• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAK DAN KEWAJIBAN WUJUD TANGUNG JAWAB SE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAK DAN KEWAJIBAN WUJUD TANGUNG JAWAB SE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya menghendaki keadilan dalam hidup. Konsep keadilan memiliki cakupan yang luas mulai dari mulai dari yang bersifat filosofis, etik, hukum dan juga keadilan sosial. Keadilan menjadi syarat mutlak hubungan antara manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut penulis dalam realitas kehidupan masyarakat Indonesia, keadilan hanya getol dibicarakan semua masyarakat pada taraf seputar teori moral sedangkan dalam praksisnya keadilan sulit dijalankan dan bahkan tidak membadan. Hak dan keadilan tidak terpisah dari tindakan. Tindakan yang dimaksudkan adalah tindakan dalam arti etis dimana tindakan yang dibuat merupakan hasil pertimbangan secara rasional dan dikehendaki secara bebas. Kebebasan individu sebagai warga negara merupakan hak mutlak dan serentak merupakan tuntutan kewajiban untuk bertangungjawab terhadap diri sendiri dan jaminan hak yang dimiliki oleh orang lain.

Aristoteles berpendapat bahwa manusia harus secara aktif mengambil bagian dalam kehidupan polis.1 Manusia dalam kaitannya dengan polis dituntut untuk berpartisipasi

aktif dalam seluruh kehidupan polis. Manusia sebagai bagian dari polis tidak hanya menggunakan fasilitas segala sesuatu yang disediakan polis tetapi juga dituntut untuk berbuat sesuatu yang dapat membangun polis. Tindakan manusia di atas menurut Arendt adalah kemampuan untuk membawa sesuatu yang baru ke dunia. Tindakan selalu melahirkan sesuatu yang baru dan memberikan kontribusi bagi dunia.2 Oleh

karena itu cita rasa kewargaan selalu ditampilkan dengan dorongan alamiah manusia untuk terlibat dalam masyarakat di negaranya.

1 Yosef Keladu, “ Etika Keduniawian; Karakter Etis Pemikiran Politik Hanna Arendt” (Ms.) (Maumere: STFK Ledalero, 2015). p.72.

(2)

II. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN KEADILAN SOSIAL

Hak selalu berkaitan erat dengan keadilan. Objek dari kedilan itu adalah persaman timbal balik antara manusia. Thomas Aquinas berpendapat bahwa kata keadilan (ius) yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai hukum sebetulnya memiliki tiga arti penting yaitu hukum objektif, hukum preskriptif, dan hukum subjektif.3 Hukum

objektif merupakan tatanan yang adil dan objek keadilan tersebut serta persamaan dalam hubungan timbal balik antara manusia. Hukum preskriptif bertalian dengan kumpulan norma-norma dan aturan-aturan yang membatasi dan menetapkan tatanan objektif keadilan. Salah satu contohnya adalah hukum sipil. Hukum subjektif merupakan kemampuan moral untuk memiliki, melakukan dan menuntut sesuatu secara adil tanpa dihalangi oleh pihak lain. Dalam hukum subjektif individu bebas namun di sisi lain individu dituntut untuk menjaga keadilan dengan tidak mengangu hak orang lain.

II.1Hak dan Keadilan

Menurut Thomas Aquinas kekhasan dari keutamaan keadilan adalah menetapakan dan menjamin ketertiban dalam hubungan antar manusia.4 Kata keadilan selalu merujuk

kepada persamaan atau kesimbangan hak dan kewajiban. Ada empat jenis keadilan yaitu keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan legal dan keadilan sosial.

Keadilan komutatif mengatur hubungan yang adil antar manusia yang satu dengan manusia yang lain. Kadilan distributif mengatur hubungan yang adil antara masyarakat dan anggota-anggotanya. Misalnya pembagian gaji berdasarkakan tanggungjawab yang diemban. Setiap orang diberikan jasa sesuai dengan fungsi dan perannya dalam masyarakat. Keadilan legal merupakan kewajiban setiap anggota masyarakat untuk bertindak sesuai dengan hukum yang mengatur semua hal demi kepentingan umum. Setiap orang baik atasan maupun bawahan diwajibkan melakukan tugas dengan tujuan utama yaitu untuk memenuhi kepentingan bersama. Keadilan sosial merupakan sintesis antara keadilan sosial dan kadilan distributif dan keadilan legal. Sasaran keadilan sosial adalah mengarah secara khusus tingkah laku individu untuk mencapai kesejahteraan

(3)

bersama. Keadilan sosial mengatur timbal balik antara berbagai kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Keadilan sosial bertujuan mengatur tatanan ekonomi dalam suatu masyarakat menurut tuntutan akal budi dan secara khusus mengatur perbuatan masyarakat atau anggota-anggotanya sehingga semua dapat hidup secara manusiawi yaitu memenuhi kebutuhan-kebutuhan materi secara pantas.

Hubungan antara hak dan kewajiban bersifat korelatif. Hak seseorang untukmemiliki atau terhadap suatu barang serentak merupakan sebuah tuntutan akan kewajiban orang lain untuk tidak memiliki barang tersebut. Berdasarkan korelasi antara hak dan kewajiban maka hak memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

Hak tidak dapat dirusakan, hak terbatas, dan hak memaksa. Hak tidak dapat dirusakan karena kemampuan moral seseorang tidak dapat dirusak dengan cara apapun. Hak terbatas karena hak seseorang selalu dibatasi dengan hak yang sama yang ada pada orang lain. Misalnya hak sopir angkot untuk mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi dibatasi dengan hak penumpang atau hak pengguna jalan lainnya untuk terhindar dari kecelakan. Hak pun terbatas apabila ada tuntutan kesejahteraan umum. Misalnya penggusuran tanah untuk membangun rumah sakit atau jalan raya. Hak pun dibatasi oleh hukum demi kesejahteraan umum. Ada norma dan aturan yang membatasi hak seseorang agar tidak berbenturan dengan hak orang lain.

2.2 Kebebasan dan Tangungjawab Sebagai Warga Negara

Manusia merupakan makhluk berakal budi. Sebagai makluk yang berakal budi manusia memiliki kebebasan dan bertanggungjawab dengan dirinya sendiri. Hal di atas yang membedakan manusia dengan binatang. Binatang tidak mengenal faham kewajiban dan dianggap tidak mampu bertangungjawab. Binatang selalu mengandalkan instingnya dan kecondongan-kecondongan alamiahnya sedangkan manusia memiliki kebebasan dan bersamaan dengan kebebasan itu iapun dibebani dengan tanggungjawab dan kewajiban moral.5

II.1.1 Kebebasan

(4)

Manusia merupakan satu-satunya binatang yang berakal budi. Selain berakal budi manusia memiliki kebebasan untuk bertindak, bekerjasama dan bertukar pendapat untuk meningkatkan perkembangan serta menjaga eksistensi negaranya. Tujuan dari tindakan ini adalah kebaikan manusia itu sendiri dengan menjamin hak-haknya. Sebuah negara akan runtuh apabila warganya melakukan banyak pelanggaran. Oleh karena itu setiap warga negara harus memiliki kebajikan warga dan kepekaan terhadap hukum sebagai upaya untuk menjaga keutuhan negara.6 Kebebasan bertindak dan

bertanggungjawab terhadap tindakan merupakan langkah praktis dari upaya pelestarian negara.

Kebebasan dibagi atas dua yaitu kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial. Berikut akan diuraikan pembahasan seputar kebebasan eksistensial dan kebebasan sosial.

1. Kebebasan Eksistensial

Kebebasan eksistensial pada dasarnya terdiri dari kemampuan manusia untuk menenentukan dirinya sendiri.7 Kebebasan ini tidak menekankan bentuk kebebasan dari

apa, melainkan untuk apa. Negara dan segala upaya untuk mewujudkan keadilan sosial memampukan kita untuk menentukan tindakan atau bertindak secara sadar. Tindakan dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu. Tidakan dilakukan oleh kita berdasarkan kesadaran dan kitapun bertanggunggjawab atas tindakan itu.8

Dalam kebebasan eksistensial keadilan sosial menjamin kebebasan jasmani dan rohani. Secara fisik manusia bebas menentukan apa yang harus dilakukannya. Hal ini membuktikan bahwa kebebasan manusia bukanlah kebebasan yang abstrak melainkan kebebasan nyata dalam sifat dan tindaknnya. Kebebasan tubuh kita secara fisik dipasung dengan kekuatan fisik yang lebih besar. Paksaan menjadikan kita melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang tidak kita kehendaki berdasarkan pikiran. Informasi politik yang diperoleh dan dipahami tidak benar dan merupakan bentuk interpretasi baru berdasarkan keterkungkungan dan ketiadaan kebebasan eksistensial. 9 Semua

informasi disaring secara sistematik demi tujuan tertentu. Berdasarkan uraian

6 Felix Bhagi (Ed.), Kewarganegaraan Demokratis: Dalam Sorotan Filsafat Politik. (Maumere: Ledalero, 2009), p. 81.

7 Magnis Suseno, Op. Cit., p.23. 8 Ibid. p.23.

(5)

kebebasan eksistensial di atas maka tidak dibenarkan praktek paksaan yang dapat merusak hak seseoarang berpikir secara bebas.

2. Kebebasan Sosial

Kebebasan eksistensial identik dengan kebebasan individu. Dalam hidup bernegara sebagai makhluk sosial manusia selalu mengahayati hidupnya dalam relasinya dengan yang lain. Kebebasan selalu dikaitkan dengan paksaan dan penindasan yang datang dari luar. Jadi jaminan kebebasan sosial adalah keadaan dimana kemungkinanan kita untuk bertindak tidak dibatasi oleh orang lain.10 Kebebasan sosial dibatasi dengan paksaan

berupa siksaan pada fisik yang berdampak pada kebebasan roahani untuk berpikir jernih dan menghayati kehidupan yang bertangungjawab dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara baik.

Selain itu terdapat praktek-praktek yang mengurung kebebasan sosial yaitu perintah dan larangan.11 Misalnya presiden JOKOWI melaui undang-undang memiliki

kewajiban untuk menjalankan tugas sebagai kepala negara yang menuntun bangsa Indonesia pada kesejahteraan bersama. Namun di sisi lain dalam kekuatan fisik yang besar sebagai presiden JOKOWI membuat perintah di luar perintah undang-undang yaitu menembak para kritikus yang terlalu tajam menyampaikan kritik dan saran. Penentuan untuk melakukan perintah dan larangan yang memangkas kebebasan sosial bergantung pada individu tersebut.12

II.2Relevansi Bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Dalam proses penerapan keadilan sosial masyarakat memiliki peran tertinggi dan menjadi tolok ukur penilaian tentang aktualisasi konsep keadilan dalam praksis. Sebagai masyarakat yang berkecimpung dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia memiliki kewajiban untuk berani melawan kecenderungan anonimisasi yang dapat timbul dari birokratisasi. Selain itu sebagai warga Negara yang berciri pribadi yang arif dan dan rasional, kita dituntut untuk menata kehidupan bersama demi tercapainya cita rasa akan keadilan yang sederhana dan pragmatis memadai.13

10 Ibid. pp.26-28. 11 Ibid.p.29. 12 Ibid.

(6)

Dalam Pancasila terdapat rumusan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Sila ini memiliki makna dan kesesuaian sifat-sifat dan keadaan serta hakikat Negara dengan hakikat manusia yang bersifat “monopluralis”. Hubungan monopluarlis mecakup beberapa hubungan yang dijalin manusia dalam hidupnya yaitu: manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan Tuhan. 14

Berdasarkan makna dari sila keempat di atas maka pengertian adil dan beradab dirumuskan sebagai berikut: Kata adil dalam kaitannya dengan kemanusiaan yaitu adil terhadap pribadinya sendiri, terhadap sesama dan terhadap Tuhan. Berdasarkan rumusan di atas maka kebebasan manusia sebagai warga negara yang arif dan rasional harus diterjemahkann dalam hidup nyata berdasarkan pedoman keadilan yang beradab.

Dalam kaitannya dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam sila kelima Pancasila warga negara Indonesia menjamin hak-hak semua warga negara untuk mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik dan ekonomi, dan sosial budaya dan pertahanan keamanan. Keadilan sosial manusia mencakup segala bidang kehidupan. Setiap warga berangungjawab terhadap negara dan bebas memperoleh haknya. Rakyat yang dimaksudkan dalam sila ini adalah semua orang di bawah wilayah Indonesia dan semua warga negara Indonesia yang hidup di negeri asing.15

III. Penutup

14 Kaelan, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia (Yogyakarta: Paradigma, 2002),

p.169.

(7)

Keberhasilan dalam menghadapi tantangan seputar masalah ketidakadilan selalu diawali dengan manusia dan tindakanya. Manusia sebagai makhuk berkal budi hendaknya memiliki kecakapan dalam berpikir, bericara dan bertindak. Hak-hak mendasar di atas serentak menjadi tuntutan untuk bertangungjawab dengan kebebasan pribadi saat dihadapkan dengan kebebasan lainnya.

Dalam aspek spiritual manusia merupakan makhluk ber-Tuhan. Oleh karena itu dalam segala manifestasi perbuatannya manusia harus senantiasa bersifat adil. Manusia harus bertindak adil dengan memberikan kepada dirinya sendiri dan kepada orang lain sebagaimana mestinya yang menjadi haknya.

Demikian karya ilmiah ini dibuat semoga bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Penulis menyadari masih banyak kekurang dari karya ilmiah sedehana ini. oleh karena itu penulis mengharapka kritik dan saran dari Pater untuk memeprkaya karya ilmiah ini.

(8)

I. Buku

Suseno Magnis. Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius, 1987.

Bhagi Felix (Ed.). Kewarganegaraan Demokratis: Dalam Sorotan Filsafat Politik. Maumere: Ledalero, 2009.

Kaelan. Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Yogyakarta: Paradigma, 2002.

Hadi Hardono. Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius, 1994.

II. SUMBERLAIN

Ceunfin Frans. “Etika Dasar”(Ms.) Maumere: STFK Ledalero, 2005

Referensi

Dokumen terkait

sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir yang berjudul “Gambaran Kebahagiaan Pemilik Shelter Hewan (Anjing atau Kucing) di DKI Jakarta dan Kabupaten

Variabel kepuasan pengguna dibentuk oleh tiga variabel laten yang meliputi kepuasan menggunakan online learning untuk mempelajari akuntansi (kp1), minat untuk mempelajari

Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan analisis dengan memperhatikan excess zero dan overdispersi menggunakan regresi ZINB dan model regresi HNB, dimana kedua

bahwa dalam rangka pemanfaatan ruang dan sumberdaya perairan oleh masyarakat hukum adat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan

Fenomenologi memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang lain melalui dialog. Tradisi memandang manusia secara aktif

Angket sering juga disebut sebagai kuesioner. 199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin merancang sebuah aplikasi yang mampu membangkitkan elemen formulir berbasis web berdasarkan skema basis data