• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN DAN FUNGSI KONTRAK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGERTIAN DAN FUNGSI KONTRAK INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN DAN FUNGSI KONTRAK

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penyusunan Kontrak Bisnis

Dosen Pengampu :

Lukman Santoso, M.H.

Disusun Oleh :

Kelompok: Satu (1)

1. Agus Tarmo K. (210716120) 2. Fadilla Rismayanti (210716124)

Kelas : ES.D

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bisnis merupakan sarana para enterpreneur sebagai ajang berkreasi dengan bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam menjalani hidup. Baik itu berupa jasa maupun produk. Dengan istilah lain para pengusaha adalah pembantu perekonomian Negara, supaya sistem perekonomian didalam negeri tetap seimbang.

Pada kenyataannya, pengusaha hampir 60% telah keluar dari visi diatas yang akhirnya mereka lebih pada sistem kapital, dimana pengusaha mendapatkan penghasilan sebesar-besarnya dengan modal yang relatif minim. Hal ini telah jelas bahwa para pengusaha kebanyakan telah berazaskan demikian.

Sistem yang digunakan salah satunya adalah kontrak. Kontrak merupakan jenis perikatan yang sah untuk bekerjasama baik itu mengontrak seseorang, jasa, ataupun barang. Dengan bersistemkan kontrak maka salah satu perusahaan atau individu akan dimudahkan dalam perjalanan bisnisnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Kontrak ? 2. Apa saja fungsi Kontrak ? 3. Apa saja jenis-jenis Kontrak ?

4. Bagaimanakah Kontrak dengan sistem Common Law ? 5. Bagaimanakah Kontrak dengan sistem Civil Law ? 6. Bagaimanakah Kontrak dengan sistem adat dan Islam ? 7. Bagaimanakah terjadinya momentum Kontrak ?

C. Tujuan

Setelah mempelajari materi ini diharapkan Mahasiswa dapat: 1. Memahami pengertian Kontrak.

(3)
(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kontrak

Kontrak berasal dari bahasa Inggris yaitu contracts. Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut overenkomst yaitu perjanjian1

Pada prinsinya kontrak terdiri dari satu atau serangkaian janji yang dibuat para pihak dalam kontrak. Esensi dari kontrak itu sendiri adalah kesepakatan (agreement). Atas dasar itu Subekti mendefinisikan kontrak sebagai peristiwa dimana seseorang berjanji kepada orang lain dimana dua orang saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu. Kontrak itu berisi serangkaian janji, tetapi yang dimaksud dengan janji itu secara tegas dinyatakan adalah janji yang memiliki akibat hukum dan apabila dilanggar pemenuhannya dapat dituntut di pengadilan. Kontrak adalah suatu kesepakatan yang dapat dilaksanakan atau dipertahankan di hadapan pengadilan.2

Ciri khas yang penting dari suatu kontrak adalah adanya kesepakatan bersama para pihak. Kesepakatan bersama ini bukan hanya merupakan karakteristik dalam pembuatan kontrak, tetapi hal itu penting sebagai suatu niat yang diungkapkan kepada pihak lain. Di samping itu, sangat tidak mungkin suatu kontrak yang sah dibuat tanpa adanya kesepakatan bersama.

Kontrak juga dapat diartikan sebagai kesepakatan diantara dua atau lebih orang yang memuat sebuah janji atau janji-janji yang bertimbal balik yang dapat ditegakkan berdasarkan hukum, atau yang pelaksanaannya berdasarkan hukum sampai tingkat tertentu diakui sebagai kewajiban.3

Didalam kontrak terdapat hukum kontrak merupakan bagian dari hukum perdata, hukum ini memusatkan perhatian pada kewajiban untuk melaksanakan kewajiban sendiri. Disebut sebagai hukum perdata disebabkan karena

1 Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), 15.

2 Ridwan Khairandy, Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan, (Yogyakarta: FH UII Press, 2013), 57.

3 Bayu Seto Hardjowahono, “Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Hukum Kontrak,”

(5)

pelanggaran terhadap kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam kontrak murni menjadi urusan pihak-pihak yang berkontrak.4

Hukum kontrak di Indonesia saat ini menganut tradisi civil law yang berpedoman pada aturan yang merupakan warisan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda, fakta lain yang tampak adalah pengaruh Belanda yang telah menancapkan pilar-pilar ketentuan yang mengikat antara masyarakat dengan masyarakat lain.5

Dari makna kontrak tersebut dapat ditarik simpulan bahwa ada beberapa unsur yang terdapat di dalam kontrak, yaitu:

1. Ada para pihak

2. Ada kesepakatan yang membentuk kontrak

3. Kesepakatan itu ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum 4. Ada objek tertentu.

B. Fungsi Kontrak

Fungsi kontrak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi Yuridis dan fungsi Ekonomis. Fungsi yuridis kontrak adalah fungsi dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak. Sedangkan fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak milik) sumber daya dari nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi.

Kontrak berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata maka kontrak sebagai hukum yang berlaku bagi para pihaknya harus bermanfaat bagi pihaknya. Kontrak dikatakan memberikan manfaat apabila berdasarkan kontrak tersebut pihak-pihaknya mampu melakukan prediksi mengenai kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi yang ada kaitannya dengan kontrak yang disusun, para pihak mampu mengantisipasi terhadap kemungkinan yang akan terjadi, serta memberikan perlindungan hukum.6

4 Muhammad Muhtarom, “Asas-asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam Pembentukan

Kontrak,” Jurnal Suhuf, Vol.26, No.1, 2014, 50.

5 Agri Chairunisa Isradjuningtias, “Force Majeure (Overmatch) Dalam Hukum Kontrak

(Perjanjian) Indonesia,” 137.

6 Natasya Yunita Sugiastuti, “Esensi Kontrak Sebagai Hukum Vs Budaya Masyarakat Indonesia

(6)

Sistematika KUH Perdata (Burgelijk Wetboek) terdiri atas, pertama perihal orang (Van Personen), kedua perihal benda (Van Zaken), ketiga perihal perikatan (Van Verbintenissen), keempat perihal pembuktian dan lewat waktu (Van Bewijaeu Verjaring). 7

C. Jenis-jenis Kontrak

Para ahli dibidang kontrak tidak ada kesatuan pandangan tentang pembagian kontrak. Masing-masing ahli mempunyai pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada ahli yang mengkaji dari sumber hukumnya, namanya, bentuknya, aspek kewajibannya, maupun aspek lapangannya. Berikut ini dibagikan jenis-jenis kontrak berdasarkan pembagian diatas,

1. Kontrak menurut sumbernya

Sudikno Mertokusumo menggolongkan kontrak dari sumber hukumnya menjadi 5 macam yaitu,

a. Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga, seperti perkawinan. b. Perjanjian yang bersumber dari kebendaan, yaitu yang berhubungan

dengan peralihan hukum benda, misalnya peralihan hak milik. c. Perjanjian Obligator, yaitu perjanjian yang menimbulkan kewajiban. d. Perjanjian yang bersumber dari hukum acara ayng disebut dengan

bewijsovereenkomst.

e. Perjanjian yang bersumber dari hukum publik yang disebut dengan

publiekrechtelijke overeenkomst. 2. Kontrak menurut namanya.

Ada dua macam kontrak menurut namanya yaitu, kontrak nominaat

(bernama) adalah jual beli, tukar menukar, sewa-menyewa, persekutuan perdata, hibah, penoitipan barang, pinjam pakai, pinjam meminjam, dll. Yang kedua kontrak innominaat (tidak bernama) terdiri atas leasing, beli sewa, kontrak karya, keagenan, dll.

3. Kontrak menurut bentuknya.

Menurut bentuknya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu kontrak lisan dan kontrak tertulis. Kontrak lisan adalahkontrak yang dibuat oleh para pihak

(7)

cukup dengan lisan atau kesepakatan saja. Kontrak tertulis merupakan kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan.

4. Kontrak timbal balik.

Penggolongan ini dilihat dari hak dan kewajiban para pihak. Kontrak timbal balik merupakan perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban seperti pada jual beli dan sewa menyewa. 5. Perjanjian Cuma-cuma.

Perjanjian Cuma-Cuma merupakan perjanjian yang menurut hukum hanya menimbulkan keuntungan pada salah satu pihak contohnya hadiah dan pinjam pakai.

6. Perjanjian berdasarkan sifatnya.

Perjanjian berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua yaitu perjanjian kebendaan dan perjanjian obligator. Perjanjian kebendaan adalah suatu perjanjian yang ditimbulkan oleh hak kebendaan. Perjanjian obligator merupakan perjanjian yang menimbulkan kewajiban dari para pihak.

7. Perjanjian dari aspek larangannya.

Penggolongan perjanjian berdasarkan larangannya merupakan penggolongan perjanjian dari aspek tidak diperkenankannya para pihak untuk membuat perjanjian yng bertentangan dengan Undang-Undang, kesusilaan, dan ketertiban umum.

D. Kontrak Dalam Tradisi Common Law, Civil Law, Islam. 1. Sistem hukum Common Law

Perkembangan Common Law dapat dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu:8

a. Periode awal dari sejarah hukum Common Law dimulai dengan memberlakukan hukum kebiasaan (tahun 1066) oleh William the Congcueror, raja dari bangs Normandi yang pada waktu itu menjajah Inggris.

b. Periode kedua membentang dari tahun 1066 sampai penggabungan Tudors (1485). Pada periode ini berlangsung pembentukan Common Law, yaitu

(8)

penerapan sistem hukum tersebut secara luas dengan menyisihkan kaidah-kaidah lokal.

c. Dari tahun 1485 sampai tahun1832 berkembang suatu sistem kaidah lain yang disebut dengan equity. Sistem kaidah ini berfungsi untuk melengkapi common law.

d. Dari tahun1832 sampai saat ini merupakan periode modern bagi common law. Pada periode ini mengalami perkembangan dalam penggunaan hukum yang dibuat atau perundang-undangan dan tidak hanya mengandalkan perkembangan yang bersifat tradisional.

Sumber hukum dalam sistem hukum common law terdiri atas Yrisprudensi, Statuta law, Custom, Reason (akal sehat).System common law tidak dikenal adanya hukum perikatan, di dalam system hukum common law ada pemisahan yang tegas antara kontrak dan perbuatan melawan hukum, sehingga keduanya diatur dalam bidang hukum yang berbeda.9

Untuk dapat mengetahui dengan baik sumber hukum kontrak dan perbuatan melawan hukum di dalam system common law, khususnya Anglo-American

harus terlebih dahulu dipahami sumber hukum pada umumnya di Amerika Serikat. Di dalam system common law , khususnya Anglo-American sumber hukum dibedakan antara sumber hukum primer dan sumber hukum sekunder.10

Sumber hukum primer meliputi:

1. Konstitusi Amerika Serikat dan konstitusi berbagai negara bagian,

2. Undang-undang yang dikeluarkan Congress dan badan legislative negara bagian,

3. Regulasi yang diciptakan oleh badan-badan administrasi, seperti Federal Food and Drug Administration, dan

4. Putusan pengadilan.

Sumber hukum sekunder meliputi:

9Ibid., 76.

(9)

1. Buku dan artikel yang memuat ringkasan dan penjelasan sumber hukum primer,

2. Eksiklopedia hukum, kompilasi ( seperti Restatement of Law), 3. Komentar resmi terhadap undang-undang,

4. Traktat, dan

5. Artikel-artikel hukum dari berbagai jurnal fakultas hukum.

Syarat perjanjian dalam system common law Di negara-negara common law, seperti Inggris dan Amerika Serikat ketentuan persyaratan keabsahan kontrak tersebut ditafsirkan oleh para sarjana (doktrin) dari putusan-putusan pengadilan (case law) akibatnya terdapat perbedaan dalam menafsirkan persyaratan keabsahan kontrak tersebut. Ada prbedaan penekanan unsur-unsur persyaratan keabsahan tersebut.11

Roger LeRoy Miller dan Gaylord A. jentz menyebutkan adanya 4 persyaratan bagi keabsahan perjanjian di dalam system common law, khususnya Anglo Amerika, yaitu:

1. Agreement adalah unsur utama dalam pembentukan kontrak. Semua pihak harus sepakat terhadap semua isi kontrak.

2. Consideration merupakan satu ciri khusus hukum kontrak dalam system common law. Consideration secara teknis mengacu pada apakah satu pihak dalam suatu perjanjian memberikan janji atau berjanji, dan apakah pertukaran balik yang diberikan atau dijanjikan dari pihak lainnya.

3. Contractual capacity, kedua belak pihak yang melakukan kontrak harus memiliki kecakapan kontraktual (contractual capacity) atau kecakapan untuk membuat kontrak. Kecakapan untuk membuat kontak adalah kemampuan untuk membuat kontrak atau kemampuan untuk mengadakan suatu hubungan konstraktual.

4. Legality, kausa hukum yang halal di dalam system common law dikenal dengan istilah legality yang dikaitkan dengan public policy. Tujuan kontrak harus sesuai atau memenuhi tujuan hukum dan tidak bertentangan dengan public policy. Suatu kontrak menjadi tidak sah jika bertentangan dengan public policy.

(10)

Raymond Youngs menyebutkan bahwa, ada 3 persyaratan bagi keabsahan kontrak yang berlaku dalam hukum kontrak common law, khususnya di Inggris, yaitu:

1. Agreement,

2. An intention to create legal relation, 3. Consideration.

2. Sistem hukum Civil Law

Sistem hukum Romawi Jerman adalah sistem yang dipakai di Indonesia. Sistem ini lebih dikenal dengan civil law. Sistem hukum ini tidak dapat dilepaskan dari hukum romawi yang muncul pada abad ke 13 dan setelah itu mengalami berbagai evolusi sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan dari masyarakat yang selalu berubah. 12

Sedangkan sumber hukum civil law terdiri atas: a. Undang-Undang

Undang-Undang merupakan sumber hukum formal yang utama. Yang terbagi atas peraturan, penetapan atau ketetapan, vonis.

b. Kebiasaan

Kebiasaan atau tradisi adalah sumber hukum yang tertua. Sumber darimana dikenal atau dapat digali sebagian dari hukum diluar undang-undang, tempat kita dapat menemukan atau menggali hukumnya.

c. Traktat

Traktat adalah perjanjian antar negara. d. Yurisprudensi

Yurisprodensi berarti peradilan pada umumnya, yaitu pelaksanaan hukum dalam hal kongkret terjadi tuntutan hak yang dijalankan oleh suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh negara serta bebas dari pengaruh apa atau siapapun dengan cara memberikan putusan yang bersifat mengikat dan berwibawa.

e. Penemuan hukum

Negara-Negara yang menganut sistem hukum romawi jerman menganut sistem pengaturan sumber hukum pada prinsipnya bersifat tertulis.13

(11)

3. Sistem hukum Islam

Kontrak dalam hukum islam diperbolehkan sepanjang tidak merugikan dan memperhatikan aspek-aspek dalam masyarakat, seperti prinsip keadilan dan kejujuran.14

Di dalam hukum Islam istilah yang telah lama dikenal adalah akad sebagai padaan perjanjian atau kontrak. System hukum Islam adalah system hukum yang bersifat religious. Karena system hukum yang bersifat religious, maka sumber hukumnya termasuk hukum kontrak yang juga bersifat religious. S.E. Rayner mengklasifikasikan sumber hukum kontrak Islam ke dalam 2 klasifikasi sebagai berikut:15

1. Sumber hukum primer a. Al-qur’an

Al-qur’an ini banyak memuat prinsip umum kontrak misalnya terdapat dalam ketentuan surat Al-Maidah ayat 1 yang mewajibkan orang-orang beriman untuk mematuhi perjanjian yang mereka buat,. b. Sunnah

Sunnah ini adalah ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW baik yang disampaikan melalui ucapan, tindakan, atau persetujuannya. 2. Sumber hukum sekunder

Sumber hukum sekunder penting jika terdapat kekosongan hukum primer. Sumber hukum sekunder dikembangkan berdasarkan intelektual manusia. Sumber hukum sekunder meliputi:

a. Ijma’ adalah kesepakatan pendapat secara bulat para ahli hukum yang melakukan penemuan hukum Islam (mujtahidin) mengenai masalah tertentu pada periode setelah meninggalnya Rasulullah SAW.

b. Qiyas adalah prinsip sumber hukum Islam yang disepakati oleh sarjana hukum Islam yang merupakan sarana yang rasional untuk memahami ketentuan fiqh.

c. Istihsan adalah menyetujui atau menerima sesuatu yang baik,

14 Prita Putri Lestari, “Klausul-Klausul Kontrak Baku Dan Modal Kontrak Dalam Perspektif

Hukum Islam,” (Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2016), 117. 15 Windi Afdal, ”Korporasi Dalam Hukum Organisasi Bisnis Islam,” Jurnal Hukum Dan

(12)

d. Maslahah Mursalah berarti membawa manfaat atau kepentingan dan mencegah kerugian.

e. Sadd al-Dhara’i bermakna menutup keburukan. f. Urf adalah kebiasaan yang dijadikan sumber hukum.

g. Istishab berarti kelangsungan kasus hukum suatu hal pada masa lalu, masa kini, dan masa mendatang sejauh belum ada perubahan terhadap status hukum tersebut.

h. Amal ahl al-Madinah adalah praktek atau perbuatan yang dilakukan orang-orang Madinah.

Persyaratan keabsahan kontrak atau akad dalam hukum Islam sangat bervariasi karena didasarkan pada doktrin atau pendapat dari para sarjana hukum Islam (fuqaha). Pendapat para fuqaha tentang persyaratan keabsahan kontrak tersebut sangat bervariasi. Diantara mereka terjadi perbedaan penekanan dan pendekatan.16

Syarat sahnya perjanjian dalam hukum Islam:

a.Muwafaqah (Al-ridha)

Hukum Islam menekankan akan keharusan adanya kata sepakat dari para pihak yang membuat kontrak. Kata sepakat ini menjadi dasar utama kontrak.

b. Majlis al-‘aqd

Kesepakatan akan tercapai jika apabila ijab dan qabul saling bersesuaian satu dengan lainnya. Kesepakatan harus terjadi dalam satu waktu yang sama atau majlis yang sama.

c.Ahliyyah

Ahliyyah adalah kecakapan atau kapasitas hukum. Kata kapasitas hukum digunakan dalam hukum untuk menunjukkan kemampuan seseorang untuk melakukan perbuatan hukum yaitu kemampuan untuk bertanggungjawab atau mendapat hak-hak hukum.

d. Al ma’qud Alaihi adalah objek kontrak.

(13)

Al ma’qud Alaihi adalah objek kontrak. Dalam kontrak harus ada objek kontrak.

Sebagian besar madzhab menentukan persyaratan yang berkaitan dengan objek kontrak agar kontrak menjadi sah, yaitu:17

a. Legalitas,

b. Objek sudah ada pada saat kontrak dibuat, c. Objek itu dapat diserahkan,

d. Objek itu tertentu.

E. Momentum Terjadinya Kontrak

Dalam berbagai literatur disebutkan empat teori yang membahas momentum terjadinya kontrak, yaitu:

1. Teori pernyataan

Menurut teori pernyataan kesepakatan terjadi pada saat pihak yang menerima penawaran menyatakan bahwa ia menerima penawaran itu. 2. Teori pengiriman

Menurut teori pengiriman, kesepakatan terjadi apabila pihak yang menerima penawaran mengirimkan telegram. Kritik terhadap teori ini bagaimana hal itu bisa diketahui. Bisa saja walaupun sudah dikirim tetapi tidak diketahui oleh pihak yang menawarkan.

3. Teori pengetahuan

Menurut teori pengetahuan bahwa kesepakatan terjadi apabila pihak yang menawarka nitu ,mengetahui adanya penerimaan. Akan tetapi penerimaan itu belum diterimanya (tidak diketahui secara langsung). Kritik terhadap teori ini bagaimana ia mengetahuinya isi penerimaan itu apabila ia belum menerimanya.

4. Teori penerimaan

Menurut teori penerimaan bahwa kesepakatan terjadi pada saat pihak yang menawarkan menerima langsung jawaban dari pihak lawan.18

17Ibid., 210.

(14)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pada prinsinya kontrak terdiri dari satu atau serangkaian janji yang dibuat para pihak dalam kontrak. Esensi dari kontrak itu sendiri adalah kesepakatan (agreement).

Kontrak berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata maka kontrak sebagai hukum yang berlaku bagi para pihaknya harus bermanfaat bagi pihaknya. Kontrak dikatakan memberikan manfaat apabila berdasarkan kontrak tersebut pihak-pihaknya mampu melakukan prediksi mengenai kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi yang ada kaitannya dengan kontrak yang disusun, para pihak mampu mengantisipasi terhadap kemungkinan yang akan terjadi, serta memberikan perlindungan hukum.

Jenis-jenis kontrak dibagi menjadi 5 bagian menurut Mertokusuma, yaitu Perjanjian yang bersumber dari hukum keluarga, perjanjian yang bersumber dari kebendaan, perjanjian Obligator, dan perjanjian yang bersumber dari hukum acara ayng disebut dengan bewijsovereenkomst.

Sumber hukum dalam sistem hukum common law terdiri atas Urisprudensi, Statuta law, Custom, Reason (akal sehat). Sedangkan sumber hukum civil law terdiri atas Undang-Undang, kebiasaan, traktat ,yurisprudensi, dan penemuan hukum.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Johannes. Hukum Bisnis Dalam Persepsi Manusia Modern. Bandung: Refika Aditama, 2004.

Khairandy, Ridwan. Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan.

Yogyakarta: FH UII Press, 2013.

Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2003.

Afdal, Windi”Korporasi Dalam Hukum Organisasi Bisnis Islam,” Jurnal Hukum Dan Pembangunan, Vol.47, No.3, 2016.

Hardjowahono, Bayu Seto. “Naskah Akademik Rancangan Undang-undang Hukum Kontrak,” Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan HAM RI, 2013.

Hariyanto, Erie. “Burgelijk Wetboek (Menelusuri Sejarah Hukum Pemberlakuaanya Di Indonesia),” Jurnal Al-ihkam, Vol.4, No.1, 2009.

Isradjuningtias , Agri Chairunisa. “Force Majeure (Overmatch) Dalam Hukum Kontrak (Perjanjian) Indonesia,”.

Muhtarom, Muhammad. “Asas-asas Hukum Perjanjian: Suatu Landasan Dalam Pembentukan Kontrak,” Jurnal Suhuf, Vol.26, No.1, 2014.

Sugiastuti, Natasya Yunita. “Esensi Kontrak Sebagai Hukum Vs Budaya Masyarakat Indonesia Yang Non Law Minded Dan Berbasis Oral Tradition,” Jurnal Hukum PRIORIS, Vol. 5, No.1, 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Komoditi utama penyumbang ekspor terbesar Kalimantan Selatan bulan April 2011 berdasar kode Harmonized System (HS) 2 dijit adalah kelompok barang bahan bakar mineral dengan

Sementara hasil koefisien regresi menunjukkan terdapat pengaruh positif dan tidak signifikan antara kualitas produk terhadap minat beli ulang melalui kepuasan konsumen,

Efektivitas Mediasi dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Semarang pada tahun 2015 diketahui bahwa perkara perceraian yang berakhir damai masih sangat sedikit,

Memahami konsep yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana, persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, sistem persamaan linier, program

Serangan bahan pakan oleh mikroorganisme dapat menyebabkan perubahan fisik yang terjadi sebagai akibat langsung dari pertumbuhan kapang dan jamur. Bahan pakan yang diserang

Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about dan thinking aloud). Bertitik tolak dari latar belakang

Dalam sejarah politik Indonesia, Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang paling pendek mengalami masa penjajahan Belanda, yaitu sejak berakhirnya Perang Aceh sampai

Kegiatan pelatihan ini mendapat respon positif dari peserta pelatihan, adapun manfaat yang didapat oleh peserta pelatihan adalah menumbuhkan minat guru dalam