• Tidak ada hasil yang ditemukan

filsafat pancasila Implikasi Nilai Ketuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "filsafat pancasila Implikasi Nilai Ketuh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Yuly Imawati NIM : 14103241054 Kelas : PLB II A

Implikasi Nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan Pancasila Dalam

Sekolah Inklusi Di Indonesia

Pendidikan merupakan sesuatu yang bersifat universal dan berlangsung terus menerus dari generasi ke generasi selanjutnya. Pendidikan dikatakan universal karena dimanapun manusia berada selalu membutuhkan pendidikan. Pendidikan termasuk usaha sadar yang dilakukan untuk memanusiakan manusia, yang dalam pelaksanaannya selalu berpedoman pada pandangan hidup suatu bangsa.

Pendidikan yang diterapkan di Indonesia berpedoman pada pandangan hidup bangsa ini yaitu berlandaskan pada Pancasila. Pancasila merupakan pedoman atau pandangan hidup bangsa Indonesia yang mengatur segala aspek kehidupan, salah satunya adalah pendidikan.

Pada umumnya di Indonesia kita mengenal adanya dua macam sekolah yaitu, sekolah umum dan sekolah khusus atau yang sering disebut sekolah luar biasa (SLB). Sekolah umum adalah sekolah yang dimana siswa-siswanya tidak memiliki hambatan atau tidak berkebutuhan khusus, sedangkan sekolah khusus (SLB) adalah sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki hambatan atau gangguan fisik maupun mental.

Adanya dua model sekolah tersebut dianggap sebagai suatu bentuk diskriminasi terhadap anak berkebutuhan khusus. Pemisahan antara anak normal dengan anak bekebutuhan khusus dianggap sebagai hambatan untuk anak normal dan anak berkebutuhan khusus saling berinteraksi secara langsung, saling belajar bagaimana memahami, menghargai, bersikap dangan orang lain yang mempunyai kemampuan berbeda.

(2)

dengan sistem yang berbeda yang disebut dengan sekolah inklusif. Sekolah inklusif adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Dalam pelaksanaannya sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak tetapi sesuai dengan kemampuan, potensi, dan kebutuhan setiap siswa.

Disamping itu juga dibutuhkan kerjasama antara guru, orang tua, masyarakat sekolah, dan siswa agar saling membantu dalam proses pembelajaran, agar setiap individu dapat diterima di kelas, dan potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang dengan maksimal. Sekolah inklusif lebih memberikan kesempatan kepada siswanya untuk saling belajar secara langsung, saling berinteraksi, manghargai dan cara bersikap kepada orang lain.

1. Landasan pendidikan inklusif di Indonesia a. Landasan filosofis

Landasan filosofis penerapan pendidikan inklusif di Indonesia adalah Pancasila, yang merupakan falsafah bangsa dan sekaligus cita-cita bangsa Indonesia. Filosofis ini merupakan wujud pengaplikasian Kebhinekaan Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu, seperti halnya perbedaan ras, suku, bahasa, dan budaya. Dalam sekolah inklusif, anak dalam kelas dengan potensi dan kemampuan yang berbeda-beda akan saling berbaur dan akan memungkinkan terjadinya interaksi yang beragam pada lingkungan sekolah sehingga akan mendorong sikap toleransi perbedaan individu.

b. Landasan yuridis

Kebijakan pendidikan inklusi di Indonesia dilandasi oleh (1) Undang-Undang Dasar 1945: (a) Pasal 31 (Ayat 1): Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; (2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, terutama pada pasal-pasal: (a) pasal 5: Setiap penyandang cacat mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan (b) Pasal 6 (ayat 1): Setiap penyandang cacat berhak memperoleh pendidikan pada semua satuan, jalur, jenis dan jenjang pendidikan; (3) Pasal 51: Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.

(3)

Pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 3, dikatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Melalui pendidikan inklusi anak berkebutuhan khusus dibentuk menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab, yakni individu yang mampu menghargai perbedaan, berpartisipasi dalam masyarakat.

d. Landasan Empiris,

Hal ini mengacu dari penelitian yang banyak dilakukan di Negara-negara Barat sejak tahun 1980-an (diseponsori oleh The National Academy Of Science), hasilnya menunjukan klasifikasi dan penempatan anak berkelainan di sekolah, kelas, atau tempat khusus tidak efektif dan diskriminatif.

2. Komponen keberhasilan pendidikan inklusi a. Fleksibilitas Kurikulum (bahan ajar)

Kurikulum menujukkan segala sesuatu yang dipelajari dan semua pengalaman yang harus diperoleh siswa, serta semua kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dan siswa. Kurikulum juga harus memiliki tujuan dan pencapaian, dalam perkembangannyajuga harus dinamis.

Dalam sekolah inklusi kurikulum berorientasi pada kebutuhan anak, perkembangan, dan kepentingan anak dan lingkungannya agar anak tidak merasa adanya tuntutan atau tekanan secara psikologis. Kurikulum mencakup segala materi pelajaran, aktivitas dan pengalaman anak didik, di mana ia berada dalam kontrol lembaga pendidikan, baik yang terjadi di luar atau pun di dalam kelas.

(4)

Dalam sekolah inklusi kurikulum menggunakan kurikulum sekolah reguler yang dimodifikasi. Ada 3 model kurikulum yang mungkin perlu dipersiapkan untuk pendidikan inklusi yakni, untuk anak dengan kemampuan akademik rata-rata dan di atas rata-rata mengunakan kurikulum normal atau kurikulum modifikasi. Kurikulum relatif sama dengan anak normal, hanya struktur kurikulum diberikan penambahan program khusus sesuai dengan jenis kelainan, dengan alokasi waktu 2 jam per minggu.

Anak dengan kemampuan akademik sedang (dibawah rata-rata) disiapkan kurikulum fungsional/vokasional, ditujukan agar anak mempunyai kompetensi untuk bekerja setelah mereka tamat. Program ini berisi mata-mata pelajaran ketrampilan dan kejuruan. Program vokasional ini berdasarkan hasil asesmen diperkirakan tidak mampu mengikuti program akademik. Jenis ketrampilan yang disediakan hendaknya mempertimbangkan jenis dan tingkat kelainan anak, kecuali mempertimbangkan juga sumber daya yang dimiliki sekolah.

Anak dengan kemampuna akademik sangat rendah disiapkan kurikulum pengembangan bina diri, juga disiapkan kurikulum kompensatoris. Kurikulum kompensatoris adalah program layanan dan bimbingan yang disediakan bagi ABK sesuai dengan kebutuhan khususnya sebagai pengganti dari hambatan yang dialami akibat kelainannya. Bentuk layanan pada program ini dapat berupa mata-mata pelajaran seperti: orientasi mobilitas,baca tulis Braille, bahasa isyarat, komunikasi total, bina bicara, bina diri dan bentuk layanan lain misalnya pembelajaran remediasi, bimbingan belajar individual, fisioterapi, psikoterapi, terapi okupasi, atau layanan medis. Jenis, frekuensi, dan intensitas layanan bergantung pada kebutuhan individu, berdasarkan hasil asesmen.

b. Pendidik

(5)

kelas, menggunakan metode, media, dan sumber belajar, serta kemampuan untuk melakukan penilaian, baik proses maupun hasil.

Pendidik juga harus mampu mengunakan tekhnologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri dalam pembelajaran anak berkebutuhan khusus sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan siswa tidak akan bosan dan tertarik. Jika guru kreatif dan mampu menggunakan media pembelajaran yang bervariasi proses pembelajaran akan lebih menyenangkan.

c. Peserta didik

Kemampuan awal, karakter, dan potensi yang dimiliki siswa menjadi acuhan utama dalam mengembangkan kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajar mengajar agar ssuai dengan kebutuhan anak tersebut.

d. Sarana dan prasarana

Untuk menunjang pembelajaran di sekolah inklusi dibutuhkan beberapa media seperti buku-buku pelajaran dalam bentuk braile, talking books, Al Quran braile, alat-alat yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Dibutuhkan Aksesibilitas sekolah yang mudah diakses seperti gedung bangunan sekolah, jalan ke kelas agar anak mudah menjangkaunya. e. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum. Penilaian hasil belajar bagi peserta didik pendidikan inklusif mengacu pada jenis kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan. Guru harusnya dapat memberikan alternatif untuk peserta didik dalam melaksanakan ujian atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bosan dengan rutinitas.

(6)

serta bekerjasama dengan orang lain sehingga terbina kerukunan antara umat beragama, dan tidak memaksakan kehendak orang lain.

Pada asas kemanusiaan, yaitu dalam sekolah inklusi dapat diterapkannya sikap menghargai sesama manusia, membangun sikap toleransi, tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, dan hal tersebut tidak hanya dipahami tetapi direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rata-rata Aroma dari Berbagai Level Buah Sirsak ( Annona muricata L.) yang Ditambahkan pada Susu Pasteurisasi HTST dan LTLT

Waktu menunggu penumpang dalam antrian dan waktu pelayanan penumpang di check-in counter Lion air tujuan Kota Denpasar dan Surabaya tidak sesuai dengan Peraturan Menteri

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan rancangan observasional yang bersifat eksploratif.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang yang

Hubungan yang positif berarti jika nilai suatu faktor modal kerja meningkat (yakni tingkat perputaran kas, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang,

Hasil kajian mendapati bahawa bilangan wartawan pakar isu terhad, pengetahuan terhad wartawan tentang bencana tsunami, kurang persediaan oleh bilik berita,

1. Dalam melakukan proses segmentasi maka diperlukan tahap pra-pengolahan citra yang meliputi green chanel, gray scaling, contras limited adaptive histogram

Problem yang kedua yaitu terkait dengan problem distribusi SDMK di Dinkes Kabupaten Ponorogo, problem yang paling nampak adalah adanya pelaksanaan pendistribusian SDMK