• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK HEGEMONI BARAT TERHADAP KONSEP UR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK HEGEMONI BARAT TERHADAP KONSEP UR"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK HEGEMONI BARAT TERHADAP KONSEP URBAN DESIGN DI INDONESIA

(Etika Sukma Adiyanti)

“Development is a perception which models reality, a myth which comforts society, and a fantasy which unleashes passions.” (Wolfgang Sachs: 1992)

Setiap negara yang besar akan menjaga identitas dirinya. Setiap bangsa yang berjaya akan menjaga kualitas ummatnya. Di era globalisasi ini hampir tidak ada satu pun bangsa yang tidak menerima akulturasi budaya. Kekuatan nilai-nilai prinsip yang dahulu adalah sebagai harga mati kini telah menjadi masa lalu yang ingin ikut mati suri. Indonesia sebagai negara kesatuan membentuk karakter masyarakat yang yang gotong royong dalam setiap pembangunan. Negara sebagai institusi terbesar bagi golongan mana pun saat ini Indonesia mulai menjajakin dunia baru. Perencanaan yang sering kali di gadang-gadangkan menjadi salah satu kunci keberhasilan negara. Hal ini kemudian menjadi perundingan pokok di kancah internasional dan dijadikan sebagai jalan kolaborasi politik atas nama pertumbuhan dan perkembangan negara dalam pembangunan sosial-kebudayaan berdasarkan pada perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Berbudaya dan berintegrasi, beberapa negara bagian eropa saat ini mengembangkan konsep urban design yang menjanjikan kepada pembaharuan, baik teknologi maupun kesemakmuran rakyat dan bangsanya. Berkepanjangan juga sebagai salah satu target perencanaan pembangunan yang ingin dicapai secara komprehensif. Sustainable Development Goals

(2)

bersama PBB masyarakat dunia mengubah tujuan pembangunan bersama yang dahulu berkonsep Millennium Development Goals. Seiring perkembangan waktu, penerapan dari konsep SDGs ini terus berkembang bukan hanya pada negara maju melainkan juga oleh negara berkembangan dengan skala ruang kecil atau bahkan dengan angka demografi yang tidak stabil. Indonesia menjadi salah satu negara yang belum memastikan posisi kenegaraan dalam perencanaan pembangunan ini. Asas perencanaan yang menyangkut pada kesejahteraan masyarakat membentuk sikap menerima atas konsep-konsep baru yang mengarah pada penuntasan permasalahan kekacauan demografi dan kekayaan sosial.

Fakta hari ini, SDGs justru membodohi ummat negara berkembang khususnya Islam dengan melakukan pendekatan ringan/prktis menekankan pada aspek pemerintahan, politik secara general. Sejak diubahnya dari Millennium Development Goals yang terbuka dalam sistem kapitalis, kini Sustainable Development Goals menjadi transformasi yang kuat seolah sebagai pemurnian dan penyempurna konsep pembangunan sebelumnya.

Gambar 1. 17 Set-Goals SDG's

(3)

1. No Poverty (tanpa kemiskinan)

Tujuan dalam pengentasan kemiskinan yang diajukan oleh SDGs ini tidak jauh berbeda dengan konsep awal MDGs, yang mana dalam mengatasi kemiskinan bagi negara-negara berkembang atau dengan pendapatan perkapita rendah ataupun oleh karena angka kemiskinan penduduk yang tinggi, maka diberlakukan adanya hutang kepada negara maju, baik kepada negara Amerika maupun negara lain. Jelas kita ketahui bahwa hal tersebut justru akan membuat ketegantungan negara terhadap negara lain. Dampak dari ini adalah adanya stagnansi negara-negara berkembang pada ketiak negara maju.

2. Gender Equality (kesetaraan gender)

Berbicara masalah kesetaraan gender tidak akan lepas dengan adanya kaum feminisme yang menuntut persamaan manusia tanpa memisahkan dimensi biologis. Hal ini kemudian PBB mendukung United Nation pada Kongres HeforShe yang khusus membicarakan mengenaik perempuan dan haknya. Human rights yang terus digencarkan di dunia barat mengubah konsep dan mindset ummat dewasa ini,

Islam mengajarkan kepada seluruh ummat muslim, bahwa hakikatnya perempuan dan laki-laki adalah sama, hanya keimanan dan ketakwaan yang berbeda tingkatannya. Namun, porsi dan juga peran sudah pasti berbeda. Karena jika kesetaraan gender ini “bablas” ditafsirkan oleh kuam awam, maka tidak aka nada lagi pemisah dan karakteristik spesifik antara perempuan dan laki-laki. Human rights for LGBT diwarnai oleh adanya kesetaraan gender ini pula. Sebab itulah, kesetaraan gender tidak dapat dijadikan sebagai target keberhasilan dari sebuah kota atau negara. Bangsa akan mati oleh keberagaman (diversity), dan satu hanya dimaknai dengan sewarna.

3. Sustainable Cities and Communities (kota berkelanjutan dan komunitas)

(4)

oleh masyarakat dan akademisi serta para planner yang dimiliki bangsa ini. Jika kita lihat pada negara-negara dengan konsep kota berkelanjutan, penawaran ataupun penerapan yang dipercontohkan kepada kita adalah konsep metropolitan city yang kemudian dipadukan dengan green city. Nilai kemegahan yang disandingkan dengan moral budaya, kearifan lokal dan kesejahteraan lingkungan menjadi alat pengabur pendapat kritis mengenai sustainable development goals. Salahnya adalah ketika negara ini kemudian meniru secara mentah tanpa ada filterisasi.

4. Partnerships for the Goals (kerjasama atau mitra yang sesuai tujuan)

Stakeholder pembangunan yang menjadi pokok dari pelaksanaan hasil perencanaan dan perancangan diindikasikan oleh SDGs perlu bergabung atau bermitra dengan experts yang berbasis internasional, di sini kita melihat adanya tendensi pada hal penjajahan intelektual. Kerjasama dalam pembangunan negara dinilai kurang maksimal tanpa adanya peran negara lain, (which is true) namun tidak memberikan solusi ataupun alternatif yang maksimal. Penindasan secara tersirat sedang dirancang sedemikian rupa untuk mengubah negara-negara berkembang menjadi kawan atau lawan di masa yang akan datang.

Western Urban Design

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Djajadi. (2011). Tata Kota Islami. Bandung.

Levebvre, H. (2010). The Urban Revolution. Minneapolis: University of Minneapolis. Purnomo, J. (t.thn.). MDGs As An Instrument Of Hegemony: A New Type Of Hegemonic

Transformative For Vanishing Plurality Of Resistence Movements In Indonesia. Malang: Universitas Brawijaya.

Gambar

Gambar 1. 17 Set-Goals SDG's

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh masyarakat Kecamatan Permata yang juga ikut berpartisipasi dalam pemilukada secara langsung di Kabupaten Kabupaten Bener Meriah untuk memilih bupati dan

Hasil analisa stabilitas dan kekuatan memanjang (Gambar 14 Rekapitulasi analisa stabilitas dan kekuatan memanjang pada setiap kondisi pemuatan dari desain FSO optimum)

menggunakan teknik vakum evaporasi (VE). Hasil penelitian ini ditemukan kerusakan pada permukaan film tipis karena adanya proses doping, sehingga mempengaruhi

Dari segi pendidikan karyawan bank masih mengungguli LPD dimana LPD masih menerima karyawan berpendidikan serendah-rendahnya setara tamatan SMA (Perarem LPD, 2014) dan

Kemudian menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan membaca dan mencermati setiap kata dan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam hasil cerpen siswa dan pada akhirnya

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan dalam penelitian ini yaitu mengenai penerapan persamaan diferensial Bessel order nol pada perpindahan panas benda dua

· TAPM yang betjudul Pengaruh Kompensasi dan Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Indragiri Hilir adalah basil karya saya sendiri, dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi [2]. Proses pembelajaran menggunakan KTSP menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dalam proses