• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 OBYEK PENELITIAN Profil Perusahaan The Body Shop. produk yang memancarkan kepribadian pelanggannya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 OBYEK PENELITIAN Profil Perusahaan The Body Shop. produk yang memancarkan kepribadian pelanggannya."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

41

OBYEK PENELITIAN

3.1. Struktur Organisasi Perusahaan 3.1.1. Profil Perusahaan The Body Shop

The Body Shop merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bisnis kecantikan berupa produk-produk kosmetik atau make-up. Perusahaan ini terinspirasi oleh alam, sehingga menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Karena The Body Shop yakin bahwa ada satu cara untuk mencapai hakikat kecantikan yaitu dengan cara yang ditunjukkan oleh alam. Berusaha untuk mempersembahkan produk yang memancarkan kepribadian pelanggannya.

The Body Shop didirikan oleh Dame Anita Roddick, seorang wanita Inggris yang juga merupakan aktivis hak asasi manusia. Menurutnya, “bisnis dari sebuah bisnis harus menjadi lebih dari sekedar mengumpulkan uang, tetapi juga harus bertanggung jawab. Harus menjadi bermanfaat terhadap masyarakat, dan bukan hanya ketamakkan pribadi saja”. Toko pertama The Body Shop dibuka pertama kali pada tanggal 26 Maret 1976 di Bringhton, daerah Selatan pantai Inggris. Pada saat ini, The Body Shop telah memiliki lebih dari 2.500 toko di 65 negara, dan telah menghasilkan lebih dari 1.200 produk.

▸ Baca selengkapnya: profil perusahaan inez kosmetik

(2)

The Body Shop bukan sekedar bisnis biasa karena memiliki prinsip yang berbeda dengan bisnis kosmetik lainnya. Dengan filosofinya, ‘Nature’s Way to Beautiful’, memberitahukan kepada pelanggannya bahwa cantik itu berasal dari alam dan juga dari dalam tubuh manusia itu sendiri. Hal tersebut terlihat dari keuntungan yang ditawarkan oleh perusahaan ini. Ia tidak menjanjikan akan mengubah wajah seseorang dalam waktu tertentu atau dengan menipu pelanggannya. Tetapi menawarkan dua keuntungan yang tidak diberikan oleh perusahaan kosmetik lainnya, yaitu: membeli produk kosmetik alami dan mendapatkan gratis keadilan sosial.

3.1.2 Logo dan Slogan The Body Shop

Gambar 3.1 Logo The Body Shop

Gambar diatas merupakan logo dari The Body Shop. Dimana logo tersebut berwarna hijau tua yang jika kita lihat, warna hijau tersebut melambangkan warna alam dan lingkungan yang sesuai dengan prinsip The Body Shop, go green, walaupun menggunakan bahan-bahan dari

(3)

alam tetapi juga berupaya untuk melindungi alam dan lingkungan ini. Logo tersebut juga sesuai dengan slogan The Body Shop yaitu: Nature’s

Way to Beautiful.

3.1.3. Produk-produk The Body Shop

The Body Shop memiliki produk-produk kosmetik yang sangat beragam, mulai dari make-up, body care, bath and shower, fragrance,

skin care, hair, berikut dengan aksesoris perlengkapannya seperti sikat

atau brush, spons untuk mandi, shaving brush dan lain-lain. Berikut ini beberapa produk The Body Shop yang cukup banyak disukai oleh pelanggannya:

Gambar 3.2 Produk The Body Shop

1) Body Butter Duo: Body Butter ini memiliki fungsi untuk

melembabkan kulit, dimana di dalamnya terdapat dua jenis kelembapan: krim dengan tekstur yang lebih ringan dapat digunakan untuk area kulit yang tidak memerlukan tingkat kelembapan tinggi.

(4)

Sedangkan krim dengan tekstur lebih pekat dapat diaplikasikan di area kulit yang lebih kering, seperti siku atau lutut. Body Butter ini tersedia dalam 4 (empat) varian rasa, yaitu floral acai berry, vanilla,

macadama, dan sweat pea.

2) Shimmer Waves: produk ini terdiri dari 5 (lima) warna. Dapat

digunakan secara bersama-sama dengan memadukan beberapa warna, serta dapat dijadikan sebagai eye-shadow ataupu blush-on.

3) Tea Tree Oil: merupakan salah satu produk The Body Shop yang

paling dicari dan diminati oleh pelanggannya. Berfungsi untuk membantu membersihkan noda-noda ataupun jerawat dengan cepat dan efektif.

4) Morocan Rose Eau De Toilette: salah satu parfum The Body Shop

yang dapat menampilkan sisi ke feminiman seorang wanita. Parfum ini memiliki aroma khas mawar Maroko yang diperkayai dengan minyak lemon, vanili, rempah-rempah dan musk.

5) Moisture White Shiso: merupakan produk baru yang diluncurkan pada

bulan April 2012. Terbuat dari ekstrak daun shiso yang mampu membuat kulit bebas dari noda dan cerah. Serangkaian produk ini dikhususkan untuk kulit Asia.

6) Soft Hands Kind Heart Hand Cream: merupakan produk pelembab

tangan. Produk ini merupakan produk ambassador dari kampanye “Stop The Trafficking of Children and Young People” di dalam

(5)

penelitian ini. Hasil penjualan dari produk ini akan didonasikan ke ECPAT, yaitu yayasan yang menangani permasalahan tersebut. Selain ke-enam produk yang disebutkan di atas, masih banyak produk-produk lainnya yang juga diminati oleh pelanggannya. Selain itu, produk-produk The Body Shop tidak hanya diperuntukan kepada wanita saja, namun ada juga produk yang dikhususkan untuk pria dan bayi ataupun balita.

3.1.4. Value The Body Shop

Value (nilai) yang dimiliki The Body Shop menjadikan brand

tersebut berbeda dengan brand yang lainnya. Value tersebutlah yang menjadi prinsip The Body Shop dalam melakukan segala kegiatan, dan juga menjadi kepercayaan dan komitmen bagi perusahaan ini. Value tersebut yaitu:

1. Against Animal Testing

The Body Shop menentang melakukan uji coba pada binatang dalam pembuatan kosmetik. Setiap produk yang dihasilkan oleh The Body Shop bebas dari uji coba terhadap binatang dan merupakan produk vegetarian. Perusahaan ini pun menandatangani the Humane Cosmetics

Standard, yang didukung oleh kelompok perlindungan binatang

internasional pada tahun 1997, dan hal tersebut menjadikannya sebagai perusahaan kosmetik internasional pertama yang menandatanganinya.

(6)

2. Support Community Trade

Sebagai pelopor perdagangan yang adil dalam perlengkapan mandi dan industri kosmetik, visi The Body Shop adalah untuk menyajikan sebuah model untuk industri dimana yang lainnya dapat mengikutinya. Melalui program unik Community Trade, The Body Shop membina hubungan perdagangan secara langsung dengan masyarakat di seluruh dunia. Tujuan utamanya adalah memenuhi permintaaan perusahaan untuk mendapatkan bahan-bahan alami, untuk memaksimalkan manfaat berkelanjutan bagi komunitas pemasok, dan untuk memenuhi harapan pelanggan The Body Shop. Saat ini Community Trade bekerja dengan lebih dari 30 pemasok di lebih dari 20 negara, dan memberikan lebih dari 25.000 orang di seluruh dunia sebuah penghasilan untuk membangun masa depan mereka.

3. Activate Self Esteem

The Body Shop telah berkomitmen untuk menjadi pengecer yang bertanggung jawab, menjual produk dengan tujuan dan mengaktifkan harga diri (self-esteem) untuk semua orang yang terlibat dalam bisnisnya. Visi dari The Body Shop yaitu agar setiap individu bangga dan senang dengan dirinya sendiri. The Body Shop tidak menjanjikan kemudaan yan kekal atau menyerang ketidak-amanan masyarakat, tetapi fokus pada produk yang akan memberikan kesejahteraan dan kenyamanan.

(7)

4. Defend Human Rights

The Body Shop berkomitmen untuk menjadi pengecer etis, yang bekerja secara aktif untuk isu-isu hak asasi manusia, misalnya saja bekerjasama dengan PBB untuk menciptakan kesadaran tentang kekerasan terhadap anak, tidak mempekerjakan anak-anak. Sebagai sebuah bisnis global, The Body Shop menghargai perbedaan lokal, budaya, dan politik, tetapi akan bersikeras bahwa aktifitas bisnisnya mematuhi dasar hak asasi manusia, seperti yang telah diabadikan dalam

the Universal Declaration for Human Rights pada tahun 1998. The Body

Shop akan menilai semua kegiatan bisnisnya untuk menentukan dimana mereka memiliki dampak langsung atau tidak langsung, memastikan kepatuhan dengan undang-undang hak asasi manusia, dan juga menggunakan standar obyektif terukur yang mencerminkan standar hak asasi manuasia yang diakui.

5. Protect Our Planet

Sebagai suatu bisnis global, The Body Shop merasa perlu bersikap proaktif dalam mencegah perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. The Body Shop berusaha untuk melindungi bumi ini, salah satunya dengan upaya mengganti semua kantong belanja dengan kantong kertas daur ulang dan program Bring Back Our Bottles.

(8)

3.1.5 Kampanye The Body Shop

Ada banyak sekali kampanye yang telah dilakukan oleh The Body Shop, seperti yang telah dijelaskan secara singkat di dalam bab 1. Berikut ini adalah kampanye-kampanye yang telah dilakukan oleh The Body Shop.

Tabel 3.1 Kampanye The Body Shop

1986

Kampanye “Save the Whale” merupakan kampanye pertama dan bekerja sama dengan Grenpeace.

1989

“Stop The Burning” merupakan kampanye pertama tentang lingkungan untuk menghentikan pembakaran rainforest.

1990

The Body Shop Foundation didirikan. Menggalang dana untuk menegakkan hak asasi manusia dan proyek-proyek lingkungan di seluruh dunia.

1991

“The Big Issue” diluncurkan. Bertujuan untuk membantu para tunawisma, sebagai proyek The Body Shop Foundation.

1993 Kampanye internasional mengenai masyarakat Ogoni

1996

Menyampaikan 4 (empat) juta petisi yang berisikan tanda tangan kepada Komisi Eropa.

1997 Menciptakan boneka yang diberi nama Ruby untuk menantang stereotipe mengenai kecantikan. Dimana boneka Barbie tersebut

(9)

memiliki tubuh yang gemuk. Merupakan kampanye

Self-Esteem.

1998

Meluncurkan “Make Your Mark”, merupakan kampanye yang bekerja sama dengan Amnesty International. Mengkampanyekan masalah hak asasi.

2002

“Choose Positive Energy” bekerja sama dengan Greenpeace untuk mengkampanyekan energi yang dapat diperbarui. Lebih dari 6 juta orang menandatangani petisi ini

2003

Kampanye “The Stop Violence in the Home” menyoroti kekerasan di dalam rumah tangga.

2008

“Get Lippy: Prevent HIV” bekerja sama dengan MTV International untuk meningkatkan kesadaran mengenai HIV dan AIDS.

2009

Kampanye “Stop The Trafficking of Children & Young People” merupakan kampanye terbesar yang pernah dilakukan.

2010

“Be An Activist”, untuk merayakan 3 (tiga) tahun bermitra dengan UNAIDS.

2011-2012

Kampanye “Stop The Trafficking of Children & Young People” kembali dilanjutkan.

(10)

Namun, dalam bab ini peneliti akan membahas kampanye yang dilakukan oleh The Body Shop Indonesia., kampanye-kampanye tersebut tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan oleh The Body Shop International. Kampanye yang telah dilakukan oleh The Body Shop Indonesia diantaranya yaitu:

a. Kampanye “Stop Violence in the Home” yang berlangsung pada tahun 2003 menyoroti kekerasan dalam rumah tangga. Produk kampanye The Body Shop meningkat lebih dari 2 (dua) juta untuk mendukung kelompok yang memberi saran, bantuan dan tempat penampungan bagi mereka yang terkena dampak tersebut. Kampanye tersebut juga turut membantu dalam mengubah undang-undang mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia dan Korea. Defend Human Rights dan Active Self-Esteem merupakan dua dari lima value/nilai yang diutamakan dalam kampanye yang dilakukan tersebut untuk membela hak asasi manusia dan harga diri perempuan.

“Rata-rata perempuan baru melaporkan setelah mengalami 35 kali tindakan kekerasan, 8 dari 10 tindakan kekerasan terjadi di dalam rumah tangga”. Kalimat tersebut merupakan bunyi leaflet The Body Shop yang menunjukkan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masih menjadi permasalahan yang belum terselesaikan. Meskipun UU no. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan KDRT telah disahkan, kurangnya sosialosasi dan informasi menyangkut isu tersebut telah

(11)

menghambat tujuan undang-undang tersebut, yaitu menghapus kekerasan dalam rumah tangga. Hal tersebutlah yang kemudian menggugah minat The Body Shop dalam berkomitmen dalam menghentikan KDRT. Dengan slogan yang berbunyi “Stop Violence

In The Home”, The Body Shop tidak hanya aktif dalam

mengkampanyekan informasi dan solusi seputar KDRT, namun pula ikut mendonasikan hasil penjualan produknya kepada Pundi Perempuan dan Women Crisis Centre (WCC) di Indonesia.

b. Kampanye HIV/AIDS Spray to Change Attitudes. HIV dan AIDS adalah masalah yang mengancam seluruh masyarakat, tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga diseluruh dunia. Penyebaran HIV yang mematikan terjadi hanya dalam hitungan detik saja dan lebih banyak menyerang kelompok produktif, termasuk para remaja. The Body Shop bekerja sama dengan MTV untuk mengkampanyekan masalah HIV/AIDS, keduanya mengkampanyekan ‘Spray To

Change Attitudes’ di 54 negara termasuk Indonesia. Kampanye

tersebut merupakan komitmen The Body Shop tentang masalah-masalah kemanusiaan dan hak asasi manusia, sebagai bagian dari implementasi salah satu prinsip atau value The Body Shop, yaitu

defend human rights. Tujuan utama dari kampanye ini melawan

HIV dan AIDS adalah untuk mendorong perubahan sikap dan perilaku sebagai aksi pencegahan dalam menghadapi HIV dan

(12)

AIDS, dan menggalang dana untuk mendukung berbagai aktivitas dalam menanggulangi masalah tersebut.

c. Kampanye “Stop The Trafficking Of Children and Young People”. Kampanye ini menjadi fokus utama dalam pembahasan di penelitian ini. Kampanye ini mulai dilaksanakan secara global pada bulan Agustus 2009 dan merupakan kampanye terbesar yang pernah dilakukan. Kampanye tersebut diluncurkan di 65 negara diseluruh dunia dan kampanye produk, Soft Hands Kind Heart Hand Cream, menjadi produk yang terlaris. Dan dalam sejarah The Body Shop Indonesia sendiri, kampanye ini menjadi kampanye terbesar, karena Indonesia termasuk kedalam Negara yang berhasil mengumpulkan petisi dalam jumlah yang sangat banyak.

The Body Shop meluncurkan kampanye “Stop The Trafficking Of

Children and Young People” karena permasalahan mengenai sex trafficking mempengaruhi jutaan anak setiap tahunnya, dan juga

hanya mendapatkan perhatian yang sedikit dari pemerintah, media, perusahaan, dan masyarakat. Menurut data PBB, perdagangan manusia (trafficking) merupakan industri kejahatan terbesar ketiga dan tercepat pertumbuhannya di dunia. Sekitar 1,2 juta anak tereksploitasi dalam perdagangan seks komersial secara global, sedangkan di Indonesia sebanyak 100.000 anak diperdagangkan setiap tahunnya. Seperti judul kampanye tersebut, kampanye ini fokus pada perdagangan anak-anak dan kaum muda yang berusia

(13)

dibawah 18 tahun karena mereka lebih rawan untuk dieksploitasi daripada orang-orang dewasa. Maksud dari kampanye “Stop The

Trafficking Of Children and Young People” yaitu menciptakan

perubahan jangka panjang serta sebuah dunia yang lebih aman bagi jutaan anak dan kaum muda dari kejahatan sex trafficking. Kampanye ini dilakukan dengan meningkatkan kesadaran akan masalah ini di dalam toko dan di media, serta mengarahkan pelanggan untuk meminta tindakan pada pemerintah dalam menanggulangi permasalahan tersebut.

Tujuan utama dari kampanye “Stop The Trafficking Of Children

and Young People” adalah untuk segera mendesak pemerintah

Republik Indonesia agar segera mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengintergrasikan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan Protokol PBB Tahun 2000 untuk mencegah, menanggulangi dan menghukum perdagangan manusia khususnya perempuan dan anak-anak, Suplemen Konvensi PBB mengenai kejahatan lintas batas Negara.

2. Menyediakan informasi dan pendidikan tentang kejahatan perdagangan manusia kepada masyarakat luas.

3. Menyediakan bantuan rehabilitasi kepada anak-anak dan remaja korban perdagangan seks komersial.

(14)

Kampanye “Stop The Trafficking of Children and Young People” bekerja sama dengan ECPAT (End Children Protitution, Child

Pornography and the Trafficking of Children for Sexual Purposes).

ECPAT Affiliate Group in Indonesia merupakan mitra The Body Shop Indonesia dalam melakukan kampanye Stop Trafficking, ia merupakan organisasi nonprofit perintis yang memerangi perdagangan seks komersial anak dan remaja sejak awal tahun 1990. ECPAT memberikan perawatan atau rehabilitasi secara langsung kepada anak dan remaja korban perdagangan seks komersial, menyediakan informasi kepada masyarakat umum dan bekerja dengan pemerintah dalam merancang dan melaksanakan berbagai aksi atau tindakan.

Kegiatan dalam kampanye “Stop The Trafficking of Children and

Young People” dilakukan dengan cara meminta masyarakat pada

umumnya dan pelanggan pada khususnya untuk mengisi petisi yang dibuat oleh The Body Shop dengan cara menandatangani petisi tersebut dan menggambar telapak tangannya. Selain itu juga dengan cara pembelian produk soft hands kind heart hand cream, yaitu krim tangan (hand cream) yang dibuat secara spesifik untuk mengumpulkan dana dalam men-support kampanye tersebut. Dengan membeli soft hands kind heart hand cream, berarti turut membantu jutaan anak dan remaja yang tereksploitasi oleh perdagangan seks komersial. Semua keuntungan dari pembelian

(15)

akan disumbangkan kepada ECPAT. Peluncuran petisi dilakukan pada tanggal 28 Juli 2010, dihadiri oleh Ibu Linda Gumelar (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia), Prof. Irwanto (Presiden ECPAT Affiliate Group in Indonesia), Ibu Suzy Hutomo (CEO The Body Shop Indonesia), interpol, beberapa NGO seperti UNICEF IOM (International

Organization of Migration), ILO (International Labour Organization), 50 media dan artis. Kampanye ini mulai

disosialisaikan di semua toko The Body Shop Indonesia pada tanggal 5 Agustus 2010 berupa peluncuran kampanye produk soft

hands kind heart hand cream. Pelanggan yang berbelanja akan

dilibatkan untuk mengisi petisi yang telah disediakan.

Atas upaya melawan isu trafficking, The Body Shop Indonesia mendapatkan pujian atas komitmen dan semangatnya untuk sebuah isu yang tidak hanya meningkatkan kesadaran akan masalah perdagangan anak bagi pelanggannya, namun juga mendorong pemerintahan untuk membuat suatu perbedaan. Pada tahun 2010, The Body Shop memenangkan Metro TV MDGs (Millenium

Development Goals) Award dalam kategori kesetaraan gender dan

pemberdayaan perempuan atas kampanye “Stop The Trafficking of

Children and Young People”. Dan sejak Agustus 2009 sampai April

(16)

Salah satu kegiatan dalam rangkaian kampanye “Stop The

Trafficking of Children and Young People” adalah melaksanakan

suatu aksi turun ke jalan yang diberi nama Rally on the Street yang dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2011. Acara ini diadakan di sepanjang jalan Sudirman – Thamrin pada saat Car Free Day, sehingga bebas dari segala macam kendaraan bermotor. Acara tersebut mengusung tema “Love Others……, Say NO! To Human

Trafficking”. Melalui acara tersebut. The Body Shop Indonesia

berhasil mengumpulkan 1.004 petisi hanya dalam waktu empat jam, menjual 16 buah soft hands kind heart hand cream, serta melibatkan 400 partisipan. Salah satu tokoh yang diundang dalam acara tesebut adalah Yenny Wahid, yang berperan sebagai aktivis perempuan. Ia pun menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap kampanye ini.

Pada tanggal 26 Juli 2011 merupakan hari yang bersejarah bagi The Body Shop Indonesia karena pada hari itu seluruh petisi yang telah dikumpulkan melalui berbagai kegiatan, baik in-store maupun

out-store dikumpulkan kepada pemerintah. Sebanyak 210.176 petisi Stop The Trafficking of Children and Young People yang berhasil

dikumpulkan, diserahkan kepada Ibu Linda Gumelar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai wakil dari pemerintah. Selain itu, donasi sebesar Rp 910.880.000 dari hasil penjualan lebih dari 30.000 Soft Hand Kind Heart Hand

(17)

Cream juga telah diserahkan kepada ECPAT Affiliate Group in

Indonesia untuk mendukung riset, merehabilitasi korban trafficking dan sosialisasi tentang bahaya trafficking pada anak Indonesia. Lalu, pada September 2011, The Body Shop menyerahkan 7.044.278 tanda tangan kepada PBB di Jenewa, dimana tanda tangan tersebut merupakan gabungan dari 50 negara yang menyerukan perubahan.

Kampanye Stop The Trafficking of Children and Young People merupakan salah satu bentuk perwujudan dari value The Body Shop yaitu Defend Human Rights. Kampanye ini tidak berhenti setelah petisi dikumpulkan. Kampanye ini masih berlanjut di tahun 2012 seiring dengan sistem Progress Card guna memastikan bahwa para pengambil keputusan terus melanjutkan komitmen dan janji mereka terhadap hal ini.

3.1.6 Profil Perusahaan The Body Shop Indonesia

The Body Shop masuk ke Indonesia pada tahun 1992 dengan sistem franchise, berada di bawah naungan PT. Monica Hijau Lestari yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. Satrio blok A3/5, CBD Bintaro Jaya sektor 7, Tangerang. The Body Shop secara resmi membuka toko pertamanya di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan. Dengan pemikiran bahwa masyarakat yang peduli terhadap isu lingkungan adalah mereka yang umumnya berada di status sosial dan pendidikan relatif tinggi,

(18)

ditambah kalangan ekspat, pemikiran tersebutlah yang melandasi dibukanya toko pertama di Pondok Indah Mall tersebut. Dan toko kedua dibuka di Citraland, dapat dikatakan tidak ada satupun yang mengenal The Body Shop di mal ini. Namun, mal ini dinilai prospektif dan dikunjungi anak-anak muda, sehingga The Body Shop memberikan tester secara gratis pada waktu itu. Dan saat ini Indonesia sudah memiliki 76 toko The Body Shop.

The Body Shop Indonesia mempunyai program berkomitmen yang disebut perkantoran hijau (green office) dimana kebijakan mengenai perilaku hijau (green behavior) diatur secara ketat. Upayanya adalah untuk mengurangi jumlah sampah, hemat energi, mendorong perilaku hijau (green behavior), mengubah sampah makanan menjadi kompos, menambah lebih banyak lubang infiltrasi biopore. Dan hal yang paling penting adalah kebijakan ‘No Styrofoam in The Office’ yang menunjukkan komitmen The Body Shop Indonesia untuk melarang barang-barang yang sulit diolah dan sumber polusi yang berat. Karena kebijakan yang ketat dan usaha semua staf, The Body Shop Indonesia memenangkan kompetisi Green Office pada tahun 2009. (Company profile The Body Shop Indonesia, 2011)

(19)

3.1.6.1. Visi dan Misi The Body Shop Indonesia VISI

Menjadi Brand kecantikan yang dikenal sebagai brand yang ramah lingkungan dan etis, serta menyediakan beragam pilihan produk alami yang efektif dengan pelayanan yang baik.

MISI

1. Kepada Pelanggan

Merebut dan memenangkan hati serta pikiran pelanggan dengan menyediakan produk yang menunjang gaya hidup terkini dan menciptakan kesan yang mendalam, di setiap pasar yang kita masuki.

2. Kepada Lingkungan

Menjadi contoh sebagai warga negara yang baik dalam mematuhi peraturan pemerintah dan mengambil peran dalam masyarakat.

3. Kepada Pemegang Saham

Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dengan kinerja keuangan yang kokoh dan berkelanjutan.

4. Kepada Karyawan

Membangun lingkungan kerja yang menyenangkan dan penuh penghargaan bagi karyawan yang mampu bekerja dengan sepenuh hati dan pikiran, dapat diandalkan serta bertanggung jawab.

(20)

5. Kepada Mitra Kerja

Membangun dan mengembangkan hubungan berdasarkan kemitraan strategis.

3.1.6.2 Service Promise

The Body Shop Indonesia berjanji akan melayani pelanggannya dengan cara sebagai berikut:

1. Caring

Menghargai pelanggan serta mampu memberikan perhatian khusus dengan sikap siap membantu.

2. Inspiring

Menjadi panutan dan bersemangat membagi pengetahuan serta kisah kepada seluruh pelanggan dengan sepenuh hati.

3. Trustworthy

Menyampaikan dengan jujur dan penuh dengan integritas, kredibilitas serta bertanggung jawab terhadap masyarakat dan planet Bumi.

4. Engaged

Melayani dengan antusias dan tulus serta membina hubungan jangka panjang yang bermakna dengan seluruh pelanggan.

(21)

3.1.7 Stuktur Organisasi The Body Shop Indonesia

Struktur organisasi tebagi menjadi dua bagian, yaitu:

Gambar 3.3 Struktur organisasi PT. Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia)

Presiden Director

Executive Board Board Support

Chief Executive

Officer

Finance Accounting & Control

Legal, GA, Internal Audit & Loss Prevention

TBSI-Retail TBSI-Group Selling & E-commerce Strategic Communicatio ns Information Technology Supply Chain & DC Human Resource Finance and Accounting Legal & GA Internal Audit Loss Prevention Support

(22)

Gambar 3.4 Struktur divisi

Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa posisi public

relations di perusahaan The Body Shop Indonesia berada di divisi strategic communications. Dimana divisi strategic communications

tersebut berada dibawah chief executive. Head of Strategic Communication Strategic Communications Coordinator PR & Social Media Manager

S&E Vales & Internal Comm.Manager PR Officer Social Media Officer S&E Values Officer (In-store) S&E Values Officer Internal Communication Officer

(23)

3.2. Prosedur yang Berlaku

Dalam menjalankan tugasnya, Public Relations and Social Media Manager yang berada dalam divisi strategic communication bertugas lebih mengarah pada

strategic thinking, dimana bertugas untuk membuat perencanaan, membuat program

dan segala kegiatan yang memiliki jangka waktu satu tahun. Berperan lebih kepada

brand image, reputasi perusahaan, menginformasikan secara langsung kepada CEO

mengenai rencana-rencana atau program-progam sebagai persiapan CEO ketika ada wawancara nantinya. Selain itu juga bertugas dalam membuat strategi agar dapat mendukung segala communications tools. Public Relations and Social Media

Manager disini juga bertugas untuk menginformasikan kepada manager di divisi

lainnya mengenai program-program atau rencana yang akan berlangsung. Public

Relations and Social Media Manager ini membawahi dua unit kerja yaitu Public Relations Executive dan Social Media Executive.

Public Relations Executive tugasnya lebih mengarah pada media relations. Media relations disini sangatlah penting, karena jangan sampai media merasa

perusahaan hanya mendekatinya atau menghubunginya ketika membutuhkannya saja atau ketika ada acara atau kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu juga melakukan media monitoring sehingga dapat melakukan media analisis juga.

Social Media Executive bertugas dalam membuat konten-konten, design,

tulisan, dan sebagainya di social media. Selain itu juga bertugas dalam membuat perencanaan, misalnya saja dalam melakukan kuis, hadiah-hadiah yang diberikan, lalu rencanya tersebut didiskusikan kepada Public Relations and Social Media

(24)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metodologi (methodology) secara garis besar dapat diartikan sebagai keseluruhan cara berpikir yang digunakan peneliti untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan peneliti. Metodologi meliputi cara pandang dan prinsip berpikir mengenai gejala yang diteliti, pendekatan yang digunakan, prosedur ilmiah (metode) yang ditempuh, termasuk dalam mengumpulkan data, analisa data, dan penarikan kesimpulan.

Bogdan dan Taylor dalam penelitian komunikasi kualitatif (2007) menyatakan metodologi sebagai,... the process, principles, and procedures by which

we approach problems and seek answers (...proses, prinsip, dan prosedur

bagaimana kita memandang masalah dan mencari jawabannya). Kemudian secara lebih lanjut, Bogdan menyatakan bahwa metodologi dalam penelitian kualitatif pada dasarnya adalah, research procedures which produce descriptive data:

people’s own writen or spoken words and observable behavior (prosedur-prosedur

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan data deskriptif: yang ditulis atau yang diucapkan orang dan perilaku-perilaku yang dapat diamati). Pendekatan kualitatif langsung diarahkan pada seting serta individu-individu dan kelompok masyarakat di mana mereka berada, secara holistik: meliputi subjek penelitian (yang mungkin organisasi, kelompok, individu, teks, atau artefak), dan tidak melakukan reduksi variabel dengan mengisolasi variable-variabel tertentu. Pendekatan kualitatif melihat variabel-variabel penelitian sebagai bagian dari keseluruhan gejala yang diamati.

(25)

Metode penelitian kualitatif berbeda dengan metode penelitian kuantitatif. Secara umum, banyak yang menafsirkan dengan bahwa metode penelitian kuantitatif terdapat angka-angka dan perhitungan, sedangkan pada penelitian kualitatif terdapat tulisan berupa kalimat-kalimat yang menjelaskan mengenai suatu hal, penjabarannya lebih terperinci. Di dalam buku ‘metode penelitian untuk public

relations’ disebutkan bahwa dalam penelitian metode kuantitatif, seorang peneliti

harus menjaga jarak terhadap masalah yang ditelitinya, maksudnya, saat menyebarkan angket atau kuesioner, peneliti tidak diperbolehkan untuk memberikan arahan jawaban kepada responden. Sementara dalam penelitian dengan metode kualitatif, seorang peneliti menjadi instrument kunci. Ketika teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi partisipasi, peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian.

Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif, analisis datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistik seperti halnya metode kuantitatif, tetapi menggunakan rumus 5W+1H, yang terdiri dari:

a. What : menjelaskan tentang data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian

b. Who : menjelaskan mengenai orang-orang yang bisa menjadi informan kunci dalam penelitian

c. Where : menjelaskan dimana sumber-sumber informasi penelitian itu bisa digali atau ditemukan

(26)

d. When : menjelaskan tentang waktu atau kapan sumber informasi tersebut dapat ditemukan

e. Why : menjelaskan tentang analisis yang lebih mendalam mengenai hal-hal di balik fakta dan data hasil penelitian tersebut, mengapa hal tersebut dapat terjadi.

f. How : menjelaskan mengenai bagaimana proses data tersebut berlangsung.

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara dilakukan ke dalam dua bagian, yaitu wawancara dengan public relations The Body Shop Indonesia yaitu dengan Public Relations Manager dan wawancara dengan pelanggan The Body Shop Gandaria City.

3.3.1. Teknik Validitas

Uji validitas dan reliabilitas penelitian kualitatif disebut juga keabsahan data sehingga instrument atau alat ukur yang digunakan akurat dan dapat dipercaya. Keabsahan data ini tentunya melalui sebuah instrument atau alat ukur yang sah dalam penelitian kualitatif. Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan sesuai dengan yang sebenarnya.

Terdapat dua jenis validitas, yaitu validitas internal dan eksternal. Validitas internal, yaitu ukuran kebenaran data yang diperoleh dengan instrumen, yakni apakah instrument itu sungguh-sungguh mengukur variable yang sebenarnya. Validitas eksternal berkenaan dengan

(27)

generalisasi, sampai manakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus lain di luar penelitian. Dalam penelitian ini sendiri menggunakan validitas ekstrenal.

Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan apakah penelitian itu dapat diulangi oleh peneliti lain. Bila ia menggunakan metode yang sama apakah hasilnya akan sama. Jadi, reliabilitas menunjukkan adanya konsistensi, memberikan hasil yang konsisten atau kesamaan hasil sehingga dapat dipercaya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tingkat kebenaran hasil penelitian, yaitu: a) memperpanjang masa observasi; b) mengamati terus-menerus; c) triangulasi; d) membicarakannya dengan orang lain; e) menganalisa kasus negatif (kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga saat tertentu); f) menggunakan referensi; g) mengadakan member check. (Nasution, 2003:1114-118). Adapun dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan yaitu dengan cara mengamatinya terus-menerus dan menggunakan referensi.

3.3.2. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan oleh peneliti untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan. Ardianto (2010:217) menyebutkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga tema dapat ditemukan dan hipotesis kerja dapat dirumuskan seperti yang disarankan oleh data.

(28)

Ada banyak model analisis data metode penelitian kualitatif. Namun, dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman, dimana mereka menyatakan ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data, yaitu:

1. Reduksi. Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir.

2. Model data (data display). Kita mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk yang paling sering dari model penelitian kualitatif adalah bentuk teks naratif.

3. Penarikan/verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi-proposisi. Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari diplay data yang telah dibuat. (Ardianto, 2010:223)

3.4 Permasalahan yang Ada

The Body Shop Indonesia merupakan suatu perusahaan yang selain peduli terhadap lingkungan juga peduli terhadap segala hal dalam bidang sosial terutama

(29)

perempuan dan anak-anak. Kepeduliannya tersebut dipublikasikan melalui suatu kegiatan yang selalu dilakukan oleh The Body Shop, yaitu kampanye. Dimana kampanye dilakukan untuk membuat masyarakat secara umum dan pelanggan secara khusus sadar akan isu-isu yang berada di sekitar masyarakat tersebut.

Kampanye terakhir yang dilakukan oleh The Body Shop adalah kampanye “Stop The Trafficking of Children and Young People” Tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk mendesak pemerintah Republik Indonesia agar segera mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 21 tahun 2007 tentan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan Protokol PBB tahun 2000 untuk mencegah, menanggulangi dan menghukum perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak-anak, Suplemen Konvesi PBB mengenai kejahatan lintas batas Negara.

2. Menyediakan informasi dan pendidikan tentang kejahatan perdagangan manusia kepada masyarakat luas.

3. Menyediakan bantuan rehabilitasi kepada anak-anak dan remaja korban perdagangan seks komersial.

The Body Shop melakukan kampanye tersebut karena melihat fakta-fakta bahwa:

1. Perdagangan manusia merupakan industry kejahatan ketiga terbesar (UNFPA 2006) dan tercepat pertumbuhannya di dunia (INGIFT 2008).

(30)

2. 1,2 juta anak tereksploitasi dalam perdagangan seks komersial global (ILO2002), 100.000 anak diperdagangkan setiap tahunnya di Indonesia (UNICEF UK 2003).

3. Eksploitasi seksual merupakan alasan yang paling mendasari kegiatan perdagangan ini dan tidak hanya terjadi di negara-negara miskin (UNICEF UK 2003).

4. Indonesia masuk ke dalam Tier 2 untuk masalah perdagangan seks komersial yang berarti pemerintah RI belum memenuhi standar perlindungan minimum, namun melakukan tindakan-tindakan untuk mewujudkannya (US State Department, Trafficking in Person Report, 2007-2010).

Kegiatan kampanye “Stop The Trafficking of Children and Young People” dilakukan dengan cara mengumpulkan petisi yang berisikan tanda tangan dan gambar telapak tangan dari pelanggan The Body Shop, dan juga dengan menjual produk ‘soft hands kind heart hand cream’. Dengan membeli produk tersebut berarti pelanggan akan membantu jutaan anak dan remaja yang tereksploitasi oleh perdagangan seks komersial. Karena semua keuntungan dari pembelian produk tersebut akan disumbangkan kepada ECPAT. ECPAT (End Child Prostitution,

Child Pornography and the Trafficking of Children for Sexual Purposes)

merupakan organisasi non-profit perintis yang memerangi perdagangan seks komersial anak dan remaja sejak awal tahun 1990.

Namun, yang menjadi permasalahan yaitu The Body Shop Indonesia tidak mengetahui apakah masyarakat atau pelanggannya tersebut mengetahui adanya kampanye yang telah dilakukannya atau tidak, apakah mereka hanya sekedar

(31)

mengetahui tanpa memahami secara mendalam kampanye tersebut. Bagaimana kampanye tersebut dapat merubah persepsi pelanggan terhadap brand The Body Shop, maksud persepsi disini yaitu apakah dengan kampanye tersebut, masyarakat umumnya dan pelanggan khususnya menjadi sadar bahwa The Body Shop bukan sekedar brand kosmetik pada umumnya, tetapi sadar bahwa The Body Shop istimewa karena mempedulikan keadaan lingkungan sekitar. Apakah strategi yang digunakan dalam kampanye tersebut sudah cukup baik sehingga tercipta persepsi mengenai kesadaran terhadap merek The Body Shop. Public relations The Body Shop tidak mengetahui bagaimana persepsi pelanggan mengenai kampanye “Stop

The Trafficking of Children and Young People” karena tidak adanya feedback.

Sehingga public relations (PR) The Body Shop tidak dapat mengetahui apakah kampanye “Stop The Trafficking of Children and Young People” sudah cukup menciptakan kesadaran merek atau belum?

3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi diatas tersebut, maka peneliti menyusun upaya-upaya yang dapat dijadikan alternatif dalam pemecahan masalah, diantaranya:

• Untuk pelanggan yang telah berpartisipasi baik dengan mengisi petisi maupun dengan membeli produk, besar kemungkinannya mereka mengetahui kampanye tersebut namun perusahaan tetap tidak mengetahui seberapa besar kesadaran mereka terhadap kampanye yang dilakukannya. Dalam hal ini, perusahaan dapat mengirimkan email kepada para pelanggan yang mengisi petisi tersebut atau

(32)

dengan meminta para penjaga toko untuk meminta para pelanggan mengisi kesan ataupun kirtik-saran yang berhubungan dengan kampanye “Stop The

Trafficking of Children and Young People”. Bisa saja juga dilakukan dengan

mengirimkan sms kepada para member loyalty untuk meminta feedback dari mereka, hal tersebut juga akan menjadi salah satu upaya pendekatan kepada para member loyalty sehingga mereka akan merasa sangat berharga dan istimewa. Mungkin memang terlihat cukup sulit, apalagi ketika toko sedang ramai dikunjungi oleh para pelanggan, namun disini pengisian feedback tersebut dilakukan jika memang keadaan toko sedang sengang dan para pelangan memang ingin mengutarakan suaranya untuk kampanye “Stop The Trafficking

of Children and Young People”. Sebagai timbal-balik karena mereka telah

menyempatkan waktu untuk memberikan pendapatnya mengenai kampanye tersebut, perusahaan dapat memberikan souvernir kecil kepada pelanggan, misalnya saja pensil atau bolpoin The Body Sop. Hal tersebut juga berguna dalam mendekatkan diri kepada pelanggan sehingga akan tercipta kesadaran terhadap merek The Body Shop dibenak pelanggan.

• Alternatif yang kedua yaitu dengan menggunakan media sosial. Media sosial yang digunakan The Body Shop, seperti facebook dan twitter tergolong cukup aktif. Keduanya dapat digunakan sebagai sarana dalam mengumpulan feedback terhadap pelanggan. Dengan cara ini, tidak hanya pelanggan saja yang dapat memberikan pendapatnya mengenai kampanye tersebut tetapi juga masyarakat yang luas. Public relations ataupun social media officer harus aktif dalam menanyakan pendapat mereka mengenai kampanye tersebut, apakah ada

(33)

kekurangan atau yang lainnya berhubungan dengan kampanye “Stop The

Trafficking of Children and Young People”. Jadi, isi dari media sosial yang

digunakan juga mengulas mengenai kegiatan kampanye “Stop The Trafficking

of Children and Young People”, tidak hanya sebatas pada pemberitahuan

Gambar

Gambar 3.2 Produk The Body Shop
Tabel 3.1 Kampanye The Body Shop
Gambar 3.3 Struktur organisasi PT. Monica Hijau Lestari (The  Body Shop Indonesia)
Gambar 3.4 Struktur divisi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh etika lingkungan perusahaan terhadap keunggulan kompetitif: peran mediasi inovasi produk hijau kosmetik merek The

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan traits kepribadian big five dan visual merchandising toko kosmetik the body shop dengan impulsive buying pada

brand awareness perempuan di kota Solo terhadap produk The Body Shop. padahal perusahaan tersebut tidak pernah mempromosikan produknya

dibanding merek lokal, walaupun dinilai dari segi harga produk The Body Shop kota Padang lebih mahal dibanding kosmetik merek lokal lainnya dan masih

Banyak konsumen setuju dengan pertanyaan bahwa green brand berkomitmen pada aksi peduli lingkungan hidup dalam kepuasan konsumen terhadap produk The Body Shop sangat

Sejak dari awal berdirinya The Body Shop di Inggris, The Body Shop telah berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan membuat produk yang aman dan bebas uji coba

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana brand awareness perempuan di kota Solo terhadap produk The Body Shop padahal perusahaan tersebut tidak pernah

Berdasarkan dari hasil tanggapan responden konsumen The Body Shop pada dimensi reliabilityterdapat item pernyataan dengan nilai mean terburuk yaitu “Saya akan membeli produk The Body