• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Observasi Sosial Ekonomi Masyara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Observasi Sosial Ekonomi Masyara"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN OBSERVASI PEREKONOMIAN INDONESIA

Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pantai Depok Yogyakarta

Disusun Oleh:

IMAM MUAMAR KHARISMA 14051293

PERDYANTO 13052184

FITRI WULANSARI 14021280

EKA DIANA SANTIKA 14051259

DENIK NURHARIYANTI 14051257

WIDIYAN RINDY SAPUTRA 14051244

NUR LATIFA 14051233

ANDIKA PRIATIN 14051253

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

MERCU BUANA YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Yang pertama, kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Karena atas kuasanya kami dapat menyelesaikan laporan obervasi ini.

Ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat yang telah mengijinkan kami untuk melakukan observasi sehingga kami bisa menyelesaikan laporan observasi yaitu tentang

“Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Pantai Depok Yogyakarta” yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. Walaupun terdapat beberapa halangan di antaranya kawasan observasi yang belum saya kenal dan cukup jauh serta halangan-halangan lain akan tetapi pada akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Dalam laporan hasil observasi ini di jelaskan bagaimana peran serta fungsi pemerintah daerah setempat terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan di pesisir Pantai Depok.

Sebuah pepatah mengatakan, tidak ada manusia yang sempurna.Dari peribahasa tersebut,kami sangat menyadari bahwa dalam laporan ini banyak sekali kekurangan, baik itu sistematika penulisan, teknik penulisan atau kelengkapan data yang disajikan.Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu Negara dengan penghasil ikan terbesar di dunia. Hasil ikan yang di tangkap oleh para nelayan Indonesia di pasarkan di pasar-pasar Internasional dengan skala yang lebih besar dari Negara-negara lain.

Berdasarkan hal tersebut, kelompok kami memilih masyarakat nelayan Pantai Depok sebagai tempat untuk melakukan observasi. Karena kami menilai bahwa sebagian masyarakat nelayan depok masih belum tau apa dan bagaimana peran pemerintah terhadap kehidupan para nelayan. Selain itu kelompok kami juga melakukan observasi untuk mengetahui seberapa efektif kebijakan pemerintah terhadap masyarakat nelayan dan bagaimana respon nelayan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Ada banyak permasalahan yang terjadi di kehidupan masyarakat nelayan. Yang paling menonjol adalah permasalahan ekonomi Hal tersebut dianggap sebagai tolak ukur kesejahteraan bagi masyarakat nelayan.Banyaknya keluarga miskin para nelayan juga sangat erat kaitannya dengan peran pemerintah daerah setempat.Dalam hal ini masyarakat nelayan Pantai Depok baik itu Sumber Daya Manusianya atau pun fasilitator yang memfasilitasi aktifitas-aktifitas nelayan masih sangat minim.

Masyarakat nelayan harus tau. Bagaimanacara melestarikan Sumber Daya Ikan agar tetap terjaga dan menangkap ikan sesuai dengan kapasitas produksi dari sumber daya tersebut. Ini yang menjadi kekhawatiran kelompok kami.Yaitu nelayan menangkap ikan tanpa memikirkan produksi lestari dari sumber daya ikan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh tempat pelelangan ikan (tpi) terdahap kehidupan ekonomi masyarakat nelayan ?

2. Bagaimana proses pendistribusian hasil tangkapan nelayan pantai depok? 3. Bagaimana interaksi nelayan dalam aktifitas bidang usaha perikanan ?

(4)

1.3 Tujuan

Tujuan diadakannya observasi ini yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. 2. Untuk mengetahui kondisi ekonomi nelayan Pantai Depok.

3. Untuk mengetahui pengaruh serta peran kebijakan perintah daerah setempat 4. Untuk mengetahui mutu lingkungan masyarakat nelayan Pantai Depok 1.4 Manfaat

Laporan ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis, karena:

1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk mempelajari, mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan ekonomi yang di hadapi oleh nelayan.

2. Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik. 3. Sebagai pedoman untuk pembelajaran.

(5)

1.5 Metode Penelitian

Dalam melakukan pengambilan data, peneliti menggunakan teknik wawancara. Juga membagi anggota kelompok berdasarkan divisi serta permasalahan yang akan di angkat bagi tiap-tiap anggota :

FITRI WULANSARI 14021280 Interaksi Nelayan Dengan Bidang Usahanya.

Divisi Lingkungan NUR LATHIFAH 14051233 Pengaruh Alam Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan. ANDIKA PRIATIN 14051253 Kebersihan Pantai Depok.

1.6 Waktu dan Tempat

(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM 2.1 Gambaran Umum Lokasi

Pantai Depok merupakan objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Bantul, Provinsi DIY, sekitar tiga puluh kilometer di sebelah selatan kota Yogyakarta. Pantai ini juga berdampingan dengan Pantai Parangtritisdan Pantai Parangkusumo.

Ada banyak pantai di dekat Pantai Depok.Di antara pantai-pantai didekatnya Pantai Depok-lah yang tampak paling dirancang menjadi pusat wisata kuliner menikmati sea food. Di pantai ini, tersedia sejumlah warung makan tradisional yang menjajakan sea food, berderet tak jauh dari bibir pantai.Beberapa warung makan bahkan sengaja dirancang menghadap ke selatan, jadi sambil menikmati hidangan laut, anda bisa melihat pemandangan laut lepas dengan ombaknya yang besar.

(7)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Terdahap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Nelayan

Tempat Pelelangan Ikan dinilai mempunyai peranan yang sangat penting dan berpengaruh bagi pendapatan para nelayan.Dalam hal ini adalah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari yang terletak di Depok, Prangtritis, Kretek, Bantul menjadi salah satu objek untuk observasi.

3.1.1 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari merupakan wadah pelelangan ikan di Pantai Depok. Sejarah berdirinya Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari 45 omo berdoro larema adanya masa-masa dimana Indonesia sedang dicambuk oleh krisis ekonomi sekitar tahun 1997 sampai dengan 1998.

Makna dari TPI Mina Bahari 45 tersebut yaitu :

TPI merupakan singkatan dari Tempat Pelelangan Ikan. Mina berarti Ikan

Bahari adalah laut.

Dan 45 mempunyai dua arti, yaitu

1. 4 adalah nomor urut padukhan Bungkus di Desa Parangtritis, sedangkan 5 adalah nomor urut Desa Parangtritis di Kec.Kretek Kab.Dati II Bantul.

2. 45 sebagai symbol untuk mengenang perjuangan para pahlawan pada tahun 1945 yang telah mencapai kemerdekaan Republik Indonesia.

Tempat Penampungan Mina Bahari 45 bergerak dalam beberapa sektor : 1. Penangkapan ikan laut

2. Jasa perdagangan ikan 3. Jasa pengolahan hasil laut

4. Alternatif wisata pantai di kawasan Parangtritis

3.1.2 Laporan Hasil Observasi Tempat Pelelangan Ikan Mina Bahari

(8)

1. Data Tempat Pelelangan Ikan Mina Bahari ‘45’ Nama

TPI

: TPI Mina Bahari ‘45

Lokasi : Depok, Parangtritis, Kretek, Bantul

Luas : 48m²

2. Susunan Pengurus

Pelindung : 1. Lurah Desa Parangtritis 2. BPD

1 Meja dan Kursi 2 unit Kondisi baik

(9)

3 Timbangan Duduk 2 unit Kondisi baik 4 Timbangan Kodok 2 unit Kondisi baik

5 Trays 3 unit Kondisi baik

6 Penyemprot Air 1 unit Kondisi baik 7 Jam Dinding 1 unit Kondisi baik

4. Produksi

Perhari : ± 225 kg

Perbulan : ± 4.765 kg

No Jenis Komoditas Jumlah (kg/th)

1 Bawal 4.661

2 Layur 9.491

3 Kakap 24.173

4 Tengiri 2.230

5 Hiu 2842,8

6 Pari 12.335

7 Jahan 8578,8

8 Caru 3802,0

9 Tongkol 4.751

10 Teri 3123,2

(10)

5. Prestasi yang Pernah Diraih N

o

Jenis Komoditas Tahu

n

1 Juara III OPTIHANKAN Tk. Prov 2002

2 Juara III OPTISARKAN Tk. Prov 2002

3 Juara II OPTILANPI 2002

4 Juara II OPTIKAPI Tk. Nasional 2004

5 Juara I OPTILANPI Tk. Prov 2005

6 Juara II OPTIKAPI Tk. Prov 2005

7 Juara II OPTIKAPI Tk. Kabupaten 2006

8 Juara TPI Tingkat Provinsi 2007

9 Juara I Tokoh Penggerak Pemb. Perikanan

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan.Untuk observasi tahap pertama ini, dapat ditarik beberapa garis besar tentang pengaruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari terhadap kehidupan ekonomi masyarakat nelayan Pantai Depok.

1. Pendapatan Nelayan

Dengan adanya Tempat Pelelangan Ikan di Pantai depok telah menjadikan pergeseran pola penjualan ikan yang bersifat tradisional atau pasar krumunan yang dijual langsung dari nelayan menjadi lebih terpusat, perubahan pola penjualan tersebut menjadikan harga ikan semakin baik.Pendapatan nelayan dapat naik walaupun hasil tangkapan mereka sedikit karena harga jual yang lebih baik dan merata.

2. Pendidikan

(11)

3. Kesehatan

Dalam hal kesehatan, dengan mutu lingkungan yang makin membaik maka tingkat kesehatan masyarakat nelayan pun meningkat pula.Keadaan kesehatan masyarakat nelayan di pantai depok sangat erat dengan pola hidup nalayan.Rumah-rumah nelayan yang dahulu sebagian besar sangat kumuh menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat sangat buruk.Hal ini menyebabkan mereka sering mengalami gangguan kesehatan seperti penyakit kulit, diare dan malaria.Dengan pendapatan nelayan Pantai Depok yang semakin meningkat, sebagian dari mereka mulai dapat membangun rumah yang sudah memenuhi syarat kesehatan.Sehingga aktivitas MCK (mandi, cuci, kakus) sudah dapat dilakukan di rumah mereka sendiri.

3.2 Proses Pendistribusian Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Pantai Depok

Nelayan pantai depok disatukan sebuah organisasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari.Tempat Pelalangan Ikan (TPI) Mina Bahari ini memfasilitasi para nelayan dalam penjualan atau pemasaran ikan yang ada.Tidak hanya dalam pemasaran TPI ini juga bergerak dalam sektor penangkapan dan pengolahan laut.TPI Mina Bahari ini adalah organisasi koperasi nelayan sekaligus sebagai tempat pelelangan ikan di pantai depok. Apabila ikan yang di jual di TPI ini tidak lekas laku maka ikan akan segera d pasarkan ke TPI yg berada di cilacap, hal ini dilakukan agar para nelayan tidak merugi. 50% hasil tangkapan nelayan dikirim keluar DIY. Bahkan belum lama ini ada juga yang d ekspor ke china melalui perantara di jakarta. Selain memasok ke TPI di cilacap, hasil tangkapan nelayan juga d pasok ke berbagai daerah diantaranya Jakarta, Kediri, Semarang.

Hasil tangakapan tiap tahunnya mencapai 80-100 ton yang di dominasi jenis ikan layur dan bawal laut.Meskipun mampu untuk memasok ikan ke luar daerah, namun untuk memenuhi kebutuhan kuliner di pantai depok pihak TPI justru mendatangkan dari luar daerah terutama wilayah pantai utara.Karena jenis ikan yang di hasilkan nelayan pantai utara lebih variatif.

(12)

Banyak pengjunjung yang datang ke Pantai Depok sangat menguntungkan nelayan karena membantu dalam penjualan hasil tangkapan. Pada hari minggu atau hari libur Nasional Pantai Depok akan lebih ramai. Hal tersebut dimanfaatkan oleh nelayan untuk menjual hasil tangkapan kepada para pengunjung. Tidak jarang juga banyak wisatawan yang sengaja datang hanya untuk berburu hasil tangkapan nelayan yang masih segar. Ada yang sengaja untuk dijual lagi.dan hanya ingin dimasak di warung-warung makan di sekitar Pantai Depok.Hasil tangkapan semalampun tidak menentu pernah ada yang dapat anak ikan hiu, walaupun dilindungi tapi tetap dibawa dijual selepas melaut, gurita pernah walaupun itu jarang.

Para tengkulak ini yang biasa memainkan ikan dipasaran.Ini yang menyebabkan harga ikan yang tidak menentu. Apabila pasokan ikan banyak maka harga ikan akan dibeli dengan harga murah, sebaliknya bila pasokan menurun baru mereka membeli dengan harga yang mahal. Ini yang sering jadi kendala dalam pemasaran ikan Pantai Depok.Karena harga ikan dimainkan semaunya oleh tengkulak.Mereka ini yang memainkan pemasaran.

TPI Pantai Depok seharusnya berperan secara efektif dan bisa mengatur harga ikan di pasaran.Bukannya malah para tengkulak ini yang mengendalikan harga karena sangat merugikan nelayan.Disini pemerintah juga seharusnya berperan dalam mengendalikan harga ikan di pasaran. Jadi dalam pemasaran dan pendistribusian tertata dengan baik dan nelayan pun tidak dirugikan

3.3 Pengaruh Tradisi Dan Budaya Masyarakat Nelayan

Ada begitu banyak masalah yang dihadapi oleh nelayan-nelayan di Indonesia.Dimulai dari kemampuan mereka secara pribadi, keterbatasan sarana melaut (yaitu modal kapal untuk melaut, bahan bakar), hingga kebijakan-kebijakan pemerintah yang mereka dapat dalam rangka penangkapan ikan laut oleh para nelayan.

Terhadap beberapa masalah yang ada tersebut, saya akan menuliskan salah satu masalah yang timbul atau ada pada nelayan-nelayan khususnya Pantai Depok, atau Pantai Pesisir Selatan Jawa. Adalah masalah tentang Pelarangannya Melaut di Hari-Hari Sakral / Keramat yaitu Hari Selasa Kliwon Dan Jumat Kliwon.Dimana di hari-hari tersebut masyarakat Jawa mengganggap sebagai hari pantangan karena hari untuk menghormati Nyi Roro Kidul.

(13)

Meskipun demikian pantai Depok menjadi tempat bagi para nelayan dari pesisir pantai tersebut ataupun dari beberapa daerah luar kota seperti Cilacap juga Semarang yang mencari rezeki untuk menghidupi keseharian mereka, melakukan awal kegiatan pekerjaan mereka dan hingga selesai. Nelayan pantai Depok, adalah beberapa nelayan di pantai selatan yang terbatas akan waktu, yaitu waktu dimana nelayan berpantangan untuk melaut. Dengan begitu kuatnya, keyakinan akan hal keramat menjadikan beberapa hari yang dianggap sebagai sakral, yaitu hari-hari nelayan dilarang untuk melaut dan menangkap ikan. Beberapa hari tersebut adalah, saat hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon. Dihari-hari tersebut nelayan sama sekali tidak diperbolehkan melaut, ataupun juga nelayan juga sudah merasa sadar akan pantangan tersebut. Akibat akibat lain akan dapat ditimbulkan akan kejadian ini, karena pasalnya nelayan-nelayan pesisir pantai selatan sama sekali tidak mendapatkan pemasukan penghasilan dari hasil tangkapan ikan seperti biasanya. Namun nelayan pun menyadarinya secara wajar.Seperti wawancara terhadap salah satu nelayan yang telah saya atau kelompok kami lakukan, kepada salah seorang nelayan yaitu Bapak Jalimin (Nelayan dari Cilacap).Pak Jalimin berkata tentang hari pantangan tersebut bahwa beliau tidak bisa atau tidak melaut karenanya, maka beliau pun tidak mendapatkan hasil dan untuk keperluannya hari itu pun ditunda atau beliau yang harus dapat mengatur pengeluarannya setiap hari secara kecukupan.

Keterbatasan itu menyebabkan sedikit banyaknya pengaruh-pengaruh lain yang timbul. Nelayan semakin terkesan ditambah bingung, padahal memang belum secara nyata apa yang membuat mereka perlu membatasi pekerjaannya, padahal mereka senantiasa harus mendapat pemasukan penghasilan di setiap harinya. Namun begitu pun tidak akan memungkinkan apa yang akan dilakukan nelayan untuk sekedar menangkap ikan setiap hari secara lebih banyak karena keterbatasan kemampuan masing-masing nelayan.

Melihat hal luas bahwa Indonesia adalah sebuah Negara dengan potensi kekayaan laut yang melimpah ruah. Namun semua kenyataan tidaklah sesuai dengan apa yang dibayangkan akan begitu besarnya kekayaan tersebut. Ada begitu banyak masalah-masalah yang timbul, masalah yang hanya itu-itu saja, tidak ada perkembangan akan solusi pasti. Karena hal yang sangat lucu, mengapa dengan potensi kekayaan yang begitu banyaknya, tinggal ambil, tapi mengapa Negara Indonesia atau masyarakat Indonesia tidak pernah mendapatkan yang seharusnya setimpal.Harusnya Negara Indonesia dapat lebih, atau bisa menjadi Negara pengahasil bahkan peng-ekspor ikan-ikan laut secara besar.

(14)

daerah atau bahkan Negara lain, dan dengan bermodal tekat untuk memenuhi kebutuhan dan sarana yang pas-pasan. Juga dengan terbatasnya waktu nelayan untuk mencari ikan, pun menjadi tambahan lengkap beban tersendiri bagi para nelayan.Namun setidaknya para nelayan tidak mengeluh secara terlalu berlebihan, namun tetap melanjutkan hidup mereka seperti pada waktu-waktu sebelumnya.

Nelayan (Pak Jalimin) mengutarakan dan akan selalu berpikiran bahwa hasil hari ini, adalah untuk hari ini. Dan besuk adalah untuk besuk.Bagaimanapun hasilnya, adalah bersyukur menjadi jawaban yang sederhana diutarakannya.Tidak menutup kemungkinan bahwa beliau harus meminjam sejumlah uang kepada juragan / orang yang biasa member pinjaman uang kepada Pak Jalimin.Baik dari sekedar pinjam untuk membeli bahan bakar, ataupun hal-hal lain yang bersifat penting bagi beliau.

3.4 Faktor Kemiskinan Masyarakat Nelayan

Banyak beberapa faktor yang menyebabkan para nelayan di pantai depok yang masih terlilit derita kemiskinan, sejumah faktor itu dapat peneliti kelompokan menjadi tiga :

1. Faktor teknis 2. Faktor kultural 3. Faktor struktural

Dalam tataran praktis , nelayan miskin karena pendapatan (income)nya lebih kecil dari pada pengeluaran untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga dan dirinya dalam kurun waktu tertentu. Sejauh ini pendapat nelayan , khususnya nelayan tradisional pantai depok dalam waktu satu bulan umumnya kecil ( kurang dari 1 juta /bulan) dan sangat fluktuatif yaitu tidak menentu.

1. Secara Teknis

Pendapatan nelayan bergantung pada nilai jual ikan hasil tangkap dan ongkos (biaya) melaut.Selanjutnya , nilai jual ikan hasil tangkapan di tentukan oleh ketersediaan stok ikan di laut, efisiensi teknologi penangkapan ikan , dan harga jual ikan. Sedangkan biaya melaut bergantung pada kuantitas dan harga dari BBM, perbekalan serta logistik yang di butuhkan untuk melaut yang bergantung pula pada ukuran (berat) kapal dan jumlah awak kapal ikan. Selain itu, nilai investasi kapal ikan, alat penangkapan, dan peralatan pendukungnya sudah tentu harus di masukan kedalam perhitungan biaya melaut.

(15)

a. Pencemaran laut, perusakan ekosistem pesisir (seperti terumbu karang, padang lumbun) yang semakin dahsyat, dan perubahan iklim global di tenggarai menurunya stok populasi.

b. Sebagian besar nelayan , ikan hasil tangkapan selama di kapal sampai di tempat pendaratan ikan (pelabuhan perikanan) belum sepenuhnya mengikuti cara-cara penanganan yang baik, Contoh seperti kualitas ikan menurun atau kurang segar saat sampai pelabuhan. Hal ini kita simpulkan bahwa nelayan di pantai depok khususnya kurangnya SDM yang memadai, seperti kurang mengertinya saat proses hasil penangkapan ikan. Seperti nelayan tradisional yang beranggapan bahwa membawa es berarti menambah biaya melaut, apalagi kalau tidak dapat ikan atau hasil tangkapannya sedikit, atau esnya mencair sebelum mendapatkan ikan, maka rugi besar.

c. Di masa paceklik dan kondisi laut sedang berombak besar atau angina kencang (badai) , antara 2 sampai 4 bulan dalam setahun, nelayan tidak bisa melaut untuk menangkap ikan. Bagi nelayan dan anggota keluarganya yang tidak memiliki usaha lain, saat-saat paceklik seperti ini praktis tidak income, sehingga mereka terpaksa pinjam uang dari para reintenir yang biasanya mematok bunga yang luar biasa tinggi, rata-rata 5 persen perbulan. Disinilah , awal nelayan khususnya nelayan pantai depok terjebak dalam lingkaran kemiskinan, karena pendapatan yang ia peroleh di musim banyak ikan, selain untuk memenuhi kebutuhan kelaurga sehari-hari juga di keluarkan untuk bayar utang sekaligus bunganya. d. Pada musim paceklik , harga jual ikan di lokasi pendaratan ikan biasanya tinggi

(mahal), tetapi begitu musim ikan tiba, harga jual mendadak turun drastis. Lebih dari itu , nelayan pada umumnya menjual ikan kepada pedagang perantara , tidak bisa langsung kepada konsumen terakhir.Sehingga, harga jual ikan yang mereka peroleh jauh lebih murah dari pada harga ikan yang sama di tangan konsumen terakhir.

(16)

f. Harga BBM dan sarana produksi untuk melaut lainnya terus naik, sementara harga jual ikan relatif sama dari tahun ketahun , atau kalaupun naik relatife lamban. Hal ini tentunya dapat mengurangi pendapatan nelayan.

g. Sistem bagi hasil antara pemilik kapal ikan, nahkoda kapal, fishing master, dan ABK di tenggarai jauh lebih menguntungkan pemilik kapal. Dan yang paling di rugikan adalah ABK. Karena itu, pada umumnya pemilik kapal modern beserta nahkoda kapal dan fishing maser sudah sejahtera, bahkan kaya, bahkan ABKnya masih banyak yang miskin. Seiring dengan terus meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok (pangan, sandang, perumahan,kesehatan, pendidikan, dan transportasi), maka pengeluaran nelayan terus membesar dari tahun ke tahun.

2. Kultur (etos kerja)

Nelayan pada umunya juga belum sejalan dengan etos kemajuan dan kesejahteraan. Dari sisi pengeluaran, rata-rata ukuran keluarga nelayan adalah 5 jiwa (orang) yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 anak, lebih besar ketimbang rata-rata ukuran keluarga secara nasional yang hanya 4 jiwa. Banyak nelayan yang ketika suatu hari mendapatkan banyak ikan, lalu hari berikutnya tidak mau ke laut mencari ikan.Demikan juga halnya, saat musim paceklik ikan, nelayan pada umumnya tidak mau bekerja di sektor ekonomi lainnya, seperti menjadi karyawan atau buruh, pertanian pangan, peternakan.

Masih banyak nelayan yang tidak mau menerima inovasi teknologi baru, baik yang berkaitan dengan teknologi penangkapan, pengelola lingkungan hidup, maupun manajemen keuangan keluarga.Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang umunya rendah di yakini menjadi penyebab utama mengapa banyak keluarga nelayan memiliki budaya yang berlawanan dengan etos kemajuan dan kesejahteraan.

3. Struktural

(17)

Kalau melihat masalah struktural yang kita teliti bahwa kita perlu menerapkan manajemen pembangunan perikanan tangkap yang tepat, benar dan berkelanjutan.Sehingga , ia mampu menjaga kelestarian stok SDI, meningkatkan kesejahteraan nelayan, dan meningkatkan kontribusi sektor perikanan tangkap bagi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan secara berkelanjutan.

Dari peneliti mengisyaratkan atau melakukan kebijakan terhadap pemerintah Bahwa:

a. Mesin dan peralatan perikanan, galangan kapal, dan industri serta jasa penunjang perikanan mesti di perkuat dan di kembangkan.

b. Seluruh BBM dan sarana produksi perikanan lainnya harus tersedia dengan harga relatif murah di pendaratan ikan dan pelabuhan perikanan. Infrastruktur (jalan, listrik, pelabuhan, air bersih dan lainnya) dan kawasan pemukiman nelayan mesti di perbaiki dan di bangun baru menjadi kawasan yang sehat, bersih, indah, aman.

c. Dengan kebijakan pemeritahan jokowi sekarang, dengan adanya menteri kelautan ibu susi puji astuti yang dengan gaya blusukannya, dapat mengurangi adanya nelayan asing yang masuk ke laut Indonesia, dapat di tingkatkan kembali untuk mengurangi kerugian khususnya Indonesia.

d. Pencemaran laut harus di kendalikan , sehingga konsentrasi bahan pencemar di perairan laut memenuhi ambang batas aman bagi perikanan.

e. Ekosistem pesisir yang terlanjur rusak mesti di rehabilitasi, selebihnya harus di konservasi melalui majemen berbasis kawasan lindung laut .

f. Strategi dan program adaptasi untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global harus disiapkan. Program (pendidikan, pelatihan dan penyuluhan) untuk peningkatan kapasitas dan budaya nelayan agar lebih kondusif untuk kemajuan dan kesejahteraan.

3.5 Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

3.5.1 Data Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Pantai Depok a. Kelompok Nelayan Tangkap

(18)

35 orang nelayan andon. Bahkan kas kelompok milik KUB “Mina Bahari 45” mencapai Rp. 40.000.000,00-.

1) Susunan Pengurus Kelompok Nelayan Tangkap

Ketua I : Sudarwan

2) Jenis Mata Pencaharian anggota Kelompok Nelayan Tangkap N

2 Sopermo Selaras jaya 1 unit

3 Katim Jet Voil 1 unit

4 Sarip Wareh Kusumo 1 unit

5 Hendri Jala Laut 1 unit

6 Warji Mina Samudera 1 unit

7 Wondo Mina Bahari 1 uni

8 Wijono Nasib Rahayu 1 unit

9 Turiyo Sri Ana 1 unit

10 Senen Timbul

Pitulung

1 unit

11 Longor Mangestoni 1 unit

12 Wage Lea Forever 1 unit

13 Teguh Ngupoyo Bogo 1 unit

14 Madiyo Rohmat 1 unit

(19)

16 Mulyadi Ngudi Rejeki 1 unit

17 Widoo Mina Bahari 1 unit

18 Sadi TPI Mancingan 1 unit

19 Darwin Barakah 1 unit

20 Darman Ngudi Lestari 1 unit

4) Jenis dan Jumlah alat tangkap N 1 Juara II Optilanpi Tk

Nasional

2004

b. Kelompok Pengolah dan Pedagang Ikan

Selain Kelompok Nelayan Tangkap juga terdapat KUB lain yaitu Kelompok Pengolah Mina Bahari ’45 dan Pedagang Ikan Mina Lestari.

Kelompok Pengolah Mina Bahari ’45 berdiri pada tahun 2004 KUB ini beranggotakan 46 orang dan komoditas yang dihasilkan antara lain seperti ikan goring, ikan asam manis dan aneka olahan lainnya. Supply bahan baku ikan segar sebagian masih didatangkan dari luar Pantai Depok.Kelompok Pedagang Ikan Mina Lestari berdiri pada tahun 2002 dengan anggota berjumlah 30 orang.Pada hari-hari libur (Sabtu-Minggu) omzet para pedagang kurang lebih 1 kuintal perhari, jadi total untuk satu hari mencapai 3 ton. Biasanya ikan segar ini langsung diolah/dimasak ditempat.

1. Susunan Pengurus

(20)

Ketua I : Wisnu Mujiharjono

HP : 08156806717

Ketua II : Suratmanto

Sekretaris : Nuryati

Bendahara : Eni Susanti

Seksi Humas : 1. Sodikan 2. Wahyu Indarto

Susunan Pengurus Pedagang Ikan Mina Lestari

Ketua : Sri Suharni

HP : 08156887698

Sekretaris : Umiyati

Bendahara I : Sukiwen

Bendahara II : Suratmiyati

Seksi Humas : Endang

2. Anggota KUB Pedagang Ikan

N

o Nama

Komodita s

1 Sunyoto Ikan segar

2 Sumarni Ikan segar

3 Cika Ikan segar

4 Pertini Ikan segar

5 Ragil Sumarni Ikan segar

6 Darni Ikan segar

7 Jumadi/

Wasidem Ikan segar

8 Wadiman Ikan segar

9 Menik Ikan segar

10 Surono Ikan segar

11 Sukijo Ikan segar

(21)

13 Parjiyem Ikan segar

14 Sujiyem Ikan segar

15 Hendri Ikan segar

16 Suwondo/Hulia Ikan segar

17 Totok Ikan segar

18 Paryati Ikan segar

19 Endang Ikan segar

20 Supardi Ikan segar

21 Wasiran Ikan segar

22 Rasmidah Ikan segar

23 Parjiyem Ikan segar

24 Slamet Ikan segar

25 Suratmiyati Ikan segar

3.5.2 Hasil Observasi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan

Salah satu program yang dilakukan oleh perintahan Habibie adalah Protekan 2014 yaitu Gerakan Peningkatan Ekspor Perikanan hingga menjelang tahun 2003 mencapai nilai 10 milyar dollar. Gerakan ini namun mati pada usia yang sangat muda, sejalan dengan berhentinya era pemerintahan habibie. Program lain berhubungan dengan konservasi dan rehabilitasi lingkungan.

Pembuatan karang buatan, menanam kembali hutan bakau, konservasi kasawan laut dan jenis ikan tertentu, serta penegak hokum terhadap kegiatan-kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bom, racun, dan alat tangkap ikan yang destruktif adalah program-program pembangunan yang secara tidak langsung mempengaruhi kesejahteraan nelayan.

Untuk itu dikembangankan koperasi perikanan, KUD Mina, Kelompok Usaha Bersama Perikanan, Kelompok Nelayan, Kelompok Wanita Nelayan dan organisasi profesi nelayan.

(22)

Selama ini, baik lingkup departemen kelautan dan perikanan maupun instansi pemerintah lainnya, pemerintah daerah, dan khususnya lembaga swadaya masyarakat dalam bentuk yayasan dan koperasi telah banyak yang melakukan kegiatan pemberbadayaan masyarakat. Kelima pendekatan tersebut adalah

1. Penciptaan lapangan kerja alternatif sebagai sumber pendapatan lain bagi keluarga

2. Pendekatan masyarakat dengan sumber modal dengan penekanan pada penciptaan mekanisme mendanai diri sendiri

3. Mendekatkan masyarakat dengan sumber teknologi baru yang lebih berhasil dan berdayaguna

4. Mendekatkan masyarakat dengan pasar

5. Membangun solidaritas serta aksi kolektif ditengah masyarakat

Kelima pendekatan ini dilaksanakan dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh aspirasi keinginan, kebutuhan, pendekatan, dan potensi sumberdaya yang dimiliki masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat secara khusus dan eksistensi masyarakat secara umum perlu diinternalisasikan dalam pengembangan, perencanaan, serta pelaksanaan pengelolaan sumber daya pesisir secara terpadu.Beberapa aspek yang berkenan dengan masyarakat adalah kekuatan penentu status, dan eksistensi suatu kawasan pesisir.Kekuatan tersebut perlu dilibatkan atau diperhitungkan dalam menyusun konsep pengelolaaan sumberdaya secara terpadu. Kekuatan-kekuatan tersebut adalah

1. Jumlah penduduk pesisir yang cenderung bertambah dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.

2. Kemiskinan yang diperburuk oleh sumber daya alam yang menurun, degradasi habitat , serta kelangkaan mata pencaharian alternative, adanya usaha skala besar, menghasilkan keuntungan dengan segera, dan usaha komersial yang menurunkan kualitas sumber daya dan saling menyebabkan konflik lkepentingan dengan penduduk local.K

3. Kurang sadar dan pengertian dipihak masyarakat serta pemerintahan local tentang pentingnya keberlanjutan sumberdaya bagi kepentingan manusia.

4. Kurang pengertian di pihak masyarakat tentang kontribusi dan pentingnya sumber daya pesisir bagi masyarakat.

(23)

6. Faktor budaya yang berkaitan langsung pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pesisir secara terpadu berdasarkan konsep pembangunan masyarakat yang menekankan kepada pemberdayaan maka di formulasikan secara pemberdayaan masyarakat pesisir, khususnya nelayan dan petani ikan yang tinggal di kawasan pesisir pantai depok bantul, sebagai berikut :

a. Tersedianya dan terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang terdiri dari sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.

b. Tersedianya prasarana dan sarana produksi secara local yang memungkinkan masyarakat dapat memperolehnya dengan harga murah dan kualitas terbaik c. Meningkatnya peran kelembagaan masyarakat sebagai wadah aksi kolektif

untuk mencapai tujuan individu.

d. Terciptanya kegiatan-kegiatan ekonomi produktif di daerah yang memiliki ciri-ciri berbasis sumber daya lokal, memiliki pasar yang jelas, dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan kapasistas sumberdaya, dimiliki dan dilaksanakan serta berdampak bagi masyarakat lokal dan dengan menggunakan teknologi maju tepat guna yang berasal dari proses pengkajian dan penelitian.

e. Terciptanya hubungan transportasi dan komunikasi sebagai basis atau dasar hubungan ekonomi antar kawasan pesisir serta antara pesisir dan pedalaman. f. Terwujudnya struktur ekonomi Indonesia yang berbasis pada kegiatan ekonomi di wilayah pesisir dan laut sebagai wujud pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya alam laut. Pemerintah bersama masyarakat desa di sekitar pantai depok bantul menentukan kelompok sasaran program. Mereka yang mungkin merupakan sasaran kelompok ini adalah mereka yang paling rentan kegiatan ekonominya akibat memburuknya situasi ekonomi Negara pada akhir-akhir ini. Pertimbanganlain adalah mereka yang memiliki kemauan untuk memperbaiki diri sehingga bisa keluar dari kesulitan dankemisikinan yang dialaminya.

3.6 Interaksi Nelayan Dengan Bidang Usahanya

Bagaimana Interaksi Kelompok Nelayan dalam aktifitas bidang usaha Perikanan di depok, kretek, kec.Bantul ?

(24)

Masyarakat nelayan di daerah pesisir pantai depok terbentuk kelompok-kelompok yang beragam. Hasil penelitian sosial budaya dalam kaitan dengan interaksi dalam proses sumberdya ekonomi, maka masyarakat nelayan di daerah pantai depok dapat di bagi atas 2 kategori :

a. Masyarakat nelayan yang sepenuhnya menggantungkan hidupnya dilaut. secara umum di dominasi oleh kaum laki-laki,namun ada pula beberapa wanita karena dengan kehilangan suami (meninggal) terpaksa merangkap menjadi kepala rumah tangga dan sebagai pemberi nafkah untuk keluarga dan menggantungkan hidupnya dilaut.

b. Masyarakat nelayan yang terbentuk dalam aktivitas kelompok yang melaksanakan aktivitas usahanya yang merupakan kelanjutan dari usaha yang didapat dari hasil melaut. Mereka ini adalah para tibo-tibo, penjaja ikan, melakukan aktivitas kegiatan pengolahan ikan dengan bentuk pengasapan dan ikan asin, bahkan mengolah ikan dalam dalam bentuk ikan masak,untuk dijual.

2. Pola Dan Tradisi Serta Kepercayaan Dalam Bidang Perikanan

Sesuai dengan hasil penelitian kami, tradisi serta bentuk kepercayaan yang secara permanen pada masyarakat pantai depok merupakanbentuk endapan sosial yan diwariskan nenek moyan sevara turun-menurun, tetap dipertahankan dan di percayai dari generas ke generasi teruatama dalam kehidupan melaut.proses interaksi yang terbawa sebagai akibat dari endapan sosial tersebut, melahirkan bentuk interaksi sosial yang langeng. Dalam tahap penuilaian masyarakat yang berkaitan dengan pola budaya melaut merupakan bentuk kesadaran budaya serta kesadaran sosial, yang merefleksikan betapa kuatnya hubungan tersebut antar manusia dengan lingkungan, serta hubungan manusia dengan sesamanya.Perkembangan zaman di era teknologisemakin canggih, masih sulit mengikis kebudayaan masyarakat sepanjang masih di percayai dan di pertahankan dari generasi ke generasi.

3. Aktivitas Usaha Nelayan Dalam Kaitan Dengan Proses Produksi.

(25)

masyarakat nelayantentu tidak terlepas dari pemilikan alat tangkap. Karena dengan tersedianya alat tangkap yang memadai tentu akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas.Masyarakat nelayan secara umum masih menggunakan alat tangkap tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.Nelayan yang tidak mempunyai modal untuk membeli perahu, terpaksa meminjam uang kepada tengkulak, kemiskinan Nelayan terjadi karena keterbatasan akses nelayan terhadap hak penguasaan sumberdaya perikanan.Penguasaan atas sumberdaya perikanan selama ini lebih banyak dinikmati oleh kolaborasi pemilik modal.

4. Pentingnya Pemberdayaan Bagi Kelompok Nelayan Dalam Meningkatkan Taraf Hidup

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar masih sangat terbatas. Keterbatasan tersebut juga dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendapatan yang dimiliki oleh sebagian besar kelompok nelayan yang disebabkan pula oleh akses produksi perikanan/hasil tangkapan yang sedikit, kemudian dari aspek teknologi sebagian besar dari mereka masih menggunakan teknologi radisional,seperti alat pancing, pemasaran hanya terbatas di sekitar areal wilayah Kecamatan ataupun hanya mengandalkan pasar lokal. Kondisi tersebut secara langsung akan mempengaruhi peningkatan taraf hidup bagi masyarakat nelayan,Salah satu strategi penting dalam meningkatkan pemberdayaan nelayan dalam usaha meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat nelayan antara lain melalui :

Mengembangkan Peran Teknologi Hasil Tangkapan

Teknologi tangkapan menjadi kunci bagi keberhasilan nelayan dalam berusaha,bagi masyarakat nelayan yang terpenting adalah mendapatkan hasil tangkapan sebanyak mungkin, tetapi kondisi yang didapat selama ini bahwa tingkat produktivitas bagi masyarakat nelayan khususnya di bidang perikanan masih sangat rendah,rendahnya tingkat produktivitas tersebut dipengaruhi oleh rendahnya penguasaan akan teknologi.

Jadi usaha untuk pemberdayaan bagi masyarakat nelayan khususnya yang berkaitan dengan teknologi tangkapan belum dilakukan oleh pemerintah, kalaupun ada bantuan, maka itu berarti hanya untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti pemberian beras bagi rakyat miskin.

(26)

Masalah permodalan bagi masyarakat nelayan merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan usaha. Para nelayan dapat bertahan dan berkembang dengan baik serta dinamis jika diiringi dengan akses permodalan.

Modal yang minim akan mempengaruihi proses produksi, mempengaruhi pembelian alat pancing, mempengaruhi serta menghambat proses kerja, dan akan terbengkalainya kegiatan usaha bagi masyarakat nelayan.

Mengembankan Sarana Pemasaran

Bahwa kegiatan pemasaran merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh para nelayan guna menjamin ke lancaran penjualan usaha perikanan, sebab melalui kegiatan pemasaran tersebut para nelayan atau anggota kelompok nelayan sakan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya.

3.7 Pengaruh Alam Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa nelayan di Pantai Depok. Selain kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM, kondisi alam pun sangat berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan.

Salah satu nelayan pantai depok bernama Bapak Warjono menjelaskan bahwa saat hari mendung atau ada badai di laut para nelayan tidak berani melaut. Hal ini menyebabkan penghasilan nelayan menjadi berkurang dan sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Menurut Bapak Warjono kondisi alam yang tidak menentu membuat sebagian nelayan was-was, Kadang ketika sudah berada di tengah laut, tiba-tiba langit mendung.

Hal ini memungkinkan akan ada datangnya badai. Sehingga terpaksa kami para nelayan harus pergi ke pesisir dan mendarat untuk menghentikan sejenak aktivitas kami menangkap ikan.

Sementara untuk menutupi kebutuhan sehari-hari ketika kondisi alam tidak mendukung, kami terpaksa harus mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Diantara membuka warung yang menjual cemilan-cemial kecil untuk para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Depok.

3.8 Kebersihan Pantai Depok

(27)

Pantai depok harus dijadikan pusat edukasi kebersihan. Siang dan malam petugas pantai harus intens senantiasa menjaga kebersihan atau memperingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan.

(28)

BAB IV KESIMPULAN

Kesimpulan ditarik berdasarkan rumusan masalah yang diangkat oleh anggota kelompok. Berikut ini kesimpulan dari hasil observasi tahap pertama :

Pengaruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Terdahap Kehidupan Ekonomi Masyarakat Nelayan :

1. Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari 45 sangat mempengaruhi pendapatan para nelayan dan stakeholder yang terlibat didalamnya.

2. Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari juga berpengaruh terhadap pola transaksi yang melibatkan beberapa pihak. Sehingga membutuhkan manajemen yang tepat guna mengoptimalkan peran serta fungsi TPI sebagai wadah transaksi para nelayan.

3. Pendapatan masyarakat nelayan pantai depok masih belum mencukupi karena kebutuhan keluarga yang tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.

4. Keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari mempermudah pendataan aktifitas nelayan seperti data penjualan ikan berdasarkan komoditasnya serta data hasil tangkapan para nelayan secara keseluruhan. Sehingga dari data tersebut bisa dijadikan bahan untuk di analisa.

Interaksi Nelayan Dalam Aktifitas Bidang Usaha Perikanan :

Dari segi pola, tradisi serta kepercayaan dalam kaitan dengan usaha dibidang perikanan kelompok nelayan masih mempercayai berbagai kebiasaan cara melaut, menangkapikan,yang diwariskan dari masa kemasa yangmenjadi pedoman dan pegangan hidup.Aktifitas usaha bidang perikanan kelompok nelayan masihmenggunakan teknologi sederhana atau teknologi tradisional seperti sistem, cara memancing menggunakan kail, dan ada sebagian yang sudah menggunakan peralatan transportasi seperti ketinting

Pengaruh Alam Terhadap Hasil Tangkapan Nelayan :

(29)

Lampiran I Interviewer : Imam Muamar Kharisma Nama Responden :

Tempat, Tanggal Lahir : Tanggal Wawancara :

No Pertanyaan Jawaban

1 Berapa penghasilan keluarga Anda setiap harinya ?

2 Apakah penghasilan tersebut mencukupi kebutuhan keluarga Anda ?

3 Selain dari hasil tangkapan ikan, apakah ada sumber pendapatan lain ?

4

Menurut Anda apakah keberadaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari

memberikan manfaat terhadap para nelayan ?

5

Lebih menguntungkan mana , penjualan melalui TPI atau penjualan secara langsung kepada para pembeli ?

6 Apa yang Anda harapkan terhadap Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Mina Bahari?

7

Apakah pihak TPI Mina Bahari pernah mengadakansosialisasi/pengenalan/gambaran kepada masyarakat tentang peran dan

fungsinya ?

8

Apakah pemerintah daerah setempat pernah memberikan bantuan khusus kepada para nelayan ?

9

Seberapa besar pengaruh kebijakan perintah terhadap ekonomi para nelayan, misal kenaikan bbm/bahan pokok dan lain-lain?

(30)

http://www.grandmedia.id

http://www.grandmedia.id/category/bisnis/ http://www.grandmedia.id/category/edukasi/ http://www.grandmedia.id/category/gaya-hidup/ http://www.grandmedia.id/category/otomotif/ http://www.grandmedia.id/category/tekno/

Referensi

Dokumen terkait

T: Apakah klien anda sudah puas dalam menerima informasi mengenai produk- produk PT?.

Hasil pengujian molekuler menunjukkan bahwa ketiga galur tomat generasi kedua (T2) dan ketiga (T3) masih membawa gen insert DefH9-iaaM , namun hanya galur

Ekstrak kental daun mengkudu dan buah asam kandis terbukti dapat menurunkan berat badan pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley dan ekstrak kental

Pengamatan kualitatif yang dilakukan meliputi umur antesis 50% dari jumlah tanaman, karakter pola helai daun, derajat zigzag batang, kandungan antosianin pada tasel,

Hal ini berarti bahwa pengaruh pendekatan blended learning terhadap hasil belajar IPA Terpadu berbeda pada siswa yang mempunyai gaya belajar visual tinggi dengan gaya belajar

Fault tree dari komponen Mooring Hawser Berdasarkan fault tree di atas dan data yang didapat, maka akan dilakukan analisis frekuensi untuk mendapatkan probabilitas

Oleh karena itu penulis berke- inginan untuk melakukan penelitian pada gambar anak usia SD di Jawa Timur dengan pertimbangan: (a) karya gambar anak SD di Jawa Timur merupa-

pembahasan, koordinasi dan konsultasi serta penetapan rancangan peraturan daerah tentang pengelolaan keuangan