Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pangan adalah kebutuhan dasar manusia paling utama, karena itu pemenuhan pangan
merupakan bagian dari hak asasi individu. Pemenuhan pangan juga sangat penting sebagai
komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Mengingat
pentingnya memenuhi kecukupan pangan, setiap Negara akan mendahulukan
pembangunan ketahanan pangan sebagai pondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya.
Ketahanan pangan disamping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak asasi pangan
masyarakat, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab
itu seluruh komponen bangsa yaitu pemerintah dan masyarakat sepakat untuk bersama-
sama membangun ketahanan pangan daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis
dan desentralistis saat ini pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi,
penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih
berperan sebagai inisiator, fasilitator serta regulator agar kegiatan masyarakat yang
memanfaatkan sumberdaya nasional dan daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan
dan bertanggung jawab.
Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah untuk membangun ketahanan dan
kemandirian pangan baik ditingkat nasional maupun ditingkat rumah tangga/individu. Arah
kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan adalah untuk (1) meningkatkan
ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan (2) meningkatkan sistem distribusi dan
stabiltasasi harga pangan (3) meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan
keamanan pangan sampai kerumah tangga.
Dalam hal peningkatan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, kebijakan
ketahanan pangan diarahkan untuk (a) meningkatkan dan menjamin kelangsungan
produksi pangan didalam negeri menuju kemandirian pangan (b) mengembangkan
kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan
partisipatif (c) mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis.
Dalam aspek peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan, kebijakan
ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan (c) meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan
harga dan akses pangan.
Dalam hal peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan,
kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mempercepat penganekaragaman
konsumsi pangan berbasis pangan lokal (b) mengembangkan tekhnologi pengolahan
pangan terutama pangan lokal non beras dan terigu guna meningkatkan nilai tambah dan
nilai sosial (c) mengembangkan keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan.
1.2. Landasan Hukum
Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan, juga telah mengarah dan
mendorong pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan yaitu : Undang-undang Nomor
8 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label
dan Iklan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa
Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan
mempertanggungjawabkan urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun
2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang
kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal;
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan (SP3K).
Untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah maka Pemerintah Kabupaten Pesisir
Selatan membentuk Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12 Tahun 2010 tanggal 30 November 2010 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir
Selatan.
1.3. Maksud dan Tujuan
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
Penyusunan Rencana Kerja SKPD ini dimaksudkan sebagai penjabaran Visi dan Misi Badan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, juga
sebagai tolok ukur penyusunan kinerja tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
sehingga dapat memberikan arah dan pedoman yang jelas, transparan, akuntabel dalam
pelaksanaan Rumah Tangga Daerah Di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah dalam rangka menciptakan dan menyusun program di
bidang ketahanan pangan dan penyuluhan dari analisis permasalahan, tantangan serta
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 2013
1.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2013
Sesuai dengan pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan baru terbentuk pada akhir tahun 2010 maka program dan kegiatan yang
dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sampai tahun 2013 secara umum
masih melanjutkan beberapa program yang telah dilaksanakan pada Tahun 2012 dan belum
mengacu pada Standar Pelayanan Minimal ( SPM ).
Akuntabilitas terhadap kinerja sasaran adalah sebagai berikut :
1. Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat menunjang terciptanya
ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari.
Pengembangan Desa Mandiri Pangan
Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan merupakan penunjang kegiatan dana
tugas pembantuan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik
Indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan ini walaupun masih belum berjalan baik,
tetapi sudah ada perubahan ditingkat kelompok aktifitas yang ditandai dengan
adanya kegiatan usaha kelompok yang mulai menampakan hasil.
Pembangunan Lumbung
Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( DAK dan Pendamping ) dimana pada
tahun 2013 terbangun lumbung pangan sebanyak 5 ( lima ) unit. Lokasi
Pembangunan tersebut adalah :
a. Lumbung Pangan Kecamatan Lengayang.
b. Lumbung Pangan Kecamatan Ranah Pesisir.
c. Lumbung Pangan Kecamatan Airpura
d. Lumbung Pangan Kecamatan Basa IV Balai Tapan
e. Lumbung Pangan Kecamatan Lunang
Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ).
Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ) merupakan
pendukung lancarnya kegiatan pelaksanaan pembangunan lumbung pangan dan
pembinaan terhadap kelompok lumbung pangan yang memperoleh dana Bantuan
Sosial dalam kegiatan cadangan pangan masyarakat.
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
Kegiatan ini berupa tersedianya beras sebanyak 20 Ton sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Ketetapan dari Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Ketahanan Pangan mewajibkan Kab/Kota dalam penyediaan
cadangan sebanyak 100 Ton setara beras dengan target 60% sampai tahun 2015.
Tahun 2013 telah tersedia beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 20 Ton
(20%) dan diharapkan tahun 2014-2015 dapat memenuhi SPM tersebut.
2. Tersedianya dan terdistribusikannya pangan dengan harga yang terjangkau oleh
masyarakat.
Kegiatan Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat ( LDPM ) Kegiatan ini berupa pemberdayaan 5 Gapoktan yang mendapatkan alokasi Dana
Bantuan Sosial sebesar Rp. 225.000.000,- dari Kegiatan Peningkatan Diversifikasi
dan Ketahanan Pangan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian
Republik Indonesia dalam bentuk dana Dekosentrasi. Kegiatan Gapoktan sebagai
lembaga distribusi pangan yaitu pembelian, penjualan, penyimpanan dan pengolahan
gabah dan beras. Lembaga distribusi pangan masyarakat juga berperan dalam
stabilitas harga pangan saat musim paceklik maupun panen raya. Saat musim
paceklik lembaga ini harus dapat meyediakan dan mendistribusi pangan ke pasar-
pasar dan menampung hasil panen masyarakat saat panen dengan harga yang wajar
3. Berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan.
Kegiatan Analisis Neraca Bahan
Analisis Neraca Bahan Makanan menginformasikan kondisi ketersediaan bahan
pangan untuk dikonsumsi penduduk dalam tingkat ketersediaan energi dan protein
dengan perbandingan dari hasil rekomendasi WNPG X tahun 2012 dimana tingkat
ketersediaan energi perorang minimal 2200 Kkal dan 63 gr protein. Tingkat
ketersediaan bahan pangan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2012 adalah : Energi
3.387 Kkal (154%) dan Protein 72,94 gr (116%).
Kegiatan Peta Kerawanan dan Kerentanan
Peta Analisis Kerawanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan
menginformasikan suatu analisis yang menggambarkan kondisi pangan
perkecamatan ditinjau dari semua aspek yang dapat mempengaruhi pangan dan gizi
masyarakat
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
konsumsi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil survey didapatkan hasil skor PPH 77,1 dibandingkan dengan skor PPH tingkat Nasional
tahun 2012 skor PPH sebesar 75,3 artinya dibandingkan skor nasional Kabupaten
Pesisir Selatan diatas skor nasional namun bila ditinjau dari Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015 harus mencapai skor PPH
90,5. Untuk itu masih butuh usaha untuk mencapai skor 90,5. Berbagai kegiatan
yang harus dilaksanakan yaitu meningkatkan jumlah kelompok wanita tani yang
akan dijadikan model optimalisasi pemanfaatan pekarangan, meningkatkan
sosialisasi dalam hal peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi menu
beragam bergizi seimbang dan aman. Promosi terhadap masyarakat tentang
pentingnya menu B2SA dan menggunakan pangan lokal yang ada diwilayah sendiri.
4. Terdiversifikasikannya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan
konsumsi beras.
Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan Konsumsi Pangan.. Kegiatan ini meliputi Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan
yang laksanakan pada tanggal 27 Maret 2013. Juara Lomba Cipta Menu B2SA
adalah Juara I Kecamatan Batang Kapas, Juara II Kecamatan Lunang, Juara III
Kecamatan IV Jurai, Harapan I Kecamatan Koto XI Tarusan dan Harapan II
Kecamatan Basa IV Balai Tapan. Dalam lomba Tingkat Propinsi Sumatera Barat,
Kecamatan Batang Kapas mendapat Juara III. Kegiatan pameran Tingkat Kabupaten
dilaksanakan pada saat pelaksanaan pameran KPDT expo pada bulan April 2013 di
pantai Carocok Painan. Pembangunan warung promosi diselesaikan pada bulan Mei
2013, dan Pelaksanaan pameran tingkat Nasional pada tanggal 30 Oktober sampai
dengan 3 November 2013 di pusatkan di Propinsi Sumatera Barat. Dalam rangka
promosi KRPL tingkat kabupaten, dikunjungi oleh Ibu ketua TP-PKK Propinsi
Sumatrera Barat, Kunjungan Ibu Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Bapak Anggota DPR RI H.
Darizal Basir.
Kegiatan Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi.
Kegiatan ini merupakan penunjang/pendampingan kegiatan yang didanai oleh
APBN. Prestasi yang dicapai dalam kegiatan P2KP adalah terpilihnya Kelompok
Wanita Tani Malinjo Indah Penerima Dana Bantuan Sosial P2KP tahun 2011
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
5. Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segara melalui peran serta produsen dan konsumen
Kegiatan Percepatan Penanganan Keamanan Konsumsi Pangan Segar Tingkat Produsen dan Konsumen.
Kegiatan ini melakukan uji sampel terhadap pangan segar yang merupakan dominan
produksi Kabupaten Pesisir Selatan. Tahun 2013 komoditi yang diuji adalah ,
Bayam dikecamatan IV Jurai, cabe di Kecamatan Linggo Sari Baganti dan
Lengayang, semangka di Kecamatan Lengayang. Dari hasil pengujian didapatkan
bahwa komodi cabe dan semangka yang dihasilkan petani tersebut aman untuk
konsumsi, namun untuk komoditi bayam ternyata ada salah satu zat kimia yang
kandungannya melebihi ambang batas penggunaan yaitu sipermetrin yang
merupakan pembasmi ulat, belalang dan ngengat. Meningkatnya pengendalian,
penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan
konsumen.
6. Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan
Pangan.
Kegiatan Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Melalui Dewan Ketahanan Pangan. dalam rangka menyusun kebijakan ketahanan pangan Kabupaten Pesisir
Selatan.
7. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan.
Penyusunan Programa ( Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Nagari ).
Kegiatan ini bertujuan untuk tersusunnya program penyuluhan tahun berikutnya
sehingga memudahkan dalam pengambilan kebijakan.
Peningkatan Kemampuan Lembaga.
Kegiatan ini merupakan penunjang operasional kegiatan FEATI/P3TIP yang
bersumberkan dana tugas pembantuan Badan Penyuluhan dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian Republik Indoesia
8. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam mebina
kelompok tani nelayan.
Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan.
Revitalisasi Penyuluh
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
Training di Balai Penyuluhan
Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan Pendamping)
Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( Penunjang DAK dan Pendamping )
Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan
Pendamping ) merupakan kegiatan dalam rangka memfasilitasi kebutuhan sarana
Balai Penyuluhan Kecamatan sehingga dalam menjalankan fungsi sebagai
perpanjang tangan SKPD dengan petani / nelayan berjalan secara optimal. Sarana
BPK yang difasilitasi lewat kegiatan ini adalah :
Pengadaan kendaraan operasional Pemyuluh sebanyak 7 unit dalam rangka
optimalisasi kinerja penyuluh dalam melaksanakan tugas dilapangan.
Pengadaan infocus sebanyak 6 unit dalam rangka mempermudah penyampaian
materi – materi penyuluhan.
Pembangunan Balai Penyuluhan Kecamatan Bayang Utara dan Pembangunan
Pagar Balai Penyuluhan Kecamatan IV Jurai dan Pancung Soal dalam rangka
fasilitasi kelembagaan penyuluh.
1.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan kinerja pelayanan dapat diukur dengan :
1.
2.
Peningkatan ketersediaan dan penanganan rawan pangan dalam bentuk :
meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan di Kabupaten Pesisir
Selatan menuju ketahanan pangan daerah, mengembangkan kemampuan pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dan masyarakat sinergis dan partisipatif, mencegah dan
menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis.
Peningkatan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan dalam bentuk :
mengembangkan system distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas
pasokan dan harga pangan, mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam
pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan, meningkatkan peran serta
kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan dalam bentuk : mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal,
mengembangkan tekhnologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras
dan terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai social, mengembangkan
keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan.
Memperkuat kelembagaan yang terkait dengan ketahanan pangan dan penyuluhan
sehingga berfungsi dan berperan dalam mengelola ketahanan pangan dan menangani
kondisi rawan pangan.
Memperkuat koordinasi peningkatan kemampuan produksi dan distribusi bahan
pangan ( dan produk olahan pangan ) sehingga tersedia secara cukup untuk
memenuhi kebutuhan dan surplus produksi dapat diperdagangkan untuk peningkatan
pendapatan dan perekonomian daerah.
Memperkuat koordinasi untuk pelaksanaan program peningkatan pendapatan dan
daya beli pangan masyarakat terutama pada nagari yang potensial terjadi kerawanan
pangan.
Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi energi dan protein secara
cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif.
Meningkatkan sarana dalam penerapan tekhnologi pertanian dan perikanan.
Meningkatkan supervisi dan kunjungan ke Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK )
dan kelompok tani.
10. Revitalisasi kelompok tani nelayan.
11. Meningkatkan akselerasi penerapan sistem usaha agribisnis pertanian.
1.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan SKPD
1. Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam melaksanakan program / kegiatan.
2. Kurangnya SDM dari masyarakat tentang tekhnik usaha tani yang baik dan
menguntungkan.
3. Kurangnya tenaga penyuluh.
4. Lemahnya koordinasi lembaga-lembaga di masyarakat dalam pembinaan kelompok
5. Masih kurangnya penanganan daerah yang dinyatakan rawan pangan secara
konfrehensif
6. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin masyarakat dalam pemanfaatan bantuan yang
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
1.4. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Program dan kegiatan yang diusulkan bagi kepentingan masyarakat masih sangat terbatas
mengingat anggaran yang tersedia sangat minim padahal untuk menangani masalah
ketahanan pangan merupakan tanggungjawab lintas sektor. Koordinasi lintas sektor lebih
ditingkatkan agar program dan kegiatan dapat bersinergis sehingga mencapai sasaran
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3)
Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari
1. Jumlah Kelompok Desa Mandiri Pangan
2. Jumlah cadangan pangan
masyarakat kampung / nagari
3. Jumlah kelompok cadangan pangan masyarakat
4. Jumlah cadangan pangan pemerintah
13 kelompok desa mandiri pangan di 4 Kecamatan
4 Unit Lumbung
Pangan Masyarakat
18 Kelompok Lumbung Pangan
20.000 Kg Beras,
Tersedianya dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat
1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
4 Gapoktan
Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan
1. Jumlah buku informasi tentang penduduk rawan pangan
20 Buku NBM
20 Buku PPH
Terdiversifikasinya sumber- sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras
1. Jumlah Kelompok Wanita Tani yang di Bina
2. Jumlah promosi yang dilaksanakan
25 Kelompok Wanita Tani
2 Kali
Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen
1. Porsentase peningkatan Pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar
100%
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
BAB. III
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
Mengefektifkan koordinasi 1. Jumlah rapat koordinasi yang 1 Kali pertemuan kebijakan ketahanan pangan
melalui Dewan Ketahanan Pangan
Terciptanya kemandirian petani dan nelayan
Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan
dilaksanakan
2. Jumlah Penas Tani yang diikuti
1. Laporan programa
2. Jumlah kelompok FMA
1. Jumlah penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan
rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan
1 Kali
1 buah laporan penyusunan programa kabupaten, 15 laporan penyusunan programa kecamatan 30 FMA
12 BPK, 178 PPL dan THL
Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan
BAB. IV PENUTUP
Penetapan Rencana Kerja (RENJA) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan didasarkan atas berbagai pertimbangan dan perubahan lingkungan
strategis dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah maupun kebijakan
pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan bidang
Ketahanan Pangan dan penyuluhan.
Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi maka pada Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014, sesuai dengan keputusan
mendasar yang dinyatakan secara garis besar sebagai acuan operasional kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pada Satuan Kerja
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014, dengan upaya
pembangunan sistem akuntabilitas dan kinerja.
Painan, 20 Maret 2014