• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis tanah dan banyumas Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jenis tanah dan banyumas Indonesia"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Kedudukan, Kewajiban, Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah Daerah adalah Bupati Banyumas dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. Unsur Perangkat Daerah yang membantu Bupati selaku Kepala Daerah diatur peraturan-peraturan sebagai berikut:

1. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 25 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 1, Seri D);

2. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 26 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 2 Seri D);

3. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lemtekda) Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2009 Nomor 3 Seri D) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 1 Seri D);

4. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Banyumas (Lembaran Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 4 Seri D);

5. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 14Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 15 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banyumas.

Organisasi Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan-peraturan Daerah tersebut terdiri dari:

(2)

1) Asisten Pemerintahan dan Administrasi (Aspemmin), yang membawahkan: a) Bagian Pemerintahan;

b) Bagian Hukum;

c) Bagian Organisasi; dan d) Bagian Umum.

2) Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Asekbang dan Kesra), yang membawahkan:

a) Bagian Pembangunan; b) Bagian Perekonomian;

c) Bagian Kesejahteraan Rakyat; dan

d) Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. 2. Sekretariat DPRD;

3. Dinas Daerah, terdiri dari 1) Dinas Pendidikan; 2) Dinas Kesehatan;

3) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 4) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

6) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata; 7) Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga;

8) Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang; 9) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi; 10) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan; 11) Dinas Peternakan dan Perikanan;

12) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

13) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 4. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

2) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 3) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan;

4) Badan Lingkungan Hidup;

(3)

6) Badan Kepegawaian Daerah;

7) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan;

8) Inspektorat;

9) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; 10) Kantor Pendidikan dan Pelatihan; 11) RSUD Banyumas;

12) RSUD Ajibarang; 5. Lembaga lain yaitu :

1) Satuan Polisi Pamong Praja;

2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 6. Kecamatan, terdiri dari 27 Kecamatan yaitu:

1) Kecamatan Purwokerto Utara; 2) Kecamatan Purwokerto Barat; 3) Kecamatan Purwokerto Selatan; 4) Kecamatan Purwokerto Timur; 5) Kecamatan Tambak;

(4)

21) Kecamatan Gumelar; 22) Kecamatan Kedungbanteng; 23) Kecamatan Karanglewas; 24) Kecamatan Baturraden; 25) Kecamatan Kembaran; 26) Kecamatan Sumbang; 27) Kecamatan Sokaraja. 7. Kelurahan, yang terdiri dari:

1) Kelurahan Kebokuro; 2) Kelurahan Sumpiuh; 3) Kelurahan Kradenan; 4) Kelurahan Kedungwuluh; 5) Kelurahan Kober;

6) Kelurahan Bantarsoka; 7) Kelurahan Rejasari; 8) Kelurahan Pasir Kidul; 9) Kelurahan Karanglewas Lor; 10) Kelurahan Pasirmuncang; 11) Kelurahan Purwokerto Kulon; 12) Kelurahan Karang Pucung; 13) Kelurahan Tanjung; 14) Kelurahan Karangklesem; 15) Kelurahan Teluk;

16) Kelurahan Berkoh;

(5)

25) Kelurahan Purwokerto Wetan; 26) Kelurahan Mersi;

27) Kelurahan Arcawinangun; 28) Kelurahan Purwokerto Lor; 29) Kelurahan Sokanegara; 30) Kelurahan Kranji.

Adapun tugas dan wewenang Bupati adalah sebagai berikut :

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;

2. Mengajukan rancangan Peraturan Daerah;

3. Menetapkan Peraturan Daerah yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD; 4. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk

dibahas dan ditetapkan bersama;

5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah;

6. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan

7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan kewajiban Bupati adalah:

1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;

2. meningkatkan kesejahteraan rakyat;

3. memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; 4. melaksanakan kehidupan demokrasi;

5. menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan; 6. menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; 7. memajukan dan mengembangkan daya saing daerah;

8. melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;

9. melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah;

(6)

11.menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan rapat paripurna DPRD;

12.memberikan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah kepada pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan kepada masyarakat.

B. Lingkungan Strategis

Wilayah Kabupaten Banyumas merupakan bagian wilayah Provinsi Jawa Tengah di bagian selatan barat yang terletak pada posisi strategis, yaitu berada pada persimpangan perhubungan lintas regional yaitu dari Jawa Barat (Bandung) pada lintas selatan menuju arah timur (Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya) atau sebaliknya dan dari Jawa Barat (Cirebon) pada lintas utara melewati Kota Slawi (Ibukota Kabupaten Tegal) menuju Cilacap, wilayah tengah Pegunungan Dieng dan Semarang maupun ke Yogyakarta atau sebaliknya.

Mengacu pada kondisi lokasi strategis serta beberapa kajian potensi alamiah maka Kabupaten Banyumas dalam kerangka pengembangan nasional maupun pengembangan regional di Jawa Tengah ditetapkan dengan arahan pengembangan wilayah sebagai berikut :

1. Dalam kerangka pengembangan wilayah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Banyumas merupakan salah satu pusat pengembangan wilayah (disebut dengan kawasan Purwokerto dan sekitarnya) dengan pusat pengembangan di Kota Purwokerto (merupakan salah satu dari lima kota yang telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah/PKW di Provinsi Jawa Tengah) dengan wilayah pelayanan meliputi beberapa kota, yaitu kota Banjarnegara, Purbalingga, Cilacap, dan kota-kota ibukota kecamatan di Kabupaten Banyumas seperti Banyumas, Sokaraja, Ajibarang, Sumpiuh, Wangon dan sebagainya.

Penetapan wilayah ini bertitik tolak dari kondisi :

(7)

pertumbuhan wilayah serta perhubungan transportasi Jakarta – Surabaya melalui wilayah selatan.

b. Wilayah Kabupaten Banyumas memiliki sektor unggulan meliputi sektor perdagangan dan jasa, pariwisata, pertambangan, pertanian, dan industri, serta merupakan wilayah kerjasama strategis Provinsi Jawa Tengah BARLINGMASCAKEB (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen).

2. Dalam kerangka pengembangan regional Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas merupakan wilayah prioritas dengan arah pengembangan sebagai berikut :

a. Kawasan kerjasama strategis dalam Provinsi, yaitu kawasan Purwokerto dan sekitarnya sebagai kawasan yang merupakan daerah basis pertanian.

b. Kawasan prioritas pengembangan wilayah perbatasan antar provinsi, yaitu kawasan Pancimas (Pangandaran, Cilacap, dan Banyumas) antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.

c. Kawasan konservasi ekologis dan perlindungan terhadap bencana alam, yaitu kawasan penanganan banjir dan tanah longsor Jawa Tengah Bagian Selatan.

Secara geografis Kabupaten Banyumas terletak diantara 108º39’17” BT - 109º27’15” BT dan diantara 7º15’05” LS - 7º37’10” LS, memiliki karakteristik topografi bervariasi berupa dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan. Daerah dataran rendah terutama berada di bagian Selatan yang merupakan daerah pertanian, selebihnya merupakan dataran tinggi dan perbukitan terletak di sebelah Utara yang merupakan kaki Gunung Slamet dan di sebelah Selatan wilayah kabupaten membentang perbukitan Serayu.

(8)

B.1. Kondisi Sarana dan Prasarana Wilayah

1. Transportasi

Berdasarkan status jalan, panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banyumas mencapai 4.455,70 Km yang terbagi atas jalan nasional 181,236 Km, jalan provinsi 32,102 Km, jalan kabupaten 804,78 Km dan jalan desa/kelurahan 3.437,59 km.

Kondisi jalan kabupaten di Kabupaten Banyumas berdasarkan data tahun 2011 mengalami peningkatan kelayakan kondisi jalan, yang ditunjukkan dengan kenaikan persentase jalan-jalan yang memiliki kondisi baik dan kondisi sedang serta penurunan persentase jalan-jalan yang kondisinya rusak dari tahun 2010. Pada tahun 2011 ruas jalan kabupaten kondisi baik sebesar 34,02% (273,84 Km), kondisi sedang sebesar 30,89% (248,64 Km), kondisi rusak 19,44% (156,50 Km) dan rusak berat 15,63% (125,80 Km) (Sumber: Banyumas Dalam Angka tahun 2012).

Jumlah kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Banyumas pada Tahun 2011 adalah 315.292 unit (Sumber : Banyumas Dalam Angka 2012), baik kendaraan roda dua, roda empat atau lebih. Dengan jumlah panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banyumas 804.78 Km, rasio jumlah kendaraan bermotor terhadap panjang jalan yang ada di Kabupaten Banyumas adalah 0,02.

2. Telekomunikasi

(9)

telekomunikasi diharapkan dapat terpenuhi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kegiatan telekomunikasi akan terjadi lebih intens begitu juga sebaliknya sehingga terjadi hubungan timbal balik yang saling memperkuat antara sektor telekomunikasi dengan sektor lainnya.

3. Perumahan dan Permukiman

Kondisi perumahan dan permukiman di Kabupaten Banyumas tahun 2012 menunjukan perkembangan yang membaik. Berdasarkan indikator kesejahteraan masyarakat menunjukan adanya perkembangan perubahan fisik perumahan milik masyarakat antara lain berupa kecenderungan meningkatnya persentase jenis rumah layak huni semakin meningkat. Data perumahan dan pemukiman pada tahun 2012 (Sumber : Dinas CKKTR Kab. Banyumas Th. 2012) sebanyak 437.564 buah yang terdiri dari Jenis gedung sebanyak 196.405 buah, sebagian gedung sebanyak 90.616 buah, kayu sebanyak 84.766 buah dan bambu 65.777 buah.Sedangkan jumlah rumah layak huni sebanyak 384.492 (87,87%) dan rumah tidak layak huni sebanyak 53.072 (12,13%).

4. Pengairan/Sumberdaya Air

Prasarana pengairan atau irigasi merupakan prasarana yang penting mengingat sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan Kabupaten Banyumas. Kewenangan pengelolaan daerah irigasi (DI) di Kabupaten Banyumas berdasarkan data tahun 2012 dikelompokan dalam katagori : untuk DI dengan luas areal > 3.000 Ha yang menjadi kewenangan pemerintah pusat terdapat 2 DI yaitu DI Serayu dan DI Tajum dengan luas areal potensial seluas 6.276,96 Ha dan luas areal fungsional seluas 5.564,38 Ha. DI dengan luas areal antara 1.000 Ha s/d 3.000 Ha yang menjadi kewenangan pemerintan provinsi (DI lintas kabupaten) terdapat 5 DI yaitu DI Banjaran, DI Andongbang, DI Kedunglimus Arca, DI Kebasen, dan DI Kalisapi dengan luas areal potensial seluas 4.378,34 Ha dan dengan luas areal fungsional seluas 4.260,99 Ha.

(10)

luas areal potensial seluas 9.837,66 Ha dan luas areal fungsional seluas 8.814,67 Ha.

Atas dasar hal tersebut di atas, jumlah DI di Kabupaten Banyumas sebanyak 466 DI dengan luas areal potensial seluas 28.320.47 dan luas areal fungsionalnya mencapai 26.334,98 Ha.

5. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

Kabupaten Banyumas secara fisiografi terletak pada zona pegunungan Serayu Utara, zona Serayu, dan pegunungan Serayu Selatan. Zona pegunungan Serayu Utara sebagian besar tertutup oleh produk endapan Gunung Slamet sedangkan pegunungan Serayu Selatan ditempati oleh pegunungan lipatan yang memanjang dari barat Laut – Tenggara mulai dari Kecamatan Lumbir hingga pegunungan di sekitar Kebasen dan pegunungan di sebelah selatan Banyumas. Antara pegunungan Serayu Utara dengan pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh zona depresi longintudinal memanjang dari barat Timur yang disebut zona Serayu. Zona Serayu Selatan pada umumnya ditempati batuan hasil endapan turbidit laut dalam, sedangkan zona Serayu ditempati oleh endapan aluvium gunung api.

Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai debit sekitar 45.456.342 m3/hari atau 16.364.283.120 m3/tahun yang berasal dari sungai besar, seperti Sungai Serayu, Tajum, Kranji, Pelus, Banjaran, Logawa serta sungai-sungai kecil lainnya, sedangkan air permukaan yang berasal dari berbagai sumber mata air mempunyai debit sekitar 974.462 liter/ detik/tahun.

Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor tahun 1983 dapat diketahui jenis tanah di Kabupaten Banyumas terdapat 7 jenis tanah, yaitu Aluvial, Glei Humus Rendah, Regosol, Litosol, Andosol, Latosol dan Podsolik.

(11)

wilayah Kabupaten Banyumas memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Tingginya curah hujan ini disebabkan oleh kondisi geografis wilayah Kabupaten Banyumas yaitu terletak di lereng Gunung Slamet. Kecamatan yang paling sering terjadi hujan di Kabupaten Banyumas adalah Kecamatan Baturaden dengan 141 hari hujan dan curah hujan pertahun mencapai 2.699 mm selama tahun 2012. Sedangkan Kecamatan yang paling sedikit terjadi hujan selama tahun 2012 adalah Kecamatan Wangon dengan 90 hari hujan dan curah hujan mencapai 1.429 mm.

Bencana alam yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas adalah bencana banjir dan gerakan tanah. Bencana banjir terjadi di wilayah selatan Kabupaten Banyumas, yaitu di wilayah Kecamatan Tambak, Kecamatan Sumpiuh dan Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Rawalo, Kecamatan Patikraja, Kecamatan Kalibagor dan Kecamatan Somagede. Bencana alam berupa gerakan tanah yang terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas terdapat pada kawasan hutan maupun pada tepi sungai dengan kondisi lahan terjal atau pada lokasi terjal dengan curah hujan tinggi.

Bencana alam berupa gerakan tanah ini erat kaitannya dengan sifat fisik lahan, sifat dan posisi batuan, struktur geologi, keterjalan, penggunaan lahan serta kondisi keairannya. Daerah dengan sedimen mineral lempung dan medan terjal banyak terjadi gerakan tanah. Mineral lempung ini memiliki sifat plaster yaitu akan mengembang pada saat kekurangan air dan mengerut pada saat jenuh air. Batuan ini ditindih oleh batuan gunung api sehingga pada daerah kontaknya sering terjadi longsoran. Daerah terjal dengan curah hujan tinggi juga rawan terhadap longsoran. Demikian halnya aktifitas manusia seperti cut and fill (gali dan timbun) terhadap lereng juga meningkatkan resiko tanah longsor.

6. Penataan Ruang

(12)

menetapkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyumas tetapi disadari bersama bahwa pengelolaan penataan ruang belum dapat berjalan dengan optimal. Kondisi tersebut terjadi karena rencana tata ruang yang merupakan tata ruang dari pembangunan daerah belum bersinergi dengan rencana pembangunan lainnya, dan daya dukung lingkungan terutama dalam keterkaitan dengan kerentanan terhadap bencana belum mendapat perhatian yang cukup. Aspek keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan masih belum diutamakan dibandingkan dengan kepentingan ekonomi jangka pendek dan kepentingan sektoral. Di samping itu pemahaman dan kesadaran akan perlunya pengendalian pemanfaatan sumberdaya sesuai dengan penataan ruang oleh masyarakat masih relatif rendah.

7. Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2011 secara keseluruhan luasnya 132.758 Ha. Penggunaan lahan tersebut terbagi menjadi lahan sawah seluas 32.326 Ha, lahan pertanian bukan sawah seluas 51.921 Ha dan lahan bukan pertanian seluas 48.511 Ha (Banyumas Dalam Angka Th. 2012).

Penggunaan lahan untuk kegiatan perkotaan yang ditunjukkan untuk kegiatan pekarangan juga menunjukkan kondisi yang cukup dominan, yaitu sebesar 19.866 ha atau 14,96% dari total wilayah di Kabupaten Banyumas. Penggunaan lahan perkotaan ini berlokasi di pusat kegiatan regional (Kabupaten), yaitu di Kota Purwokerto, berada di pusat kegiatan yang lebih rendah baik tingkat lokal (Kecamatan dan desa) dan pada lokasi strategis lain dengan dukungan kemudahan aksesibilitas dengan keberadaan prasarana dan sarana transportasi.

(13)

Banyumas diperkirakan terjadi karena proses perubahan penggunaan lahan sawah atau hutan rakyat menjadi penggunaan lahan perkotaan, seperti perumahan, industri, perkantoran dan lain-lain yang dalam hal ini ditunjukkan dengan penggunaan lahan pekarangan atau menjadi penggunaan lahan tegalan dan penggembalaan menjadi lahan permukiman dan perumahan.

B.2. Kondisi Ekonomi Daerah

1. Pertumbuhan Ekonomi

Bahwa secara umum kondisi Perekonomian Kabupaten Banyumas telah mengarah pada kondisi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas tahun 2011 mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya, yaitu tahun 2010 sebesar 5,77% sedangkan tahun 2011 mencapai sebesar 5,86%(Banyumas Dalam Angka 2012).

Perekonomian Kabupaten Banyumas masih didukung oleh sektor pertanian, yang menyumbangkan 21,86% dari PDRB Kabupaten Banyumas. Disamping sektor pertanian, sektor lainnya yang ikut andil menyumbang cukup besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Banyumas adalah sektor industri 15,74%, sektor perdagangan 14,40% dan sektor jasa-jasa sebesar 17,87%.

Beberapa sektor ekonomi yang kontribusinya terhadap perkembangan PDRB Kabupaten Banyumas dari tahun 2008 - 2011 selalu meningkat yaitu sektor listrik, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Sedang sektor yang cenderung mengalami penurunan peranan terhadap PDRB Kabupaten Banyumas diantaranya sektor pertanian. Walaupun sektor pertanian sumbangannya cenderung menurun, tetapi masih merupakan sektor yang dominan di Kabupaten Banyumas. Secara umum dengan berkurangnya kontribusi sektor pertanian, menunjukkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Banyumas terdapat kecenderungan mulai bergeser dari perekonomian agraris menjadi perdagangan dan jasa-jasa.

(14)

Pertumbuhan ekonomi tahun-tahun lalu merupakan dasar untuk menghitung pertumbuhan ekonomi yang akan datang dan merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan daerah dari aspek ekonomi. Selama Periode tahun 2007-2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyumas berkisar 3,71 sampai 5,77 persen, dengan laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2011.

2. Inflasi

Laju inflasi Kota Purwokerto pada tahun 2012 sebesar 4,10 % lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,90 %. Inflasi terbesar terjadi pada bulan Agustus dengan angka inflasi umum sebesar 0,85 %. Inflasi pada Agustus terjadi karena kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada beberapa kelompok yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,95%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,96 %, kelompok sandang 0,54 %, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,54 % serta transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,72 %. Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya inflansi pada Oktober 2012 adalah mobil, kontrak rumah, gado-gado, soto dan labu siam/jipang.

3. Perbankan

Perkembangan kelembagaan perbankan di Kabupaten Banyumas sampai dengan akhir tahun 2012 cukup baik. Jumlah jaringan Kantor Perbankan pada tahun 2011 sebanyak 187 menjadi 203 buah pada tahun 2012. Jaringan kantor Bank Umum terdiri dari 24 Kantor Cabang, 96 Kantor Cabang Pembantu, 10 Kantor Kas, 42 Kantor BRI Unit, dan 144 ATM. Jaringan Kantor BPR terdiri dari 11 Kantor Pusat, 30 Kantor Cabang, dan 20Kantor Kas.

(15)

4. Industri

Perusahaan Industri di Kabupaten Banyumas tahun 2011, dari 41.245 perusahaan yang terdaftar tercatat 37.600 perusahaan yang berjalan.

Dari jumlah perusahaan industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja sejumlah 91.618 orang atau mengalami peningkatan sebesar 0,99% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Dari jumlah perusahaan yang berjalan, berdasarkan cabangnya terbanyak pada Industri hasil pertanian dan kehutanan tercatat 36.415 perusahaan dengan nilai investasi mencapai Rp 29.066.302.340 rupiah, sedangkan total nilai investasi secara keseluruhan untuk semua cabang industri pada tahun 2011 sebesar Rp 49.292.694.713 rupiah atau relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 48.781.046.213 rupiah. Jumlah tenaga kerja di sektor industri pada tahun 2010 tercatat 91.427 masih relative stabil bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Banyumas Dalam Angka 2012).

5. Pariwisata

Kegiatan pariwisata Kabupaten Banyumas telah berlangsung puluhan tahun yang lalu. Ada 10 obyek wisata yang sudah berjalan yaitu Lokawisata Baturaden, Kalibacin, Curug Cipendok, Wana Wisata, Pancuran Tiga, Pancuran Tujuh, Telaga Sunyi, Bumi Perkemahan, Curug Gede, Curug Ceheng, Museum Wayang Sendang Mas, dan Taman Rekreasi Fatmaba Ajibarang, Serayu River Voyage, kalibacin, Pangsar Soedirman dan TRAP (Taman Rekreasi Andhang Pangrenan).

Tingkat kunjungan wisata di Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 tercatat jumlah pengunjung 815.890 dengan pertumbuhan rata-rata wisatawan 3,8 %.

(16)

Untuk membangun dan mengembangkan sektor kepariwisataan yang ada, maka Pemerintah Kabupaten Banyumas merencanakan akan mengadakan kerjasama di bidang kepariwisataan baik regional, nasional maupun internasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah dan Permendagri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah serta aturan lain yang mengatur tentang sektor kepariwisataan.

Namun demikian peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam rangka membangun dan mengembangkan sektor pariwisata di Kabupaten Banyumas, sangatlah diperlukan seperti turut dan ikut mempromosikan serta memperkenalkan berbagai objek wisata dan sekaligus sebagai pengembangan budaya dan pariwisata di Kabupaten Banyumas, sehingga diharapkan dari sektor pariwisata dapat mendongkrak PAD (Pendapatan Asli Daerah).

6. Perdagangan

Sektor perdagangan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten Banyumas cenderung naik. Hal ini didukung dengan adanya sarana perdagangan berupa mall/plaza sebanyak 1 buah, pasar swalayan sebanyak 102 buah, pasar tradisional 27 buah, pasar lokal sebanyak 135 buah dan pasar grosir sebanyak 1 buah.

Sedangkan jumlah pengusaha yang bergerak di sektor perdagangan barang dan jasa berdasarkan golongan usaha sebanyak 995 perdagangan, Pedagang Kecil 750 buah, Pedagang Menengah 171 buah dan Pedagang Besar 74 buah(Banyumas Dalam Angka Tahun 2012).

7. Koperasi dan UKM

(17)

Koperasi Unit Desa dan modal milik Koperasi Non KUD sebanyak Rp 279.205.000.000,-.

8. Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi tumpuan hidup sebagian besar masyarakat Kabupaten Banyumas. Perekonomian Kabupaten Banyumas juga masih didukung oleh sektor pertanian yang pada tahun 2011 menyumbangkan 21,57 persen dari PDRB Kabupaten Banyumas (Banyumas Dalam Angka Tahun 2012). Sebagai sektor yang mendukung ketahanan pangan perkembangan sektor pertanian selama 5 tahun mengalami produksi yang fluktuatif selama tahun 2007-2011. Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan perkebunan.

Komoditas utama sub sektor pertanian tanaman pangan adalah padi, jagung dan kedelai. Produksi padi selama 5 tahun mengalami naik turun, dimana produktifitas padi pada tahun 2007 mencapai 314.613 ton, tahun 2008 produksi padi mencapai 337.366 ton, untuk produksi padi tahun 2009 sebesar 355.048 ton, pada tahun 2010 sebesar 389.044 ton, sedangkan pada tahun 2011 sebesar 336.197 ton. Produksi jagung selama 5 tahun dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. Tahun 2007 produksi jagung sebesar 20.571 ton, tahun 2008 sebesar 17.734 ton, pada tahun 2009 sebesar 17.478 ton dan tahun 2010 produksi jagung mengalami penurunan 14.208 ton, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikkan sebesar 22.931 ton.

(18)

Perkembangan di sub sektor perikanan produksi hasil perikanan mulai tahun 2008 selalu mengalami peningkatan dimana produksi daging ikan pada kolam pembesaran selalu mengalami kenaikan. Tahun 2008 hasil produksi ikan pada kolam pembesaran 4.109.368 Kg, pada tahun 2009 sebesar 4.109.368 Kg pada tahun 2010 sebesar 5.124.230 Kg, tahun 2011 sebesar 6.206.105 kg dan pada tahun 2012 sebesar 5.599.352 kg atau mengalami penurunan sebesar 10,84% dari tahun sebelumnya . Untuk konsumsi protein hewani asal ternak rata-rata 4,162 gr/kap/hr, ikan 3,1 gr/kap/hr dan masih berada di bawah standar nasional yang mencapai 6 gr gr/kap/hr dan 9 gram/kap/hr. Adapun ikan pada kolam pembenihan pada tahun 2011 adalah 174.035.713 ekor (Banyumas Dalam Angka 2012).

Hasil Perkebunan yang diproduksi pada tahun 2012 dan merupakan unggulan adalah komoditas kelapa dalam menghasilkan kopra dengan produksi 6.328,47 ton, komoditas kelapa deres menghasilkan gula merah dengan produksi 25.620,59 ton. Sementara komoditas yang lain seperti cengkeh, teh, kopi, karet, lada, tembakau, kencur, temulawak,coklat/kakao dan vanili relatif kecil produksinya.

Hutan yang berada di wilayah Kabupaten Banyumas terdiri atas hutan negara yang dikelola oleh Perum Perhutani dan Hutan Rakyat di luar kawasan hutan negara. Luas hutan negara mencapai 17.311,70 ha terdiri atas hutan produksi 6.824,40 ha dan hutan lindung 10.487,30 ha(Banyumas Dalam Angka 2012). Produksi hasil hutan meliputi kayu bulat, kayu olahan, rotan maupun damar.

9. Pertambangan dan Energi

(19)

a. Phospat dengan cadangan 236.059 ton di Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang dan 520.970 ton di Desa Sawangan Kecamatan Ajibarang.

b. Batu gamping cadangan 442.161.173 ton di Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang.

c. Granodiorit dengan cadangan keseluruhan 36.849.249 ton

d. Batu Tempel ( Andesit ) dengan cadangan 310.000 ton di Kecamatan Kedungbanteng dan Pekuncen

e. Andesit Hornblende dengan cadangan 201.388,14 ton di Desa Melung Kecamatan Kedungbanteng.

f. Beberapa wilayah memiliki potensi batuan Basalt, Kaolin, Tanah liat, Oker, Trass, Pasir, Batu pasir, Sirtu, Tanah urug

Sampai dengan tahun 2012 jumlah Desa / Kelurahan berlistrik di Kabupaten Banyumas telah mencapai 100 % ( 332 Desa / Kelurahan ), namun Rasio Elektrifikasi ( RE ) atau penduduk yang berlistrik baru mencapai 79,07% artinya sekitar 323.652 KK / Rumah tangga yang baru menikmati listrik dari jumlah penduduk Kabupaten Banyumas sekitar 470.180 rumah tangga atau sekitar 146.528 rumah tangga ( 31,11% ) yang belum menikmati listrik dan jumlah grumbul yang belum menikmati listrik sebanyak 125 grumbul.

10. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di Kabupaten Banyumas didukung oleh keberadaan Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas. Perguruan tinggi di Kabupaten Banyumas sebagai lembaga yang diharapkan mampu mengembangkan teknologi dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat telah mengalami perkembangan seiring dengan berkembangnya lembaga pendidikan tersebut, namun demikian pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum setara dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi internasional.

(20)

dan telekomunikasi. Berkembangnya teknologi telpon seluler memberikan pengaruh yang cukup baik dalam perkembangan sektor-sektor lain di bidang ekonomi dan sosial budaya. Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Banyumas telah mampu memanfaatan perkembangan teknologi informasi khususnya dalam pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan, meskipun masih perlu dilakukan peningkatan lebih lanjut. Mekanisme perdagangan telah menggunakan jasa teknologi informasi untuk mempermudah pelayanan dan mempercepat proses transaksi perdagangan.

B. Kondisi Pemerintahan, Sosial dan Budaya Daerah

1. Kependudukan

Tabel 1.1. Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2008 - 2012

JENIS KELAMIN

Tahun 2008-2012

2008 2009 2010 2011 2012

Laki-laki 785.007 790.680 777.568 951.774 972.276 Perempuan 786.607 791.939 776.334 935.223 956.250 Total 1.571.614 1.582.618 1.553.902 1.886.997 1.928.526

Laju

Pertumbuhan Penduduk

19.362 (1,25%)

11.005 (0,70%)

28.715 (3.69%)

333.095 (1,03%)

41.529 (2,20%)

(21)

2. Pendidikan

a. Program Penuntasan Wajar Dikdas 9 Tahun

Salah satu prioritas kebijakan pembangunan pendidikan di Kabupaten Banyumas adalah Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, sebagaimana target yang ditetapkan oleh Tim Wajar Dikdas Tingkat Kabupaten Banyumas, bahwa untuk tahun 2012 Kabupaten Banyumas Tuntas Wajar 7 – 15 Tahun.

Pada tahun 2012, mekanisme pelaksanaan penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut :

31) Meningkatkan upaya peningkatan daya tampung dengan memberikan ijin bagi pengajuan sekolah swasta baru serta pembangunan ruang kelas baru untuk meningkatkan daya tampung dengan tetap memperhatikan bantuan kepada sekolah swasta yang membutuhkan.

Beberapa sekolah swasta baru yang berdiri di Kabupaten Banyumas tahun 2012 antara lain :

- SD Islam Al Izzah Kedungbanteng di Kecamatan Kedungbanteng; - SD Alam Banyu Belik Purwokerto di Kecamatan Kedungbanteng; - SD Top Kids Sokaraja Kulon di kecamatan Sokaraja;

- SD IT Khoiro Ummah Purwokerto di Kecamatan Purwokerto Barat; - SD UMP Dukuhwaluh di Kecamatan Kembaran.

32) Meningkatkan pelaksanaan Program Kejar Paket A dan B untuk menangani anak usia sekolah pada jenjang pendidikan dasar, yang karena suatu hal tidak dapat melanjutkan pendidikan pada sekolah formal atau putus sekolah.

Berikut data jumlah peserta didik Paket A dan B berdasarkan Profil Pendidikan tahun 2012/2013 :

Tabel 1.2. Jumlah Peserta Didik Paket A dan Paket B

No. Kecamatan Paket A

!V V VI

L P L+P L P L+P L P L+P

1. Kalibagor - - - 7 41 48

2. Banyumas - - - 16 25 41

3. Gumelar - - - 12 13 25 17 23 40

4. Baturraden - - - 15 7 22

(22)

6. Pwt. Selatan - - -

-Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2012/2013

No. Kecamatan Paket B

Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2012/2013

No Indikator Capaian Tahun 2012

Presentase Guru SMP yang memiliki Ijazah min S1/sederajat

61%

Sumber : Profil Pendidikan Tahun 2012/2013

(23)

memenuhi target nasional sebesar 95%, maka kabupaten banyumas dinyatakan telah Tuntas Wajib Belajar 9 Tahun.

Namun demikian, justru tantangan berat adalah upaya mempertahankan tingkat penuntasan yang telah mencapai 100%, terutama pada kecamatan-kecamatan yang terletak di luar wilayah eks Kotip Purwokerto, karena beberapa wilayah yang merupakan kantong-kantong kemiskinan memiliki kecenderungan angka putus sekolah cukup tinggi.

2. Kesehatan

Keberhasilan dalam penerapan hidup bersih dan sehat di masyarakat dapat diukur dari berbagai indikator, dan tercermin dalam meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun capaian indikator tersebut menggunakan dua indikator yaitu indikator kabupaten sehat dan indikator pelayanan minimal (SPM).

- GIZI LEBIH 1580 1,439 1,911 1,881 2.340

(24)

- GIZI BURUK 133 103 151 128 228

(25)

sebanyak 90 bayi atau 2,19 per 1.000 kelahiran hidup. Adanya kematian bayi tersebut dapat disebabkan oleh ketrampilan tenaga kesehatan yang kurang dalam penanganan persalinan, adanya faktor keterlambatan (terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk atau terlambat dalam penanganan di fasilitas kesehatan), kondisi Ibu hamil dari segi ekonomi, pendidikan, status kesehatan ibu dan kondisi lingkungan. Kondisi yang demikian sudah mulai dilakukan perbaikan dengan menyusun perencanaan yang optimal melalui kegiatan penyuluhan kesehatan ibu kepada masyarakat dan peningkatan ketrampilan tenaga Kesehatan melalui pelatihan.

Adapun AKB dengan standar Indikator Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010 adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan target AKB Kabupaten Banyumas tahun 2012 adalah 9 per 1000 kelahiran hidup.

b) Angka Kematian Ibu

Berdasarkan data tahun 2011 jumlah kematian ibu sebanyak 35 orang sedangkan pada tahun 2012 jumlah kematian ibu sebanyak 29 orang . Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banyumas tahun 2011 sebesar 129 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2012 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan demikian AKI pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 27 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut Indikator Indonesia Sehat (IIS 2010) AKI sebesar 150/100.000 kelahiran hidup, jika dibandingkan nilai tersebut AKI di Kabupaten Banyumas masih dibawah IIS. Melihat kondisi diatas bisa dikatakan program sudah berjalan cukup baik.

2). Morbiditas

a) Malaria

(26)

Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 maka dalam satu tahun kasus malaria mengalami kenaikan sebanyak 1.478 kasus. Adapun API Kabupaten Banyumas Tahun 2012 adalah sebesar 0.10 per 1000 penduduk. Jika dibanding tahun 2011 yaitu 0,59 maka tahun 2012 terjadi penurunan kasus sebesar 0,49 per 1000 penduduk. Hal ini dapat disebabkan karena peningkatan surveilans (Active Case Detection/ACD), aktifnya petugas Juru Malaria Desa (JMD) dalam penemuan penderita dan kesadaran masyarakat untuk berobat atau memeriksakan diri sudah cukup baik.

b) TB Paru

TB Paru Positif

Jumlah populasi kasus TB Paru positif tahun 2012 sebanyak 1.216 kasus dengan BTA positif sebanyak 917 kasus atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebesar 36 per 100.000 penduduk.

Jumlah populasi kasus TB Paru positif tahun 2011 sebanyak 1.704 kasus dengan BTA positif sebanyak 613 kasus atau CDR (Case Detection Rate) BTA positif sebesar 27 per 100.000 penduduk.

HIV

(27)

Acute Flaccid Paralysis ( AFP )

Jumlah penemuan AFP di Kabupaten Banyumas tahun 2012 sebanyak 4 kasus, target penemuan tahun 2012 sebanyak 8 kasus, sehingga pencapaian tahun 2012 baru sebesar 50% dari target.

Jumlah penemuan AFP di Kabupaten Banyumas tahun 2011 sebanyak 6 kasus, target penemuan tahun 2011 sebanyak 6 kasus, jumlah penemuan kasus AFP di Kabupaten Banyumas tahun 2010 sebanyak 10 kasus sedangkan tahun 2009 ditemukan sebanyak 3 kasus. Standar penemuan kasus polio adalah 2 per 100.000 penduduk usia kurang dari 14 tahun. Target penemuan kasus di Kabupaten Banyumas adalah 8 kasus dengan demikian penemuan kasus tahun 2012 masih di bawah target.

Demam Berdarah Dengue

Pada tahun 2012 jumlah kasus DBD sebesar 9,58 per 100.000 penduduk. Dari kasus yang ada telah ditangani 100% dan jumlah kematian akibat penyakit ini adalah sebesar 1,23 % per 100.000 penduduk.

Jumlah kasus DBD tahun 2011 jumlah kasus DBD 201 kasus atau 12,32 % per 100.000 penduduk. Dari kasus yang ada telah ditangani 100% dan jumlah kematian akibat penyakit ini adalah sebesar 1.49 % per 100.000 penduduk.

Kondisi demikian menunjukkan terjadinya penurunan kasus DBD sebesar 1,26% per 100.000 penduduk dari tahun 2011 ke tahun 2012.

Penyakit Tidak Menular

(28)

dan Perilaku, Glaukoma, Katarak, Gangguan fungsi Hati, Gangguan fungsi Ginjal, Gangguan Prostat. Kasus terbanyak yang di laporkan dari Puskesmas maupun Rumah Sakit adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh darah 19.469 kasus dan terbanyak dari golongan ini adalah Hipertensi sebanyak 1.802 kasus. Banyaknya kasus penyakit tidak menular dapat disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan pola makan.

3). Status Gizi

Program dalam rangka peningkatan gizi masyarakat pada tahun 2012 diperoleh data sebagai berikut :

a. Gizi Lebih sebanyak 2.340 anak (1,89 %) b. Gizi Baik sebanyak 111.754 anak (88,4 %) c. Gizi Kurang sebanyak 12.047 anak (9,53 %) d. Gizi Buruk sebanyak 228 anak (0,18 %)

e. KEP Total (Gizi kurang + Gizi buruk) = 12.275 anak (10,71 %). Dari hasil PSG tersebut belum dapat menggambarkan kondisi status gizi balita yang sesungguhnya di masyarakat karena kemungkinan masih banyak kasus gizi kurang dan gizi buruk yang belum terdeteksi, mengingat penemuan kasus ini dilakukan secara random sampling (acak). Disamping itu hasil pelaporan penimbangan rutin (F/III/Gizi) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan Balita di Posyandu relatif kurang (D/S = 75,5%).

b. Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal

1). Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

a) Pelayanan K-4

(29)

Pada prinsipnya kegiatan-kegiatan dalam rangka pelayanan K-4 sudah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan melalui Puskesmas yang tersebar di semua kecamatan, hal itu menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan pada waktu hamil semakin baik.

Standar Pelayanan Minimal untuk cakupan kunjungan ibu hamil K-4 sebesar 95 %. dan untuk kedepan akan lebih ditingkatkan.

b) Pertolongan oleh Tenaga Kesehatan (Nakes)

Jumlah ibu melahirkan tahun 2012 yang ditolong oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) sebesar 78,52%. Dibandingkan tahun 2011 jumlah persalinan yang ditolong Nakes sebesar 97,82 %, berarti pelayanan persalinan oleh Nakes mengalami penurunan sebesar 19,30 %.

Target Standar Pelayanan Minimal untuk pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2010 sebesar 90 %. Dengan demikian cakupan persalinan nakes Kabupaten Banyumas tahun 2012 belum memenuhi standar pelayanan minimal.

Namun demikian kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian SPM tersebut masih tetap dilaksanakan untuk lebih meningkatkan cakupan antara lain pengembangan Pondok Bersalin Desa (Polindes) menjadi Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) di daerah-daerah yang terisolir, pemerataan penempatan tenaga bidan di desa, penyuluhan persalinan/sosialisasi persalinan sehat dan aman dan peningkatan ketrampilan tenaga bidan tentang Asuhan Persalinan Normal (APN).

c) Bumil Risti dirujuk

(30)

sebesar 16,7 %. Sedangkan jumlah ibu hamil risti yang dirujuk tahun 2011 sebanyak 5209 orang atau sebesar 100% dan kasus bumil risti tahun 2012 yang dirujuk baik ke RS/Puskesmas/Tenaga Kesehatan sebanyak 2.999 orang atau sebesar 64,37%.

d) Neonatus

Jumlah Neonatus tahun 2012 sebanyak 23.298 jiwa dengan Kunjungan neonatus sebanyak 18.418 jiwa atau 83,35%.

e) Bayi dan Bayi BBLR

Jumlah bayi lahir pada tahun 2012 sebanyak 23.298, yang Berat badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 1376 bayi atau sebesar 0,05 % dari bayi yang lahir. Bayi BBLR yang ditangani sebanyak 1376 atau 100 %.

Target SPM tahun 2008 untuk penanganan kasus BBLR adalah 100 %. Penanganan kasus BBLR di Kabupaten Banyumas sudah sesuai target SPM Kabupaten.

2). Pelayanan Imunisasi

Jumlah desa/kelurahan di kabupaten Banyumas sebanyak 331 desa/kelurahan. Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Tahun 2012 sebanyak 287 desa / kelurahan atau 87 %.

Dibandingkan tahun 2011 Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) sebayak 331 atau 100 %, berarti terjadi penurunan 13 %. Target Standar Pelayanan Minimal untuk desa/kelurahan UCI tahun 2010 sebesar 100%. Dengan demikian Kabupaten Banyumas pada tahun 2012 belum memenuhi target SPM tersebut.

3). Pelayanan Pengobatan / Perawatan

(31)

% dengan demikian penggunaan fasilitas kesehatan rawat jalan di Kabupaten Banyumas tahun 2012 telah melampaui target.

4). Pemantauan Pertumbuhan Balita.

Berdasarkan laporan bulanan penimbangan Balita (F/III/Gizi) selama tahun 2012 adalah sebagai berikut :

- Jumlah seluruh balita (S) = 126.419 anak - Jumlah balita yang ditimbang (D) = 96.078 anak

- Jumlah balita yang naik berat badannya (N) = 49.960 anak

Berdasarkan data di atas, maka tingkat partisipasi masyarakat (D/S) = 76 %. Efek penyuluhan (N/D) = 52 %.

Tingkat partisipasi masyarakat dan efek penyuluhan bila dibandingkan dengan SPM masih di bawah standar. Hal ini disebabkan anak setelah mencapai usia > 3 tahun enggan ditimbang dan usianya sudah masuk TK/play group.

Upaya yang ditempuh antara lain meningkatkan penyuluhan, meningkatkan fungsi Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu Desa untuk memotifasi masyarakat sehingga meningkatkan peran serta masyarakat.

Kasus gizi buruk yang dilaporkan oleh Puskesmas sebanyak 128 anak. Kasus gizi buruk telah mendapatkan penanganan dalam bentuk PMT Pemulihan sebanyak 128 anak atau 100 %. Sedangkan kasus-kasus gizi buruk yang sakit dan menderita komplikasi penyakit yang menahun serta mempunyai kelainan bawaan dirujuk ke Rumah Sakit/ Puskesmas.

3. Ketenagakerjaan

(32)

4. Pemerintahan

Sejak dicanangkannya Kabupaten Banyumas sebagai percontohan otonomi daerah, telah memberikan perubahan dalam bidang penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan maupun bidang kemasyarakatan. Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan publik (public service), pemberdayaan masyarakat, kemandirian daerah dan memajukan perekonomian daerah guna terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tercermin melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.

Pelaksanaan otonomi daerah juga diimbangi dengan pelaksanaan otonomi desa secara nyata dan bertanggungjawab, sebab penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hal ini tercermin dalam pemberian bantuan yang bersifat stimulan maupun dalam bentuk block grant melalui alokasi dana desa (ADD).

Perubahan paradigma otonomi daerah ditunjukkan pula adanya good governance, yang membawa konsekuensi adanya keterbukaan dalam setiap kebijakan pemerintah, akuntabilitas publik, aparatur yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan suatu mekanisme penyelenggaraan sistem pengawasan internal dan eksternal (masyarakat) yang profesional.

5. Politik

(33)

pemilihan. Partisipasi Masyarakat dalam Pilkada Bupati dan wakil Bupati yang dilaksanakan di Kabupaten Banyumas pada tanggal 10 Februari 2008 adalah sebesar 71,13%, Pelaksanaan Pilkada berjalan dengan lancar dan kondusif. Namun demikian capaian partisipasi masyarakat dalam pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 85%.

Permasalahan politik lokal adalah menurunnya partisipasi masyarakat dalam demokrasi dan politik lokal serta masih kurangnya pemahaman tentang kehidupan berpolitik yang benar di lingkungan masyarakat.

6. Keamanan dan ketertiban

Permasalahan yang berkaitan dengan ketentraman dan ketertiban secara umum adalah masih rendahnya pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat dan semakin rendahnya tingkat kepatuhan pada norma dan aturan, kecenderungan terjadinya kerawanan atau konflik sosial, kepedulian masyarakat dalam pemeliharaan keamanan lingkungan masih rendah, rendahnya kemampuan pencegahan dan penanganan bencana alam serta semakin besarnya tantangan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

(34)

7. Pemuda dan Olah Raga

Aktivitas pembinaan olah raga diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan kebanggaan daerah yang selama ini telah relatif diperhitungkan dalam kancah olah raga tingkat regional maupun nasional. Pada Pekan Olah Raga Nasional (PON) XVIII tahun 2012 di Palembang atlet Kabupaten Banyumas yang tergabung dalam Kontingen Jawa Tengah telah berhasil menyumbangkan 14 medali emas, 6 medali perak dan 5 medali perunggu. Demikian pula pada PORDA ke XII di Semarang pada tahun 2009, Kabupaten Banyumas berhasil mencapai juara II dengan mengumpulkan 427 medali emas, 117 medali perak dan 60 medali perunggu. Dalam rangka meningkatkan sportifitas jiwa dan kesehatan raga, Pemerintah Kabupaten Banyumas juga akan mengoptimalkan pemanfaatan sarana olahraga Stadion atau GOR Satria baik bagi anak didik maupun masyarakat luas. Sehingga diharapkan peningkatan kegemaran berolahraga dari berbagai cabang olah raga dapat diperlombakan di tingkat regional, nasional bahkan internasional.

Pemberdayaan generasi muda melalui Karang Taruna dalam rangka mewujudkan kualitas dan melembaganya Karang Taruna yang berperan aktif dalam membantu menangani kegiatan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) oleh pemuda untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Kondisi Karang Taruna sesuai dengan kriteria klasifikasi strata Karang Taruna adalah sebagai berikut :

• Karang Taruna dengan klasifikasi Tumbuh sebanyak 257 paguyuban Karang Taruna

• Karang Taruna dengan klasifikasi berkembang sebanyak 52 paguyuban Karang Taruna

• Karang Taruna dengan klasifikasi maju sebanyak 8 paguyuban Karang Taruna

• Karang Taruna dengan klasifikasi berprestasi sebanyak 4 paguyuban Karang Taruna

(35)

sarana dan prasarana olah raga serta belum optimalnya kegiatan dan peran serta kepemudaan.

8. Kebudayaan

Pembangunan kebudayaan merupakan bagian dari pembangunan supra-struktur sekaligus infra-struktur yang meliputi optimalisasi kinerja kognitif, afektif dan psikomotorik manusia. Sebab, kebudayaan adalah jaringan makna yang dirajut oleh manusia dalam hidupnya. Segala macam nilai yang dimaknai sebagai hal penting dalam kehidupan manusia, masuk kedalam koridor kebudayaan, sistem ideologi, sistem politik, sistem ekonomi, sistem pengetahuan, sistem mata pencaharian, sistem kepercayaan, sistem sosial dan lain-lain. Semua itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepentingan setiap kelompok masyarakat dalam menyikapi diri dan lingkungan mereka dalam wacana proses kebudayaan.

Pelaksanaan Pembangunan Sektor Kebudayaan Lokal Banyumas mengacu pada elemen-elemen kebudayaan yang saat ini menjadi tugas pokok dan fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas, meliputi aspek-aspek antara lain: (1) kesejarahan, (2) nilai tradisional, (3) kepercayaan terhadap Tuhan YME, (4) kesenian, (5) permuseuman, (6) kepurbakalaan, (7) kebahasaan, dan (8) kesastraan. Realisasi kegiatan yang melibatkan aspek-aspek kebudayaan tersebut di atas dilaksanakan melalui empat cara, yaitu : (1) penggalian, (2) pelestarian, (3) pengembangan, dan (4) pemberdayaan.

9. Pemberdayaan Kelembagaan Dan Ekonomi Masyarakat

(36)

sumber daya manusia yang tersedia memberikan konstribusi pada lembaga-lembaga yang ada di Desa/Kelurahan.

10. Pemberdayaan Perempuan dan Anak

Secara umum kondisi pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Banyumas masih membutuhkan perhatian dalam rangka peningkatan kesejahteraan perempuan dan anak. Angka buta huruf perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, APK,APS pd jenjang SLTP, SLTA dan PT partisipasi perempuan lebih rendah daripada laki-laki, Tingginya angka kematian ibu dan bayi, Rendahnya pemahaman masyarakat, keluarga khususnya suami tentang kesehatan dan gizi bagi ibu dan bayi, rendahnya kualitas perempuan dibidang ekonomi terutama dalam akses kredit usaha/modal kerja serta rendahnya ketrampilan perempuan, rendahnya partisipasi masyarakat dibidang politik dan tingginya kasus kekerasan berbasis gender dan anak adalah gambaran tingkat kemajuan daerah di bidang pemberdayaan perempuan dan anak yang masih membutuhkan perhatian.

11. Kehidupan Beragama

Dilihat dari penduduknya, Kabupaten Banyumas mempunyai penduduk yang heterogen dilihat dari agama dan keyakinannya. Pembangunan bidang keagamaan di Kabupaten Banyumas pada saat ini tercermin pada terbentuknya rasa toleransi yang tinggi antar pemeluk agama. Kerukunan dan keharmonisan bermasyarakat antar pemeluk agama ditunjukkan dengan tersebarnya tempat-tempat ibadah di Kabupaten Banyumas. Perkembangan pembangunan di bidang spritual dapat dilihat dari banyaknya sarana peribadatan masing-masing agama, berkembangnya pondok pesantren dan meningkatnya jumlah jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Banyumas.

(37)

Budha 2.391 orang dan Hindu 478 orang. Sedangkan pemeluk agama Konghucu yang tercatat di Kabupaten Banyumas, pada tahun 2012 sebanyak 2.586 orang, kepercayaan 96 orang.

Gambar

Tabel 1.1.Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2008 - 2012
Tabel 1.2. Jumlah Peserta Didik Paket A dan Paket B
Tabel. 1.5

Referensi

Dokumen terkait

(5) Dilengkapi alat pencegah lori keluar rel seperti rel pelindung (guard rail ). Karena penggunaan bersama man belt di level dan sumuran miring, waktu yang diperlukan sekali jalan

Dekat dengan panjang gelombang 400nm tetapi berada di bawahnya adalah spektrum ultra violet (UV) yang umumnya berkisar pada panjang gelombang 200-400nm, sedangkan dekat

Tahun 1994 bekerja sebagai staf peneliti di Balai Arkeologi Medan, dan pada tahun 1997 sebagai staf peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Meraih

Kaupallinen kalastus on viime vuosina tehostunut ja kaupallisten kalastajien saalisosuus oli vuonna 2019 yhtä suuri kuin kotitarvekalastajien osuus (39 %

Tujuan dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Diploma III pada Jurusan Manajemen Informatika Politeknik Negeri

Saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian lanjutan adalah melihat variabel lain yang dapat mempengaruhi ketrampilan seorang pengasuh dalam

Pengalokasian pagu penggunaan PNBP lebih lanjut ke dalam program, sub program, kegiatan, sub kegiatan, dan akun belanja dilakukan oleh Direktorat Anggaran yang menjadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi, harga dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat di Dealer WIN Surabaya Timur.. Data