• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLI K I NDONESI A

Nomor : P. 48/ Menhut- I I / 2009

TENTANG

PENGGUNAAN PETA DASAR TEMATI K KEHUTANAN

SKALA 1 : 250.000

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLI K I NDONESI A,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor

44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan, kegiatan perencanaan kehutanan perlu didukung peta kehutanan yang menggambarkan potensi sumber daya hutan;

b. bahwa untuk menyediakan peta tersebut pada butir a diperlukan peta dasar yang meliput seluruh wilayah I ndonesia;

c. bahwa untuk memenuhi peta dasar tersebut telah disusun Peta Dasar Tematik Kehutanan skala 1: 250.000 yang dibuat berdasarkan hasil penafsiran Citra Landsat ETM 7+ yang telah dilakukan orthorektifikasi, yang menggambarkan informasi dasar rupabumi berupa garis pantai, sungai, danau, dan jaringan jalan, serta Kawasan Hutan dan Daerah Aliran Sungai;

d. bahwa berdasarkan pernyataan bersama Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dan Menteri Kehutanan pada tanggal 27 Juni 2006, Peta Dasar Tematik Kehutanan merupakan kerangka dasar yang harus diacu bagi seluruh pemetaan tematik kehutanan pada skala 1 : 250.000 secara nasional dalam rangka membangun basis data spasial kehutanan;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Penggunaan Peta Dasar Tematik Kehutanan Skala 1 : 250.000;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3419);

(2)

- 2 -

2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat

Ketelitian Peta Untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3934);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan

Kehutanan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4452);

4. Keputusan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 tentang

Pembentukan Kabinet I ndonesia Bersatu, yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 31 / P Tahun 2007;

5. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia;

6. Keputusan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

Nomor KP.02.05/ 68-Ka/ VI / 2004 tentang Penyelenggaraan Survei dan Pemetaan Sumber Daya Hutan;

7. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ Menhut-I I / 2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan, yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.15/ Menhut-I I / 2008;

Memperhatikan : Surat Pernyataan Bersama bersama Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dan Menteri Kehutanan pada tanggal 27 Juni 2006 yang menyatakan bahwa Peta Dasar Tematik Kehutanan merupakan kerangka dasar yang harus diacu bagi seluruh pemetaan tematik kehutanan pada skala 1 : 250.000 secara nasional dalam rangka membangun basis data spasial kehutanan

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PENGGUNAAN

PETA DASAR TEMATI K KEHUTANAN SKALA 1 : 250.000

Pasal 1

Peta Dasar Tematik Kehutanan (PDTK) skala 1 : 250.000 digunakan sebagai Peta Dasar dalam pembuatan peta-peta tematik kehutanan pada skala 1 : 250.000.

(3)

- 3 -

Pasal 2

Peta-peta kehutanan skala 1 : 250.000 yang telah dibuat berdasarkan peta dasar yang lain, agar dilakukan penyesuaian dengan menggunakan Peta Dasar Tematik Kehutanan.

Pasal 3

Peraturan Menteri Kehutanan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Kehutanan ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik I ndonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 22 Juli 2009

MENTERI KEHUTANAN

REPUBLI K I NDONESI A

,

ttd.

H. M.S. KABAN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 24 Juli 2009

MENTERI HUKUM DAN HAM

REPUBLI K I NDONESI A

ttd.

ANDI MATTALATTA

BERI TA NEGARA REPUBLI K I NDONESI A TAHUN 2009 NOMOR 218

Salinan sesuai dengan aslinya

Kepala Biro Hukum dan Organisasi

ttd.

SUPARNO, SH

Referensi

Dokumen terkait

Pengiriman delegasi Koalisi Masyarakat Sipil ini dalam rangka mendapatkan dukungan masyarakat internasional untuk mendesak pemerintah Indonesia segera meratifikasi Statuta Roma

New York, 5 July 2011 —The Coalition for the International Criminal Court today called on the Republic of Indonesia to deliver on its commitment to end impunity by

Tutor menjelaskan tujuan pertemuan tutorialmelalui inisiasi, peserta diharapkan sudah membaca dan berusaha memahami materi dalam modul.. Tutor menjelaskan target kompetensi dan

Sehubungan dengan hasil evaluasi Paket Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Peralatan Studio Visual Kegiatan Peningkatan Kualitas Informasi Pembangunan (City Commander Centre)

Debong Tengah pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Tegal akan melaksanakan Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara elektronik

Terakhir, pernyataan yang menunjukkan keengganan untuk segera meratifikasi muncul dari Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, yang menyatakan bahwa ratifikasi Statuta Roma 1998

[r]

- Menjelaskan Pengujian Mendetail Saldo Kas (Test of Details of Balances) Pokok Bahasan : Audit Siklus Pendanaan, dan Audit Atas Saldo Akun Kas. Sub Pokok bahasan :