BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Adanya penyakit infeksi yang disebabkan mikroorganisme tentunya
menimbulkan keinginan manusia untuk meneliti dan berusaha mencegah atau
mengurangi angka kejadiannya, salah satu cara yang dikembangkan adalah melalui
prosedur sterilisasi. Prosedur ini merupakan suatu kewajiban dirumah sakit. Melalui
prosedur ini diharapkan mikroorganisme yang terdapat pada alat-alat kedokteran gigi
yang digunakan dapat dihilangkan atau diminimalkan jumlahnya.11 Sehingga, hal ini dapat menjadi salah satu usaha pencegahan infeksi silang di bidang medis.
2.2 Infeksi Silang dalam Kedokteran Gigi
Infeksi dapat timbul dikarenakan beberapa penyebab salah satunya
mikroorganisme yang bersifat patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan lain-lain.
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup harus terus berkembang biak, dan berpindah
tempat untuk bertahan hidup.16 Infeksi silang adalah transmisi dari agen infeksi dan operator dalam lingkungan klinis. Infeksi silang dapat terjadi melalui jalur sebagai
berikut yaitu antara pasien, dokter gigi beserta staf, instrumen dan udara.
Mikroorganisme banyak sekali terdapat dirumah sakit atau klinik, karena disanalah
pusat orang sakit yang mungkin saja membawa mikroorganisme yang
membahayakan. Rumah sakit sebagai unit pelayanan medis tentu tak lepas dari
2.2.1 Jalur Penyebaran Infeksi
Apabila tindakan kontrol infeksi tidak dilakukan maka akan terjadi penularan
infeksi melalui jalur penularan infeksi sebagai berikut:
Gambar 1.Jalur penularan infeksi yang dapat terjadi di klinik3
Cara penularan infeksi seperti pada gambar:3
1. Kontak langsung dari jaringan dengan cairan atau darah
2. Droplets yang mengandung mikroorganisme infeksi
3. Terkontaminasi benda tajam dan instrumen yang disterilkan dengan cara
yang tidak benar.
Transmisi bisa terjadi dari kontak antar orang atau melalui objek yang
terkontaminasi.3 Umumnya suatu infeksi terjadi apabila terdapat inang yang sensitif, adanya mikroorganisme patogen dengan daya infeksi yang cukup dan jalur masuk
yang sesuai.3 Menurut Miller dan Palenik pada tahun 2010, infeksi tidak akan terjadi bila daya tahan tubuh tinggi, virulensi dan jumlah bakteri rendah. Penularan
mikroorganisme penyebab infeksi terbagi tiga yaitu infeksi silang yang disebabkan
karena mikroorganisme yang didapat dari orang lain secara langsung atau tidak
disebabkan oleh bakteri dari benda atau instrumen di lingkungan klinik serta air yang
digunakan dan infeksi dari diri sendiri ( self infection).1 2.2.2 Kontrol infeksi di kedokteran gigi
Dokter gigi dan semua tenaga kesehatan di bidang kedokteran gigi diharapkan
selalu mengasumsikan bahwa setiap pasien yang datang berpotensi membawa suatu
infeksi.12 Rongga mulut pasien merupakan sumber utama penyebab infeksi. Berbagai jenis bakteri, virus dan jamur berpotensi ditularkan dalam prosedur perawatan gigi.
Cara yang paling aman untuk mencegah penyebaran infeksi adalah dengan
melakukan tindakan standard precautions untuk kontrol infeksi. Kontrol infeksi adalah semua cara yang dilakukan untuk mencegah penularan mikroorganisme yang
berpotensi patogen.12
Pelaksanaan pencegahan infeksi ini dilakukan dengan prosedur:3 1. Evaluasi pasien
2. Perlindungan pribadi
3. Membersihkan perlengkapan
4. Penggunaan barang sekali pakai
f5. Disinfeksi
6. Pembuangan sampah dengan aman
7. Teknik asepsis dalam menangani pasien dan pekerjaan di laboratorium
8. Pelatihan staff
Terjadinya infeksi berbahaya dapat dicegah dengan cara melakukan suatu
tindakan pencegahan dan kontrol infeksi.3Tujuan kontrol infeksi adalah untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah jumlah mikroorganisme antar-individu atau
antara individu dengan permukaan yang terkontaminasi. Salah satu upaya kontrol
infeksi adalah dengan mensterilisasi alat atau instrumen serta tindakan asepsis selama
perawatan hingga mencegah dapat terjadinya infeksi silang. Mensterilisasi instrumen
akan menghilangkan dan mengurangi jumlah mikroba yang dapat menyebar dari satu
pasien pada pasien berikutnya. Sterilisasi merupakan bagian integral dari pelayanan
2.2.3 Instrumen kedokteran gigi
Beberapa alat pencabutan gigi meliputi: tiga serangkai (sonde, pinset dan kaca
mulut), elevator bein, tang, jarum suntik dan karpul. Untuk menentukan tingkat sterilisasi yang sesuai, maka alat pencabutan gigi tersebut digolongkan sesuai dengan
penggunaannya. Berikut ini merupakan penggolongan alat-alat tersebut:17
1. Peralatan kritis
Alat-alat yang langsung berkontak dengan daerah steril tubuh seperti semua
struktur atau jaringan yang tertutup mukosa atau kulit, karena daerah tersebut rawan
infeksi, contohnya jarum suntik. Sebaiknya peralatan yang termasuk dalam peralatan
kritis disterilisasi dengan autoklaf sebelum dibuang.
2. Peralatan semikritis
Peralatan yang bisa bersentuhan akan tetapi tidak sampai menembus membran
mukosa,contohnyasonde, pinset, kaca mulut, tang, elevator bein, kuret dan karpul.
Peralatan yang termasuk dalam alat-alat semikritis dapat disterilisasi dengan
menggunakan sabun yang mengandung detergen, kemudian direndam dengan
menggunakan Chloroxylenol 0,5% selama 10 menit dan bilas dengan air mengalir.
Setelah dilap dengan menggunakan kain steril, alat kemudian dimasukkan ke dalam
autoklaf.
3. Peralatan nonkritis:
Peralatan medis dan peralatan perawatan yang digunakan untuk kontak
dengan kulit saja, contohnya stetoskop. Peralatan ini cukup didesinfeksi dengan
desinfeksi tingkat menengah atau tingkat rendah.16
Instrumen-instrumen yang terkontaminasi atau berkontak dengan saliva dan
darah harus segera dibersihkan (pre-cleaning) atau direndam (pre-soaking) dalam larutan jika instrumen tidak dapat langsung dibersihkan. Setelah itu tahap selanjutnya
Terdapat beberapa cara untuk dekontaminasi alat-alat bekas pakai yaitu :3
1. Sterilisasi adalah proses membunuh dan menghilangkan semua
mikroorganisme dan spora dalam suatu material atau objek
2. Desinfeksi yaitu proses membunuh atau menghilangkan sel-sel vegetatif
yang menyebabkan infeksi namun tidak mematikan sporanya
3. Antiseptis yaitu merupakan pengaplikasian bahan kimia secara eksternal
pada permukaan benda hidup (kulit atau mukosa) untuk menghancurkan
mikroorganisme atau menghambat pertumbuhannya, oleh karena itu semua agen
antiseptik dapat digunakan untuk desinfeksi, tetapi tidak semua desinfektan dapat
digunakan sebagai antiseptik karena toksisitasnya. Prinsip pekerjaan aseptik adalah
dengan meminimalkan jumlah mikroorganisme patogen atau oportunistik dengan
menggunakan bahan-bahan kimia yang aman untuk jaringan hidup.
2.3 Sterilisasi dalam Kedokteran Gigi
Banyak penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, dan
mikroorganisme yang bersifat patogen. Jika terdapat mikrorganisme pada daerah
bekas pencabutan, maka luka bekas pencabutan akan bertambah parah dan proses
penyembuhan menjadi tertunda. Dokter gigi umumnya mencegah terjadinya
komplikasi pasca pencabutan ini dengan mengunakan teknik aseptik dan dengan
melakukan sterilisasi pada instrumen yang digunakan selama operasi.19
2.3.1 Definisi Sterilisasi
Sterilisasi merupakan tindakan untuk membunuh dan menghilangkan segala
bentuk mikroorganisme dan spora yang melekat pada peralatan medis dengan
prosedur fisik atau kimia.3,18Secara fisika sterilisasi di kedokteran gigi dapat dilakukan dengan pemanasan. Sedangkan secara kimia sterilisasi dilakukan dengan
menggunakan bahan yang bersifat bakteriostatik dan bakterisid seperti etilena oksida,
detergen, formaldehid, alkohol dan sodium hipoklorit.3
Langkah-langkah presterilisasi sendiri terdiri dari membersihkan instrumen
dengan ultrasonic cleaner untuk menghilangkan debris yang telah lengket dan darah yang mengering, setelah itu menggunakan disinfektan yaitu cairan pembersih enzym-based dan selanjutnya dikeringkan di udara yang panas atau dengan spons di bawah udara yang mengalir, langkah ini penting untuk menghindari kerusakan instrumen
selama proses sterilisasi.18
2.3.2 Metode Sterilisasi
Ada 3 macam proses sterilisasi yang digunakan di kedokteran gigi yaitu
sterilisasi panas, sterilisasi gas dan sterilisasi dengan cairan kimia. Metode sterilisasi
fisika terdiri dari metode yang melibatkan pemanasan dan paling sering digunakan.
Metode sterilisasi ini digunakan untuk bahan yang tahan panas. Metode sterilisasi
kimia dilakukan untuk bahan-bahan yang rusak bila disterilkan pada suhu tinggi,
misalnya bahan-bahan yang terbuat dari plastik.Metode sterilisasi gas yaitu metode
sterilisasi yang akurat terutama untuk benda-benda yang dapat rusak akibat panas dan
cairan.20
Semua tindakan sterilisasi harus dilakukan menggunakan alat-alat sterilisasi
yang didesain khusus untuk mensterilisasi instrumen dental. Frekuensi dilakukannya
sterilisasi, temperatur dan parameter operasi lainnya harus dilakukan sebagaimana
direkomendasikan (disarankan) oleh produsen alat tersebut.9
2.3.2.1 Autoklaf (Pemanasan dengan menggunakan uap bertekanan) Sterilisasi uap adalah sterilisasi dengan memaparkan uap jenuh pada tekanan
tertentu pada suhu dan waktu tertentu terhadap suatu objek sehingga terjadi pelepasan
energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara
irreversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel.18 Sterilisasi dapat dilakukan pada suhu 121oCelcius pada 15psi selama 15 menit atau 132oC pada 30psi selama 3-7 menit untuk mensterilkan instrumen yang tidak dibungkus, serta tambahan 5 menit
untuk instrumen yang dibungkus.2Selama proses sterilisasi, dilakukan pengaturan suhu dan waktu disesuaikan dalam suatu tahap yang disebut siklus sterilisasi.
period, holding period dan cooling period.3 Selama waktu sterilisasi dilakukan alat tidak boleh dibuka walaupun untuk mengambil atau menambahkan instrumen.
Gangguan yang terjadi selama siklus sterilisasi akan menyebabkan instrumen menjadi
tidak steril yang akan membahayakan jika digunakan kepada pasien nantinya.20,21 Penggunaan autoklaf merupakan metode yang paling efektif dilakukan karena
bersifat nontoksik, mudah diperoleh, dan relatif mudah dikontrol. Selain itu autoklaf
juga merupakan pembawa energi termal paling efektif dan semua lapisan pelindung
luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan terjadinya
koagulasi. Kebanyakan jenis mikroorganisme pada alat kedokteran gigi tidak tahan
panas terhadap suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme tersebut akan mati bila
melalui proses sterilisasi menggunakan autoklaf. Agar sterilisasi berjalan efektif, uap yang dihasilkan harus bisa mendorong keluar udara yang ada didalam ruang
sterilisasi.3
2.3.2.2 Sterilisasi panas kering (dry-heat)
Pada sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui
mekanisme oksidasi hingga terjadinya koagulasi protein sel. Proses sterilisasi panas
kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diserap oleh
permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan
sampai akhirnya suhu sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasa digunakan
pada alat-alat yang tidak mudah menyerap uap, atau pada peralatan yang terbuat dari
kaca.18
Pada sterilisasi panas kering menggunakan temperature 160oC (320oF) selama 1 hingga 2 jam untuk mencegah terjadinya korosi untuk alat logam dan alat gelas.18,22 Temperatur yang lebih tinggi memungkinkan waktu sterilisasi yang lebih singkat dari
waktu yang ditentukan oleh peraturan. Sebaliknya temperatur yang lebih rendah
membutuhkan waktu yang lebih lama.
Sterilisasi panas kering digunakan untuk mensterilkan bahan yang mungkin
biaya operasional yang rendah dan tidak berkarat. Penggunaan jangka panjang dan
suhu tinggi tidak baik untuk perawatan pada pasien tertentu.9
2.3.2.3 Sterilisasi menggunakan uap kimia (khemiklaf)
Kombinasi dari formaldehid, alkohol, aseton, keton dan uap pada tekanan 138
kPa menghasilkan agen sterilisasi yang efektif. Secara umum, penggunaan uap kimia
mensterilkan lebih lambat dari autoklaf(30 menit dibandingkan 15-20 menit), tetapi
lebih cepat dari dry-heat. Temperatur dan kombinasi tekanan yang biasa yaitu 127-132°C pada138-176 kPa selama 30 menit.3
Proses sterilisasi ini tidak dapat digunakan untuk bahan atau benda yangdapat
dirusak oleh bahan kimia ataupun yang terbuat dari bahan yang peka terhadap panas.
Umumnya karat tidak terjadi jika instrumen telah dikeringkan sebelum sterilisasi
dilakukan karena kelembaban yang relatif rendah pada proses ini sekitar 7-8%.
Keuntungan utama dari khemiklaf adalah membutuhkan proses sterilisasi yang lebih
cepatdibandingkan sterilisasi dry-heat, tidak menimbulkan korosi pada instrumen atau bur dan instrumen langsung kering segera setelahsiklus sterilisasi berakhir.
Instrumen harus dikeringkanuntuk menghilangkan asap sisa pada pembukaan
ruanganpada akhir siklus.3Pembungkusan instrumen yang dianjurkan pada metode ini adalah kain muslin, kertas dan plastik yang dapat menembus uap atau nilon.2
2.3.2.4 Sterilisasi dengan Etilen Oksida
Sterilisasi ini adalah alternatif lain untuk alat yang sensitif terhadap panas.
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh
mikroorganisme dan sporanya.23
Etilen oksida merupakan senyawa organik kelompok epoksida dari golongan
eter. Beberapa parameter untuk sterilisasi dengan etilen oksida :
a. Konsentrasi, makin tinggi konsentrasi gas, waktu yang diperlukan makin
tinggi. Konsentrasi dinyatakan dalam mg/liter ruang chamber.
b. Semakin tinggi suhu, waktu yang diperlukan makin rendah, biasanya
c. Kelembaban untuk meningkatkan daya penetrasi gas
d. Waktu siklus 2-6 jam tergantung suhu dan konsentrasi.
Adapun keuntungan dari metode ini adalah menggunakan temperatur rendah
dan memiliki kemampuan penetrasi gas yang baik. Sedangkan kerugiannya adalah
agen kimia yang digunakan bersifat karsinogenik dan mutagenik. Metode sterilisasi
gas biasa diaplikasikan untuk mensterilkan materi yang sensitif terhadap panas seperti
sediaan enzim, antibiotik, obat-obatan lain, serta alat-alat endoskopi yang terbuat dari
kaca atau kateter.23
Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sterilisasi26
Metode Sterilisasi Kelebihan Kekurangan
Autoklaf - Dapat digunakan untuk alat-alat
dari logam, kain, gelas dan karet
- Efektif menghancurkan
semua bentuk mikroorganisme
- Menyebabkan karat pada alat
yang terbuat dari instrumen
baja karbon yang tidak
terlindung
- Diperlukan perawatan khusus
Dry-heat - Tidak menyebabkan korosi
- Harga relatif murah
- Tidak mengakibatkan alat-alat
tajam menjadi tumpul
- Penggunaan jangka panjang
dan suhu tinggi tidak cocok
untuk pasien dan perangkat
tertentu
Khemiklaf - Korosi minimal
- Proses sterilisasi lebih cepat
dibandingkan dry-heat
- Tidak dapat digunakan pada
instrumen yang sensitif
terhadap panas
- Instrumen harus benar-benar
kering sebelum pemrosesan
Etilen Oksida - Kemampuan penetrasi gas yang
baik
- Tidak merusak bahan yang
rentan terhadap panas
- agen kimia yang digunakan
bersifat karsinogenik dan
mutagenik
- membutuhkan waktu yang
2.4. Prosedur Sterilisasi
Prosedur sterilisasi atau desinfeksi instrumen dalam kedokteran gigi terdiri
dari beberap tahapan, yaitu:12
1. Penerimaan, pembersihan dan dekontaminasi
Instrumen yang digunakan ulang, perlengkapan dan peralatan harus diterima,
disusun, dibersihkan dan didekontaminasi dalam satu bagian pada suatu area.
Pembersihan harus melalui semua proses desinfeksi dan proses sterilisasi harus
mengeliminasi debris. Kontaminasi dicapai baik dengan menggosok menggunakan
surfaktan, deterjen, air atau dengan proses otomatis dengan menggunakan bahan
kimia. Jika debris masih terlihat, baik materi organik atau anorganik, tidak
disingkirkan maka akan menggangu inaktivasi mikroba dan dapat membahayakan
proses desinfeksi dan sterilisasi.
Setelah dibersihkan instrumen harus dibilas dengan air untuk menghilangkan
residu kimia atau deterjen. Percikan harus diminimalisasi sewaktu pembersihan dan
pembilasan. Sebelum desinfeksi akhir atau sterilisasi, instrumen harus ditangani
seolah-olah instrumen terkontaminasi.9
Terdapat dua sistem pembersihan kedokteran gigi yang telah disetujui oleh
Food and Drug Administration (FDA) karena keamanan dan keefektifannya yaitu pembersih ultrasonik dan instrument washer.Penggunaan pembersih ultrasonik dapat mengurangi kontak langsung dengan instrumen yang terkontaminasi dibandingkan
dengan menyikat instrumen dengan tangan. Pembersih ultrasonik menghasilkan
gelembung gelembung yang menghasilkan turbulensi tinggi pada permukaan
instrumen sehingga dapat melunturkan debris yang terdapat dalam instrumen atau
melarutkannya dalam larutan.24
Prosedur pembersihan awal juga dapat dilakukan tanpa menggunakan kedua
alat sebelumnya, yaitu dengan melakukan penyikatan manual. Metode dengan
penyikatan juga dapat efektif jika dilakukan dengan benar. Gunakan sikat dengan
gagang yang panjang untuk menjaga tangan sejauh mungkin dari instrumen yang
Jika instrumen tidak dapat langsung dibersihkan, instrumen tersebut harus
dimasukkan kedalam larutan penahan (holding solution). Tujuannya adalah untuk mencegah saliva atau darah mengering. Prosedur perendaman instrumen didalam
larutan penahan yang terlalu lama dapat menyebabkan korosi pada beberapa
instrumen sehingga hal ini tidak direkomendasikan. Larutan penahan dapat berupa
detergen yang biasa digunakan untuk prosedur pembersihan, air, atau larutan
enzimatik.24Perendaman instrumen yang terlalu lama tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan karat pada beberapa instrumen. Larutan desinfektan yang digunakan
untuk merendam harus diganti sekurang-kurangnya sehari sekali atau apabila larutan
deterjen terlihat kotor.25Setelah dilakukan perendaman peralatan dan barang yang akan dipakai kembali haruslah dibersihkan dengan air mengalir, kemudian dibilas lalu
dikeringkan.26
2. Pengemasan
Pemrosesan instrumen yang baik tidak hanya sterilisasi instrumen tetapi juga
pengambilan instrumen steril dari sterilisator ke kursi pasien yang dirawat. Untuk ini
petugas harus dapat mempertahankan sterilitas instrumen setelah diproses melalui
sterilisator. Pengemasan alat sebelum diproses dalam sterilisator mencegah
terkontaminasi instrumen ketika didistribusikan ke kursi perawatan. Instrumen yang
tidak dikemas akan langsung terpapar oleh debu atau aerosol di udara. Sebelum
dikemas instrumen terlebih dahulu harus dicek kembali apakah masih terdapat
debris.24
Setelah dilakukan sterilisasi instrumen harus tetap dalam keadaan steril hingga
digunakan kembali. Instrumen steril harus ditempatkan dalam tempat yang kering,
tertutup dan terlindung dari debu dan sumber kontaminasi lainnya. Penyimpanan
instrumen sangat penting seperti halnya proses sterilisasi. Hal ini dikarenakan
2.5 Mikroorganisme dalam rongga mulut
Berbagai spesies mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut dapat
digolongkan menjadi flora normal dan sementara. Flora normal adalah sekumpulan
mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir/mukosa manusia yang sehat
maupun sakit. Pertumbuhan flora normal pada bagian tubuh tertentu dipengaruhi oleh
suhu, kelembaban, nutrisi dan adanya zat penghambat. Keberadaan flora normal pada
bagian tubuh tertentu mempunyai peranan penting dalam pertahanan tubuh karena
menghasilkan suatu zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Adanya flora normal pada bagian tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi
tertentu flora normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan
substrat atau berpindah dari habitat yang semestinya.27
Flora normal dalam rongga mulut terdiri dari Streptokokus mutans/
Streptokokus viridans, Stafilokokus sp. dan Laktobasilus sp. Meskipun sebagai flora
normal dalam keadaan tertentu bakteri-bakteri tersebut bisa berubah menjadi patogen
karena adanya faktor predisposisi yaitu kebersihan rongga mulut.
2.5.1 Streptokokus mutans/Streptkokus viridans
Streptokokus adalah bakteri yang heterogen, selain dapat digolongkan
berdasarkan sifat pertumbuhan koloni, juga dapat dibedakan dari susunan antigen
pada zat dinding sel yang spesifik untuk golongan tertentu, dan reaksi-reaksi
biokimia.16
Morfologi sel berbentuk kokus, susunan berderet, tidak berflagel, tidak
berspora, tidak berkapsul, Gram positif.
Morfologi koloni pada media agar darah berbentuk koloni bulat, ukuran 1 - 2
mm, tidak berwarna/jernih, permukaan cembung, tepi rata, membentuk hemolisa α (
disekitar koloni terdapat zona hijau ), dibedakan dengan Streptokokus pneumoni
dengan optokin dan kelarutannya dalam empedu, Streptokokus viridans resisten
terhadap optokin dan tidak larut dalam empedu sedangkan Streptokokus
Fisiologi bersifat anaerob fakultatif, tumbuh baik pada suasana CO2 10 % dan
suhu 370C, resisten terhadap optokin, sel tidak larut dalam empedu. Contoh spesies
Streptokokus yang lain adalah Streptokokus β hemolitikus dan Streptokokus γ
hemolitikus.
2.5.2 Stafilokokus sp.
Stafilokokus dapat menimbulkan penyakti melalui kemampuan berkembang
biak dan menyebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat
ekstraseluler, seperti enzim dan toksin.Stafilokokus aureus dapat menyebabkan
infeksi pada kulit dan infeksi secara sistemik. Beberapa penyakit yang dapat
disebabkan oleh Stafilokokus aureus diantaranya abses, konjungtivitis, sindroma syok
toksis, osteomielitis dan pneumonia.3
Morfologi sel berbentuk kokus, susunan bergerombol, tidak berflagel, tidak
berspora, tidak berkapsul, Gram positif.
Morfologi koloni pada media agar darahberbentuk koloni bulat, ukuran 2 – 4
mm, membentuk pigmen kuning emas (Stafilokokus aureus), pigmen kuning jeruk dibentuk oleh Stafilokokussaprofitikus dan pigmen putih porselin dihasilkan oleh
Stafilokokus epidermis, permukaan cembung, tepi rata dan hemolisa bervareasi alfa,
beta dan gama.
Fisiologi bersifat aerob, tumbuh optimal pada suhu 370oC dan pembentukan pigmen paling baik pada suhu 200oC, memerlukan NaCl sampai 7,5 %, resisten terhadap pengeringan dan panas.
2.5.3Laktobasilus sp
Morfologi sel berbentuk batang pendek, tidak berspora, tidak berflagel, tidak
berkapsul, Gram positif.
Morfologi koloni pada media agar darahberbentuk koloni bulat kecil, warna
putih susu, cembung, tepi rata, permukaan mengkilap.
enzim katalase. Contoh spesiesnya adalah Laktobasilus bulgarius, Laktobasilus laktis,
Laktobasilus kasei.
2.5.4 Kandida albikans
Kandida albikans merupakan flora normal yang terdapat pada mukosa saluran
pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Jamur ini dapar menyebabkan
infeksi dalam rongga mulut seperti kandidiasis oral dan denture stomatitis. Kandida albikans biasanya menimbulkan infeksi ketika sudah bermultipikasi dan pada host
2.6 Kerangka Teori
Standard Precaution
Metode
Sterilisasi
• Perendaman
• Pembersihan Awal
• Pengemasan Kimia
Fisika
• Etilen Oksida
• Autoklaf
• Pemanasan Kering (dry-heat)
• Khemiklaf
2.7 Kerangka Konsep
Kontaminasi:
• Bakteri
• Jamur
• Virus Instrumen bedah mulut
Bakteri Pre-sterilisasi
Dekontaminasi→ Jumlah bakteri ↓
Sterilisasi