliki keahlian sama sekali, akhirnya terpaksa menjadi pengangguran atau bila sudah tidak memiliki pilihan lain, terpaksa melakukan kejahatan.

Pesatnya pertumbuhan daerah perkotaan juga telah menyebabkan terjadinya kompetisi dalam penggunaan lahan, yang pada gilirannya akan menimbulkan permasalahan dalam perencanaan penggunaan lahan, misalnya antara penggunaan lahan untuk perumahan dengan penggunaan lahan untuk industri, atau penggunaan lahan untuk ruang terbuka hijau, pemukiman atau perkantoran. Sementara itu, secara bersamaan terjadi penciutan luas lahan pertanian, akibat dari perluasan lahan untuk perkantoran, pusat perbelanjaan, pertokoan dan lainnya.

Pemukiman kumuh ilegal merupakan salah satu permasalahan dalam penggunaan lahan. Daerah kumuh sering dikategorikan sebagai “daerah rawan”. Kerawanannya terletak pada potensi tinggi yang dipunyai daerah-daerah ini meningkatkan perilaku menyimpang dan meninggikan angka kriminalitas kota yang bersangkutan Meskipun hal ini mempunyai kebenarannya, namun kenyataannya adalah bahwa tidak semua penduduk daerah-daerah kumuh terlibat dalam perilaku menyimpang atau perilaku yang melanggar hukum pidana. Kemungkinan besar hanya sebagian kecil saja yang hidup dari kejahatan. Yang mungkin benar adalah bahwa sering ada rasa “apathy” dan “fatalism” untuk merubah kehidupan sendiri ataupun lingkungannya. Juga umumnya mereka cenderung mempunyai toleransi yang lebih besar terhadap “perilaku menyimpang” pada umumnya, khususnya apabila dilakukan terhadap “dunia luar mereka”.

Kesimpulan

Urbanisasi merupakan proses pengkotaan suatu daerah atau proses berubahnya suatu wilayah menjadi kota. Proses pengkotaan sendiri mengakibatkan beberapa hal pada kota tersebut seperti pembangunan yang pesat, kemajuan teknologi, modernisasi, dan pergeseran kebiasaan kebiasaan.

(8)

yang ada disana. Sedangkan salah satu faktor pendorong masyarakat untuk melakukan migrasi ke kota besar adalah kurang tersedianya pemenuh kebutuhan di desa.

(9)

Daftar Pustaka

Aryunto, Primus. “Pengaruh Perkembangan Ekonomi Kota Terhadap Struktur Ruang Kota (Studi Kasus Kabupaten Gresik)”.

http://www.academia.edu/9743062/PENGARUH_PERKEMBANGAN_EKONOMI_KOTA_TE RHADAP_STRUKTUR_RUANG_KOTA . 16 Maret 2015

Hartono, Rudi. Mei 2010. “Pembangunan, Urbanisasi Kaitannya Dengan Kriminalitas Pada Pemukiman Kumuh di Jakarta”. https://masroed.wordpress.com/2010/05/29/pembangunan-urbanisasi-kaitannya-dengan-kriminalitas-pada-pemukiman-kumuh-di-jakarta/ . 14 Maret 2015

Kurniawan, Kholis. Maret 2014. “Pengaruh dari Pertumbuhan suatu Kota Terhadap

Perkembang Ekonomi di Wilayah Sekitarnya”. http://www.kholishk.com/2014/03/pengaruh-dari-pertumbuhan-suatu-kota.html . 18 Maret 2015

Ayut, Murni Setya Winingsih, November 2009. “Pemukiman Kumuh”.

http://murni-motivasi.blogspot.com/2009/11/pengertian-pemukiman-kumuh-adalah.html . 17 Maret 2015

(10)

Referensi

Dokumen terkait