1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA
NOMOR 4 TAHUN 2013
TENTANG
SERTIFIKASI LAIK SEHAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,
Menimbang : a. bahwa keracunan makanan dan minuman, proses pengolahan
air limbah, proses pengolahan sampah dan peroses pengolahan kotoran manusia yang tidak higienis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan koordinasi dalam penanggulangannya;
b. bahwa permasalahan dimaksud disebabkan oleh proses
pengolahan yang tidak higienis, sehingga Pemerintah
Kabupaten Sumbawa perlu melakukan pengendalian,
pengawasan dan pemeriksaan dengan maksud untuk
mencegah terjadinya dampak negatif terhadap kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Sertifikasi Laik Sehat;
Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
5. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
2
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424 );
7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161).
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA dan
BUPATI SUMBAWA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Sumbawa.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
3. Bupati adalah Bupati Sumbawa.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa.
5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah unsur pembantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Inspektorat, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, dan Kecamatan.
6. Tempat Pengelolaan Makanan Minuman adalah tempat penyelenggaraan
pengolahan makanan minuman sepert; industri makanan dan minuman, restoran, rumah makan, kantin, snack bar, warung kopi, catering, pedagang makanan minuman kaki lima, toko penjualan makanan dan minuman, pedagang keliling makanan dan minuman, tempat pembuatan makanan dan minuman untuk masyarakat khusus (asrama, panti asuhan), tempat pengolahan makanan dan minuman lain yang sejenis.
7. Tempat-tempat Umum adalah fasilitas atau sarana pelayanan yang sering digunakan masyarakat umum seperti hotel, pasar, swalayan, rumah sakit, klinik, laboratorium klinik, apotek, salon kecantikan, tempat rekreasi dan tempat umum lainnya.
8. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan
dan mengolah data dan/atau keterangan.
3
10. Pemeriksaan Laik Sehat adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap indikator-indikator tertentu sesuai standar kesehatan. 11. Sertifikasi Laik Sehat adalah upaya Pemerintah Daerah dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi lingkungan tempat
pengolahan makanan minuman dan tempat-tempat umum guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
12. Higiene adalah upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada
usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat tinggalnya.
13. Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
14. Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang,
tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
15. Vektor adalah artropoda (binatang atau hewan lain) yang dapat menularkan,
memindahkan dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia.
16. Jasaboga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan
pengolahan makanan ytang disajikan diluar tempat usaha atas dasar pesanan.
17. Jasa Boga Golongan B adalah jasa boga yang melayani kebutuhan khusus untuk asrama penampungan haji, asrama transito atau asrama lainnya, perusahaan, pengeboran lepas pantai, angkutan umum dalam negeri dan sarana pelayanan kesehatan.
18. Jasa Boga Golongan C adalah jasa boga yang melayani kebutuhan untuk alat angkutan umum dan angkutan umum internasional.
19. Jasa Boga Golongan A1 adalah jasa boga dengan kapasitas pengolahan makanan tidak lebih dari 100 (seratus) porsi per hari, dan dapurnya setara dengan dapur rumah tangga dan tidak mempekerjakan pekerja.
20. Jasa Boga Golongan A2 adalah jasa boga dengan kapasitas pengolahan makanan sebanyak 100 (seratus) sampai dengan 500 (lima ratus) porsi per hari, dan dapurnya setara dengan dapur rumah tangga dan tidak mempekerjakan pekerja.
21. Jasa Boga Golongan A3 adalah jasa boga dengan kapasitas pengolahan makanan di atas 500 (lima ratus) porsi per hari, dan dapurnya menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan pekerja.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Daerah ini dimaksudkan untuk melakukan pembinaan kesehatan melalui pengendalian, pengawasan higiene dan sanitasi makanan dan minuman, pengolahan air limbah, proses pengolahan sampah dan pengolahan kotoran manusia dalam rangka melindungi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pasal 3
4 BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi : a. laik sehat air bersih dan air minum;
b. laik sehat higiene dan sanitasi makanan; c. laik sehat sarana air limbah;
d. laik sehat sarana pembuangan kotoran manusia;
e. laik sehat pembuangan sampah; dan
f. laik sehat pengendalian vektor, bahan berbahaya, radiasi dan kebisingan.
BAB IV
LAIK SEHAT AIR BERSIH DAN AIR MINUM
Pasal 5
Laik sehat air bersih dan air minum meliputi sarana dan kualitas air bersih dan air minum sebagai sumber air baku yaitu mata air, sumur bor, sumur gali, air permukaan, air yang berasal dari pengelolaan perusahaan daerah air minum, dan sumber lainnya.
Pasal 6
Laik sehat sarana air bersih dan air minum ditentukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
Pasal 7
Laik sehat air bersih dan air minum ditentukan dengan pengujian kualitas air melalui pemeriksaan fisika, mikrobiologi dan kimiawi di laboratorium pemerintah dan swasta yang terakreditasi.
Pasal 8
Air bersih dan air minum yang laik konsumsi harus terbebas dari bakteri maupun zat kimia yang membahayakan kesehatan.
Pasal 9
Setiap pemilik usaha dan/atau pengelola air bersih atau air minum harus mengikuti peraturan yang sesuai dengan standar kesehatan yang dituangkan dalam indikator pemeriksaan.
BAB V
LAIK SEHAT HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN
Pasal 10
5 Pasal 11
Pemilihan bahan makanan dan minuman yang laik konsumsi harus sesuai dengan ketentuan dan indikator berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pasal 12
Pengolahan, penyajian dan penyimpanan makanan harus sesuai dengan standar kesehatan.
Pasal 13
Setiap pemilik dan atau penanggungjawab tempat pengolahan makanan wajib menyelenggarakan pengolahan makanan yang memenuhi syarat higiene dan sanitasi sesuai dengan standar kesehatan.
Pasal 14
Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja pada tempat usaha pengolahan makanan harus berbadan sehat dan tidak menderita penyakit menular yang direkomendasikan dengan keterangan sehat dari Dokter.
BAB VI
LAIK SEHAT SARANA AIR LIMBAH
Pasal 15
Laik sehat sarana air limbah adalah sarana pengolahan air limbah industri usaha milik negara, usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, kelompok masyarakat dan/atau individual yang menghasilkan limbah bahan beracun dan berbahaya.
Pasal 16
Laik sehat sarana air limbah merupakan proses pengelolaan dan pengolahan air limbah yang sesuai dengan standar kesehatan sebelum dilakukan pembuangan.
Pasal 17
Dalam hal pembuangan air limbah yang alirannya melalui pemukiman masyarakat, harus dalam kondisi pH atau derajat keasaman yang netral.
Pasal 18
Setiap pemilik usaha dan/atau pengelola industri yang menghasilkan air limbah, untuk membuangnya harus mengikuti peraturan perundang-undangan.
BAB VII
LAIK SEHAT SARANA PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA
Pasal 19
6 Pasal 20
Laik sehat sarana pembuangan kotoran manusia merupakan proses pengaturan jarak antara sumber air bersih dan tempat pembuangan kotoran manusia sesuai dengan standar kesehatan.
Pasal 21
Sarana pelayanan umum harus memiliki sarana pembuangan kotoran manusia yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
Setiap pemilik sarana pelayanan umum harus mengikuti dan mentaati peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan, dan lingkungan hidup.
BAB VIII
LAIK SEHAT PEMBUANGAN SAMPAH
Pasal 23
Laik sehat pembuangan sampah merupakan upaya pemisahan sampah sesuai dengan jenis sampah.
Pasal 24
Sebelum dilakukan pembuangan, sampah harus dipisahkan sesuai jenisnya.
Pasal 25
Tempat pembuangan sampah tersebut harus sesuai dengan standar kesehatan.
Pasal 26
Pemusnahan sampah pada sarana kesehatan tidak boleh disamakan dengan tempat pembuangan sampah non medis.
Pasal 27
Pembuangan sampah medis harus sesuai dengan standar kesehatan dengan menggunakan peralatan yang sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB IX
LAIK SEHAT PENGENDALIAN VEKTOR, BAHAN BERBAHAYA, RADIASI DAN KEBISINGAN
Pasal 28
Laik sehat pengendalian vektor merupakan pengaturan sarana pelayanan umum yang menyediakan, mengolah ataupun menyajikan makanan dan minuman harus terbebas dari vektor dan bahan berbahaya.
Pasal 29
7 (formalin, boraks) dan bahan pewarna yang bukan untuk makanan serta bahan pemanis buatan.
Pasal 30
Sarana pelayanan umum yang menyediakan, mengolah dan/atau menyajikan makanan harus terbebas dari radiasi yang melebihi standar kesehatan.
Pasal 31
Sarana pelayanan umum yang menyediakan, mengolah dan/atau menyajikan makanan harus bebas dari kebisingan yang melebihi standar pendengaran manusia.
Pasal 32
Bangunan tempat umum dan sarana pelayanan yang menyediakan, mengolah dan/atau menyajikan makanan harus mempunyai pencahayaan, ventilasi atau serkulasi udara yang cukup serta memenuhi syarat kesehatan yang menimbulkan keseimbangan sesuai dengan fungsi bangunan itu sendiri.
Pasal 33
Setiap pemilik usaha dan/atau pengelola tempat-tempat umum diwajibkan memelihara kebersihan lingkungan dan mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan lingkungan hidup.
Pasal 34
Setiap pemilik usaha dan/atau pengelola tempat-tempat umum harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. pengusaha dan/atau penanggung jawab tempat pelayanan harus memenuhi
syarat higiene dan sanitasi sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini;
b. lokasi dan bangunan harus sesuai dengan ketentuan persyaratan sebagimana
diatur dalam peraturan daerah ini;
c. persyaratan lokasi dan bangunan untuk tiap golongan ditentukan oleh dinas kesehatan dan dinas pekerjaan umum;
d. peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian makanan harus tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan secara langsung atau tidak langsung;
e. penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi harus memenuhi
persyaratan higiene sanitasi penyimpanan makanan; dan
f. pengangkutan makanan harus memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi
pengangkutan makanan.
BAB X
PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
Pasal 35
8 Pasal 36
(1)Semua tempat-tempat umum wajib memiliki sertifikasi laik sehat.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian sertifikasi laik sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XI PENYIDIKAN
Pasal 37
(1) Penyidikan atas pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri
sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai wewenang :
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti barang,
pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksaan tugas penyidikan
tindak pidana;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
tindak pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya
9 BAB XII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 38
Setiap pemegang sertifikasi laik sehat yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah ini, diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 39
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintah pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumbawa.
Ditetapkan di Sumbawa Besar pada tanggal 1 Juli 2013
BUPATI SUMBAWA,
ttd
JAMALUDDIN MALIK
Diundangkan di Sumbawa Besar pada tanggal 1 Juli 2013
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMBAWA,
ttd
RASYIDI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2013 NOMOR 4
Disalin sesuai dengan aslinya oleh : a.n. Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa
Asisten Pemerintahan u.b.
Kepala Bagian Hukum,
10 PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2012
TENTANG
SERTIFIKASI LAIK SEHAT
I. PENJELASAN UMUM
Dalam upaya pembinaan dan pengawasan higiene sanitasi tempat pengelolaan makanan dan minuman, diperlukan penyelenggaraan sertifikasi laik sehat guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai bagian pelayanan Pemerintah Daerah. Tempat-tempat pengelolaan makanan dan minuman berhak untuk menyelenggarakan usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta mendapatkan pembinaan dari Pemerintah Daerah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Cukup jelas Pasal 2
Cukup jelas Pasal 3
Cukup jelas Pasal 4
Cukup jelas Pasal 5
Cukup jelas Pasal 6
Cukup jelas Pasal 7
Cukup jelas Pasal 8
Cukup jelas Pasal 9
Cukup jelas Pasal 10
Cukup jelas Pasal 11
11 Pasal 12
Cukup jelas Pasal 13
Cukup jelas Pasal 14
Cukup jelas Pasal 15
Cukup jelas Pasal 16
Cukup jelas Pasal 17
Cukup jelas Pasal 18
Cukup jelas Pasal 19
Cukup jelas Pasal 20
Cukup jelas Pasal 21
Cukup jelas Pasal 23
Cukup jelas Pasal 24
Cukup jelas Pasal 25
Cukup jelas Pasal 26
Cukup jelas Pasal 27
Cukup jelas Pasal 28
Cukup jelas Pasal 29
Cukup jelas Pasal 30
Cukup jelas Pasal 31
Cukup jelas Pasal 32
12 Pasal 33
Cukup jelas Pasal 34
Cukup jelas Pasal 35
Cukup jelas Pasal 36
Cukup jelas Pasal 37
Cukup jelas Pasal 38
Cukup jelas Pasal 39
Cukup jelas