• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN K"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KORELASINYA DENGAN INDEKS PRESTASI KOMULATIF PADA MAHASISWA BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS LANCANG KUNING T.P 2016/2017

ARTIKEL PENELITIAN

Oleh:

Rikizaputra, M.Pd NIDN. 1016088602 (Ketua) Arlian Firda, M.Si NIDN. 1031088770 (Anggota)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

(2)

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KORELASINYA DENGAN INDEKS PRESTASI KOMULATIF PADA MAHASISWA BIOLOGI FKIP UNIVERSITAS LANCANG KUNING T.P 2016/2017

Rikizaputra* Arlian Firda*

Email: kakandariki@gmail.com *Dosen Pendidikan Biologi

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses Sains dan Korelasinya Dengan Indeks Prestasi Komulatif Pada Mahasiswa Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning T.P 2016/2017” ini dilakukan pada semua mahasiswa Pendidikan Biologi yang berada pada semester 2, 4 dan 6 Tahun Akademik 2016/2017 dengan jumlah sampel sebanyak 180 orang yang terdiri dari 59 orang semester 2 yang dibagi dalam 3 kategori yaitu IPK tinggi sebanyak 21 orang, IPK sedang sebanyak 29 orang dan IPK rendah sebanyak 9 orang dan 65 orang semester 4 yang dibagi dalam 3 kategori yaitu IPK tinggi sebanyak 21 orang, IPK sedang sebanyak 33 orang, IPK rendah sebanyak 11 orang, serta 56 orang semester 6 yang dibagi dalam 3 kategori yaitu IPK tinggi sebanyak 26 orang, IPK sedang sebanyak 20 orang, IPK rendah sebanyak 10 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains mahasiswa dan korelasinya dengan Indeks Prestasi Komulatif mahasiswa. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2017 dengan menggunakan instrument soal keterampilan proses sains dengan 7 indikator. Analisis data dilakukan dengan acara deskriptif persentase dan menggunakan korelasi Product Momen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa nilai KPS mahasiswa berada pada kategori kurang sekali dengan rerata 51,28. Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi juga memperoleh nilai KPS yang lebih tinggi dari pada mahasiswa IPK rendah dan sedang. Mahasiswa semster VI memiliki rerata KPS paling tinggi yaitu 63,48 dengan kategori cukup. IPK memiliki hubungan yang signifkan dengan KPS dengan kategori hubungan yang cukup kuat sebesar 0.721.

Kata kunci: keterampilan proses sains, indeks prestasi komulatif

ABSTRACT

(3)

Students with a high GPA also get higher PPP scores than low and medium-sized GPA students. The semester VI students have the highest KPS average of 63.48 with enough category. GPA has a significant relationship with PPP with a strong relationship category of 0.721.

Keywords: science process skills, cumulative achievement index

PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pendewasaan manusia. Lembaga pendidikan merupakan salah satu wadah untuk menjalankan proses tersebut. FKIP Universitas Lancang Kuning merupakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bertujuan menghasilkan pendidik unggul demi tercapainya kualitas pendidikan yang lebih baik. Kualitas pendidikan yang lebih baik di tingkat LPTK akan mampu dicapai apabila kurikulum yang digunakan sesuai tuntutan zaman.

Kurikulum yang dikembangkan di LPTK saat ini adalah Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI). Para ahli bahwa menurunya minta dan sikap siswa terhadap sains disebabkan oleh kegagalan perguruan tinggi atau LPTK dalam mempersiapkan tenaga pendidikan yang mampu mentransformasikan sains secara efektif dan inovatif. Indikator

keberhasilan LPTK mempersiapkan tenaga pendidik yang baik, salah satunya dapat dilihat dari indeks prestasi komulatif (IPK) mahasiswanya.

Indeks prestasi komulatif merupakan suatu bobot nilai yang diperoleh dari perhitungan beban satuan kredit semester (SKS) yang telah diselesaikan dikali bobot nilai dari masing-masing mata kuliah. Selain IPK, seorang pendidikan juga harus memiliki keterampilan lain untuk menjadi pendidik yang unggul, salah satunya adalah keterampilan proses sains (KPS). Amnah dan Idris (2015) menyatakan bahwa KPS berkontribusi terhadap prestasi.

(4)

melalui serangkaian kegiatan agar pembelajaran bermakna (meaning full learning). Biologi sebagai salah satu bidang sains menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memenuhi konsep dan proses sauns. Kegiatan belajar yang mengembangkan keterampilam proses penting dilakukan agar siswa dapat memahami biologi secara ilmiah dan utuh.

Calon pendidikan sains harus menguasai keterampilan proes sains, karena keterampilan proses sains merupakan hal dasar yang harus dimiliki setiap calon guru biologi, karena seorang guru biologi mrmbutuhksn hal-hal dasar bagaimana suatu ilmu diperoleh atau ditemukan.

Menurut Rustaman (2003), ada dua keterampilan yang digunakan dalam dunia sains yaitu yang pertama keterampilan proses sains dasar yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penalaran empiris-induktif serta menyediakan kemampuan dasar dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Yaang kedua adalah keterampilan proses sains terpadu yang berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penalaran

hipotetik-deduktif. Keterampilan ini digunakan untuk memecahkan masalah atau melakukan kegiatan eksperimen atau praktikum.

Sebagian besar mata kuliah keahlian biologi yang diajarkan disertai dengan kegiatan praktikum karena keterampilan hanya dapat diperoleh dengan kegiatan hand on

dan mind on. Mahasiswa pendidikan biologi harusnya memiliki keseimbangan antara teoritis dan praktikum dalam kegiatan pembelajaran karena keduanya tidak dapat dipisahkan. Mahasiswa yang memiliki IPK yang baik, biasanya berbanding lurus dengan KPS nya, tetapi mahasiswa yang memiliki IPK kurang bagus belum tentu memiliki KPS yang kurang bagus. Kualitas keterampilan proses sains ditentukan bagaimana peserta didik dilatih dan dididik.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang profl keterampilan proses sains mahasiswa dan korelasinya dengan IPK mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

(5)

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah profil keterampilan proses sains mahasiswa dan

korelasinya dengan IPK?

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode korelasi regresi untuk melihat adanya hubungan antara IPK dengan keterampilan proses sain mahasiswa.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan maret 2017 di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lancang Kuning Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester II, IV dan VI yang dikategorikan dalam tiga kelas yaitu mahasiswa yang memiliki IPK rendah, sedang dan tinggi. Mahasiswa memiliki IPK rendah jika IPK nya berkisar 2.00-2.75, kategori sedang jika IPK 2.76-3.50 dan kategori tinggi jika IPKnya ≥ 3.51, sampel dipilih dengan menggunakan teknik total sampling. Salah satu tujuan pemilihan sampel secara total menurut Sugioyono (2012) adalah karena jumlah populasi yang tidak terlalu banyak dan mendapatkan gambaran karakteristik populasi yang lebih representative. Semua populasi dijadikan sampel dengan kategori IPK tinggi sebanyak

68 orang, kategori IPK sedang sebanyak 82 orang sedangkan kategori IPK rendah sebanyak 30 orang. Jadi total sampel yang akan diambil pada penelitian ini adalah sebanyak 180 orang mahasiswa.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah soal keterampilan proses sains yang terdiri dari beberapa indikator KPS yaitu interpretasi, prediksi, mengajukan pertanyaan, membuat hipotesis, komunikasi, membuat kesimpulan dan merencanakan penelitian ( modifikasi dari Fatmawati tanpa tahun). Indikator tersebut akan dibuat dalam bentuk soal tipe soal pilihan ganda sebanyak 12 soal.

Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian berupa tes keterampilan KPS akan diolah menggunakan rumus:

S = Jumlah jawaban benar

jumlah soal X100

Selanjutkan dikategorikan menurut modifikasi aturan Purwanto (1994)

Nilai Kategori 86 – 100 Baik Sekali

76 – 85 Baik

60 – 75 Cukup

55 – 59 Kurang

(6)

Setelah diperoleh data keterampilan proses sains maka dilanjutkan dengan uji prasyarat pada analisis data model regresi linier. Uji prasyarat, diantaranya: uji normalitas dan uji regresi linier sederhana. Dengan rumus:

y’ = a + bx dengan:

y’ = nilai yang diprediksi

a = konstanta atau bila harga x = 0 b = koefisien regresi

x = nilai variabel independen

Jika, data berdistribusi normal, maka pengolahan data selanjutnya adalah uji koefisien korelasi menggunakan rumus Pearson/Product Moment :

rxy=xy

(x2)(y2)

Untuk melihat koefisien korelasi yang dihasilkan signifikan atau tidak, maka dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Jika koefisien korelasi signifikan, besarnya pengaruh antar variabel dapat dicari dengan koefisien determinasi, dengan rumus :

D =(rxy)2 x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Profil KPS Mahasiswa

Berdasakan analisis data yang dilakukan, ditemukan beberapa hal terkait profl KPS Mahasiswa. Pada gambar 4.1 berikut, disajikan rerata setiap indikator KPS mahasiswa pada tiap semester.

Gambar 1 Rerata nilai KPS tiap Indikator Tiap Semester

Keterangan: Indikator 1: Interpretasi; Indikator 2: Prediksi; Indikator 3: Berkomunikasi; Indikator 4: Hipotesis; Indikator 5:

Merencanakan Percobaan; Indikator 6: Mengajukan Pertanyaan; Indikator 7: Menerapkan Konsep/Prinsip 0

(7)

Gambar 1, menunjukkan kepada kita bahwa nilai tertinggi terletak pada indikator 2 dengan nilai rata-rata sebesar 65,27, sedangkan nilai terendah terdapat pada indikator 7 dengan nilai rata-rata 24,43. Selain itu, juga dapat dilihat bahwa nilai KPS semester 6 lebih tinggi dari semester 4 dan 2 pada semua indikator kecuali indikator 1. Pada indikator 1, nilai KPS semester 4 lebih tinggi dari semester yang lainnya.

0

Gambar 2 Rerata nilai KPS tiap indikator berdasarkan IPK

mahasiswa

Keterangan: Indikator 1: Interpretasi; Indikator 2: Prediksi; Indikator 3:

Berkomunikasi; Indikator 4: Hipotesis; Indikator 5: Merencanakan Percobaan; Indikator 6: Mengajukan Pertanyaan; Indikator 7: Menerapkan Konsep/Prinsip

Berdasarkan Gambar 2 di atas, dapat diketahui bahwa ada 5 indikator yang menunjukkan kecenderungan hubungan yang positif antara IPK dan KPS, yaitu semakin tinggi IPK maka KPSnya juga semakin tinggi pula yaitu indikator 1, 2, 4, 5 dan 6 sedangkan 2 indikator yang lainnya menunjukkan bahwa IPK tidak mempengaruhi KPSnya yaitu indikator 3 dan 7. Tetapi tudak ada satupun indikator yang memperlihatkan hubungan negatif antara IPK dengan nilai KPS.

Gambar 3 Rerata nilai KPS Mahasiswa Tiap Semester 51,28 berada pada kategori kurang sekali.

(8)

Uji korelasi menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas. Uji normalitas dilakukan pada semua data maupun pada masing-masing kategori IPK terhadap Nilai KPS Mahasiswa.

Pengujian korelasi product momen menggunakan SPSS 17 for windows. Uji normalitas nilai KPS dan IPK mahasiswa dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dengan kategori

Tabel 1 Uji Normalitas

Variabel

Asymp.Sig Kesimpulan (2-tailed) (Asymp.Sig>Nilaiα

IPK_Mahasiswa 0.103 Berdistribusinormal

KPS_Mahasiswa 0.062 maka dapat dilanjutkan dengan uji korelasi Pearson Product Moment. Uji korelasi ini untuk mengetahui hubungan antara KPS dengan IPK mahasiswa pada semester 2, 4 dan 6.

Tabel 2 Hasil Uji Korelasi antara IPK dengan KPS

(9)

Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Linier Untuk Melihat Persamaan Regresi

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat sedangkan KPS mahasiswa bersifat signifkan dengan nilai Sig. sebesar 0.000< 0.05, ini berarti

Keterampilan proses sain keterampilan yang dimiliki setiap orang yang pengembangannya memerlukan pelatihan. Menurut Rustaman, dkk (2003), keterampilan proses sain melibatkan keterampilan lain yaitu keterampilan kognitif atau intelektual, keterampilan sosial dan keterampilan manual. Keterampilan intelektual terlibat kerena setiap proses (keterampilan proses) siswa membutuhkan intelektualnya untuk melakukannya, begitu juga keterampilan lain seperti keterampilan manual dibutuhkan

pada saat penggunaan alat dan bahan dan keterampilan sosial dibutuhkan pada saat melaksanaan kegiatan pembelajaran misalnya mendiskusikan hasil pengamatan.

Pendekatan KPS tidak jauh berbeda dengan Science A Process Approach (SAPA) yang merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada IPA. Namun KPS dan SAPA terdapat perbedaan yaitu SAPA tidak mementingkan konsep sehingga menuntut pengembangan proses secara utuh dengan metode ilmiah pada setiap pelaksanaan pembelajaran, sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat dikembangkan terpisah tergantung metode apa yang digunakan. Misalnya metode demonstrasi dapat mengembangkan indikator KPS tertentu seperti observasi, interpretasi, komunikasi dan aplikasi konsep (Rustaman, 2003)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada subbab di atas dapat dilihat bahwa secara

Model

a 2.415 0.068 0.210

(10)

keseluruhan IPK mempengaruhi keterampilan sains mahasiswa. Dari data Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa IPK menunjukkan hubungan yang positif dengan KPS mahasiswa. Secara umum pada tiap indikator, mahasiswa yang memiliki IPK tinggi, juga memiliki nilai KPS yang lebih tinggi juga dibandingkan pada mahasiswa IPK rendah dan sedang. Dan pada Tabel 4.2 memperkuat kecenderungan hubungan positif tersebut melalui analisis korelasi yang dilakukan. IPK memiliki hungan positif dengan KPS dengan kategori hubungan cukup kuat (0.721). Hubungan positif menunjukkan bahwa setiap semakin tinggi IPK seseorang maka semakin baik keterampilan proses sains yang dimilikinya. Hasil ini sejalan dengan pernyataan Rustaman (2003) bahwa keterampilan proses sains membutuhkan keterampilan lain yaitu keterampilan kognitif atau intelektual, keterampilan manual dan keterampilan sosial.

Walaupun keterampilan kognitif mempengaruhi keterampilan proses sains, tetapi kita tidak bisa mengabaikan keterampilan lain, dalam artian

bahwa semua keterampilan dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan proses sains secara utuh. Pada Tabel 4.2 Dapat dilihat bahwa IPK hanya memberikan sumbangan sangat kecil terhadap peningkatan KPS yakni sebesar 10.2% sedangkan 89.8% dipengaruhi oleh faktor lain seperti keterampilan manual, keterampilan sosial, model/metode pembelajaran dan latihan yang bersifat kontiniu. Ini sejalan dengan pernyataan Rustaman dkk (2003) bahwa setiap model/metode tertentu akan mampu mengembangkan keterampilan tertentu dengan kata lain bahwa untuk mengembangkan KPS secara untuk akan membutuhkan berbagai variasi metode/model pembelajaran.

(11)

Fakta yang sama juga ditemukan pada 4 indikator KPS lainnya.

Mahasiswa semester 6 memiliki KPS yang lebih tinggi dari pada mahasiswa semester 2 dan 4 pada semua indikator kecuali indikator 1. Pada indikator 1, mahasiswa semester 4 lebih tinggi dari pada dua semester lainnya dengan rerata 67,69 (cukup). Kemampuan menggunakan konsep/ prinsip menempati nilai terendah pada setiap semester dengan rerata 24,43 (kurang sekali). Sedangkan rerata tertinggi ada pada indikator prediksi 65,27. Secara keseluruhan mahasiswa semster 6 memiliki nilai KPS yang lebh tinggi dari pada 2 semester lainnya yaitu 63.48 (cukup). Hal ini disebabkan karena mahasiswa semster 6 miliki banyak pengalaman dalam melakukan berbagai proses sains selama perkuliahan. Rustaman (2003) menyatakan baha KPS dapat ditingkatkan melalui berbagai pengalaman yang pernah dilakukan.

Pada Gambar 4.2 dapat juga diketahui bahwa ada beberapa indikator tidak memiliki hubungan

dengan IPK atau hubungan ya sulit untuk diprediksi. Seperti indikator berkomunikasi dan menggunakan konsep. mahasiswa dengan IPK rendah memiliki kemampuan berkomuniakasi lebih tinggi dan mamahasiswa IPK rendah memiliki kemampuan menerapkan monsep lebih tinggi dibandingkan mahasiswa IPK sedang.

Berdasarkan uji korelasi pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa IPK memiliki hubungan yang signifkan terhadap keterampilan proses sains, tetapi berdasarkan uji regresi menunjukkan bahwa IPK hanya mempengaruhi peningkatan keterampilan lain sebesar 10.2% sedangkan 89.8% lagi dipengaruhi faktor lain seperti keterampilan manual, keterampilan sosial (Rustaman dkk 2003), metode dan model pembelajaran, latihan yang bersifat kontiniu, materi yang diberikan (dari angket yang menunjukkan materi genetika dan fotosintesis lebih sulit dari materi lain) dan faktor lain-lain.

(12)

ini menunjukkan selama dalam proses kegiatan pembelajaran di kampus, mahasiswa kurang mendapatkan latihan berkaitan dengan KPS nya. Padahal, dalam biologi, KPS harusnya menjadi salah satu pendekatan andalan dalam pembelajarannya. menurut Rustaman dkk (2003), bahwa mengajarkan keterampilan proses sains berarti sama mengajarkan kepada peserta bagaimana sebuah ilmu ditemukan. Sebuah keterampilan tidak akan mampu dikuasi tanpa adanya latihan, begitu juga keterampilan proses sains, indikator keterampilan proses sains membutuhkan perlakuan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik masing-masing.

KPS dapat dikembangkan dengan berbagai seni pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan membuat pertanyaan, membuat hipotesis, merencanakan percobaan, mengkomunikasikan, interpretasi dan membuat kesimpulan tetapi model kooperatif banyak membantu peserta didik dalam melatih keterampilan komunikasi, interpetasi dan menerapkan konsep. Selain

menerapkan metode/model yang mendukung, latihan secara terus menerus diperlukan untuk membiasakan peserta didik dalam menguasai keterampilan proses sains ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anggraini (2013); Alhhajjah (2013); Nuraini (2014) dan Astari (2014) yang menunjukkan bahwa metode/model pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan proses sain pada indikator yang berbeda.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai KPS mahasiswa berada pada kategori kurang sekali dengan rerata 51,28. Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi juga memperoleh nilai KPS yang lebih tinggi dari pada mahasiswa IPK rendah dan sedang. Mahasiswa semster VI memiliki rerata KPS paling tinggi yaitu 63,48 dengan kategori cukup. IPK memiliki hubungan yang signifkan dengan KPS dengan kategori hubungan yang cukup kuat sebesar 0.721.

(13)

Menggunakan instrumen pengumpul data yang lebih beragam sehingga dapat memperkuat temuan penelitian Dilakukan peneltian pada salah

satu mata kuliah keahlian biologi untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifk

Memperkecil variabel ekstranous

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang penerapan variasi model dan metode pembelajaran terhadap pengembangan peningkatan keterampilan proses sains.

Menerapkan model/metode pembelajaran yang bervariasi dan melatih keterampilan-keterampilan proses sains secara terus menerus.

DAFTAR PUSTAKA

Amnah, S dan Idris, T. (2015). Hubungan Indeks Prestasi Komulatif dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP UIR TA. 2013/2014. Jurnal Pelita Pendidikan Vol 4 No. 1

Anggraini, D. I. (2013). Pengaruh Learning Cycle Terhadap Keterampilan Mengajukan Pertanyaan dan Komunikasi SMA Kelas X Pada Sub Konsep

Pencemaran Air. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi UPI: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Astari, W. (2014). Penerapan Jurnal Kegiatan Siswa Untuk Diagnostik Kesulitan Belajar Siswa SMA Dalam Menguasai

KPS Pada Praktikum

Pencemaran Air. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi UPI: Tidak Diterbitkan.

Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan

Sikap Ilmiah Dalam

Pembelajaran Sains Sekolah

Dasar. Departemen

Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan Jakarta.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafn Persada.

Djamarah. (2008). Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

(14)

Maxwell, J. A. (1996). Qualitative

Research Design an

Introduktion Appoach. London: Sage.

Purwanto, M.N. (1994). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Rezba, J.R. (2003). Learning and Assessing Science Process Skill. Virginia: Kendal/Hant Publishing Company.

Rustaman, Y.N. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Common Text Book JICA Edisi Revisi. Bandung: Bilogi FPMIPA UPI.

Gambar

Gambar 3 Rerata nilai KPSMahasiswa Tiap Semester
Tabel 4.3 dapat ditulis  persamaan

Referensi

Dokumen terkait

Source : Social, Manpower and Population Mobility Ofce of Pamekasan Regency... Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas

(Seratus delapan puluh empat juta lima ratus ribu rupiah). Demikian disampaikan, atas perhatiannya diucapkan

menggembirakan bagi perkembangan Islam di kalangan sahabat. Dalam banyak hal, Rasul senantiasa mengajarkannya dengan disertai latihan pengamalannya, di antaranya; tatacara

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi dokumen kualifikasi untuk pekerjaan Pengadaan Cetak Administrasi Sekolah Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin ,

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Perilaku Bidan

Penggunaan model pembelajaran ARIAS pada siklus I dapat meningkatkan penguasa- an konsep IPA perubahan kenampakan per- mukaan bumi dan benda langit dibandingkan dengan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asisiatif/hubungan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dan simultan antara pengaruh

Uji ini sering juga disebut sebagai uji secara bersama-sama, dari hasil pengujian diperoleh nilai F-statistic terlihat pada Tabel 7 adalah sebesar 12,579 dengan Sig (F-statistic)