• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah sastra sosiologi dalam kerangka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah sastra sosiologi dalam kerangka"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PUISI DAN PROSA KELAS LANJUT Pembelajaran Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi SD

Disusun Oleh: Kelompok 6 Aminatuzzuhriah 1815125989

Eka Kristanto 1815125578 Laras Pamuji 1915126039 Nur Islamiyati 1815126054 Nur Rizki Amalia 1815126056

Ka Dian

Kelas D 2012 Non Reguler

Dosen Pengampu: Fahrurrozy

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Jakarta

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.

Dalam penulis makalah ini penulis banyak mengalami hambatan, berkat bimbingan dari Bapak Fahrurrozy sebagai dosen mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi SD makalah dapat terselesaikan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi SD.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 25 Oktober 2014 Penulis

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Penulisan C. Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Puisi

B. Unsur-unsur Karya Sastra Puisi C. Strategi Membaca Puisi

D. Hal Terpenting dalam Pembelajaran Puisi E. Pengertian Prosa

F. Unsur-unsur Karya Sastra Prosa G. Strategi Membaca Prosa

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

(4)

A. Latar Belakang

Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau instruksi, tra-artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan bahwa sastra artinya kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran yang baik. Sastra merupakan inspirasi kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk keindahan batin yang dapat dinikmati melalui pikiran maupun perasaan kita. Sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan suatu kegiatan yang memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide, semangat, dan lain-lain dari seorang pengarang yang diekspresikan dalam bentuk tulisan.

Karya sastra dapat dijadikan sebagai sarana dalam mengembangkan jiwa humanitas, yaitu jiwa yang halus, berbudi dan manusiawi. Sehubungan dengan hal itu, karya sastra mempunyai kemampuan yang dapat menyentuh pembaca agar dapat menjadi manusia yang responsif terhadap hal-hal yang luhur dalam hidup ini. Karena pada hakikatnya manusia selalu mencari nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Karya sastra yang baik adalah karya yang mengangkat masalah manusia dan kemanusian. Sesuatu yang mempunyai nilai moral, yaitu nilai yang berpangkal dari nilai-nilai kemanusian, serta nilai-nilai baik dan buruk yang universal. Berdasarkan ragamnya karya sastra dibagi menjadi tiga yaitu, prosa, puisi, dan drama. Unsur-unsur karya sastra terdiri dari unsur intrinsik dan ekstrinsik.

(5)

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian puisi?

2. Apa saja unsur-unsur dari sebuah puisi? 3. Bagaimana strategi membaca puisi? 4. Apa saja hal yang terpenting dalam puisi? 5. Apa pengertian prosa?

6. Apa saja unsur-unsur dari sebuah prosa? 7. Bagaimana strategi membaca prosa?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar dapat mengetahui pengertian puisi.

2. Agar dapat mengetahui unsur-unsur sebuah puisi. 3. Agar dapat mengetahui strategi membaca puisi.

4. Agar dapat mengetahui hal-hal yang terpenting dalam puisi. 5. Agar dapat mengetahui pengertian prosa.

6. Agar dapat mengetahui unsur-unsur sebuah prosa. 7. Agar dapat mengetahui strategi mambaca prosa.

(6)

A. Pengertian Puisi

Karya sastra terdiri atas 2 jenis, yaitu prosa dan puisi. Biasanya prosa disebut karangan bebas, sedangkan puisi disebut karangan terikat. Puisi adalah jenis sastra, sedangkan sajak adalah individu puisi. Oleh karena itu, kedua istilah itu jangan dicampur adukkan pemakaiannya. Puisi di bagi menjadi dua yaitu puisi lama dan puisi baru.

1. Puisi Lama

a. Mantra, adalah puisi lama yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan gaib yang biasanya diajarkan atau diucapkan oleh pawang untuk menandingi kekuatan yang lain.

b. Bidal, adalah bahasa berkias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus-halusnya, hingga orang lain yang mendengarkan harus mendalami dan meresapi arti serta maksud dalam hatinya sendiri, biasanya berisi nasihat, sindiran, peringatan, dan sebagainya. Menurut penggunaannya bidal bisa diklasifikasikan menjadi: pepatah, perumpamaan, tamsil, ibarat, amsal, pemeo, peribahasa, ungkapan, dan perumpamaan.

c. Peribahasa, adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan mengisahkan maksud tertentu. Yang termasuk ke dalam jenis peribahahasa ini adalah ungkapan, perumpamaan, ibarat, tamsil. d. Pepatah, adalah kiasan tepat yang berupa kalimat sempurna dan

pendek, pada mulanya dimaksudkan untuk mematahkan pembicaraan orang lain.

e. Perumpamaan, adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakikat berbeda, tetapi sengaja dianggap sama (secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata pembanding umpama, bak, bagai, seperti, ibarat, dsb).

f. Ibarat, adalah perbandingan dengnan seterang-terangnya dengan keadaan alam sekitarnya, yang mengandung sifat puisi di dalamnya. 1. Puisi Baru

(7)

b. Tersina, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).

c. Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).

d. Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).

e. Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai).

f. Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).

g. Stanza/Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).

h. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.

i. Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama maupun puisi baru.

B. Unsur-unsur Karya Sastra Puisi

Pada dasarnya unsur-unsur yang terdapat dalam puisi tidak jauh berbeda dengan unsur-unsur yang terdapat karya sastra prosa, namun secara fisik dan teknik penggunaan bahasa memang memungkinkan terjadi perbedaan yang mencolok antara puisi dan prosa. Di antara unsur-unsur intinsik puisi adalah: tema, amanat, bait, baris, enjambemen, irama, bahasa, gaya bahasa, citraan/imagery, neveauk, plot, setting, penokohan, perwatakan, dan point of view. Kelima unsur terakhir (plot, setting, penokohan, perwatakan, dan point of view) itu jika memang terdapat dalam sebuah puisi.

(8)

dilihat dari susut pandang tertentu. Dalam sebuah tema mayor bisa terdapat beberapa tema minor. Bagi seorang pengarang tema ada sebelum mengarang tetapi bagi seorang pembaca tema ada sesudah membaca karangan ataukarya sastra.

b. Amanat, adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar. c. Bait/strophe, adalah kebulatan arti dan irama dalam kuplet atau karangan

yang berbentuk puisi, misal: sebait pantun terdiri atas empat baris, sebait gurindam terdiri atas dua baris. Enjambemem, adalah perloncatan baris; baris kalimat yang mempunyai tugas ganda untuk menghubungkan bagianyanbg mendahuluinya dan bagian yang berikutnya.

d. Irama, adalah berturut-turut secara teratur; turun naik (pada bunyi, lagu) yang beraturan; alunan yang terjadi karena perulanngan dan penggantian bunyi dalamarus panjang pendek bunyi, keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada (dalam puisi); ritma; wirama; irama juga merupakan tenaga gaib yang menimbulkan perasaan tertentu kepada manusia dan dapat menimbulkan gaya keindahan sebuah puisi.

e. Bahasa, yang dimaksud bahasa meliputi diksi (pilihan kata), gaya bahasa/majas, dan makna konotasi/denotasi yang ditimbulkan oleh penggunaan gaya bahasa dan penetapan diksi dalam karya puisi. Tentang gaya bahasa/majas akandibahas dalam bab tersendiri.

f. Citraan, merupakan gambaran.

C. Strategi Membaca Puisi

Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih puisi sebagai bahan pembelajaran yaitu:

1. Memberikan kegembiraan kepada siswa. 2. Menjadikan bagian dalam sejarah.

3. Karya pengarang yang cukup bagus menurut ujian waktu. 4. Problematik baik dari segi bentuk maupun isinya.

5. Karya akan unsure musical agar menarik minat siswa. 6. Sesuai dengan kemampuan siswa.

(9)

8. Berhubungan dengan lingkungan siswa. 9. Menarik minat dan selera siswa.

Dengan kegiatan ini, pembaca bukan hanya sekedar membaca sambil lalu, melainkan membaca dengan sungguh sungguh, dengan empati, dengan kegairahan, sampai menemukan pengalaman pengarang di dalam karya tersebut.

Setelah membaca puisi tersebut siswa mungkin akan merasa terharu, rasa hormamat, atau merasa kagum terhadap tokoh yang ada dalam puisi tersebut. Selain itu, ia juga merasa kagum terhadap penulis puisi tersebut karena mampu menggugah hati pembaca dengan kesederhanaan baik dalam bahasa, penyusunan kata kata, ditambah dengan gaya bahasa dan tema yang disajikan yang sungguh memperlihatkan kesederhanaan. Kegiatan seperti inilah yang sering disebut dengan apresiasi puisi.

D. Hal Terpenting dalam Pembelajaran Puisi

Hal terpenting yang perlu diperhatikan guru pada pembelajaran puisi adalah melibatkan siswa memperoleh pengalaman baru dengan catatan jika masih diperlukan guru dapat saja memberikan pengetahuan tentang puisi. Lengkapnya langkah-langkah dalam penyajian pelajaran membaca puisi adalah:

1. Pelajarai terlebih dahulu puisi yang akan dibawakan. 2. Menetukan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Memberikan pengantar pengajaran. 4. Menyajikan bahan pengajaran.

5. Mendiskusikan puisi yang telah dibaca. 6. Memperdalam pengalaman.

E. Pengertian Prosa

Prosa lama atau lebih dikenal sebagai sastra klasik atau satra kuno merupakan cerminan kehidupan masyarakat lama. Ciri-ciri kehidupan masyarakat lama ini menjadi cirri-ciri dari sastra klasik itu sendiri.

Ciri-ciri karya sastra klasik:

1. Bersifat komunal, yakni menjadi milik bersama.

(10)

3. Bersifat sangat kurang dinamis, yakni gerak perubahannya sangat lambat, sehingga jika dilihat dari sudut masyarakat sekarang seolah-olah kelihatan statis.

4. Pada umumnya bersifat irasional, kejadian-kejadian yang digambarkan kurang atau bahkan tidak masuk akal.

5. Bersifat istanasentris, karena sebagian besar ceritanya berkisar pada kehidupan keluarga dalam lingkungan istana.Sastra lama pada umumnya memberikan pengajaran/pendidikan baik yang bersifat didaktis moral maupun didaktis religius.

6. Bersifat simbolis, sebagian besar ceritanya disajikan dalam bentuk perlambang.

7. Bersifat tradisional, yaitu mempertahankan kebiasaan atau adat yang berlaku sesuai dengan keadaan zamannya.

8. Klise imitatif, yakni kebiasaan tiru-meniru yang tetap saja turun-temurun. 9. Sastra lama sebenarnya tidak menceritakan manusia, melainkan

menceritakan sifat-sifat universal manusia (baik-jahat, cerdik-bodoh, adil-lalin, dsb).

Sastra lama terpilah-pilah menjadi tiga periode atau pembabakan, yaitu: 1. Sastra masa purba,

2. Sastra masa Hindu, dan 3. Sastra masa Islam.

Hasil karya sastra klasik dapat dikatakan merupakan karya sastra lisan yang disampaikan hanya dengan cara komunikasi lisan. Hal ini menyebabkan terjadinya banyak variasi dan pergeseran baik dari segi alur maupun tata nilai yang dikandungnya. Berdasarkan isinya semua jenis dongeng dapat dikategorikan sebagai jenis karya sastra klasik/lama. Di bawah ini diuraikan berbagai macam jenis dongeng yang sekaligus merupakan jenis-jenis karya sastra klasik.

(11)

2. Sage, adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, kraton, atau kehidupan raja-raja. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, cerita-cerita Panji, Smaradahana, dll.

3. Mite/Mitos, adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang dipercayai mempuyai kekuatan gaib. Contoh-contoh sastra lama yang termasuk jenis mitos, adalah: Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dll.

4. Legenda, adalah cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dll.

5. Parabel, adalah rekaan cerita pendek yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat adtau perbandingan; majas perbandingan menggunakan perumpamaan yang terkandung dalamseluruh isi karangan atau cerita. Contoh: Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Mahabarata, Bhagawagita, dll.

6. Dongeng Jenaka, adalah cerita tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing diluskiskan secara humor.

F. Unsur-unsur Karya Sastra Prosa

Berdasarkan bentuknya karya sastra dapat dibedakan menjadi bentuk puisi, prosa, dan drama. Semua bentuk karya sastra tersusun dari dua unsur pembangun, yaitu unsur intinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur karya sastra yang menmbangun tubuh karya sastra dari dalam tubuh karya sastra itu sendiri. Sedangkan Unsur esktrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra yang berasal dari luar tubuh karya sastra itu. Pada bagian ini hanya akan dibahas unsur-unsur pembangun karya sastra prosa. Unsur-unsur intrinsik karya sastra prosa adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1. Tema, yaitu pusat cerita, atau ide pokok yang mendasari penulisan sebuah cerita.Tema dapat diklasifikasikan menjadi tema mayor, yaitu tema yang memiliki cakupan lebih luas; dan tema minor yaitu tema yang bisa dilihat sudut pandang tertentu dan mempunyai sifat lebih spesifik.

(12)

3. Plot / Alur, adalah jalinan peristiwa yang membentuk cerita; jalan cerita. Alur dapat diklasifikasikan menjadi alur maju, mundur, kronologis, klimaks, antilklimaks, dan flashback.

a. Alur maju, adalah alur yang menceritakan dari awal hingga akhir cerita.

b. Alur mundur, adalah alur yang menceritakan kejadian masa lalu/silam. c. Alur kronologis, adalah alur berdasarkan tata urutan waktu.

d. Alur klimaks, adalah alur yang dimulai dari bagian biasa menuju bagian menegangkan.

e. Alur antiklimaks, adalah alur yang dimulai dari bagianm menegangkan menuju biasa.

f. Alur flashback, adalah alur yang mendahulukan bagian akhir cerita, kembali ke awal menuju ke akhir cerita.

4. Penokohan, adalah penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.

Berdasarkan sifatnya tokoh dalam sebuah karya sastra dapat dibedakan menjadi tiga jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis (tokoh lakon), antagonis (tokoh jahat, lawan, musuh), dan tokoh tirtagonis (tokoh penengah). Berdasarkan tingkat kepentingannya dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu/figuran.

5. Karakteristik, adalah perwatakan tokom dalam cerita.

Karakteristik tokoh dapat menjadi dua maca, yaitu flat character dan arround character. Flat character adalah watak seorang tokoh yang tidak pernah mengalami perubahan dari awal hingga akhir cerita. Arround character adalah jika seorang tokoh mengalami perubahan watak dalam cerita tersebut.

Untuk mengidentifikasi watak seorang tokoh bisa dilakukan dengan teknik-teknik di bawah ini.

a. Teknik Dramatik.

Mengetahui tempat tinggal/lingkungan hidup tokoh, cara tokoh meyelesaikan sebuah permasalahan, dan pembicaraan tokoh lain. Teknik Analitik.

(13)

dibuatnya. Teknik Analitik – Dramatik (gabungan kedua teknik yang ada).

6. Point of View, adalah sudut pandang pengarang; cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Berikut ini diuraikan beberapa jenis sudut pandang pengarang.

a. Narathor Participant, pengarang mempergunakan kata aku-orang pertama (aku sebagai tokoh utama dan aku sebagai bukan tokoh utama).

b. Narathor Omniscient, pengarang mempergunakan kata dia (orang ketiga) untuk pelaku utama dan pengarang mengetahui seluk beluk tokoh dia/menyumbangkan pikiran dalam pribadi tokoh.

c. Narathor Observer, pengarang mengisahkan ceritanya dengan mempergunakan kata dia (orang ketiga) untuk tokoh utama, dan pengarang tidak mengethaui jalan pikiran tokoh utama.

d. Narathor multiple, campuran antara ketiga jenis narathor di atas. 7. Setting, adalah latar belakang penceritaan; latar cerita. Terdapat dua jenis

setiing, ayaitu setting fisik (alat, tempat, dan waktu) dan setting psikis (suasana: haru, sedih, gembira, dll).

8. Suspense dan Foreshadowing

Suspense, adalah bagian cerita yang mampu membuat pembaca merasakan ketegangan setelah mengikuti atau menyaksikan konflik mental dan konflik sosial yang tajam. Foreshadowing, merupakan kelanjutan dari suspense, yaitu pembayangan tentang apa yang akan terjadi kemudian dalam cerita. Bagianini diciptakan oleh pengarang untuk memikat perhatian pembaca terhadap keseluruhan cerita agar merasa nikmat dan puas, tidak merasa bosan.

9. Limited Fokus dan Unity

(14)

dinikmati oelh pembaca dengan baik karena terdapat unsur kesatuan tersebut.

10. Bahasa, yaitu bahasa apakah yang dipergunakan; bagimana kandungan makna denotasi/konotasi, ambiguitas maknanya, interferensi bahasa asing/ daerah yang terdapat dalam karya sastra tersebut.

11. Gaya Bahasa/Majas, yang dimaksudkan adalah gaya bahasa apa saja yang sering dipergunakan oleh penngarang dalam menulis ceritanya (personifikasi, metonimia, alegori, sinekdok, hiperbola,dll).

Sedangkan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik sebuah karya sastra prosa adalah sebagaimana contoh di bawah ini. Dalam cerpen Jalan Lain ke Roma karya Idrus mengandung nilai-nilai kehidupan yang besar artinya bagi pembaca yang mau memahami secara mendalam. Nilai-nilai kehidupan tersebut antara alain adalah nilai sosial, moral, ekonomi, kejiwaan, politik, filosofis, dll.

1. Nilai Sosial

Sifat terus terang adalah baik, tetapi jika salah menempatkan akan menimbulkan hal negatif, sebagaimana yang dialami oleh Open.

2. Nilai Kejiwaan

Mendalami jiwa orang lain adalah penting, karena dengan begitu kita bisa bergaul dengan masayarakat secara lebih baik.

3. Nilai Moral

Sifat kejujuran sangat penting dan sangat mulia di hadapan Tuhan. 4. Nilai Ekonomi

Tidak mudah berputus asa, gaga satu pekerjaan, cari pekerjaan yang lain. 5. Nilai Politik

Perjuangan membela kepentingan banyak orang dengan cara berjuang secara sungguh-sungguh.

6. Nilai Filosofi/Religius

Sebagai pemeluk agama Islam yang kuat, Open berusaha untuk mendakwahkan agamanya.

(15)

Prosa adalah cerita. Baik cerita rakyat, cerpen maupun novel. Cerpen merupakan suatu cerita rekaan. Sebagai suatu cerita rekaan, kejadian yang terdapat di dalamnya hanya merupakan rekaan pengarang saja.

Langkah Langkah dalam Menyajikan Pelajaran Membaca Prosa, adalah: 1. Membacakan sebuah prosa, baik berupa cerita pendek maupun cerita

rakyat.

2. Meneliti penggunaan kosakata yang dianggap siswa sulit.

3. Guru menulis kosakata sulit yang diajukan sisiwa di papan tulia, kemudian membahasnya secara bersam sama melalui kegiatan tanya jawab dan diskusi kelas.

4. Setelah siswa diperkirakan tidak akan mengalami hambatan dalam kosakata, siswa diminta membaca cerita tersebut dengan nyaring secara bergiliran.

5. Selesai membaca siswa dibagi kedalam beberapa kelompok. Sebagian kelompok di tugaskan untuk menyusun pertanyaan sebanyak banyaknya, berkaitan dengan isi cerita, sedangkan kelompok yang lain diminta untuk menginfentaris informasi tentang cerita tersebut.

(16)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pembelajaran sastra sangatlah penting terlebih pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut terdapat beberapa aspek humaniora yang dapat mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana caranya mengharagai karya-karya orang lain, karena pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih memahami kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

B.

Saran

Pembelajaran sastra dianggap tidaklah penting, karena pada jenjang pendidikan umumnya lebih mengedepankan serta mementingkan pembelajaran yang ilmiah dan bertehnologi. Padahal dengan adanya pembelajaran sastra dapat turut berperan dalam pembentukan kepribadian, watak, dan sikap yang tentunya akan lebih baik jika diterapkan sejak dini dalam tahapan jenjang Pendidikan Sekolah Dasar pada umumnya. Seharusnya Sastra dapat dioptimalkan pembelajarannya sehingga dapat diapresiasikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

(17)

Wijaya, Putu. 2011. Pengajaran Sastra.

http://sastra-indonesia.com/2011/03/pengajaran-sastra/. Diakses pada tanggal 20/12/2011 10:03

Wibisono, B Kunto. 2010. Pembelajaran Sastra Dorong Sikap Kritis.

http://www.antaranews.com/berita/206353/pembelajaran-sastra-dorong-sikap-kritis. Diakses pada tanggal 31/12/2011 7:47

Arif, Mohammad. 2008. Pembelajaran Sasta Secara Integratif. http://re-searchengines.com/mohamad0708.html. Diakses pada tanggal 20/12/2011 9:53

Hamid, Mukhlis A. Pengajaran Sastra Indonesia Di Sekolah.

http://gemasastrin.wordpress.com/2007/04/20/pengajaran-sastra-indonesia-di-sekolah/. Diakses pada tanggal 31/12/2011 7:42

Pembelajaran Sastra Indonesia di Sekolah. http://gurupembaharu.com/home/?

Referensi

Dokumen terkait

(In fact, what is here called “actualization” is very close to Ingarden‟s concretization although the both terms are used by him (See Ingarden 1973, Fizer 1983). Let me

Ketentuan mengenai pengaturan lokasi tempat usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.3.

Di samping itu, keyakinan efficacy juga mempengaruhi cara atas pilihan tindakan seseorang, seberapa banyak upaya yang mereka lakukan, seberapa lama mereka akan

Shukla ve ark (1999) ile benzer şekilde, topikal uygulanan fizyolojik tuzlu suyun iyileşen deri yarası dokusunda hidroksiprolin düzeyini etkileyebileceği yönünde

Laporan praktikum adalah laporan data praktikum mahasiswa pada satu acara praktikum yang harus memperoleh pengesahan asisten praktikum atau dosen pengampu

Oleh sebab itu, sudah sepatutnya Mahkamah Konstitusi menafsirkan ketentuan Pasal 53 ayat (3) UU 30/2014 sehingga harus dibaca sebagai berikut: “Apabila dalam batas waktu

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah Pembelajaran Mata Kuliah Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Wirausaha Mahasiswa, survei penelitian ini dilakukan

(1) Seksi Pengelolaan Opini Publik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta