• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH AUDIT SIKLUS PENDANAAN disusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH AUDIT SIKLUS PENDANAAN disusun"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

"MAKALAH AUDIT SIKLUS

PENDANAAN"

disusun untuk memenuhi mata kuliah Pengauditan II

Oleh :

Syarifah Mellyannur (C1C112434)

Ratna Ferdiyanti Sari (C1C112413)

Dosen Pengajar :

Bapak Drs. Sarwani,M.Si,Ak,CA

PROGRAM STUDI NON REGULER (EKSTENSI)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul “MAKALAH AUDIT SIKLUS PENDANAAN”.

Kami berharap makalah ini bisa bermanfaat serta memberikan sumbangan pengetahuan bagi semua pihak yang tertarik dan ingin mengetahui tentang bagaimana proses audit pada siklus pendanaan, terutama bagi mahasiswa yang mempelajari mata kuliah Pengauditan II.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, November 2014

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Audit laporan laba rugi biasanya berfokus pada bagaimana pekerjaan auditor atas pengendalian internal melalui memberikan bukti pada akun-akun laporan laba rugi dan bagaimana akun-akun laporan laba rugi tersebut di audit pada saat dilakukannya audit pada akun-akun neraca terkait. Tujuan menyeluruh dari audit atas laporan keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan GAAP (prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum). Untuk itu seorang auditor harus memperoleh bahan bukti yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Disamping itu pilihan akan audit dipengaruhi oleh :

1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien

2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan catatan klien 3. Keputusan tentang asersi yang material bagi laporan keuangan

4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini akan diuraikan perumusan masalah yakni : 1. Bagaimana konsep dasar siklus pendanaan

2. Bagaimana audit terhadap utang jangka panjang

3. Apa saja tujuan dalam pelaksanaan audit siklus pendanaan

4. Bagaimana penyusunan program audit siklus pendanaan dan penerapan prosedur auditnya. 5. Bagaimana pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dalam prosedur audit

siklus pendanaan, serta

6. Bagaimana pengujian substantif atas saldo ekuitas pemegang saham dalam prosedur audit siklus pendanaan.

(4)

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Memaparkan dan menjelaskan secara terperinci mengenai materi Audit Siklus Pendanaan 2. Pemenuhan tugas mata kuliah Pengauditan II.

D. MANFAAT

1. Dapat menjadi bahan pengetahuan bagi mahasiswa yang mempelajari mata kuliah Pengauditan II tentang pemahaman mengenai materi audit siklus pendanaan.

(5)

Konsep Dasar Siklus Pendanaan

Aktivitas pendanaan mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembiayaan dengan hutang) atau pemilik (pembiayaan dengan ekuitas). Siklus pendanaan ini berkaitan dengan transaksi mengenai penghimpunan dana dari pihak lain, lease modal, menerbitkan obligasi atau menerbitkan saham preferen maupun saham biasa yang dimaksudkan sebagai setoran modal melalui penjualan saham maupun sebagai utang jangka panjang. Aktivitas pendanaan juga mencakup pembayaran kembali utang jangka panjang yang telah jatuh tempo, mengakuisisi kembali saham (treasury stock) serta pembayaran bunga dan dividen.

Siklus ini meliputi dua kelompok transaksi yaitu :

 Transaksi utang jangka panjang yang meliputi utang obligasi, hipotik, wesel, dan pinjaman beserta pembayaran pokok dan bunganya.

 Transaksi ekuitas pemegang saham (modal) yang meliputi penerbitan dan penebusan kembali saham preferen dan saham biasa serta transaksi pembelian kembali saham dan pembayaran dividen.

Siklus pendanaan bersinggungan dengan siklus pengeluaran kas dimana hal ini memiliki alasan yaitu karena pembayaran bunga obligasi dan dividen oleh perusahaan biasanya dilaksanakan dalam bentuk uang ataupun sejenisnya.

Rekening yang terkait dalam siklus pendanaan yaitu :

(6)

Panjang saham

Obligasi, hipotik, wesel dan pinjaman jangka panjang

Saham preferen

Premi obligasi Saham biasa

Utang bunga Saham dibeli kembali

Biaya bunga Paid-in capital

Laba (rugi) dalam penghentian obligasi

Laba ditahan

Dividen

Utang dividen

Audit Utang Jangka Panjang

Utang jangka panjang bisa memiliki sejumlah fitur yang dapat mempengaruhi prosedur audit yang digunakan misalnya, utang bisa dikonversi menjadi saham atau utang tersebut bisa digabungkan dengan surat hak beli atau warrant, opsi maupun hak yang dapat ditukar dengan saham. Akan tetapi pertimbangan auditor atas utang jangka panjang tidak berbeda dengan akun-akun laporan keuangan lainnya sehingga auditor harus memastikan bahwa jumlah yang tertera pada neraca untuk berbagai jenis utang jangka panjang tidak disalahsajikan secara material.

Tujuan Audit Siklus Pendanaan

(7)

utang jangka panjang yang disampaikan dalam laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen. Tujuan audit siklus pendanaan yaitu sebagai berikut :

Kategori asersi Tujuan audit atas kelompok transaksi

Tujuan audit saldo akun

Keberadaan atau keterjadian

Beban bunga yg dicatat & transaksi laporan laba rugi lainnya menyajikan pengaruh hutang jangka panjang dan peristiwa yang terjadi selama periode berjalan

Saldo hutang jangka panjang yg dicatat merupakan hutang yg ada pada tanggal neraca.

Saldo ekuitas pemegang saham merupakan hak pemilik yg ada pada tanggal neraca.

Kelengkapan Semua transaksi beban bunga dan pendapatan lainnya yang

berkaitan dengan hutang jangka panjang yg terjadi selama periode berjalan telah dicatat.

Saldo hutang jangka panjang merupakan semua hutang kepada kreditor jangka panjang pada tanggal neraca.

Saldo ekuitas pemegang saham merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yg melaporkan.

Hak dan kewajiban Semua saldo hutang jangka

panjang yg tercatat merupakan kewajiban entitas yg

melaporkan

Saldo ekuitas pemegang saham merupakan klaim pemilik atas aktiva entitas yg melaporkan.

Penilaian atau alokasi Transaksi beban bunga dan pendapatan lainnya berkaitan dengan hutang jangka panjang telah dinilai dengan tepat sesuai

(8)

GAAP.

Penyajian dan pengungkapan

Transaksi hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham telah diidentifikasi serta

diklasifikasi dengan tepat dalam laporan keuangan

Saldo hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan.

Semua syarat, ketentuan, komitmen, dan provisi terkait yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang telah diungkap secara memadai.

Semua fakta berkenaan dengan penerbitan saham seperti nilai pari atau nilai ditetapkan saham, saham yg di otorisasi dan diterbitkan serta jumlah saham yg ditahan sebagai treasury stock atau terikat opsi telah diungkapkan.

Penyusunan Program Audit Siklus Pendanaan serta Penerapan Prosedur Audit

Penerbitan obligasi dan saham biasa biasanya merupakan sumber dana modal yang utama. Siklus pendanaan berkaitan dengan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk membayar bunga obligasi, penarikan obligasi, dividen tunai dan pembelian saham treasuri.

Beberapa pertimbangan perencanaan audit meliputi :

(9)

Arti penting dari utang jangka panjang dalam posisi keuangan berbagai perusahan dapat saja berbeda-beda. Pada umumnya di perusahaan, perbandingan utang jangka panjang terhadap total kewajiban dan ekuitas pemegang saham tidak material, tetapi pada perusahaan-perusahaan seperti PLN, perusahaan-perusahaan gas dan air minum utang jangka panjang bisa mencerminkan lebih dari 50% klaim atas total aktiva.

2. Risiko bawaan

Risiko salah saji dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi-transaksi siklus keuangan biasanya rendah, dimana dalam kebanyakan perusahaan transaksi-transaksi siklus ini jarang terjadi kecuali untuk pembayaran bunga dan dividen, yang kadang-kadang ditangani oleh pihak luar. Disamping itu juga, transaksi-transaksi semacam ini kebanyakan membutuhkan otorisasi dari dewan komisaris dan pejabat perusahaan terlibat dalam pelaksanaannya.

3. Risiko prosedur analitis

Merupakan elemen risiko deteksi yang berupa kegagalan prosedur analitis dalam mendeteksi kekeliruan material. Apabila auditor memahami aktifitas-aktifitas investasi dan sifat bisnis klien, maka aktifitas-aktifitas pendanaan klien bisa diperkirakan.

4. Risiko pengendalian

Yaitu penerapan komponen-komponen pengendalian internal atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo pada siklus pendapatan dalam banyak hal serupa dengan apa yang diterapkan untuk siklus investasi. Seperti dalam lingkungan pengendalian, tanggung jawab atas transaksi biasanya dibebankan pada kepala departemen yang harus memiliki integritas dan kompetensi untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Sebagian besar transaksi memerlukan otorisasi dari dewan komisaris dan dewan komitmen audit harus memonitor dengan ketat aktivitas dan pengendalian dalam siklus ini.

5. Dokumen dan catatan

(10)

jurnal penerimaan & pengeluaran kas untuk aktifitas penerbitan dan penghentian utang, sekuritas saham, pembayaran utang, pembayaran bunga serta pengumuman dan pembayaran dividen.

6. Fungsi dan pengendalian yang berkaitan

Fungsi-fungsi siklus pendanaan dan aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan siklus pendanaan yaitu :

 Pemberian otorisasi atas obligasi dan modal saham oleh dewan komisaris berdasarkan perencanaan strategic dan aktivitas investasi perusahaan.

 Penerbitan obligasi dan modal saham yang dilakukan sesuai otorisasi oleh dewan komisaris dan peraturan hukum yang berlaku, yang hasil penerbitannya segera disetorkan ke bank secara utuh serta sertifikat obligasi dan saham tersebut harus di amankan secara fisik.

 Pembayaran bunga obligasi dan dividen tunai sesuai dengan otorisasi dewan komisaris dan manajemen.

 Pelunasan dan pembelian kembali obligasi dan modal saham yang dilakukan sesuai dengan otorisasi dewan komisaris serta saham yang dibeli kembali harus diamankan secara fisik.

 Pencatatan atas transaksi pembelanjaan secara baik dan benar mengenai jumlahnya, penggolongannya dan periode akuntansinya yang sesuai dengan otorisasi dan dokumen pendukung .

Prosedur Analitis yang digunakan untuk mengaudit siklus pendanaan yaitu :

1. Rasio arus kas bebas

(11)

2. Rasio utang berbunga terhadap total asset

Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.

3. Rasio ekuitas pemegang saham terhadap total asset

Memberikan kelayakan atas proporsi ekuitas entitas yang dapat dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya atau data industry.

4. Rasio membandingkan pengembalian atas asset dengan biaya incremental utang

Jika sebuah perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi atas asset dibanding biaya incremental utangnya, maka ini merupakan tanda bahwa entitas dapat menggunakan pembiayaan dengan utang untuk memperluas asset dan laba entitas tersebut.

5. Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa

Memberikan pengujian kelayakan atau ekuitas pemegang saham dengan adanya struktur laba dan pembiayaan perusahaan.

6. Rasio arus kas dari operasi terhadap dividen dan utang lancer

suatu pengujian atas kemampuan entitas untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang apabila rasio kurang dari 1,0 menunjukkan adanya masalah likuiditas yang potensial.

7. Rasio beberapa kali bunga dihasilkan

Pengujian atas kemampuan entitas untuk menghasilkan laba untuk menutup biaya pelunasan utang yang apabila rasio kurang dari 1,0 menunjukkan bahwa laba entitas tidak mencukupi untuk menutupi biaya pendanaan.

(12)

Suatu pengujian kelayakan atas beban bunga yang dicatat yang harus mendekati biaya modal utang rata-rata entitas.

Pengujian Substantif atas Saldo Hutang Jangka Panjang

Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit transaksi berkaitan dengan utang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi seringkali sangat signifikan. Transaksi utang jangka panjang jarang memiliki masalah dengan pisah batas akhir tahun. Oleh karena itu, pengujian substantif atas saldo utang jangka panjang bisa dilakukan sebelum ataupun sesudah tanggal neraca. Pengujian atas biaya yang berkaitan biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian atas saldo utang.

Penentuan Risiko Deteksi

Risiko deteksi untuk semua asersi yang berkaitan dengan saldo rekening biasanya ditetapkan rendah karena sifat dan volume transaksi utang jangka panjang relatif jarang, kecuali untuk asersi kelengkapan dan penilaian atas pengalokasian. Namun auditor harus tetap skeptis terhadap kemungkinan terjadinya utang yang tidak dicatat, karena setiap penilaian risiko pengendalian yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.

Berikut tabel pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang :

Kategori Pengujian Substantif

Prosedur-prosedur awal

1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien untuk menentukan :

a. Signifikansi berbagai sumber pembelanjaan (utang dan ekuitas) bagi perusahaan klien

b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh terhadap kebutuhan perusahaan akan pendanaan dan kemampuan untuk melunasi kewajiban utang maupun ekuitas

(13)

pembelanjaan utang dan ekuitas serta dampak utang terjadap laba bersih.

2. Lakukan prosedur-prosedur awal ats saldo-saldo dan catatan utang jangka panjang yang akan di uji pada tahap berikutnya

a. Telusuri saldo awal utang jangka panjang ke kertas kerja tahun lalu

b. Review aktifitas dalam semua rekening utang jangka panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan dan selidiki ayat-ayat jurnal yang nampak tidak biasa jumlah maupun sumbernya

c. Dapatkan daftar utang jangka panjang dari klien dan pastikan bahwa data dalam daftar sesuai dengan catatan akuntansinya dengan cara :

 Periksa kebenaran penjumlahan menurun dan mendatar dalm daftar dan rekonsiliasi jumlah-jumlah tersebut dengan buku besar pembantu utang jangka panjang dan saldo direkening control

 Periksa kesesuaian unsur-unsur dalam daftar dengan ayat jurnal di buku pembantu dan rekening control di buku besar.

Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis

a. Hitung rasio-rasio ; ROA, aliran kas bebas, utang berbunga terhadap total aktiva dsb.

b. Analisis rasio-rasio dan hubungannya dengan prakiraan berdasarkan pengalaman masa lalu, anggaran, industry, atau data lainnya

Pengujian detil transaksi

4. Lakukan pencocokan ayat jurnal dalam rekening utang jangka panjang dan rekening laba-rugi yang bersangkutan.

Pengujian detil saldo 5. Review otorisasi dan perjanjian utang jangka panjang

6. Konfirmasi utang jangka panjang dengan kreditur atau wali amanat (bond trustees)

(14)

Penyajian dan pengungkapan

8. Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU

a. Tentukan bahwa saldo-saldo utang jangka panjang telah di identifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam laporan keuangan

b. Tentukan ketepatan pengungkapan yang berkaitan dengan semua persyaratan, perjanjian, komitmen dan ketentuan penghentian yang berkaitan dengan utang jangka panjang.

Membandingkan Penyajian dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

Agar laporan keuangan menjadi lebih informatif maka perubahan pada setiap rekening ekuitas pemegang saham harus diungkapkan. Pengungkapan tersebut dapat dilakukan pada batang tubuh laporan utama dengan memberikan catatan di dalamnya atau disajikan ke dalam laporan terpisah. Pengungkapan yang berkaitan dengan bagian ekuitas ini meliputi ketentuan opsi saham, dividen yang tertunggak, nilai pari saham atau nilai yang ditetapkan, preferensi dalam pembagian dividen dan likuiditas.

Auditor mendapatkan bukti tentang asersi penyajian dan pengungkapan melalui pengujian-pengujian diatas dan dari review atas notulen rapat dan pencocokan ke rekening-rekening ekuitas pemegang saham. Dalam mereview notulen rapat, auditor harus memperhatikan apakah ada saham yang telah dicadangkan untuk opsi saham atau ketentuan serupa, komitmen penerbitan saham yang akan datang dalam rangka pembelian atau merger dengan perusahaan lain, pembatasan pembayaran dividen atau persyaratan minimum modal kerja. Bukti yang relevan bisa juga diperoleh melalui diskusi dan komunikasi dengan penasehat hukum klien.

Pengujian Substantif Atas Ekuitas Pemegang Saham (Modal)

(15)

Penentuan Risiko Deteksi

Risiko deteksi pada ekuitas terkadang ditetapkan rendah karena transaksi pada ekuitas terjaid tidak rutin pada perusahaan klien, maka risiko deteksi dapat ditetapkan moderat atau tinggi jika hanya ada transaksi nonrutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel atau opsi saham.

Berikut tabel pengujian substantif atas ekuitas pemegang saham :

Kategori Pengujian Substantif

Prosedur-prosedur awal 1. Dapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha dan tentukanlah :

a. Signifikansi berbagai sumber pendanaan (utang dan ekuitas) b. Pemicu-pemicu ekonomi kunci yang berpengaruh atas

kebutuhan perusahaan akan pendanaan serta kemampuan untuk mendapatkan ekuitas modal dan pembayaran dividen.

c. Standar industry yang menunjukkan seberapa besar industri menggunakan pembelanjaan modal.

2.Lakukan prosedur awal atas saldo ekuitas pemegang saham serta catatan- catatan yang akan di uji lebih lanjut.

a. Telusuri saldo awal rekening-rekening ekuitas pemegang saham ke kertas kerja tahun lalu.

b. Review aktifitas dalam rekening-rekening ekuitas pemegang saham dan selidiki ayat-ayat jurnal yang nampak tidak biasa, baik dalam jumlah maupun sumbernya.

(16)

pembantu dan di buku besar, kemudian ujilah kecocokan antara unsur-unsur dalam daftar dengan pendebetan / pengkreditan di buku besar pembantu dan di rekening buku besar.

Prosedur Analitis 3. Lakukan prosedur analitis yaitu :

a. Hitunglah rasio-rasio ROE, dividend payout ratio, EPS dsb. b. Bandingkan rasio-rasio tersebut dengan prakiraan auditor

berdasarkan pengalaman masa lalu, anggaran, industry dan data lainnya.

Pengujian detil transaksi

4. Cocokkan semua pendebetan dan pengkreditan ke rekening modal saham disetor dengan dokumen pendukungnya.

5. Cocokkan semua pendebetan dan pengkreditan ke rekening laba ditahan dengan dokumen pendukungnya.

Pengujian detil saldo 6.Review pasal-pasal dalam anggaran dasar perusahaan 7.Review otorisasi dan termin-termin penerbitan saham.

8.Konfirmasi saham beredaran dengan registrar dan transfer agent 9.Inspeksi buku sertifikat saham

10.Inspeksi saham-saham yang dibeli kembali

Penyajian dan pengungkapan

11.Bandingkan penyajian di laporan dengan PABU.

a. Tentukan bahwa saldo rekening ekuitas pemegang saham telah di identifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam laporan keuangan

(17)

Membandingkan Penyajian di Laporan dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum

Agar laporan keuangan informatif, maka perubahan pada setiap rekening ekuitas pemegang saham harus diungkapkan. Pengungkapan tersebut bisa dilakukan pada batang tubuh laporan utama dengan memberi catatan di dalamnya atau disajikan dalam laporan terpisah.

(18)

BAB III

PENUTUP

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Jasa Audit & Asuransi ; Pendekatan Sistematis (Auditing & Assurance ; A Systematic Approach)

Buku 2 Edisi 4/William F. Messier, Jr. , Steven M. Glover, & Douglas F. Prawitt : Jakarta, Salemba Empat, 2005.

www.slideshare.net

Referensi

Dokumen terkait