• Tidak ada hasil yang ditemukan

unduh PROSIDING2018 – 5TH IDEC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "unduh PROSIDING2018 – 5TH IDEC"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU PRODUK

KURSI BAMBU PANJANG DENGAN PENDEKATAN

MINIMASI BIAYA

Emy Khikmawati¹, Heri Wibowo², Aries Setiawan³

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malahayati Bandar Lampung, Jl. Pramuka No.27 Kemiling, Bandar Lampung, Indonesia

Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

CV. Meubel Makmur Sejahtera memproduksi dan menjual mebel keperluan rumah tangga, perkantoran dan industri. Meningkatnya kebutuhan pasar produk furniture dan keterbatasan gudang bahan baku membuat perusahaan harus bisa membuat perencanaan kebutuhan bahan baku yang optimal agar bahan baku habis sesuai rencana, sehingga sedikit bahan baku yang ada di gudang persediaan. Perusahaan dihadapkan pada pertimbangan antara kemampuan kapasitas produksi dengan permintaan dari konsumen, sehingga kestabilan produksi perusahaan dapat dijaga. Tujuan penelitian adalah merencanakan kebutuhan bahan baku untuk meminimalkan biaya pesan dan biaya simpan dengan mengunakan beberapa metode yaitu metode Lot for Lot (LFL), metode Economic Order Quantity (EOQ), metode PeriodeOrderQuantity (POQ) dan metode FixedOrderQuantity (FOQ). Dengan perencanaan kebutuhan kapasitas ini diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukan metode yang paling optimal yang digunakan dengan biaya yang paling minimal adalah metode Period Order Quantity yaitu dengan total biaya yang digunakan sebesar Rp 203.380,00.

Kata kunci, : EOQ, FOQ, LFL, POQ

1. PENDAHULUAN

CV. Meubel Makmur Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan mebel keperluan rumah tangga dan perkantoran dan industri. Perusahaan memproduksi pesanan berdasarkan pesanan dari pihak konsumen, dan menyediakan produk jadi tanpa pesanan. Meningkatnya kebutuhan pasar akan produk furniture dan keterbatasan gudang bahan baku membuat perusahaan harus bisa membuat perencanaan kebutuhan bahan baku yang optimal agar bahan baku habis sesuai rencana sehingga sedikit bahan baku yang ada di gudang persediaan. Perusahaan menghadapi masalah dalam mempertimbangan antara kemampuan kapasitas produksi harus disesuaikan dengan permintaan dari konsumen, sehingga kestabilan produksi dalam perusahaan dapat dijaga. Untuk itu perlu dibuat berdasarkan target penjualan yang dapat dilakukan. Permasalahan perusahaan adalah bagaimana perencanaan kebutuhan material di sejumlah pemasok bagi perusahaan yang mencakup bahan baku apa saja, berapa banyak, dan kapan tersedianya untuk membuat kursi bambu panjang. Dengan permasalahan seperti tersebut, maka penelitian mempunyai tujuan untuk merencanakan kebutuhan bahan baku untuk pembuatan komponen produk kursi bambu panjang dan menentukan perbandingan besarnya biaya perencanaan kebutuhan bahan baku produk. Dengan perencanaan dapat menentukan kebutuhan material atau komponen pada saat yang tepat, kapan suatu jenis material atau komponen harus tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan untuk menjaga keterlambatan dalam proses dan memenuhi target sesuai permintaan. Ukuran lot yang tepat dalam perhitungan Material Requirement Planning mampu menghemat biaya persediaan perusahaan.(Khikmawati. et all., 2017)

(2)

Proses penentuan ukuran lot merupakan proses yang sangat penting karena pemilihan teknik ukuran lot akan mempengaruhi keefektifan sistem MRP secara keseluruhan. Oleh sebab itu teknik lot sizing dengan pendekatan level by level masih tetap digunakan dalam menentuka kuantitas pemesanan dalam MRP (Teguh Baroto, 2008: 155). Tahapan dalam penelitian dalam menyelesaikan permasalahan adalah melakukan peramalan mencakup proses tahapan peramalan dan pemilihan metode terbaik. Kemudian penentuan jadwal induk produksi yang hasilnya diperoleh dari hasil peramalan terpilih. Dilanjutkan dengan perhitungan perencanaan kebutuhan material, setelah itu baru dilakukan perhitungan Lot Sizing Yang Optimal dalam penelitian ini membandingkan 4 metode yaitu : Economic OrderQuantity (EOQ), LotForLot (LFL), PeriodOrderQuantity (POQ), dan FixedOrder Quantity (FOQ). (Kusuma, 2001)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data permintaan kursi bambu panjang diperoleh dari laporan bulanan hasil penjualan dari bulan Januari 2012 sampai dengan Desember 2013, datanya dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1.Data Permintaan Kursi Bambu Panjang Periode Januari 2012 – Desember 2013

Bulan Tahun Data Penjualan

(3)

Data struktur produk berisi mengenai komponen-komponen penyusun perakitan kursi bambu panjang. Komponen diidentifikasikan menurut kelompok dan urutannya. Identifikasi untuk masing-masing komponen penyusun kursi bambu dapat dilihat pada tabel 3.2 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Data Struktur Produk Kursi Bambu Panjang

No Komponen Bahan Jumlah

(unit) Keterangan

1 Kaki Depan Bambu 2 Produksi

2

(Sumber : CV. Makmur Sejahtera)

Adapun ukuran komponen-komponen kursi bambu panjang adalah sebagai berikut : Tabel 3.3.Volume Komponen Kursi Bambu panjang.

No Komponen Bahan Jumlah

(4)

Lead time untuk masing-masing komponen dihitung dari awal pemesanan sampai bahan baku tiba ditambah dengan lamanya proses pengerjaan sampai komponen siap pakai.

Tabel 3.4. Data Lead Time Produk kursi bambu panjang

No Komponen Lead Time (Minggu)

(Sumber : CV. Makmur Sejahtera)

Permintaan produk akan dilakukan proses peramalan guna memprediksi untuk periode yang akan dating (Astana, N.Y, 2007).

Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut :

1.Menganalisis data dengan cara memplotkan data sehingga dapat diketahui pola data yang dihasilkan.

2.menentukan metode peramalan yang digunakan sesuai dengan pola data yang terbentuk. 3.Memproyeksikan data lalu dengan menggunakan metode yang sesuai.

Plot data volume penjualan (permintaan) produk kursi bambu panjang dari bulan Januari 2012 sampai Desember 2013 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut :

Gambar 3.1 Pola data Penjualan Januari 2012 – Desember 2013

Dari perhitungan menggunakan program Excel OM diperoleh nilai MAD dan MSE sebagai berikut :

Tabel 3.5. Nilai MAD dan MSE Peramalan menggunakan Program Exel OM

(5)

Maka metode yang terpilih adalah metode Moving Average, karena metode peramalan tersebut yang hasilnya memiliki tingkat kesalahan (MAD) terkecil serta mendekati peramalan yang paling optimal. Untuk produk kursi bambu panjang adalah MAD yang terkecil adalah 161, maka untuk memilih yang paling optimal dengan melihat MSD yang terkecil yaitu 38.778.

Hasil peramalan periode yang akan datang adalah konstan. Oleh karena itu, produksi tidak perlu berlebihan, kecuali adanya pemesanan, karena dikuatirkan akan kelebihan produksi.

Tabel 3.6. Jadwal Induk Produksi Kursi Bambu Panjang Untuk 3 Bulan kedepan

Periode Periode (mingguan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kursi Bambu panjang

(unit) 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87 87

Metode MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan dan persediaan untuk item-item dependent demand (item-item dependent demand yaitu

bahan baku, part, subassemblies dan assemblies) yang semuanya disebut

Manufacturing Inventory. (Vincent, 2001).

Perencanaan kebutuhan bahan baku ini dilakukan dengan perhitungan manual menggunakan metode Material Requirement Planning, Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7. Rekapitulasi Rencana Kebutuhan Komponen Kursi Bambu Panjang (Dalam Unit)

Komponen 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total

Kaki Depan 0 144 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2058 Kaki Belakang 0 164 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2078 Penyangga

Dudukan 0 154 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2068 Daun

Dudukan 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073 Dudukan 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073 Penyangga

Sandaran 0 154 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2068 Daun

Sandaran 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073 Sandaran 0 159 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2073 Galar 0 246 261 261 261 261 261 261 261 261 261 261 261 3117 Isi 0 144 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 174 2058

(6)

Untuk komponen yang diproduksi sendiri, karena pembeliannya dalam bentuk bahan baku bambu olahan, maka dihitung rencana kebutuhan bambu.

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Biaya Total

Metode Hasil biaya total

Economic Order Quantity (EOQ) Rp 480.242,00

Lot For Lot (LFL) Rp 600,000.00

Period Order Quantity (POQ) Rp 396.620,00

Fixed Order Quantity (FOQ) Rp 946.940,00

Dari metode yang digunakan maka metode yang paling optimal yang digunakan dan dengan biaya yang paling minimal adalah Metode Period Order Quantity yaitu dengan total biaya yang digunakan sebesar Rp 396.620,00

4. SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan kebutuhan biaya bahan baku tersebut diperoleh biaya pemesanan bahan baku yang menggunakan metode Period Order Quantity

memberikan biaya yang lebih kecil yaitu Rp 396.620,00 dibandingkan dengan metode lot for lot yang digunakan perusahaan yaitu Rp 600.000,00, jadi selisih antara kedua metode itu adalah Rp 203.380,00. Yang membedakan selisih antara kedua metode tersebut adalah metode Period OrderQuantity menggunakan biaya simpan sehingga meminimalkan biaya pesan, sedangkan metode Lot For Lot yang digunakan perusahaan pemesanan dilakukan tiap periode sehingga memperbesar biaya pesan. Maka menyarankan kepada perusahan untuk mengoreksi kembali metode lot sizing yang di gunakan guna menjaga kualitas bahan baku yang berimbas pada kualitas barang jadi dan biaya lot sizing. Kontribusi untuk perusahaan adalah metode Period Order Quality dapat diterapkan karena metode tersebut memberikan kontribusi penurunan biaya lot sizing.

5. Daftar Pustaka

Astana, N.Y. (2007) Perencanaan dan Persediaan Bahan Baku Berdasarkan Metode Requirement Planning (MRP). Jurnal Ilmiah Teknik Industri.

Baroto, Teguh. (2008). Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Bogor, Ghalia Indonesia Gasperz, Vincent. (2001). Production Planning and Inventory Control berdasarkan pendekatan sistem terintergrasi MRP II dan JIT menuju manufaktur 21. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Heizer dan Render.(1988).The Theoretical Maximum Output Of A System In Given Period.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Khikmawati, Emy. Anggraini, Melani. Anwar, Khairul. Analisis Perencanaan Biaya Persediaan Produk Semen melalui Pendekatan Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP). Vol I, No. 1, Jan 2017. ISSN : 2541-4720

(7)
(8)

Gambar

Tabel 3.1.Data Permintaan Kursi Bambu Panjang Periode Januari 2012 – Desember 2013
Tabel 3.2. Data Struktur Produk Kursi Bambu Panjang
Tabel 3.4. Data Lead Time Produk kursi bambu panjang
Tabel 3.6. Jadwal Induk Produksi Kursi Bambu Panjang Untuk 3 Bulan kedepan

Referensi

Dokumen terkait

Waktu tunggu maksimal adalah lama waktu maksimal yang bisa diterima oleh seorang calon penumpang Trans Jogja dalam menunggu kedatangan bus di halte sampai dengan naik bus

Pernyataan-pernyataan tersebut berhubungan dengan entrepreneur orientation, tahapan perusahaan, motivasi, sumber daya perusahaan, lingkungan, pertumbuhan perusahaan

Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mencegah kejahatan yang akan terjadi adalah teknik data mining dengan cara memprediksi pola dari tindak kriminal

Hasil penilaian postur kerja menggunakan metode REBA menunjukkan bahwa gangguan muskuloskeletal ditemukan pada aktivitas tersebut sesuai dengan keluhan sakit yang

Dan berikut poin yang harus ditingkatkan oleh bengkel adalah kebersihan kendaraan setelah di service , kecepatan dalam pengerjaan, kemampuan penjelasan mengenai perbaikan,

Perancangan bertujuan produk ialah membantu perusahaan dalam mengembangkan produk baru yang sesuai dengan keinginan pelanggan dengan menyesuaikan kemampuan perusahaan. Jam

Hasil dari data kuisioner tersebut digunakan untuk mencari gap (kesenjangan) dari nilai persepsi dan ekspektasi mutu layanan BRT Bandarlampung, dengan menggunakan Metode

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peramalan permintaan steak ayam pada tahun 2018 dan menentukan jumlah bahan baku dan biaya yang harus disediakan