• Tidak ada hasil yang ditemukan

141112 AKJ 2010 04 22 Boyong Ngasem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "141112 AKJ 2010 04 22 Boyong Ngasem"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BOYONGAN PEDAGANG NGASEM KE DONGKELAN

NARASI:

Situs budaya Pulo Cemeti/ kini makin terlihat jelas dari arah utara/ setelah

puluhan los pasar burung Ngasem dirobohkan// Dan sejak hari ini/ secara

resmi 257 pedagang burung dan satwa lain/ hijrah dari pasar tradisional

tertua Yogyakarta/ menuju pasar satwa baru di kawasan Dongkelan/

perbatasan kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul//

Peristiwa bersejarah bagi pedagang satwa di kawasan kraton Yogyakarta

ini/ ditandai dengan kirab// Sekda Provinsi DIY Tri Harjun secara resmi

melepas kirab dengan memecah kendi berisi air kembang setaman//

Sebagai komandan kirab/ Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Achmad Fadli

meneriakkan aba-aba

……….

:

=============== suara Fadli muncul============

dan berangkatlah kirab dengan naik andong ini// Di bagian depan/

beberapa orang menunggang kuda/ kemudian diiukuti bakul-bakul satwa

yang seluruhnya mengenakan pakaian jawa gaya Yogyakarta//

Di lokasi baru/ yakni PASTY/ Pasar Satwa dan Tanaman Hias

Yogyakarta di Dongkelan/ perwakilan pedagang membacakan

kesepakatan yang pada intinya sanggup menjaga pasar agar tetap bersih/

aman dan memberikan pelayanan prima bagi pengunjung//

======statemen kesepakatan pedagang========

Setelah dibaca/ kesepakatan tersebut kemudian mereka tandatangani//

Dalam rangkaian upacara hijrah ini/ walikota Yogyakarta Herry Zudianto

menandatangani prasasti/ membuka selubung papan nama/ serta secara

simbolis membuka satu kios pertanda secara resmi pasar satwa di

dongkelan resmi dipergunakan//

(2)

Bagaikan seorang manggoloyudho/ Kepala Dinas Pasar Pemkot/ Achmad

Fadli/ dari atas pelana kuda memberikan komando untuk berangkat hijrah

dari pasar Ngasem menuju Dongkelan// Maka puluhan andong yang

dipenuhi pedagang satwa Pasar Ngasem pun bergerak meninggalkan

Pasar Ngasem yang selama puluhan tahun menghidupi mereka// Dan di

tempat yang baru/ dengan bangunannya yang representatif/ mereka

bersepakat untuk menjaga kebersihan/ keamanan serta memberikan

layanan terbaik bagi pengunjung//

PULO CEMETI

Ketika pertama kali mendengar orang menyebut ‘Pulo Cemeti’, Anda mungkin

berpikir itu merupakan sejenis pulau yang bernama Cemeti. Kenyataannya tidak demikian. Pulo Cemeti adalah peninggalan budaya berbentuk bangunan runtuh yang terletak di belakang Pasar Ngasem. Karena tinggi, saat ini orang-orang

menggunakannya untuk melihat keindahan kota Yogyakarta. Anda tinggal menaiki tangganya dan akan terpana bahwa Anda bisa menyaksikan banyak tempat dari atas. Sangat indah. Anda juga bisa menikmati matahari terbit dan terbenam sambil

ditemani oleh angin sepoi-sepoi.

Pulo Cemeti adalah tempat wisata peninggalan sejarah budaya berbentuk bangunan runtuh yang letaknya di belakang Pasar Ngasem. Masyarakat sekitar ataupun wisatawan sering menggunakan Pulo Cemeti untuk melihat keindahan kota Yogyakarta, karena tempatnya cukup tinggi. Anda tinggal menaiki tangga di Pulo Cemeti dan akan terpana bahwa Anda bisa menyaksikan banyak tempat dari atas. Sangat indah lagi jikalau Anda juga menikmati matahari terbit dan terbenam dari atas Pulo Cemeti ini.

Melihat Yogya dari "Pulo Cemeti"

(3)

Wisatawan dari India sedang menikmati Yogya dari atas Pulo Cemeti

YOGYAKARTA –Ada sebuah bangunan bersejarah yang unik di Yogya. Namanya, 'Pulo Cemeti', sebuah benteng peninggalan yang dibangun tahun 1765.

Secara geografis, letak benteng 'Pulo Cemeti' sendiri sejajar dengan ini Gunung Merapi dan Pantai Selatan. Lebih tepatnya terletak di kawasan Tamansari, sekitar 20 menit dari Malioboro.

Dari 'Pulo Cemeti' kita dapat melihat keindahan kota Yogya dari atas. Selain panorama Yogya, Anda juga dapat melihat aktivitas pasar hewan Ngasem. Dan, jika cuaca cerah Anda akan disuguhi indahnya matahari terbenam di ufuk barat.

Banyak wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung di tempat ini. Di bulan Ramadhan seperti saat, banyak orang yang ngabuburit (menunggu datangnya waktu berbuka-red).

“I love this place, with a good people (saya menyukai tempat ini dan orang-orangnya yang

baik serta ramah),” ucap Ashyizs wisatawan India yang ditemui N-News (19/9).

Untuk sampai di 'Pulo Cemeti', tidaklah sulit. Dari Stasiun Tugu Yogyakarta, Anda dapat naik andong maupun becak. Ongkosnya sekitar Rp10 ribu. Jika dari Terminal bus Giwangan, Anda dapat naik Bus Kota jalur 5 membayar Rp 2.500 saja, dan turun pasar hewan Ngasem.

Dari Ngasem, Anda tinggal berjalan kaki saja sambil melihat-lihat kawasan pemandian Tamansari serta masjid "Sumur Gemuling" yang di bawah tanah. Seluruhnya masih satu komplek dengan Pulo Cemeti. Cobalah sesekali datang ke 'Pulo Cemeti'. danar wulandari

Ngasem, Pasar Burung Tertua di Yogyakarta

Berkelana ke Pasar Ngasem bisa dikatakan keharusan setelah mengunjungi Kraton Yogyakarta. Selain karena lokasinya yang hanya 400 meter barat Kraton, juga karena pasar ini akan memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi di masa kerajaan dahulu. Setelah kuda sebagai alat transportasi dan keris sebagai senjata, burung ada di tempat ketiga sebagai pengukur status sosial. Pasar Ngasem

menawarkan berbagai macam burung dengan keindahan kenampakan dan suaranya, serta kegiatan para pecintanya.

(4)

Areal jual beli burung dijumpai dengan berbelok ke kiri dari pintu masuk. Burung perkutut yang dahulu laris dibeli para bangsawan hingga kini masih menjadi salah satu barang dagangan utama pasar ini. Jenis lain yang laris adalah kutilang, kepodang, emprit, prenjak, jalak, dan parkit. Burung yang jarang dibeli namun cukup menarik adalah burung hantu yang anakannya dijual Rp 35.000,-. Salah satu kios burung bahkan menjual burung elang yang kini telah terjual seharga Rp. 350.000,-. Selain binatangnya, kios burung juga menyediakan perlengkapan pemeliharaan seperti kandang dan pakan.

Pasar Ngasem memiliki nuansa berbeda dengan pasar burung lain. Di pasar ini, pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan burung saja, tetapi juga

pertunjukan yang digelar oleh para pecinta burung. Misalnya, pertunjukan keahlian burung dara untuk terbang kembali ke kandang dan adu kemerduan suara berbagai macam burung. Dari pertunjukan itulah biasanya ada calon pembeli yang merasa tertarik dan kemudian rela membayar berapa pun harganya. Penjual kadang juga mau mengajari melatih burung agar dapat berkicau atau sekedar bercakap-cakap tentang cara memelihara burung.

Kalau mau berkeliling, anda juga akan mengetahui bahwa Ngasem tak hanya menjual burung, tetapi juga binatang lain. Berbelok ke kanan dari areal penjualan burung, akan dijumpai kios pedagang ular. Menurut penjualnya, ular yang dijualnya langsung ditangkap dari habitatnya. Jenis ular yang dijual mulai dari ular air hingga kobra dan phyton. Bila ingin melihat, penjual akan mengambil peliharaannya agar pembeli dapat melihat detailnya. Selain ular, kios itu juga menjual berbagai reptil seperti iguana dan penyu. Seekor iguana kecil dijual dengan harga Rp 75.000 sementara bila telah besar harganya mencapai ratusan ribu.

Menuju bagian barat pasar, anda akan menjumpai kios yang menawarkan ikan hias. Jenis ikan dan harganya bervariasi. Ikan hias kecil yang suka berkoloni dijual dengan harga Rp. 1000 per ekor. Ikan hias lain yang dijual adalah arwana dan lou han yang dijual seharga ratusan ribu. Perlengkapan pemeliharaan ikan juga banyak dijual. Mulai dari akuarium dengan berbagai bentuk, karang-karangan, tanaman hias untuk akuarium, dan pakan ikan. Beberapa kios juga menyediakan jasa untuk set up pemeliharaan ikan laut.

Selain ikan, burung, dan ular, binatang peliharaan lain yang dijual adalah anjing, kucing, musang, berbagai jenis ayam hingga kelici dengan berbagai warnanya. Salah satu kios juga menjual mencit dengan satu set tempat peliharaannya yang didesain sebagai arena bermain sehingga pembeli dapat menikmati tingkah mencit layaknya sirkus. Di bagian tengah pasar, terdapat pedagang yang menjual jangkrik. Biasanya, jangkrik dibeli para pecinta burung untuk pakan dan anak sekolah yang ingin mendengarkan suaranya.

(5)

Pasar Ngasem, Pasar Burung Tertua 13/11/2005 10:39

Burung telah lama menjadi salah satu hobby dan lambang keberadaan seseorang dalam adat Jawa. Bahkan memiliki burung sebagai perlambang hobby telah disejajarkan dengan kepemilikan kuda sebagai alat transportasi, keris sebagai alat pertahanan, wisma sebagai rumah, dan wanita sebagai lambang kehidupan dan penghidupan. Kelimanya adalah syarat untuk menjadi priyayi.

Kebutuhan akan burung inilah yang agaknya menjadi sebab utama didirikannya pasar burung Ngasem. Letaknya yang masih di dalam lingkup kraton, tepatnya sekitar 400 meter di sebelah barat dari Kraton Jogja, memudahkan para priyayi pada masanya untuk dapat membeli burung di pasar ini.

Awal berdirinya pasar Ngasem sendiri tidak diketahui secara pasti, namun sebuah foto dari tahun 1809 telah membuktikan bahwa keberadaan pasar Ngasem ini sendiri sudah ada jauh sebelum foto itu diambil. Sekitar tahun 1960an, pasar burung yang berada di wilayah pasar Bringharjo dipindahkan ke pasar Ngasem, mengakibatkan

perkembangan pasar Ngasem yang menjadi semakin luas.

Sebenarnya Pasar Ngasem tak hanya menjual burung, berbagai hewan peliharaan, seperti ikan hias, reptil, dan kucing, dapat ditemui dalam pajangan di Pasar Ngasem. Berbagai perlengkapan untuk pemeliharaan hewan-hewan tersebut juga

diperdagangkan di Pasar Ngasem. Namun memang prosentase terbesar hewan

dagangan yang dijual adalah berbagai jenis burung, mulai burung lokal hingga burung hasil penangkaran burung mancanegara.

Letak Pasar Ngasem yang berhimpitan dengan Tamansari memberikan keuntungan tersendiri bagi pasar ini. Tak hanya penggemar burung, banyak juga turis yang menyempatkan diri untuk sekedar mampir dan melihat-lihat Pasar Ngasem sebelum mereka mengunjungi Tamansari. Pasar Ngasem yang terletak di area kampung Taman ini buka dari jam 9.00-16.00 WIB.(ind)

Boyongan Pasar Ngasem Akan Digelar

(6)

Sebagai salah

Rencananya, kegiatan ini akan dilakukan dengan cara melukis wujud fisik Pasar Burung Ngasem untuk terakhir kalinya sebelum nantinya dipindahkan ke lokasi yang baru di kawasan Busa Agro Jogja (BAJ) Dongkelan pada 7 April mendatang.

Menurut Ketua Penyelenggara kegiatan, Kompi Setyoko, kegiatan tersebut akan diisi dengan lomba melukis pasar burung Ngasem untuk anak pada 28 Maret 2010 dan lomba melukis serta membatik pasar burung Ngasem untuk umum dan seniman pada 11 April 2010.

"Tujuannya adalah untuk mendokumentasikan sudut-sudut dan suasana pasar burung Ngasem sebelum dibongkar. Ini adalah usaha untuk mengenang kembali dalam ingatan kita bahwa dalam perjalanan sejarah kota Yogyakarta khususnya wilayah jeron Beteng itu pernah hadir sebuah pasar dengan segala keunikan dan kekhasan," ujarnya di Water Castle Cafe, Rabu (24/3).

Ditambahkannya, pada tanggal 22 April nanti juga akan dilaksanakan kirab pedagang yang membawa simbol burung beserta kandang dan makanan pelengkapnya.

"Sekitar 300 orang pedagang akan berjalan dari pasar Ngasem menuju lokasi pasar yang baru. Ini menunjukkan wajah-wajah dari pedagang yang akan pindah lokasi tetapi tanpa menimbulkan keributan," tuturnya.

Sementara itu, 10 karya terbaik dalam lomba melukis anak nantinya akan menjadi dokumentasi komunitas kampoeng boedaja Taman Sari untuk disandingkan bersama karya seniman Taman Sari.

(7)
(8)

Berikut ini penjelasan Ketua Panitia Bantul Expo 2008/ Drs Bambang

Legowo MSi/ yang juga Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten

Bantul/ sebagaimana dituturkan kepada Reporter Apa Kabar Jogja

RBTV//

Statement:

Drs Bambang Legowo

(Ketua Penyelengtgara Bantul Expo 2008)

“Blalalala……….lalalalalala……….lalalalala”

(9)

Namun dalam perkembangannya/ Jogjakarta seakan-akan menjadi sebuah

bandul yang terus terayun kekiri dan ke kanan/ terombang-ambing tak

menentu nasibnya// Akan dikemanakan Jogjakarta?/ Masihkah menjadi

daerah istimewa ataukah disamakan dengan daerah lain?/ tak banyak

orang tahu// Bola panas kini masih bergulir di pusat// Para wakil rakyat di

provinsi Jogjakarta pun kebingungan// Gubernur DIY ditetapkan ataukah

dipilih//

Padahal sejauh ini/ rakyat terus mendesak/ Gubernur dan Wakil Gubernur

dipangku Sultan dan Pakualam/ seiring dengan keistimewaan yang sudah

tak bisa dipisahkan dari perjalanan sejarah bangsa//

Ketika berlangsung acara Jalan Sehat Mubeng beteng Janur Kuning bulan

Maret lalu/ terjawab sudah/ bahwa ketidaksediaan menjadi gubernur

adalah sebuah manuver politik/ supaya ada kepastian tentang

undang-undang untuk DIY//

Karena makin tidak ada kejelasannya itulah/ Partai Golkar DIY terus

melakukan gerakan untuk mengetahui secara pasti/ apa yang dimaui

kawulo Ngayogyakarto Hadiningrat//

Tanggal 1 Juni mendatang/ bertepatan dengan peringatan hari lahir

Pancasila/ Golkar DIY akan menggelar acara kolosal/ bertajuk/ Kawulo

mataran Maneges Sultan//

(10)

Balai Diklat PU Wilayah III/ adalah unit pelaksana teknis di bidang

pendidikan dan pelatihan pegawai/ yang berada di bawah pembinaan

Pusdiklat Pegawai dan Badan Pengembangan Sumber daya manusia

Departemen Kimpraswil//

Balai Diklat PU Wilayah III ini mempunyai wilayah layanan di Propinsi

DIY dan Jawa Tengah// Balai Diklat PU Wilauah III ini mengemban

tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai di bidang

ke PU an dengan fungsi menyusun rencana program dan diklat pegawai/

Penyelenggaraan/ pengadaan media dan bahan/ menyelenggarakan diklat

/ mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan setiap bidang di dalam

tugas-tugas ke-PU-an//

Apa dan bagaimana Balai Diklat PU ini berkiprah/ berikut petikan

wawancara khusus APA KABAR JOGJA dengan Kepala Balai Diklat PU

Wilayah III/ Ir Achmad Husni Thamrin, MMT//

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi khalayak umum. Pejabat

In this paper, we are still interested in sums involving inverses of binomial coefficients, and we investigate these kinds of sums by using some integrals.. For convenience, we

Use-Case Diagram Class Diagram Collaboration Diagram Sequence Diagram Component Diagram State Diagram Package Diagram Deployment Diagram Class..  Use case menggambarkan

By means of the method of coefficients, we establish a series of identities involving associated Stirling numbers, Bernoulli numbers, harmonic numbers, and the Cauchy numbers of

Dengan memperhatikan persoalan di atas, sebenarnya simulasi ini selain berisi antrian juga berisi tumpukan, yakni pada saat sebuah mobil yang berada di 37 tengah akan

(Tiga puluh satu juta sembilan ratus dua puluh lima ribu rupiah). Demikian disampaikan untuk dapat dimaklumi

Jika kondisi yang diperiksa bernilai benar atau terpenuhi maka pernyataan pertama yang dilaksanakan dan jika kondisi yang diperiksa bernilai salah maka pernyataan yang kedua

The result follows almost immediately from an estimate of Tijdeman [7] who showed, using the theory of logarithmic forms of Baker (see Theorem 3.1 in the book of Baker [1]), that if