• Tidak ada hasil yang ditemukan

2909141637 badan ketahan pangan renja 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2909141637 badan ketahan pangan renja 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia paling utama, karena itu pemenuhan pangan

merupakan bagian dari hak asasi individu. Pemenuhan pangan juga sangat penting sebagai

komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Mengingat

pentingnya memenuhi kecukupan pangan, setiap Negara akan mendahulukan

pembangunan ketahanan pangan sebagai pondasi bagi pembangunan sektor-sektor lainnya.

Ketahanan pangan disamping sebagai prasyarat untuk memenuhi hak asasi pangan

masyarakat, juga merupakan pilar bagi eksistensi dan kedaulatan suatu bangsa. Oleh sebab

itu seluruh komponen bangsa yaitu pemerintah dan masyarakat sepakat untuk bersama-

sama membangun ketahanan pangan daerah. Dalam sistem pemerintahan yang demokratis

dan desentralistis saat ini pelaku utama pembangunan pangan mulai dari produksi,

penyediaan, distribusi dan konsumsi adalah masyarakat, sedangkan pemerintah lebih

berperan sebagai inisiator, fasilitator serta regulator agar kegiatan masyarakat yang

memanfaatkan sumberdaya nasional dan daerah dapat berjalan lancar, efisien, berkeadilan

dan bertanggung jawab.

Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah untuk membangun ketahanan dan

kemandirian pangan baik ditingkat nasional maupun ditingkat rumah tangga/individu. Arah

kebijakan umum pembangunan ketahanan pangan adalah untuk (1) meningkatkan

ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan (2) meningkatkan sistem distribusi dan

stabiltasasi harga pangan (3) meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan

keamanan pangan sampai kerumah tangga.

Dalam hal peningkatan ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, kebijakan

ketahanan pangan diarahkan untuk (a) meningkatkan dan menjamin kelangsungan

produksi pangan didalam negeri menuju kemandirian pangan (b) mengembangkan

kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat secara sinergis dan

partisipatif (c) mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis.

Dalam aspek peningkatan sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan, kebijakan

ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mengembangkan sistem distribusi yang efektif dan

(2)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan (c) meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan

harga dan akses pangan.

Dalam hal peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan,

kebijakan ketahanan pangan diarahkan untuk (a) mempercepat penganekaragaman

konsumsi pangan berbasis pangan lokal (b) mengembangkan tekhnologi pengolahan

pangan terutama pangan lokal non beras dan terigu guna meningkatkan nilai tambah dan

nilai sosial (c) mengembangkan keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan.

1.2. Landasan Hukum

Berbagai peraturan dan perundangan yang ditetapkan, juga telah mengarah dan

mendorong pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan yaitu : Undang-undang Nomor

8 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label

dan Iklan Pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan;

Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 pada Pasal 2 dan Pasal 3, menyatakan bahwa

Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membuat laporan

mempertanggungjawabkan urusan ketahanan pangan; Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun

2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang

kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal;

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan (SP3K).

Untuk mewujudkan ketahanan pangan daerah maka Pemerintah Kabupaten Pesisir

Selatan membentuk Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 12 Tahun 2010 tanggal 30 November 2010 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Pesisir

Selatan.

1.3. Maksud dan Tujuan

(3)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

Penyusunan Rencana Kerja SKPD ini dimaksudkan sebagai penjabaran Visi dan Misi Badan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, juga

sebagai tolok ukur penyusunan kinerja tahunan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,

sehingga dapat memberikan arah dan pedoman yang jelas, transparan, akuntabel dalam

pelaksanaan Rumah Tangga Daerah Di bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

1.3.2 Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan adalah dalam rangka menciptakan dan menyusun program di

bidang ketahanan pangan dan penyuluhan dari analisis permasalahan, tantangan serta

(4)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN 2013

1.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2013

Sesuai dengan pembentukan Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan baru terbentuk pada akhir tahun 2010 maka program dan kegiatan yang

dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan sampai tahun 2013 secara umum

masih melanjutkan beberapa program yang telah dilaksanakan pada Tahun 2012 dan belum

mengacu pada Standar Pelayanan Minimal ( SPM ).

Akuntabilitas terhadap kinerja sasaran adalah sebagai berikut :

1. Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat menunjang terciptanya

ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari.

Pengembangan Desa Mandiri Pangan

Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Pangan merupakan penunjang kegiatan dana

tugas pembantuan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik

Indonesia. Dalam pelaksanaan kegiatan ini walaupun masih belum berjalan baik,

tetapi sudah ada perubahan ditingkat kelompok aktifitas yang ditandai dengan

adanya kegiatan usaha kelompok yang mulai menampakan hasil.

Pembangunan Lumbung

Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( DAK dan Pendamping ) dimana pada

tahun 2013 terbangun lumbung pangan sebanyak 5 ( lima ) unit. Lokasi

Pembangunan tersebut adalah :

a. Lumbung Pangan Kecamatan Lengayang.

b. Lumbung Pangan Kecamatan Ranah Pesisir.

c. Lumbung Pangan Kecamatan Airpura

d. Lumbung Pangan Kecamatan Basa IV Balai Tapan

e. Lumbung Pangan Kecamatan Lunang

Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ).

Kegiatan Pembangunan Lumbung Pangan ( Penunjang DAK ) merupakan

pendukung lancarnya kegiatan pelaksanaan pembangunan lumbung pangan dan

pembinaan terhadap kelompok lumbung pangan yang memperoleh dana Bantuan

Sosial dalam kegiatan cadangan pangan masyarakat.

(5)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

Kegiatan ini berupa tersedianya beras sebanyak 20 Ton sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Ketetapan dari Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Bidang Ketahanan Pangan mewajibkan Kab/Kota dalam penyediaan

cadangan sebanyak 100 Ton setara beras dengan target 60% sampai tahun 2015.

Tahun 2013 telah tersedia beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 20 Ton

(20%) dan diharapkan tahun 2014-2015 dapat memenuhi SPM tersebut.

2. Tersedianya dan terdistribusikannya pangan dengan harga yang terjangkau oleh

masyarakat.

Kegiatan Penguatan Kelembagaan Distribusi Pangan Masyarakat ( LDPM ) Kegiatan ini berupa pemberdayaan 5 Gapoktan yang mendapatkan alokasi Dana

Bantuan Sosial sebesar Rp. 225.000.000,- dari Kegiatan Peningkatan Diversifikasi

dan Ketahanan Pangan Masyarakat Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian

Republik Indonesia dalam bentuk dana Dekosentrasi. Kegiatan Gapoktan sebagai

lembaga distribusi pangan yaitu pembelian, penjualan, penyimpanan dan pengolahan

gabah dan beras. Lembaga distribusi pangan masyarakat juga berperan dalam

stabilitas harga pangan saat musim paceklik maupun panen raya. Saat musim

paceklik lembaga ini harus dapat meyediakan dan mendistribusi pangan ke pasar-

pasar dan menampung hasil panen masyarakat saat panen dengan harga yang wajar

3. Berkurangnya jumlah penduduk rawan pangan.

Kegiatan Analisis Neraca Bahan

Analisis Neraca Bahan Makanan menginformasikan kondisi ketersediaan bahan

pangan untuk dikonsumsi penduduk dalam tingkat ketersediaan energi dan protein

dengan perbandingan dari hasil rekomendasi WNPG X tahun 2012 dimana tingkat

ketersediaan energi perorang minimal 2200 Kkal dan 63 gr protein. Tingkat

ketersediaan bahan pangan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2012 adalah : Energi

3.387 Kkal (154%) dan Protein 72,94 gr (116%).

Kegiatan Peta Kerawanan dan Kerentanan

Peta Analisis Kerawanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan

menginformasikan suatu analisis yang menggambarkan kondisi pangan

perkecamatan ditinjau dari semua aspek yang dapat mempengaruhi pangan dan gizi

masyarakat

(6)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

konsumsi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil survey didapatkan hasil skor PPH 77,1 dibandingkan dengan skor PPH tingkat Nasional

tahun 2012 skor PPH sebesar 75,3 artinya dibandingkan skor nasional Kabupaten

Pesisir Selatan diatas skor nasional namun bila ditinjau dari Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2015 harus mencapai skor PPH

90,5. Untuk itu masih butuh usaha untuk mencapai skor 90,5. Berbagai kegiatan

yang harus dilaksanakan yaitu meningkatkan jumlah kelompok wanita tani yang

akan dijadikan model optimalisasi pemanfaatan pekarangan, meningkatkan

sosialisasi dalam hal peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi menu

beragam bergizi seimbang dan aman. Promosi terhadap masyarakat tentang

pentingnya menu B2SA dan menggunakan pangan lokal yang ada diwilayah sendiri.

4. Terdiversifikasikannya sumber-sumber karbohidrat non beras guna menurunkan

konsumsi beras.

Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Promosi Percepatan Konsumsi Pangan.. Kegiatan ini meliputi Lomba Cipta Menu B2SA Tingkat Kabupaten Pesisir Selatan

yang laksanakan pada tanggal 27 Maret 2013. Juara Lomba Cipta Menu B2SA

adalah Juara I Kecamatan Batang Kapas, Juara II Kecamatan Lunang, Juara III

Kecamatan IV Jurai, Harapan I Kecamatan Koto XI Tarusan dan Harapan II

Kecamatan Basa IV Balai Tapan. Dalam lomba Tingkat Propinsi Sumatera Barat,

Kecamatan Batang Kapas mendapat Juara III. Kegiatan pameran Tingkat Kabupaten

dilaksanakan pada saat pelaksanaan pameran KPDT expo pada bulan April 2013 di

pantai Carocok Painan. Pembangunan warung promosi diselesaikan pada bulan Mei

2013, dan Pelaksanaan pameran tingkat Nasional pada tanggal 30 Oktober sampai

dengan 3 November 2013 di pusatkan di Propinsi Sumatera Barat. Dalam rangka

promosi KRPL tingkat kabupaten, dikunjungi oleh Ibu ketua TP-PKK Propinsi

Sumatrera Barat, Kunjungan Ibu Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Bapak Anggota DPR RI H.

Darizal Basir.

Kegiatan Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi.

Kegiatan ini merupakan penunjang/pendampingan kegiatan yang didanai oleh

APBN. Prestasi yang dicapai dalam kegiatan P2KP adalah terpilihnya Kelompok

Wanita Tani Malinjo Indah Penerima Dana Bantuan Sosial P2KP tahun 2011

(7)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

5. Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segara melalui peran serta produsen dan konsumen

Kegiatan Percepatan Penanganan Keamanan Konsumsi Pangan Segar Tingkat Produsen dan Konsumen.

Kegiatan ini melakukan uji sampel terhadap pangan segar yang merupakan dominan

produksi Kabupaten Pesisir Selatan. Tahun 2013 komoditi yang diuji adalah ,

Bayam dikecamatan IV Jurai, cabe di Kecamatan Linggo Sari Baganti dan

Lengayang, semangka di Kecamatan Lengayang. Dari hasil pengujian didapatkan

bahwa komodi cabe dan semangka yang dihasilkan petani tersebut aman untuk

konsumsi, namun untuk komoditi bayam ternyata ada salah satu zat kimia yang

kandungannya melebihi ambang batas penggunaan yaitu sipermetrin yang

merupakan pembasmi ulat, belalang dan ngengat. Meningkatnya pengendalian,

penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan

konsumen.

6. Mengefektifkan koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan

Pangan.

Kegiatan Perumusan Kebijakan Ketahanan Pangan Melalui Dewan Ketahanan Pangan. dalam rangka menyusun kebijakan ketahanan pangan Kabupaten Pesisir

Selatan.

7. Terciptanya kemandirian petani dan nelayan.

Penyusunan Programa ( Tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Nagari ).

Kegiatan ini bertujuan untuk tersusunnya program penyuluhan tahun berikutnya

sehingga memudahkan dalam pengambilan kebijakan.

Peningkatan Kemampuan Lembaga.

Kegiatan ini merupakan penunjang operasional kegiatan FEATI/P3TIP yang

bersumberkan dana tugas pembantuan Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Sumberdaya Manusia Kementerian Pertanian Republik Indoesia

8. Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam mebina

kelompok tani nelayan.

Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan.

Revitalisasi Penyuluh

(8)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

Training di Balai Penyuluhan

Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan Pendamping)

Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( Penunjang DAK dan Pendamping )

Kegiatan Pembangunan Sarana Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK ) ( DAK dan

Pendamping ) merupakan kegiatan dalam rangka memfasilitasi kebutuhan sarana

Balai Penyuluhan Kecamatan sehingga dalam menjalankan fungsi sebagai

perpanjang tangan SKPD dengan petani / nelayan berjalan secara optimal. Sarana

BPK yang difasilitasi lewat kegiatan ini adalah :

 Pengadaan kendaraan operasional Pemyuluh sebanyak 7 unit dalam rangka

optimalisasi kinerja penyuluh dalam melaksanakan tugas dilapangan.

 Pengadaan infocus sebanyak 6 unit dalam rangka mempermudah penyampaian

materi – materi penyuluhan.

 Pembangunan Balai Penyuluhan Kecamatan Bayang Utara dan Pembangunan

Pagar Balai Penyuluhan Kecamatan IV Jurai dan Pancung Soal dalam rangka

fasilitasi kelembagaan penyuluh.

1.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diemban Badan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan kinerja pelayanan dapat diukur dengan :

1.

2.

Peningkatan ketersediaan dan penanganan rawan pangan dalam bentuk :

meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi pangan di Kabupaten Pesisir

Selatan menuju ketahanan pangan daerah, mengembangkan kemampuan pengelolaan

cadangan pangan pemerintah dan masyarakat sinergis dan partisipatif, mencegah dan

menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis.

Peningkatan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan dalam bentuk :

mengembangkan system distribusi yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas

pasokan dan harga pangan, mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam

pengelolaan distribusi, harga dan akses pangan, meningkatkan peran serta

kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan akses

(9)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

Peningkatan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan dalam bentuk : mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal,

mengembangkan tekhnologi pengolahan pangan, terutama pangan lokal non beras

dan terigu, guna meningkatkan nilai tambah dan nilai social, mengembangkan

keamanan pangan segar didaerah sentra produksi pangan.

Memperkuat kelembagaan yang terkait dengan ketahanan pangan dan penyuluhan

sehingga berfungsi dan berperan dalam mengelola ketahanan pangan dan menangani

kondisi rawan pangan.

Memperkuat koordinasi peningkatan kemampuan produksi dan distribusi bahan

pangan ( dan produk olahan pangan ) sehingga tersedia secara cukup untuk

memenuhi kebutuhan dan surplus produksi dapat diperdagangkan untuk peningkatan

pendapatan dan perekonomian daerah.

Memperkuat koordinasi untuk pelaksanaan program peningkatan pendapatan dan

daya beli pangan masyarakat terutama pada nagari yang potensial terjadi kerawanan

pangan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi energi dan protein secara

cukup untuk kehidupan yang sehat dan aktif.

Meningkatkan sarana dalam penerapan tekhnologi pertanian dan perikanan.

Meningkatkan supervisi dan kunjungan ke Balai Penyuluhan Kecamatan ( BPK )

dan kelompok tani.

10. Revitalisasi kelompok tani nelayan.

11. Meningkatkan akselerasi penerapan sistem usaha agribisnis pertanian.

1.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan SKPD

1. Kurangnya koordinasi lintas sektoral dalam melaksanakan program / kegiatan.

2. Kurangnya SDM dari masyarakat tentang tekhnik usaha tani yang baik dan

menguntungkan.

3. Kurangnya tenaga penyuluh.

4. Lemahnya koordinasi lembaga-lembaga di masyarakat dalam pembinaan kelompok

5. Masih kurangnya penanganan daerah yang dinyatakan rawan pangan secara

konfrehensif

6. Kurangnya tanggung jawab dan disiplin masyarakat dalam pemanfaatan bantuan yang

(10)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

1.4. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Program dan kegiatan yang diusulkan bagi kepentingan masyarakat masih sangat terbatas

mengingat anggaran yang tersedia sangat minim padahal untuk menangani masalah

ketahanan pangan merupakan tanggungjawab lintas sektor. Koordinasi lintas sektor lebih

ditingkatkan agar program dan kegiatan dapat bersinergis sehingga mencapai sasaran

(11)

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3)

Terbentuk dan terberdayakannya kelembagaan pangan yang dapat mendukung terciptanya ketahanan pangan ditingkat rumah tangga, kampung / nagari

1. Jumlah Kelompok Desa Mandiri Pangan

2. Jumlah cadangan pangan

masyarakat kampung / nagari

3. Jumlah kelompok cadangan pangan masyarakat

4. Jumlah cadangan pangan pemerintah

13 kelompok desa mandiri pangan di 4 Kecamatan

4 Unit Lumbung

Pangan Masyarakat

18 Kelompok Lumbung Pangan

20.000 Kg Beras,

Tersedianya dan terdistribusinya pangan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat

1. Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat

4 Gapoktan

Tersedianya Data Informasi Penduduk Rawan Pangan

1. Jumlah buku informasi tentang penduduk rawan pangan

20 Buku NBM

20 Buku PPH

Terdiversifikasinya sumber- sumber karbohidrat non beras guna menurunkan konsumsi beras

1. Jumlah Kelompok Wanita Tani yang di Bina

2. Jumlah promosi yang dilaksanakan

25 Kelompok Wanita Tani

2 Kali

Meningkatnya pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar melalui peran serta produsen dan konsumen

1. Porsentase peningkatan Pengendalian, penanganan dan keamanan pangan segar

100%

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

BAB. III

(12)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

Mengefektifkan koordinasi 1. Jumlah rapat koordinasi yang 1 Kali pertemuan kebijakan ketahanan pangan

melalui Dewan Ketahanan Pangan

Terciptanya kemandirian petani dan nelayan

Meningkatnya kinerja penyuluh pertanian, perikanan dan

dilaksanakan

2. Jumlah Penas Tani yang diikuti

1. Laporan programa

2. Jumlah kelompok FMA

1. Jumlah penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan

rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan

1 Kali

1 buah laporan penyusunan programa kabupaten, 15 laporan penyusunan programa kecamatan 30 FMA

12 BPK, 178 PPL dan THL

(13)

Rencana Kerja Badan Ket ahanan Pangan dan Penyuluhan

BAB. IV PENUTUP

Penetapan Rencana Kerja (RENJA) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan didasarkan atas berbagai pertimbangan dan perubahan lingkungan

strategis dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan daerah maupun kebijakan

pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Perundang-Undangan bidang

Ketahanan Pangan dan penyuluhan.

Dalam upaya pencapaian Visi dan Misi maka pada Rencana Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014, sesuai dengan keputusan

mendasar yang dinyatakan secara garis besar sebagai acuan operasional kegiatan

penyelenggaraan pemerintahan dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pada Satuan Kerja

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014, dengan upaya

pembangunan sistem akuntabilitas dan kinerja.

Painan, 20 Maret 2014

Referensi

Dokumen terkait

With the exception of standalone queue and topic resources that must be targeted to a single JMS server, the connection factory, distributed destination, foreign server, and JMS

Berbeda dengan penyelenggaraan aspek atrategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DISDIK-17/POKJA/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Pagar SDS Cot

Teori yang digunakan adalah faktor-faktor produktivitas keija milik Ravianto (Ravianto, 1986), yang mengemukakan 12 faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu:

pada Sesar Way Baka dan menunjukan adanya struktur batuan yang semakin. timur semakin dalam pada Sesar

PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM “RHYTHM SAWAH” KARYA GILANG RAMADHAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara masih akan bergerak terbatas pada awal perdagangan jelang lelang perdagangan Surat Utang Negara pada

Hasil dari analisa korelasi didapatkan kurang dari p- value 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan lansia