KARYA TULIS AKHIR
RETINOPATI DIABETIK
Oleh: Siti Qamariah
06020046
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
KARYA TULIS AKHIR
RETINOPATI DIABETIK
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh: Siti Qamariah
06020046
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS AKHIR
Telah disetujui sebagai Karya Tulis Akhir Untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal: 10 April 2013
Pembimbing I
dr. Bragastio Sidharta, Sp.M, M.Sc
Pembimbing II
dr. Isbandiyah, Sp.PD
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
iii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Siti Qamariah ini
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 10 April 2013
Tim Penguji
dr. Bragastio Sidharta, Sp.M, M.Sc Ketua
dr. Isbandiyah, Sp.PD Anggota
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam kepada Rasulullah Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Retinopati Diabetik”.
Diharapkan tugas akhir ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang Retinopati Diabetik.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya. 2. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. dr. Bragastio Sidharta, Sp.M, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. dr. Isbandiyah, Sp.PD, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan
bimbingan dan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. dr. Alfa Sylvestris, Sp.M, selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan bimbingan dan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. dr. Desy Andari, selaku Dosen Wali, yang telah memberikan inspirasi, bimbingan, dan waktunya dalam menjalani pendidikan selama ini.
7. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD dan dr. Diah Hermayanti, Sp.PK, yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Seluruh Dosen FK UMM, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. 9. Pak Yono, serta seluruh staf TU FK UMM, yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bantuannya.
10. Mama, Hj. Amisah, S.Pd.I dan Dra. Hj. Noorhikmah, serta Bapak, H. Syarkawi, A.Ma.Pd dan H. Syamsul Taufik, yang selalu memberikan doa,
bimbingan, semangat, kepercayaan, dan pengorbanan yang tak terhingga. 11. Adikku, M. Arif, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. 12. Fikri Errydian Syahidi, S.E, M.Si.
13. Seluruh keluarga besar, terutama Nenek, Hj. Darmatasiah, dan Kakek, H. Syakrani (alm), yang senantiasa memberikan doa, bimbingan, dan kasih sayangnya selama ini.
14. Teman baikku, Muthy Fajri Nailul Farih dan Mierinta Ayu Budiawan.
15. Seluruh pihak yang turut membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca.
Malang, 10 April 2013
v ABSTRAK
Siti Qamariah, 2013. Retinopati Diabetik. Tugas Akhir, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Bragastio Sidharta, (II) Isbandiyah.
Rangkuman: Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia karena kelainan sekresi atau kerja insulin. Retinopati Diabetik (RD) merupakan komplikasi DM pada mata, yakni suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh darah retina. Insiden RD cukup tinggi dan prognosisnya kurang baik. Penyebab pasti RD belum diketahui, tetapi diyakini bahwa lamanya terpapar hiperglikemia menyebabkan perubahan fisiologi dan biokimia yang akhirnya menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah. RD diklasifikasikan atas NPDR dan PDR. Diagnosis RD dapat ditegakkan dengan beberapa pemeriksaan penunjang. Deteksi dini RD penting dilakukan sebelum terjadi gangguan penglihatan yang lebih berat. Setiap pasien DM harus dirujuk ke dokter mata untuk menjalani pemeriksaan mata awal, sehingga dapat menurunkan angka kebutaan akibat komplikasi RD. Ada beberapa indikasi penatalaksanaan untuk RD, seperti laser photocoagulation,
vi ABSTRACT
Qamariah Siti, 2013. Diabetic Retinopathy. Final Assignment, Medical Faculty University of Muhammadiyah Malang. Advisor: (I) Bragastio Sidharta, (II) Isbandiyah.
vii DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR SINGKATAN ... x
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Diabetes Melitus (DM) ... 3
2.1.1 Definisi ... 3
2.1.2 Patogenesis ... 4
2.1.3 Klasifikasi ... 5
2.1.4 Diagnosis ... 7
2.1.5 Gambaran Klinis ... 13
2.1.6 Penatalaksanaan ... 15
2.1.7 Komplikasi ... 16
2.2 Retinopati Diabetik (RD) ... 20
2.2.1 Definisi ... 20
2.2.2 Epidemiologi ... 20
2.2.3 Etiologi ... 21
2.2.4 Patogenesis ... 23
2.2.5 Klasifikasi ... 29
2.2.6 Diagnosis ... 31
2.2.6.1 Gambaran Klinis ... 35
2.2.6.2 Pemeriksaan Klinis ... 36
2.2.7 Pencegahan dan Penatalaksanaan ... 46
2.2.7.1 Pencegahan... 46
2.2.7.2 Penatalaksanaan ... 47
2.2.8 Komplikasi ... 50
2.2.9 Prognosis ... 54
BAB 3 RANGKUMAN ... 55
3.1 Rangkuman ... 55
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi etiologis DM menurut ADA... 6
Tabel 2.2 Kriteria diagnostik DM dan gangguan tolerasi glukosa ... 10
Tabel 2.3 Faktor resiko DM ... 11
Tabel 2.4 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM ... 12
Tabel 2.5 Gambaran klinis DM pada diagnosis ... 15
Tabel 2.6 Klasifikasi RD menurut ETDRS ... 29
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Patogenesis DM ... 4
Gambar 2.2 Langkah diagnostik DM ... 9
Gambar 2.3 Langkah diagnostik DM dan TGT dari TTGO... 12
Gambar 2.4 Patogenesis RD ... 28
Gambar 2.5 Klasifikasi RD ... 30
Gambar 2.6 Penglihatan normal dan penderita RD ... 36
Gambar 2.7 Fundus okuli normal ... 36
Gambar 2.8 Mikroaneurisma ... 38
Gambar 2.9 Mikroaneurisma pada FFA ... 38
Gambar 2.10 Perdarahan intraretina ... 39
Gambar 2.11 Perdarahan intraretina pada FFA ... 39
Gambar 2.12 Eksudat keras ... 40
Gambar 2.13 Eksudat keras pada FFA ... 40
Gambar 2.14 Eksudat lunak ... 41
Gambar 2.15 Eksudat lunak pada FFA ... 41
Gambar 2.16 Edema makula ... 42
Gambar 2.17 Edema makula pada FFA ... 42
Gambar 2.18 IRMA ... 43
Gambar 2.19 IRMA pada FFA ... 43
Gambar 2.20 Neovaskularisasi pada RD proliferatif ... 45
Gambar 2.21 NVD (New Vessels on Disc)... 45
x
DAFTAR SINGKATAN
ADA : American Diabetes Association
AGE : Advanced Glycation End Product
AMD : Age-related Macular Degeneration
DAG : Diasilgliserol
DCCT : The Diabetes Control and Complications Trial DM : Diabetes Mellitus
ETDRS : Early Treatment Diabetic Retinopathy Study Research Group
FFA : Fundal Fluorescein Angiography
GDPT : Gula Darah Puasa Terganggu IDDM : Insulin Dependent Diabetes Mellitus IRMA : Intraretinal Microvascular Abnormalities KAD : Ketoasidosis Diabetik
KHNK : Koma Hiperosmolar Non Ketotik
NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus NPDR : Non Proliferative Diabetic Retinopathy
NVD : New Vessels on Disc
NVE : New Vessels Elsewhere
OCT : Optical Coherence Tomography
PAD : Peripheral Arterial Disease
PCOS : Polycystic Ovary Syndrom
PDR : Proliferative Diabetic Retinopathy
PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia PJK : Penyakit Jantung Koroner
PKC : Protein Kinase C
RCTs : Randomized Clinical Trials RD : Retinopati Diabetik
ROS : Reactive Oxygen Species
RPE : Retinal Pigmen Epithelium
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
UKPDS : The United Kingdom Prospective Diabetes Study VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor
WESDR : Wisconsin Epidemiological Study of Diabetic Retinopathy
xi
DAFTAR PUSTAKA
Adam, John MF. 2000. Klasifikasi dan Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus yang Baru. Cermin Dunia Kedokteran. no 127: 37-38.
Andra. 2006. Gelapnya Dunia Akibat Retinopati Diabetik. Farmacia. vol 6: 12. Bhavsar AR. 2009. Diabetic Retinopathy. <http://emedicine.medscape.com> Brownlee M, Lioyd PA, Mark EC, Richard WN. 2008. Complications of Diabetes
Mellitus. <http://care.diabetesjournals.org/content>
Direktorat Pengembangan Bakat/Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa. 2008. Retinopati Diabetik Penyebab Kebutaan Utama Penderita Diabetes. <http://kemahasiswaan.uii.ac.id/content/view/>
Fong SD, Lioyd PA, Frederick LF, Ronald K. 2003. Diabetic Retinopathy. <http://care.diabetesjournals.org/content>
Foster, Daniel W. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Harrison: Diabetes Melitus. Jakarta. EGC.
Ilyas S. 2000. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Ilyas S, Muzakkir T, Salamun, Zainal A. 2000. Sari Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
James B, Chris C, Anthony B. 2003. Lecture Notes: Oftalmologi, edisi ke-9. Erlangga Medical Series. Jakarta. pp: 131-135.
Joussen AM, Gardner B, Kirchof S. 2007. Retinal Vascular and Disease Histopathology and Pathogenesis of Diabetic Retinopathy. pp: 133. <http://books.google.co.id/>
Kronenberg, Henry M. 2008. Retinopathy, Macular Edema, and Other Ocular Complication, William Textbook of Endocrinology. 1432-1433.
Lubis RR. 2007. Diabetik Retinopati. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.
xii
Pandelaki K. 2006. Retinopati Diabetik, Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, edisi ke-4. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
PD PERSI (Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia). 2008. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup Berperan Besar Memicu Diabetes. <http://www.pdpersi.co.id>
PERKENI. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta. PERKENI. <http://www.kedokteran.info/konsensus-
pengelolaan-dan-pencegahan-diabetes-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdf>
Ramaiah. 2006. Diabetes Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan Mendeteksinya Sejak Dini. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer. pp: 1-23.
Shahab, Alwi. 2006. Diagnosis dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus (disarikan dari Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia: PERKENI 2006).
Steidl S, Elizabeth M. 2003. Clinical Pathway in Vitroretinal Disease. <http://books.google.co.id/>
Vander JF, Allen CH, Gary CB, et al. 2003. Diabetic Retinopathy, In: Darlene C. Retina: Color Atlas and Synopsis of Clinical Ophthalmology, Wills Eye Hospital. McGraw-Hill. USA. pp: 54-73.
Vaughan DG, Taylor A, Paul RE. 2000. Retinopati Diabetes, In: Joko S. Oftalmologi Umum, edisi ke-14. Widya Medika. Jakarta. pp: 211-214. WHO. 1999. Definition, Diagnosis, and Classification of Diabetes Melitus and Its
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kombinasi keduanya. Hiperglikemia kronik pada DM berhubungan dengan kerusakan jaringan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung, dan pembuluh darah perifer (Adam, 2000).
Retinopati Diabetik (RD) merupakan komplikasi penyakit DM pada mata, yakni suatu mikroangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh darah retina, meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler-kapiler, dan vena-vena (Vaughan, 2000).
2
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004 melaporkan, 4,8% penduduk di seluruh dunia menjadi buta akibat RD. Dalam urutan penyebab kebutaan secara global, RD menempati urutan keempat setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi makula (AMD=Age-related Macular Degeneration) (Direktorat Pengembangan Bakat/Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa, 2008).
Kecenderungan peningkatan pasien DM di berbagai penjuru dunia diperkirakan dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030. Di Indonesia, WHO memprediksi kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Akibatnya, kebutaan akibat RD juga diperkirakan meningkat secara dramatis (PD PERSI, 2008).
Data resmi jumlah penderita RD di Indonesia belum ada. Dalam Survei Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan RI tahun 1995, kelainan ini belum didefinisikan dan masih dimasukkan ke dalam ”kebutaan lain-lain”
sebanyak 28% (Direktorat Pengembangan Bakat/Minat dan Kesejahteraan Mahasiswa, 2008).