• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIK DAN LEGAL HUKUM INTERNASIONA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIK DAN LEGAL HUKUM INTERNASIONA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

44. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etik, etika, norma dan hukum, bedakan satu sama lain?

ETIK

Etik adalah terminology dengan berbagai makna, maksudnya etik ini berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana mereka melakukan hubungan dengan orang lain. Etik ini tidak hanya menggambarkan sesuatu, tetapi lebih kepada perhatian dengan penetapan norma atau standar kehidupan seseorang dan yang seharusnya dilakukan ( Mandle, Boyle, dan O’donohoe, 1994). Etik dititikberatkan pada pertanyaan atas apa yang baik dan yang buruk, karakter, motif, atau tindakan yang benar ataupun salah.

Jika didefinisikan secara umum, terminology moral dan etik adalah sama, meskipun terdapat sedikit perbedaan makna. Seorang penulis yang mendefinisikan etik sebagai terminology yang berbeda dengan moral mengarahkan terminology etik untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu di mana moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercyaan sekelompok orang atau kelompok tertentu.

Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip, dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku professional.

ETIK

Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianutnya. Banyak pihak yang menggunakan istilah etik untuk mengambarkan etika.

Etika kesehatan mencakup penilaian terhadap gejala kesehatan yang disetujui atau ditolak dan suatu kerangka rekomendasi bagaimana bersikap/bertindak secara pantas di dalam bidang kesehatan. Perihal hubungan tenaga kesehatan dengan pasien dan keluarganya :

1. Paternalisme Kalangan

(3)

2. Individualisme

Pasien mempunyai hak-hak mutlak terhadap badan dan kehidupannya 3. Resiprokalisme

Kalangan profesi kesehatan harus bekerja sama dengan pasien dan keluarganya dalam memberikan pelayanan kesehatan

HUKUM

Hukum memiliki pengertian yang beragam karena memiliki ruang lingkup dan aspek yang luas. Hukum dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan, disiplin, kaedah, tata hukum, petugas (hukum), keputusan penguasa, proses pemerintahan, perilaku yang ajeg atau sikap tindak yang teratur dan juga sebagai suatu jalinan nilai-nilai. Hukum juga merupakan bagian dari norma, yaitu norma hukum. Hukum merupakan norma yang memuat sanksi yang tegas. Di Indonesia, istilah hukum digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjukkan norma yang berlaku di Indonesia. Hukum Indonesia adalah suatu sistem norma atau sistem aturan yang berlaku di Indonesia. Sistem aturan tersebut diwujudkan dalam perundang-undangan.

Perbedaan Etika Dan Hukum

ETIKA HUKUM

1. Berlaku untuk lingkungan professional 1. Berlaku untuk umum 2. Disusun berdasarkan kesepakatan

anggota profesi

2. Disusun oleh badan pemerintah / kekuasaan

3. Tidak seluruhnya tertulis 3. Tercantum secara rinci dalam kitab UU dan lembaran/berita negara

4. Pelanggaran diselesaikan oleh majelis kehormatan etik

4. Pelanggaran diselesaikan melalui pengadilan

5. Sanksi pelanggaran tuntunan 5. Sanksi pelanggaran tuntutan 6. Penyelesaian pelanggaran tidak selalu

disertai bukti fisik

6. Penyelesaian pelanggaran memerlukan bukti fisik

NORMA

(4)

hukum diciptakan dan diberlakukan oleh institusi yang memiliki kewenangan dalam membentuk dan memberlakukan hukum, yaitu badan legislatif.

45. Uraikan prinsip dan hukum kesehatan! a. Pengertian Hukum Kesehatan

Hukum Kesehatan adalah penggabungan dari dua disiplin yang tertua, yaitu Hukum dan Medis. Kedua ilmu bekerja sama dengan bidang medis tetap mempertahankan wilayah keilmuan masing-masing. Hukum sendiri adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat agar masyarakat bisa teratur.

Hukum kesehatan (No. 23 tahun 1992) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan / pelayanan dan penerapannya. Yang diatur menyangkut hak dan kewajiban baik perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspeknya, organisasi, sarana pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya. Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen yang berhubungan dengan kesehatan, contohnya hukum pelayanan kesehatan terhadap keluarga miskin (Gakin).

b. Ruang Lingkup, Objek dan Subjek Hukum Kesehatan.

Seorang sarjana Belanda Leenen memberikan batasan ruang lingkup hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum di bidang pemeliharaan kesehatan beserta studi ilmiahnya. Dari batasan ruang lingkup tersebut semakin jelas apa yang dimaksud dengan bidang hukum baru ini yaitu hal-hal yang menyangkut kesehatan yang berlaku disemua negara dan yang bersumber tidak saja pada hukum perundang-undangan, tetapi juga meliputi peraturan-peraturan internasional, asas-asas yang berlaku di dunia internasional, hukum yurisprudensi, serta doktrin ilmu pengetahuan dan kepustakaan.

(5)

Secara harafiah Gezondheidsrecht mengandung konotasi kearah pengertian health law atau hukum kesehatan, yang mencakup ruang lingkup yang lebih luas daripada sekedar produk profesi medik. Sedang medisch recth atau medical law lebih sempit, dan hanya mencakup segi medik sebagai produk profesi medik. Gezodheidsrecht atau health law dapat mencakup ruang lingkup yang luas, seperti misalnya masalah farmasi, keluarga berencana, pusat kesehatan masyarakat, asuransi kesehatan, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan dan lain sebagainya.

c. Sumber Hukum Kesehatan

Sumber dari hukum kesehatan adalah; peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung mengatur masalah bidang kesehatan, termasuk peraturan-peraturan internasional. Asas asas yang berlaku antar negara dalam perhubungan internasional, kebiasaan yang baik dan diikuti secara terus menerus dalam bidang kesehatan, yurisprudensi atau keputusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap di bidang kesehatan / kedokteran dan doktrin ilmu pengetahuan.

46. Apa yang dimaksud dengan tanggung gugat?

Tanggung gugat adalah suatu kemampuan seseorang dalam memberikan alas an terhadap tindakan yang telah ia lakukan. Seorang perawat harus memiliki sikap tanggung gugat terhadap dirinya sendiri, klien, profesi, atasan, dan juga masyarakat. Apabila dosis medikasi salah diberikan , perawat harus bertanggung gugat terhadap pasien atau klien yang menerima medikasi tersebut.

Dokter yang memberikan program tindakan, perawat yang menetapkan standar perilaku yang diharapkan, serta masyarakat yang semuanya menghendaki perilaku professional.

Untuk dapat melakukan tanggung gugat seorang perawat harus bertindak menurut kode etik professional. Jika suatu kesalahan terjadi seorang perawat harus melaporknnya dan memulai perawatan untuk mencegah trauma lebih lanjut yang dialami klien. Tanggung gugat sendiri memicu evaluasi efektifitas perawat dalm praktik. Tanggung gugat professional memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengevaluasi praktisi professional baru dan mengkaji ulang yang telah ada.

(6)

3. Untuk memudahkan refleksi pribadi,pemikiran etis dan pertumbuhan pribadi pada pihak professional perawatan kesehatan.

4. Untuk memberikan dasar pengambilan keputusan etis.

Untuk dapat melakukan tanggung gugat, perawat melakukan praktik dalam kode profesi, tanggung gugat membutuhkan evaluasi kinerja perawat dalam memberikan perawatan kesehatan. Joint Comission on Accreditation of Healthcare Organisation (JCAHO) telah merekomendasikan penetapan standar pemberian asuhan keperawatan. Standar tersebut dikembangkan oleh ahli klinis, memberikan struktur dasar di mana asuhan keperawatan secara objektif diukur. Standar tersebut tidak membatasi kebutuhan rencana perawatan individu, bahkan perawat justru memasukkan standar tersebut ke dalam rencana keperawatan untuk setiap klien.

Tanggung gugat menjadi lebih baik ketika kualitas perawatan telah ditetapkan. Sebagian besar institusi menyandarkan panduan yang ditawarkan berdasarkan standar JCAHO dan ANA.

47. Malpraktik dan kelalaian ditinjau dari hukum pidana/pidata, Jelaskan!

Malpraktik dan Kelalaian

Perawat dan masyarakat pada umumnya tidak bisa umumnya tidak dapat membedakan antara kelalaian dan malpraktik walaupun secara nyata jelas perbedaan antara malpraktik dan kelalaian itu sendiri. Malpraktik lebih spesifik dan terkait dengan status professional seseorang, misalnya perawat, dokter atau penasihat hukum. Kelalaian adalah perilaku yang tidak sesuai standar perawatan.

Vestal, K.W. ( 1995 ) mengatakan bahwa untuk menjudge sebuah pelanggaran itu adalah malpraktik maka seseorang atau penggugat harus bisa menunjukkan hal-hal sebagai berikut :

1. Duty, pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajibannya yaitu kewajiban untuk mempergunakan ilmunya untuk menyembuhkan atau meringankan beban penderitaan orang lain.

(7)

3. Injury, seseorang atau klien mengalami cedera akibat pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

4. Proximate caused, pelanggaran terhadap kewajiban yang menyebabkan cedera pada pasien.

Malpraktik Berdasarkan Hukum

Malpraktik bisa dilihat sebagai salah satu bentuk pelanggaran hukum. Pelanggaran yang dimaksud bisa termasuk dalam pelanggaran perdata maupun pelanggaran pidana.

Adami Chazawi juga menilai tidak semua malpraktik medik masuk dalam ranah hukum pidana. Ada 3 syarat yang harus terpenuhi, yaitu pertama sikap bathin dokter (dalam hal ini ada kesengajaan/dolus atau culpa), yang kedua syarat dalam perlakuan medis yang meliputi perlakuan medis yang menyimpang dari standar tenaga medis, standar prosedur operasional, atau mengandung sifat melawan hukum oleh berbagai sebab antara lain tanpa STR atau SIP, tidak sesuai kebutuhan medis pasien. Sedangkan syarat ketiga untuk dapat menempatkan malpraktek medik dengan hukum pidana adalah syarat akibat, yang berupa timbulnya kerugian bagi kesehatan tubuh yaitu luka-luka (pasal 90 KUHP) atau kehilangan nyawa pasien sehingga menjadi unsur tindak pidana.

Pelanggaran yang bersifat perdata sebagaimana yang tertera pada UU No.23 tahun 1992 pada pasal 55 ayat (1) dan ayat (2)yang berbunyi sebagai berikut :

1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(8)

kepatutan.Perlakuan yang tidak benar akan menjadikan suatu pelanggaran kewajiban.

Ada perbedaan akibat kerugian oleh malpraktik perdata dengan malpraktik pidana. Kerugian dalam malpraktik perdata lebih luas dari akibat malpraktik pidana. Akibat malpraktik perdata termasuk perbuatan melawan hukum terdiri atas kerugian materil dan idiil, bentuk kerugian ini tidak dicantumkan secara khusus dalam UU. Berbeda dengan akibat malpraktik pidana, akibat yang dimaksud harus sesuai dengan akibat yang menjadi unsure pasal tersebut. Malpraktik kedokteran hanya terjadi pada tindak pidana materil (yang melarang akibat yang timbul,dimana akibat menjadi syarat selesainya tindak pidana). Dalam hubungannya dengan malpraktik medik pidana, kematian,luka berat, rasa sakit atau luka yang mendatangkan penyakit atau yang menghambat tugas dan matapencaharian merupakan unsure tindak pidana. Jika dokter hanya melakukan tindakan yang bertentangan dengan etik kedokteran maka ia hanya telah melakukan malpraktik etik. Untuk dapat menuntut penggantian kerugian karena kelalaian maka penggugat harus dapat membuktikan adanya suatu kewajibanbagi dokter terhadap pasien, dokter telah melanggar standar pelayananan medik yang lazim dipergunakan, penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya.

Selama ini dalam praktek tindak pidana yang dikaitkan dengan dugaan malpraktik medik sangat terbatas. Untuk malpraktek medik yang dilakukan dengan sikap bathin culpa hanya 2 pasal yang biasa diterapkan yaitu Pasal 359 (jika mengakibatkan kematian korban) dan Pasal 360 (jika korban luka berat).

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A, Perry, A.G.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses, dan Praktik.Edisi4.Volume 2.Alih Bahasa : Renata Komalasari,dkk.Jakarta:EGC.2005

Ake, Julianus. 2003. MALPRAKTIK dalam keperawatan. Jakarta : EGC.

Etika dan Hukum Kesehatan « Catatan Kuliahnya Nilna.html. diunduh tanggal 21 Oktober 2011 pukul 10.45 WIB

http://eprints.undip.ac.id/14096/8/DAFTAR_PUSTAKA_Nia_M.pdf. diunggah tanggal 21 Oktober 2011 pukul 20.30 WIB

(10)

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

ETIK DAN LEGAL HUKUM

oleh :

INTAN CAHYA ALFIANA

(11)

22020111130053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Berkehendak dan yang telah mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga atas kuasa-Nyalah Seminar Nasional Teknologi

Keadaan yang dirasakan oleh klien yang paling utama. Untuk myoma uteri submukosum yang paling banyak adalah nyeri perut bagian bawah dan perdarahan abnormal dan nyeri

Analisis kesesuaian lahan habitat bertelur Penyu Lekang di pesisir Pantai Pelangi, Kabupaten Bantul dilakukan terhadap parameter fisik yang berpengaruh, yaitu

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan: (1) implementasi kepemimpinan pembelajaran, kepemimpinan perubahan, kepemimpinan spiritual, budaya sekolah, etika profesi,

Bertitik tolak pada permasalahan dalam pemfungsian mesin scanner dalam SP2000 di sebagian besar daerah penyelenggara sensus dan belum ditemukannya jawaban- jawaban yang memadai

Luaran dari pendidikan tinggi ini tentu akan memiliki daya saing yang tinggi, mampu menjadi agen perubahan (Musa-Oito, 2018: 89) karena mereka akan terpapar dengan

Pada suatu perusahaan dengan tingkat harta lancar yang tinggi maka.. dengan mudah perusahaan dapat melakukan

PENINGKATAN ASERTIVITAS SISWA TERISOLIR DI SMAN 2 TAMBANG”. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui gambaran tingkat asertivitas siswa terisolir sebelumdiberikan