• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Best Practice Kepala Sekolah Ber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Best Practice Kepala Sekolah Ber"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Best Practice Kepala Sekolah Berprestasi Kabupaten Demak 2016 UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SEKOLAH MELALUI PENERAPAN

MANAJEMEN LAYANAN OPLET PENASUTRA (M-LOP) DI SD NEGERI DUKUN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru, sesungguhnya dan seharusnya, merupakan lapangan kerja profesi yang mampu melahirkan kepuasan dan kebahagiaan lahir batin. Orang tua, masyarakat luas dan pemerintah, menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya. Dari tangan guru diharapkan akan terbentuk manusia-manusia Indonesia yang cerdas, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan kalimat lain dapat dinyatakan bahwa orang tua, masyarakat luas dan pemerintah memercayakan tugas mulia membentuk generasi bangsa Indonesia berkarakter emas kepada setiap guru di setiap lembaga pendidikan tempat mereka bertugas masing-masing.

Untuk mewujudkan harapan semua pihak terhadap profesi guru, serta untuk menjadikan profesi guru sebagai lapangan kerja yang mampu melahirkan kepuasan dan kebahagiaan lahir batin, dibutuhkan kerja keras dan kreatifitas “luar biasa” dari seorang guru. Jika guru dalam melaksanakan tugas serta pekerjaan profesinya dengan standar kerja yang “biasa-biasa” saja, maka profesi guru yang mulia justeru dikhawatirkan akan menghasilkan ketidakpuasan, ketidakbahagiaan, bahkan dapat menimbulkan nyeri psikologis berkepanjangan pada diri guru.

Rasa ketidakpuasan, ketidakbahagiaan dan bahkan nyeri psikologis yang berkepanjangan akan dirasakan oleh guru apabila mengetahui prestasi hasil belajar peserta didiknya sangat rendah di semua ranah, baik aspek sikap, keterampilan maupun pengetahuan. Guru kecewa karena merasa semua jerih payahnya dalam mendidik, melatih dan mengajar peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas, dianggap telah gagal tanpa makna.

(2)

Sekolah di SD Negeri Dukun, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah (SK Bupati Demak Nomor 821.2/ 107/ 2013, tanggal 20 Maret 2013).

SD Negeri Dukun merupakan sekolah regrouping (penggabungan) dari SDN Dukun 1 dan SDN Dukun 2 (Keputusan Bupati Demak Nomor 421.2/ 232/ 2012 tanggal 14 Agustus 2012 tentang Regrouping Sekolah Dasar di Kabupaten Demak Tahun 2012). Penulis mulai melaksanakan tugas di SD Negeri Dukun sejak tanggal 11 April 2013 setelah menerima serah terima jabatan (Sertijab) dari Kepala SD Negeri Dukun 1, Bapak Rochmad Hadi, S.Pd. dan menerima Sertijab dari Kepala SD Negeri Dukun 2, Bapak Edy Santoso. S.Pd.

Kesan pertama tentang tempat kerja baru ini adalah bahwa SD Negeri Dukun termasuk “Sekolah Gemuk” karena memiliki peserta didik mencapai 460 orang; memiliki 12 rombongan belajar (kelas paralel); jumlah guru kelas 12 orang, guru mata pelajaran 5 (lima) orang; memiliki penjaga sekolah PNS; memiliki kelengkapan sarana prasarana yang cukup memadai; memiliki dua buah gedung perpustakaan; serta memiliki keuangan Bos dengan jumlah besar (Data diperoleh dari dokumen Sertijab Kepala Sekolah SDN Dukun 1 dan SDN Dukun 2, April 2013).

Menyadari akan keadaan SD Negeri Dukun yang “serba besar” itu, tentu, penulis sebagai guru dan sekaligus sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Dukun memiliki harapan besar untuk dapat mengembangkan sekolah ini mencapai prestasi yang maksimal. Namun harapan besar tersebut nampaknya terkendala oleh banyaknya masalah besar yang harus segera dicarikan solusi. Dari hasil initial evaluation (evaluasi awal) ditemukan kondisi awal SDN Dukun banyak masalah.

Tabel 1.1 Kondisi Awal SD Negeri Dukun (April-Juni 2013) No Kondisi Awal di SD Negeri Dukun

1 Peserta didik tidak tertib, kurang disiplin, sering terlambat datang ke sekolah, sering bolos pada jam pelajaran.Sikap mental dan perilaku tata kramanya kurang baik, geng-gengan, ampresen, perilaku kasar menjurus kriminal. Prestasi belajarnya rendah, gairah belajar dan “fokus” dalam belajar rendah.

2 Guru dan karyawan etos kerjanya rendah, ketertiban dan kedisiplinan dalam bekerja rendah, perilaku kerja dan profesionalitas dalam bekerja rendah, bahkan orientasi kerja juga rendah, kekeluargaan/kebersamaan kurang. 3 Kepedulian orang tua, Komite dan masyarakat terhadap sekolah kurang. 4 Sarana, prasarana, fasilitas dan kelengkapan alat-alat yang ada di sekolah

(3)

Penulis menduga munculnya masalah di atas disebabkan oleh manajemen sekolah tidak efektif. Manajemen yang tidak efektif mengakibatkan sistem di sekolah tidak berjalan, dan hal ini dapat berakibat sangat fatal. Semua komponen sekolah yang meliputi Sarpras, keuangan, guru dan karyawan di sekolah serta orang tua murid dan masyarakat tidak memiliki daya dukung (baca: tidak bermanfaat) bagi pencapaian tujuan sekolah, terutama untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Untuk mengatasi masalah ketidakefektifan manajemen tersebut penulis melaksanakan model manajemen sekolah yang menekankan pada pelayanan secara

open dan tlaten, yang kemudian penulis menyebutnya dengan Manajemen Layanan

Open dan Tlaten (selanjutnya disingkat M-LOT).

Kami TPS (Tim Pengembang Sekolah) SD Negeri Dukun, sepakat melaksanakan M-LOT sejak tanggal 16 Juli 2013, bertepatan dengan awal tahun pelajaran 2013/2014.

Fokus perhatian utama dalam pelaksanaan M-LOT ini adalah upaya menggerakkan semua komponen sekolah bergerak lurus untuk menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku, hal ini mengingat sering terjadi perilaku-perilaku off-task

(perilaku yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran), baik dilakukan oleh peserta didik maupun guru dan karyawan, seperti ditunjukkan pada tabel 1.1 di atas.

LOT dianalogikan dalam istilah pertukangan sebagai cara supaya bangunan bisa lurus. Adapun caranya, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Dilaksanakan kegiatan monitoring dan supervisi oleh kepala sekolah kepada para guru, supaya ada perhatian guru terhadap kewajibannnya baik di dalam administrasi maupun dalam pembelajaran.

2. Dilaksanakan Program Budaya Semangat Pagi

(4)

sehingga otak kita di pagi hari terasa segar, nyaman dan sangat baik untuk belajar atau mengerjakan sesuatu.

3. Dilaksanakan Program Ketentuan Jam Masuk 07.00

Untuk melatih ketertiban dan kedisiplinan semua warga sekolah, termasuk para orang tua dan keluarga guru karyawan di rumah supaya terbiasa bangun pagi, tidak melalaikan ibadah salat Subuh.

4. Dilaksanakan Program Nadhom Asmaul Khusna

Untuk melatih dan membiasakan (tradisi) berdoa kepada Allah sebagai perwujudan orang beriman dan saleh. Dilaksanakannya Prgram Nadhom Asmaul Khusna juga dikandung maksud untuk memperkuat keterlaksanaan Program Semangat Pagi dan Program Jam Masuk 07.00. Disamping itu Program Nadhom Asmaul Khusna merupakan anjuran kuat dari Bupati Demak, Bapak Muh Dachirin Said. Pemimpin wajib ditaati perintah atau anjurannya yang akan membawa kebaikan dan keberkahan hidup.

5. Dilaksanakan Program Budaya Kompak dan Semangat Menjawab Salam. Untuk memupuk rasa kekompakan, kebersamaan, dan percaya diri para guru/ karyawan dan peserta didik.

6. Ditambah Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan bagi peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Dukun berupa:

a. Dibangun parkir sepeda motor guru, bertambahnya WC/KM guru dan diperbaikinya WC/KM siswa.

b. Dibangun jaringan internet dan website sekolah.

c. Bertambahnya komputer dan laptop sekolah, juga bertambahnya 6 unit komputer untuk perpustakaan sumbangan dari orang tua murid/ Komite. d. Terpasangnya sistem BESOKK (Bel Sekolah Otomatis Kendali

Komputer) untuk pengendali kegiatan dalam pembelajaran sehari-hari di SD Negeri Dukun supaya tertib waktu.

(5)

Dukun menghadapi akreditasi sekolah pada 26 September 2013. Hasil akreditasi diterima pada 18 Februari 2014, SD Negeri Dukun memperoleh nilai akreditasi A, meningkat dari akreditasi sebelumnya pada tahun 2009 memperoleh nilai B.

Penerapan M-LOT selama setahun di SD Negeri Dukun juga berhasil meningkatkan kepercayaan masyarakat dan pemerintah, dalam hal ini UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah, yaitu dengan ditetapkannya SD Negeri Dukun sebagai SD Inti di Dabin III UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah berdasarkan SK Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah pada tanggal 23 Agustus 2013. Sebelumnya yang menjadi SD Inti di Dabin III adalah SD Negeri Batu I.

Penerapan M-LOT selama setahun cukup efektif meningkatkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan guru dan karyawan, terbukti sudah tidak ada lagi gap

kelompok eks Dukun 1 dan eks Dukun 2. Namun berdasarkan pengamatan penulis, M-LOT kurang efektif dalam hal peningkatan prestasi kerja guru/ karyawan dalam pencapaian prestasi sekolah, terutama prestasi peserta didik. Hal ini dibuktikan pada musim lomba-lomba akademik dan nonakademik tahun pelajaran 2013/2014, peserta didik utusan lomba dari SD Negeri Dukun baru berhasil meraih juara 3 lomba FLS2N (Desain Batik) dan juara 2 FLS2N (Kriya Anyam) tingkat Kecamatan Karangtengah. Untuk lomba-lomba akademik tidak satu pun peserta didik dari SD Negeri Dukun meraih juara. Intinya, sampai akhir tahun pelajaran 2013/2014 SD Negeri Dukun masih miskin prestasi di tingkat Kecamatan Karangtengah.

Atas dasar latar belakang masih rendahnya prestasi peserta didik SD Negeri Dukun dalam event lomba-lomba akademik dan nonakademik di tahun pelajaran 2013/2014 tersebut, maka pada awal tahun pelajaran 2014/2015, tepatnya pada tanggal 16 Juli 2014 penulis selaku kepala sekolah berimprovisasi serta berkreasi untuk meningkatkan efektifitas manajemen sekolah, yaitu dengan menerapkan “Manajemen Layanan Oplet Penasutra” (selanjutnya disingkat M-LOP).

(6)

“… Siapapun yang bekerja di Demak harus rela bahwa Demak sebagai Kota Wali dengan ciri Ahli Sunnah Wal Jamaah…”

“… Di Sekolah, jika ibu dan bapak gurunya saleh, Insya Allah murid-muridnya juga saleh dan ilmunya barokah.”

Selanjutnya Bupati Demak menganjurkan supaya tiap sekolah di Kabupaten Demak mencari, membuat rencana pengembangan dan melaksanakan tradisi pembelajaran yang khas sesuai nuansa Demak sebagai Kota Wali.

Arahan positif dari Bupati Demak tersebut menginspirasi penulis, dalam kapasitas sebagai kepala sekolah dan pemegang kendali manajemen di sekolah, berpandangan bahwa manajemen adalah perpaduan antara ilmu dan seni menggerakkan segala sumber daya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Atas dasar itu penulis memutuskan untuk menerapkan M-LOP di SD Negeri Dukun, asli dan murni hasil kreatifitas pemikiran penulis sendiri.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini dirumuskan dalam kalimat pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pelaksanaan M-LOP di SD Negeri Dukun?

2. Sejauhmana efektifitas M-LOP dalam meningkatkan prestasi sekolah di SD Negeri Dukun?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah best practice ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan terkait dengan pelaksanaan M-LOP di SD Negeri Dukun.

2. Mendeskripsikan prestasi yang dicapai SD Negeri Dukun setelah pelaksanaan M-LOP.

D. Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut.

(7)

2. Bagi rekan-rekan kepala sekolah di sekolah lain dapat bermanfaat sebagai rujukan dalam meningkatkan efektifitas manajemen di sekolahnya masing-masing.

3. Bagi masyarakat luas diharapkan dapat bermanfaat untuk mendorong kepedulian serta partisipasi aktif dalam upaya penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih bermakna bagi anak.

II. PENJELASAN MAKNA ISTILAH A. Pengertian M-LOP

M-LOP merupakan istilah baru dalam bidang manajemen pendidikan sekolah karena asli hasil kreatifitas berpikir penulis sendiri setelah melalui perenungan

intuitif selaku “KS Baru” di SD Negeri Dukun yang diwarnai adanya kompleksitas masalah yang harus segera diatasi.

M-LOP adalah singkatan dari Manajemen Layanan Oplet Penasutra. Adapun pengertian masing-masing istilah dijelaskan sebagai berikut.

1. Manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran (KBBI, Depdikbud, 1993: 583).

Banyak pendapat dari para ahli tentang pengertian manajemen. Manajemen adalah perpaduan antara ilmu dan seni (Sarwono, Jonathan, 2006: 25). Dalam tulisan ini yang dimaksud manajemen adalah proses yang diterapkan oleh penulis selaku Kepala SD Negeri Dukun dalam menggunakan sumber daya baik berupa manusia, dana (keuangan) dan sarana prasarana/ fasilitas yang dimiliki sekolah, secara efektif dan efesien untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

2. Layanan adalah cara yang diterapkan oleh seseorang dalam melayani atau membantu mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang. Termasuk ke dalam layanan adalah cara mengendalikan sumber daya, melaksanakan dan memantau penggunaannya sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai (KBBI, 1993: 504).

(8)

dan masyarakat warga sekolah SD Negeri Dukun supaya dapat meningkatkan prestasi SD negeri Dukun.

3. Oplet akronim dari open dan telaten, bahasa Jawa. Open berarti peduli, atas dasar energi kesadaran dan kasih sayang. Seorang pemimpin harus mau dan mampu memperhatikan hal-hal besar yang dibutuhkan zaman pada masa sekarang dan masa depan serta memiliki kemampuan dan kemauan kuat untuk mewujudkannya. Tlaten berarti cermat, terpantau, kontinyu, serta memperhatikan hal-hal kecil yang bermanfaat bagi pencapaian hal–hal besar.

4. Penasutra akronim dari pengolahan nafas, sugesti, tradisi.

a. Pengolahan nafas adalah teknik atau cara tertentu seseorang bernafas sehingga dari pernafasannya itu menghasilkan oksigen yang berkualitas. Oksigen berkualitas adalah oksigen yang dapat mengalir secara merata ke seluruh bagian tubuh, terutama di semua bagian otak manusia.

Orang yang sudah terampil menghasilkan oksigen yang berkualitas melalui pengolahan nafasnya ditandai oleh adanya perasaan tenang dan tenteram pada orang tersebut; sehingga dengan ketenangan dan ketenteraman menghasilkan kesehatan jiwa dan badan yang baik.

Dengan adanya kesehatan jiwa dan badan yang baik, diharapkan seseorang yang melakukan teknik pengolahan nafas tersebut mampu dan mau belajar dan berusaha lebih giat untuk mencapai prestasi yang maksimal.

b. Sugesti berarti saran, anjuran, pengaruh yang dapat menggerakkan orang dan sebagainya (KBBI, 1993: 863).

Dalam kaitan ini sugesti diterapkan oleh penulis selaku Kepala Sekolah SD Negeri Dukun untuk memberikan pengertian, pemahaman dan pencerahan kepada guru dan karyawan, kepada peserta didik, dan kepada masyarakat warga sekolah di SD Negeri Dukun untuk bersama-sama berusaha meningkatkan prestasi sekolah.

(9)

anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar (KBBI, 1993: 959).

Dalam kaitan ini tradisi yang dimaksud penulis adalah semua hal baik yang harus dijalankan oleh guru, peserta didik dan orang tua murid serta masyarakat luas dalam kegiatan rutin dan terus-menerus termasuk dalam hal pengadaan sarana prasarana dan fasilitas pendukung, sehingga kegiatannya itu berhasil guna mengantarkan diri masing-masing menjadi lebih berprestasi.

Berdasarkan uraian arti istilah tersebut di atas dapat dirumuskan secara singkat pengertian “M-LOP” adalah proses menggerakkan semua sumber daya, terutama sumber daya manusia, secara efektif dengan pelayanan yang open dan tlaten (Oplet) sehingga berdaya guna dan berhasil guna mencapai sasaran yang diharapkan.

Sasaran yang ingin dicapai oleh SD Negeri Dukun melalui penerapan M-LOP ini adalah meningkatnya prestasi sekolah di SD Negeri Dukun Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

B. Pengertian Prestasi Sekolah

Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan prestasi adalah perolehan kejuaraan dalam event lomba-lomba baik akademik maupun nonakademik bagi peserta didik serta lomba-lomba yang yang bersifat manajerial bagi pimpinan lembaga di SD Negeri Dukun sejak diberlakukannya M-LOP, tanggal 16 Juli 2014.

III. TAHAPAN OPERASIONAL PELAKSANAAN M-LOP

Pelaksanaan M-LOP sangat mudah dan dapat dilakukan oleh kepala sekolah lain di sekolahnya masing-masing. Adapun tahapan operasional pelaksanaan M-LOP di SD Negeri Dukun adalah sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah membentuk Tim Pengembang Sekolah (selanjutnya disingkat TPS), terdiri atas kepala sekolah, ketua Komite, guru senior dan atau guru profesional di sekolahnya.

b. Kepala Sekolah bersama TPS menentukan masalah-masalah sasaran yang akan diberi treatment (perlakuan).

(10)

d. Kepala sekolah melaksanakan actionM-LOP sebagai berikut:

1) Dilaksanakan Program Budaya Semangat Pagi Ketentuan Jam Masuk 07.00 dengan cara:

a) Kepala Sekolah memberi teladan datang lebih awal dari para guru dan karyawan lainnya, melakukan presensi pada fingerspot (alat untuk mengenali kehadiran dengan sidik jari), dan mengisi buku daftar hadir secara manual sesuai urutan kehadiran, mengisi jam hadir (Lihat tayangan Video 1)

b) Kepala Sekolah menghidupkan Program Bel Otomatis Kendali Komputer dengan Bacaan Basmallah (Lihat tayangan Video 2) c) Kepala Sekolah membuat Video (film dokumenter) yang

memperlihatkan dampak dari guru terlambat datang ke sekolah sehingga anak terlantar, tidak tertib (Lihat tayangan Video 3)

d) Kepala Sekolah melaksanakan Program IHT (In House Training) bagi Guru/ Karyawan bersama keluarganya (Lihat tayangan Video 4)

2) Dilaksanakan Program Nadhom Asmaul Khusna dan Kepala Sekolah secara Oplet (open dan telaten) memantau dari kelas ke kelas, hampir setiap hari.

3) Dilaksanakan Program Budaya Kompak dan Semangat Menjawab Salam (lihat tayangan Video 6)

4) Dilaksanakan Program Pengenalan Teori Otak dan Senam Taichi (lihat tayangan Video 7)

5) Diajarkan teknik Penasutra kepada guru, karyawan dan peserta didik (lihat tayangan Video 8)

6) Dilaksanakan Program Salat Berjamaah dan Salat Duha secara bergilir untuk peserta didik kelas 4, 5 6.

7) Dilaksanakan Program Pengembangan Perpustakaan Penasutra di SD Negeri Dukun (lihat tayangan Video 9)

(11)

Tabel 3.1

Implementasi M-LOP di SD Negeri Dukun Tahun Pelajaran 2014/2015 sampai 2015/2016 No Kondisi Mental Awal Implementasi M-LOP

1 Peserta didik:

- Tidak tertib, kurang disiplin, sering terlambat datang ke sekolah, sering bolos pada jam pelajaran.

-Dilaksanakan program Semangat Pagi . Ketertiban dan kedisiplinan jam masuk 07.00. Bagi siswa dan guru/ karyawan. -Dilaksanakan program “Nadhom Asmaul

Khusna” untuk menguatkan program ketertiban dan kedisiplinan jam masuk. -Pelaksanaan program Budaya Kompak

dan Semangat Menjawab Salam.

- Dilaksanakan Upacara Bendera tiap hari Senin dan hari-hari besar Nasional. - Sikap mental dan perilaku

tata kramanya kurang baik, geng-gengan, ampresen, perilaku kasar menjurus kriminal.

- Prestasi belajarnya rendah, gairah belajar dan “fokus” dalam belajar rendah.

-Dikenalkan teori otak kepada anak dan guru/ karyawan.

-Diajarkan teknik pengolahan nafas, sugesti dan tradisi (Penasutra) kepada siswa dan guru/ karyawan.

-Disugesti supaya anak-anak senang dan semangat dalam belajar,

-Ditunjukkan cara-cara belajar yang sangat disukai otak, kedisiplinan dalam bekerja rendah, perilaku kerja dan profesionalitas dalam bekerja rendah, bahkan orientasi kerja juga rendah

- Guru& karyawan diberi pembinaan rutin melalui rapat-rapat.

- Diadakan IHT (in house training) untuk membangun kesepahaman antara guru/ karyawan dengan keluarga di rumah tentang program2 sekolah.

- Guru & karyawan diberi tugas yang jelas (job deskription), membuat SKP. - KS memperhatikan kesejahteraan

(12)

- Melengkapi Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru&karyawan. - Meningkatkan wawasan dan

keterampilan/ profesionlitas guru melalui KKG Sekolah maupun KKG Gugus Karena SDN Dukun adalah SD Inti, maka para guru dan karyawan - Mengembangkan sistem informasi

sekolah yang terkait dengan IT, seperti: Fingerspot (absen sidik jari) dikaitkan dengan bel otomatis kendali komputer, dikaitkan dengan perangkat pengeras suara untuk pelaksanaan Program Jam masuk 07.00 dan program Nadhom Asmaul Khusna. Bel otomatis kendali komputer juga bertujuan untuk mengendalikan ketertiban siswa dan guru/karyawan.

3 Kepedulian orang tua, Komite dan masyarakat terhadap sekolah kurang;

- Melakukan pendekatan dan meningkatkan pelayanan kepada peserta didik dengan perlakuan Oplet lomba-lomba melalui penugasan guru dalam pembinaan/ bimbingan siswa. murid, atau masyarakat yang dekat SD yang mengalami musibah.

4 Sarana, prasarana, fasilitas dan kelengkapan alat-alat yang ada

(13)

di sekolah tidak difungsikan dengan baik untuk mendukung peningkatan prestasi belajar peserta didik

dan sangat dibutuhkan oleh sekolah untuk kepentingan pelaksanaan manajemen sekolah, contoh: bel otomatis kendali komputer, fingerspot, jaringan internet, website sekolah, kelengkapan otomasi perpustakaan sekolah, CCTV dll.

- Mendorong guru/ karyawan untuk

Oplet(open dan telaten) dalam merawat barang-barang Sarpras milik sekolah, budaya rapi dalam bekerja, hemat listrik.

- Mendorong para guru memanfaatkan Sarpras yang ada di sekolah untuk pembelajaran yang kreatif demi meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan prestasi sekolah.

- Melaksanakan bimbingan secara Oplet

kepada peserta didik dalam sikap, keterampilan (hasta karya) dan pengetahuan.

(14)

IV. HASIL YANG DICAPAI DARI PENERAPAN M-LOP A. Meningkatnya Sarana Prasarana dan Fasilitas Sekolah

Hasil yang dicapai setelah dilaksanakan M-LOP di SD Negeri Dukun, di antaranya adalah bertambahnya Sarpras dan fasilitas yang dibutuhkan bagi peningkatan mutu pendidikan dan prestasi sekolah di SD Negeri Dukun, berupa:

1. Dibangun parkir sepeda motor guru, bertambahnya WC/KM gurudan diperbaikinya WC/KM siswa yang rusak.

2. Dibangun jaringan internet dan website sekolah serta fasilitas wifi internet gratis nonstop 24 jam bagi masyarakat umum yang membutuhkan.

3. Bertambahnya komputer dan laptop sekolah, juga bertambahnya 6 unit komputer untuk perpustakaan sumbangan dari orang tua murid/ Komite. 4. Terpasangnya Bel Sekolah Otomatis Kendali Komputer yang sangat

bermanfaat bagi pengendalian semua aktifitas pembelajaran di sekolah sehingga tepat waktu.

Hasil nomor 1 sampai 4 diperoleh sejak pelaksanaan M-LOT tahun pelajaran 2013/2014.

5. Terpasangnya Fingerspot (mesin pencatat presensi berbasis sidik jari), dan sejak itu para guru/ karyawan jujur dalam mengisi daftar hadir manual. 6. Terbangunnya ketertiban dan kedisiplinan dilandasi semangat kebersamaan,

kekeluargaan dan semangat berprestasi di kalangan guru dan siswa.

7. Dibangun Gazebo dan Taman Baca untuk pengembangan Perpustakaan “Penasutra” SD Negeri Dukun.

8. Terpasangnya 8 (delapan) kamera CCTV untuk memantau keamanan sekolah. CCTV dihubungkan dengan monitor alat perekam gambar atau

detail vidio recorder (DVR) yang terpasang di ruang kepala sekolah. Dengan demikian kepala sekolah dapat memantau kegiatan yang sedang berlangsung di Ruang Perpustakaan, Ruang Multi Media, di halaman depan sekolah, di area WC/Kamar Mandi dan halaman belakang sekolah.

(15)

CCTV juga bisa diakses dari rumah kepala sekolah sehingga memudahkan pemantauan keamanan sekolah.

9. Dilengkapinya AC di ruang Perpustakaan “Penasutra” SD Negeri Dukun untuk menambah kenyaman warga perpustakaan, disamping juga berfungsi untuk perawatan buku di perpustakaan.

B. Meningkatnya Komitmen Normatif Berbasis Spirit Internal Warga Sekolah Dampak lain dari penyediaan Sarpras dan fasilitas sekolah seperti disebutkan di atas, ternyata secara tidak langsung dapat berpengaruh kepada meningkatnya komitmen normatif berbasis spirit internal dari komponen warga sekolah baik para guru/ karyawan, peserta didik maupun masyarakat orang tua murid.

Yang dimaksud komitmen normatif berbasis spirit internal adalah kesetiaan membela sekolah untuk mencapai tujuan atas dasar nilai-nilai agama yang diyakininya.

Bentuk-bentuk adanya peningkatan komitmen normatif berbasis spirit internal di SD Negeri Dukun sejak diterapkan M-LOP, 16 Juli 2014 sampai sekarang adalah: 1. Terbangunnya ketertiban dan kedisiplinan dilandasi semangat kebersamaan,

kekeluargaan dan semangat berprestasi di kalangan guru dan siswa.

2. Meningkatnya kepercayaan, kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di SD Negeri Dukun. Dibuktikan oleh adanya inisiatif Komite, salah satunya adalah Bapak Sunari, anggota DPRD Kabupaten Demak, berhasil mencarikan dana aspirasi dan pada Desember 2015 yang lalu telah selesai dilaksanakan untuk membangun keramikisasi empat ruang kelas, plafonisasi dua ruang kelas.

3. Meningkatnya profesionalitas guru/karyawan dan hal ini berdampak positif bagi peningkatan prestasi belajar peserta didik di sekolah maupun meningkatnya perolehan kejuaraan dalam lomba-lomba baik bidang akademik maupun nonakademik di tingkat Kecamatan.

4. Meningkatnya gairah kerja para guru dan karyawan.

(16)

C. Meningkatnya Pretasi Sekolah

Dalam waktu kurang dari dua tahun perjalanan implementasi M-LOP di SD Negeri Dukun, Juli 2014 sampai April 2016 ini, SD Negeri Dukun telah banyak memperoleh prestasi di antaranya:

1. SD Negeri Dukun terpilih sebagai SD Inti penyelenggaraan kegiatan Gugus terbaik di wilayah UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah, sebagai juara 1 lomba Gugus dua tahun berturut-turut (2014 dan 2015).

2. SD Negeri Dukun meraih juara pertama lomba perpustakaan di tingkat Kecamatan Karangtengah dua tahun berturut-turut (tahun 2014 dan 2015) 3. Kepala SD Negeri Dukun meraih juara pertama lomba Kepala Sekolah

Berprestasi di tingkat Kecamatan Karangtengah dua tahun berturut-turut (tahun 2015 dan 2016).

4. Peserta didik dari SD Negeri Dukun banyak sekali memperoleh kejuaraan dalam event lomba-lomba akademik maupun nonakademik di tingkat kecamatan, dua tahun berturut-turut sebagai juara umum (tahun 2015 dan 2016). Tampak pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Daftar Peroleh Prestasi Peserta Didik SD Negeri Dukun dalam Lomba Akademik dan Nonakademik Tahun 2014 sampai 2016

No Nama Lomba Nama Anak

(17)

sastra Cipta Puisi) ASTUTI N

Putri AMIRA PUJIASTUTI 2015 KABUPATEN 9 11 Lomba Mapel

A. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan M-LOP

Berdasarkan evaluasi hasil pengamatan di lapangan, wawancara dan telaah dokumentasi data yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaan M-LOP di SD Negeri Dukun telah banyak menghasilkan prestasi bagi sekolah, baik bagi lembaganya, pimpinannya, maupun peserta didiknya. Namun demikian penulis masih menjumpai kendala-kendala sebagai berikut.

1. Masih ada sikap mental guru yang ingin mempertahankan dirinya selalu berada dalam “zona nyaman” dan agak susah menerima perubahan.

(18)

murid dan masyarakat luas senang melihat adanya perubahan SD Negeri Dukun yang semakin baik dan berprestasi.

3. Kurang tersedianya SDM, guru/ karyawan yang menguasai IT (teknologi informasi) untuk mengawal dan mengoperasikan program-program pengembangan sekolah yang saling terkait, misalnya website sekolah sudah ada, tetapi guru/ karyawan belum mampu mengelola website tersebut dengan alasan tidak bisa membuat karangan/ tulisan, dan sebagian besar guru/ karyawan mengaku tidak bisa IT. Sementara itu penulis selaku kepala sekolah juga jarang ada kesempatan mengelola website karena waktunya habis untuk berkhidmah kepada masyarakat dan ummat.

4. Disediakannya wifi internet gratis nonstop 24 jam bagi masyarakat kadang-kadang terjadi salah penggunaan, terutama di malam hari. Hal ini penulis pernah dihubungi oleh bapak Sukono, Kepala Desa Dukun, meminta untuk mematikan wifi pada malam hari karena banyak disalahgukan oleh anak-anak muda. Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Bapak Kepala Desa Dukun, Bapak Sukono, penulis menolak untuk mematikan wifi di malam hari karena penulis percaya pasti ada satu atau dua atau lebih masyarakat yang butuh menggunakan internet untuk kepentingan yang positif. Disamping itu penulis juga percaya dengan menggunakan metode Penasutra yang penulis kuasai, lambat laun kegiatan-kegiatan negatif yang terjadi di lingkungan SD Negeri Dukun akan hilang, berganti kegiatan-kegiatan positif yang mendukung pencapaian tujuan sekolah.

5. Tindak perusakan dan pencurian terhadap sekolah yang dulu sering terjadi, sekarang sudah tidak pernah lagi terjadi. Tetapi indikasi adanya kegiatan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah mulai terlihat. Penulis secara datang ke sekolah pagi-pagi sekali, terkadang sebelum jam 06.00 WIB. Penulis sering menjumpai adanya bungkus Komix berserakan; kadang-kadang di depan pintu gerbang sekolah, kadang di halaman teras perpustakaan, kadang-kadang di halaman Gazebo, dan yang paling sering akhir-akhir ini adalah di halaman depan Ruang Guru dan depan Ruang Kepala Sekolah.

(19)

bergumam, ..“Opo enaak, kuwi.” Tetapi setelah menerima sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dari Polres Demak, penulis baru mengetahui bahwa minum komix berlebihan dicampur dengan minuman big cola dan campuran

lainnya, itu merupakan tindakan awal penyalahgunaan narkoba yang harus segera dihentikan.

(20)

Penulis sering menjumpai adanua bungkus obat batuk saset Komix dan kotoran kambing, berserakan di halaman SDN Negeri Dukun (Foto diambil penulis di

halaman SDN Dukun, tanggal 19 April 2016 jam 06.19)

Gambar V.2

Foto Bersama Anggota Polsek Karangtengah dengan Kepala Sekolah dan Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah serta Tim Penilai Lomba Perpustakaan SD Tingkat Kabupaten Demak di Depan Halaman Perpustakaan

“Penasutra” SD Negeri Dukun (12 April 2015).

B. Faktor-faktor Pendukung

Disampaing ada kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan M-LOP ini penulis selaku Kepala SD Negeri Dukun optimis strategi ini akan berhasil dan terus didukung oleh masyarakat luas, karena strategi manajemen ini penulis sendiri yang merancangnya, paham ilmunya dan telah terbukti efektif untuk mengatasi berbagai macam masalah-masalah.

(21)

Kepala Desa Dukun, Bapak Sukono bersama perangkat desa lainnya, khususnya seksi keamanan desa juga siap mendukung program-program sekolah dan bila memungkinkan akan diupayakan penganggaran keuangan desa untuk membantu pelaksanaan program M-LOP yang dinilai belaiau sangat mulia karena sasarannya adalah membentuk anak-anak generasi muda yang terampil, cerdas, sehat, kuat, semangat dan fokus menjadi orang-orang berprestasi.

Dukungan dari UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah lebih menggembirakan lagi karena Bapak/ Ibu Pengawas TK/ SD termasuk Ka UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah yang baru, Ibu Mugiyatmi, S.Pd., M.Pd menyambut gembira di Kecamatan Karangtengah ada sekolah yang menjadi perintis strategi M-LOP yang khas tersebut.

Menurut Ibu Ka UPTD Dikpora Karangtengah, apa yang dilakukan oleh Kepala SD Negeri Dukun ini dampaknya mungkin belum begitu terasa untuk waktu-waktu dekat, tetapi jika strategi manajemen tersebut dilaksanakan dengan open dan

tlaten sebenar-benarnya, maka grand desain mewujudkan Indonesia Berkarakter Generasi Emas Tahun 2045 sudah nampak di pelupuk mata.

Sambutan dan dukungan dari Ibu Ka UPTD Dikpora Kecamatan Karangtengah, dan juga dukungan dari para sahabat yang baik, mendorong semangat penulis selaku Kepala SD Negeri Dukun untuk lebih tekun dan cermat dalam melaksanakan M-LOP ini. Penulis meyakini, inilah ladang untuk menanam benih-benih amal saleh karena akan menjadi pondasi yang kokoh untuk membangun Indonesia Raya. Membangun Indonesia Raya haruslah dimulai dengan

membangun-kan jiwanya dan membangun-kan badannya supaya dapat bergerak, berprestasi, berbuat baik dan beramal saleh.

Khusus untuk mencegah indikasi adanya tindak penyalahgunaan narkoba di SD Negeri Dukun, jajaran Polres Demak dan Polsek Karangtengah siap mendukung upaya-upaya yang akan ditempuh pihak sekolah. Bahkan Kapolsek Karangtengah telah memberikan nomor HP yang dapat dihubungi sewaktu-waktu jika melihat adanya kegiatan-kegiatan mencurigakan di lingkungan sekolah.

E.Alternatif Pengembangan

(22)

1. Program Guru Memuliakan Anak

Yaitu bentuk pelayanan open dan tlaten dari seorang guru kepada peserta didik di kelasnya, berupa bermacam-macam program kunjungan yang harus dilaksanakan guru terhadap murid-muridnya. Format/ blangko kunjungan sudah kami rancang bersama Ketua Komite SD Negeri Dukun, Bapak Suhali, S.Pd., M.Pd.

2. Program Pendidikan Berkait Imtak-Iptek

Program ini bertujuan sangat mulia karena guru berkesempatan menanamkan nilai-nilai iman takwa kepada siswa di kelasnya dengan cara mengaitkan materi pelajaran umum, misalnya IPA, IPS, dan lain-lain dengan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT..

Selaku Kepala Sekolah, penulis juga sudah menyiapkan contoh model bahan ajar Pembelajaran Berkait Imtak-Iptek berjudul “Kenalilah Dirimu Supaya Kamu Mengenali Tuhanmu.” Buku ini ditulis secara khusus dan tulus, dan penulisannya selesai bertepatan dengan tanggal 17 Agustus 2014. Selain itu penulis juga sudah menyiapkan buku humaniora islami, berjudul “Shalat Mencerdaskan Otak dan Memuliakan Manusia.” Kedua buku tersebut sekarang sedang proses penerbitan. Mudah-mudahan setelah terbit nanti bermanfaat luas.

Jadi, penerapan strategi M-LOP di SD Negeri Dukun Insya Allah tidak terhenti setahun dua tahun, tetapi akan terus berlanjut hingga mencapai tujuan akhirnya, yaitu mengantarkan warga sekolah SD Negeri Dukun berprestasi, serta berkarakter baik dan saleh.

3. Program Pembelajaran Budaya Gelamor Batu Akik Keras

(23)
(24)

Gambar V.2.

Pengumuman Pemberlakuan Program Budaya Gelamor Batu Akik Keras mendampingi pelaksanaan M-LOP pada tanggal 23 Agustus 2015 bertepatan dengan

peringatan HUT SD Negeri Dukun dan Rapat Pleno Pemilihan Pengurus Komite Periode 2015 sd 2017.

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan M-LOP di SD Negeri Dukun baru berjalan kurang dari dua tahun namun hasilnya sudah terlihat dan dapat dirasakan oleh peserta didik dengan bukti meningkatnya prestasi lomba-lomba bidang akademik maupun non akademk di tahun pelajaran 2014/2015 dan 2015/ 2016 ini.

2. Di bidang peningkatan Sarpras dan fasilitas, SD Negeri Dukun tidak kalah modern dengan SD-SD lain di kota. Hal itu dilakukan tidak untuk sekadar membelanjakan keuangan sekolah namun memang benar-benar Sarpras tersebut dibutuhkan karena adanya saling keterkaitan antara alat satu dan alat lainnya dalam mendukung suatu program.

3. Pelaksanaan M-LOP efektif meningkatkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan di antara guru, karyawan dan warga sekolah lainnya. Rasa peduli, empati sering muncul secara spontan terkait adanya anjuran berbagi pada orang lain merupakan bukti sebagai orang baik atau saleh.

(25)

5. Seiring dengan meningkatnya perhatian dan partisipasi masyarakat, kasus-kasus kekerasan, perusakan dan pencurian sudah tidak terjadi lagi, hal itu disebabkan oleh program pemasangan kamera CCTV salah satu manfaatnya adalah sebagai “shok therapy” bagi seseorang yang akan berbuat jahat. B. Rekomendasi Operasional

1. Direkomendasikan bagi seluruh warga sekolah di SD Negeri Dukun untuk mengmemperbaiki niat dan menguatkan tekad dalam melaksanakan M-LOP karena tujuannya sangat berat namun sangat mulia. Keberhasilan M-LOP ini terletak di pundak kita semua, seluruh warga SD Negeri Dukun.

2. Hendaknya setiap warga sekolah lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian ditanggapi secara profesional dan dituangkan dalam rencana pengembangan selanjutnya.

3. Bagi para sahabat tokoh agama lain yang ingin menerapkan M-LOP

direkomendasikan menyusun buku menurut tuntunan agama dan keyakinannya masing-masing bahwa efektifitas strategi ini ditentukan oleh adanya komitmen normatif, yaitu kesetiaan atau loyalitas berbasis spirit internal atau nilai-nilai agama yang diyakininya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, 2009. State Sholat dan Gelombang Otak. Artikael. OTAK Downloads Tanggal 28/ 01/2010.

Anita Ganeri, 1996. Ilmu Pengetahuan Tubuh Manusia. Semarang: CV. Elang Santika.

Arif Rahutomo, 2009. Seminar Psiko Edukasi dan Training Otak Kanan Dahsyat. Paparan Mataeri Seminar, Kayyisu Excelent.

Asyharie, M.A. 1997. Keagungan Sinar-Sinar (Nur) Muhammad SAW Rahmatan Lil ‘Alamin. Surabaya: Penerbit Terbit Terang.

CW. Leadbeater, 1997. The Chakras. Semarang: Penerbit Dahara Prize.

Bill Lucas, Dr., Boost Your Brain Power. Diterjemahkan Popi Hasna Amalia dengan judul Senam Otak Kanan Melatih Otot Otak Membuka Potensi Otak yang Terpendam, 2008. bandung: Penerbit Jabal.

Daniel H. Pink, 2006. A Whole New Mind. Diterjemahkan Rusli, 2009. Misteri Otak Kanan Manusia. Jogjakarta: Penerbit Think.

Depag RI, 1985. Al Quraan dan Terjemahnya. Jakarta: Proyek Penerbitan Kitab Suci Al Quraan.

Dodie Magis, Cht, 2009. Self Hypnosis, Semarang: Penerbit Dahara Prize. Mohammad Taufiq, 2008. Quran dan Hadits Digital. Taufiq Product, Inc.

Hisyam A. Fachri, 2009. The Real Art of Hypnosis, Jakarta: Penerbit GagasMedia. Imam Abdur Rahim, 2002. Menyisir Alam Sufi. Alih Bahasa oleh Ainul Yaqin.

(26)

Jalaluddin Rakhmat, 1998. Renungan-Renungan Sufistik Membuka Tirai Kegaiban. Bandung: Penerbit Mizan.

KBBI, balai Pustaka,” 1993.

Punk Permadi, 2000. Akulah Tubuh Manusia. Solo: Tiga Serangkai.

Rajendra Kartawiria, 2004. 12 Langkah Membentuk Manusia Cerdas. Bandung: Penerbit Mizan.

Ryan Martian dan Arif Rh, 2009. Funtastic Learning. Purwokerto, Penerbit: Kayyisu Media.

Steve Parker, 2006. Volume 5 EnsikLOTedia Sains Seri Pustaka Tubuh Kita. Bandung: Penerbit Pakar Raya.

(27)
(28)
(29)
(30)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.1Daftar Peroleh Prestasi Peserta Didik SD Negeri Dukun dalam Lomba
Gambar V.1
Gambar V.2Foto Bersama Anggota Polsek Karangtengah dengan Kepala Sekolah dan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan adanya usaha dan upaya yang kuat selama 2 tahun terakhir yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dan tim pengembangan

Berdasarkan temuan hasil penilaian kinerja kepala sekolah (PKKS) tahun 2019 di SDN 005 Cinta Damai menunjukkan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah masih perlu untuk

Berdasar skor angket hasil penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa secara umum variabel Gaya Kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala Sekolah di SD DDI

kasus SD se-Kecamatan Sragen Tahun 2016). Rendahnya pemahaman kepala sekolah tentang supervisi akademik sehingga kepala sekolah hanya memahami supervisi sebagai bentuk