• Tidak ada hasil yang ditemukan

174964135 Makalah Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "174964135 Makalah Kesehatan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

makalah kesehatan tentang Hipertiroid / hipertiroidisme

makalah kesehatan tentang Hipertiroid / hipertiroidisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit endokrin (hipertiroiditisme dan hipotiroidisme) merupakan penyakit yang menyerang

pada kelenjar tiroid yang mana penyakit ini akan membuat si penderita merasa terganggu untuk

melakukan aktifitas karena penyakit tersebut. Hipertiroidisme adalah suatu kondisi dimana

terjadi kelebihan sekresi hormone tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan sekresi

hormone kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam

memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

Agar mahasiswa sebagai calon perawat dapat mengetahui dan memahami konsep dasar tentang

penyakit endokrin (hipertiroiditisme dan hipotiroiditisme) dan juga memahami gambaran asuhan

keperawatan yang harus dilakukan.

C. Batasan Masalah

Banyak kasus tentang penyakit endokrin, tetapi penulis hanya membatasi masalah tentang

penyakit hipertiroiditisme dan hipotiroiditisme.

D. Metode dan Teknik Penulisan

Penulis menggunakan metode studi pustaka keperawatan untuk mendapatkan bahan-bahan yang

bersifat teoritis dari buku-buku ilmiah yang berkaitan dengan penyakit glomerulonefritis, tidak

didasarkan pada kasus yang terjadi.

E. Sistematika Penulisan

(2)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI

Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormone

tiroid. Tirotoksikosis muncul pada manifestasi klinis yang terjadi bila jaringan tubuhb di

stimulasi oleh peningkatan hormone ini. Hipertiroiddisme merupakan kelainan endokrin yang

dapat dicegah. Seperti kebanyakan kelenjar tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat

menonjol pada wanita. Kelainan menyebabkan wanita 4 kali lebih banyak dari pada pria,

terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun.

Hipotiroidisme merupakan penurunan sekresi hormone kelenjar tiroid sebagai akibat kegagalan

mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebut uhan jaringan tubuh akan

hormone-hormon tiroid.

B. ETIOLOGI

Penyebab Hipertiroidisme, antara lain :

1. Over fungsi keseluruhan kelenjar.

2. Pengobatan migedema dengan hormone tiroid yang berlebih.

3. Goiter nodular toksik

4. Adenoma toksik (jinak)

5. Karsinoma tiroid

6. Tiroiditis sub akut dan kronik

7. Ingesti Tiroid Hormon

Penyebab Hipotiroidisme, antara lain :

1. Pengangkatan kelenjar tiroid

2. Pengobatan tirotoksitosis dengan RAI

(3)

4. atropi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik

C. PATOFISIOLOGI

1. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme ditandai oleh kehilangan pengobatan normal sekresi hormone tiroid (TH).

Karena kerja dari TH pada tubuh adalah merangsang, maka terjadi hipermetabolisme, yang

meningkatkan aktifitas system saraf simpatis. Jumlah TH yang berlebihan menstimuli system

kardida dan meningkatkan jumlah reseptor beta-adrenergik. Keadaan ini mengarah pada

takikardia dan peningkatan curah jantung, volume sekuncup, kepekaan adrenergik, dan aliran

darah perifer. Metabolisme sangat meningkat, mengarah pada keseimbangan nitrogen negative,

penipisan lemak dab hasil akhir defisiensi nutrisi.

Hipertiroidisme juga terjadi dalam perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamik, pituitary dan

hormone gonad. Jika hipertiroidisme terjadi sebelum pubertasi, akan mengakibatkan penundaan

perkembangan seksual pada kedua jenis kelamin, tetapi pada pubertas mengakibatkan penurunan

libido baik pada pria dan wanita. Setelah pubertas wanita juga akan menunjukkan ketidak

teraturan menstruasi dan penurunan fertilitas.

2. Hipotiroidisme

Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30 sampai 60 tahun, 4 kali lipat angka

kejadian pada wanita disbanding pria. Hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang pada 4

ribu kelainan hidup.

Jika produksi hormen tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk

meningkatkan sekresinya sebagai respon terhadap rangsangan hormone TSH. Penurunan serkersi

hormone kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme basal yang aka mempengaruhi

semua system tubuh.

Penurunan hormone tiroid juga akan menggangu metabolisme lemak dimana akan terjadi

peningkatan kadar kolesterol dan trigeliserida sehingga klien berpotensi mengalami

atherosklerosit. Akumulasi proteoglicang hidrophilik di rongga interstisial seperti rongga pleura,

kardiak dan abdominal sebagai tanda mikedema. Pembentukan eritrosit yang tidak optimal

sebagai dampak dari menurunya hormone tiroid memungkinkan klien mengalami enemi.

E. MANIFESTASI KLINIK

(4)

Gejala penderita hipotiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan

kelompok tanda dan gejala yang khas ( yang kadang disebut tirotoksis). Gejala yang ditemukan

sering berupa kegelisahan. Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel),

iritabel dan terus merasa khawatir; mereka tidak dapat duduk diam; menderita palpitasi;dan

denyut nadi yang abnormal cepat ditemukan pada saat melakukan aktifitas maupun beristirahat.

Penderita tirotoksis tidak tahan panas dan terus berkeringat secara tidak lazim; kulit penderita

sering kemerahan (flusing) dengan warna salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak

serta basah. Namun demikian, pasien yang berusia lanjut mungkin melaporkan kulit yang kering

dan pruritus yang menyebar. Tremor pada tangan dapat terlihat. Pasien dapat memperlihatkan

eksfostalmos (mata yang menonjol) yang memperlihatkan ekspresi wajah seperti terkejut.

F. DAMPAK HIPERTIROIDISME DAN HIPOTIROIDISME

1. Dampak hioiroidisme terhadap tubuh :

฀฀฀฀฀฀฀

System integument :diaporesis

฀฀฀฀฀฀฀

System pencernaan : berat badan turun, diare.

฀฀฀฀฀฀฀

System muskuluskeletal : kelemahan

฀฀฀฀฀฀฀

System pernafasan : dispnea dan takipnea

฀฀฀฀฀฀฀

System kardiovaskuler : nyeri dada, sistolik meningkat

฀฀฀฀฀฀฀

System herrologi : mata kabur, mata lelah

฀฀฀฀฀฀฀

System reproduksi : amenore

2. Dampak hipertiroidisme terhadap tubuh :

฀฀฀฀฀฀฀

System integument : kulit dingin, pucat

฀฀฀฀฀฀฀

System pulmonary : hipoventilasi

฀฀฀฀฀฀฀

System kardiovaskuler : bradikardia, disritmia

฀฀฀฀฀฀฀

System reproduksi :

-Pada wanita : masa mentruasi yang memanjang.

(5)

฀฀฀฀฀฀฀

Sistim gastrointestinal : anoreksia

G. RENCANA KEPERAWATAN

1. hipertiroidisme

PENGKAJIAN

o

Pengumpulan data

o

Riwayat penyakit dalam keluarga

o

Kebiasaan hidup sehari-hari

o

Keluhan klien

o

Pemeriksaan fisik

o

Pengkajian psiko-sosial

o

Pemeriksaan diagnostic

DIAGNOSA KEPERWATAN 1



Penurunan curah jantung yang berbuhungan dengan penurunan waktu pengisian diastolic

sebagai akibat peningkatan frekuensi jantung

Tujuan :

Fungsi kardio kembali normal

Intervensi :

o

Observasi tiap 4 jam

(6)

o

Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari

o

Bilab pakaian basahb segera ganti

o

Kolaborasi pemberian obat anti tiroid seperti thinamide

DIAGNOSA KEPERAWATAN 2



Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan efek hiperkatabolisme

Tujuan :

Setelah perawatan di rumah sakit, klien akan mempertahankan status nutrisi yang optimal

Intervensi :

o

Beri makanan TKTP

o

Berib makanan tambahan diantara waktu makan

o

Timbang berat badan secara teratur setiap 2 hari sekali

o

Konsultasikan klien pada ahli gizi.

2. hipotiroidisme

PENGKAJIAN

o

Riwayat kesehatan klien dan keluarga

o

Kebiasaan hidup sehari-hari

o

Tempat tinggal klien sekarang dan pada masa balita

o

Keluhan utama klien

o

Pemeriksaan fisik

o

Pengkajian psikososial

(7)



Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan volume sekuncup akibat

bradikardia dan arteriosclerosis arteri koronaria

Tujuan :

Fungsi kardiovaskuler tetap optimal yang ditandai dengan tekanan darah normal, irama jantung

dalam batas normal.

Intervensi :

o

Observasi TTV setiap 2 jam

o

Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri dada.

o

Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti Levotiroxine Sodium

o

Ajarkan pada klien dan keluarga tentang cara penggunaan obat serta tanda-tanda yang

harus diwaspadai.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 2



Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan edema jaringan otak dan retensi air

Tujuan :

Proses berfikir klien kembali ketingkat yang normal.

Intervensi :

o

Observasi dan catat tanda gangguan proses berfikir

o

Orientasikan klien kembali dengan lingkungan yang baik

o

Beri dorongan pada keluarga agar dapat menerima perubahan perilaku klien dan

mengadaptasi.

BAB III

PENUTUP

(8)

Hipertiroidisme digambarkan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan sekresi hormone

tiroid dan Hipotiroidisme merupakan penurunan sekresi hormone kelenjar tiroid sebagai akibat

kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebut uhan jaringan tubuh

akan hormone-hormon tiroid.

B. Kritik dan Saran

Sebagai penyusun, kami merasa bersyukur dan bangga dapat menyelesaikan makalah ini dengan

sedemikian rupa, tetapi, makalah ini belumlah sempurna seperti makalah yang sempurna. Oleh

karena itu, kami sebagai penyusun memohon kritik dan saran dari para pembaca karena kami

sadar tiada hal yang sempurna di muka bumi ini, yang pepatah mengatakan “Tiada gading yang

tak retak”, kecuali Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Rumahorbo,hotma. 1999.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin.

Bandung :EGC.

Syaifudin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

Carpenitto, Lynda Juall. 1999.

Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan

. EGC : Jakarta.

Shuddath, Brunner. 2001.

Keperawatan Medikal

Bedah. Vol. 2

. EGC : Jakarta.

makalah kesehatan tentang Hipertiroid / hipertiroidism

Read more:

http://www.perkuliahan.com/makalah-kesehatan-tentang-hipertiroid-hipertiroidisme/#ixzz2OuTUquuX

Format Pengkajian Pada Sistem Perkemihan

Format Pengkajian Pada Sistem Perkemihan

(9)

tindakan untuk menetapkan, merencanakan, dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan, dan dinamis. (Effendi, Nasrul. 1995 : 2)

Proses keperawatan tersebut dalam pelaksanaannya harus berkesinambungan, karena proses keperawatan ini meliputi beberapa tahap yaitu :

A. Pengkajian

1. Pengumpulan Data a. Data Biografi

Perlu dikaji umur, jenis kelamin, dan pekerjaan b. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien dengan CRF biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang, buang air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut kembung, sesak.

2) Riwayat Kesehatan Dahulu

Perlu dikaji riwayat pada perkemihan, riwayat penyakit ginjal sebelumnya, riwayat

menggunakan obat-obatan nefrotoksik, kebiasaan diet, nutrisi, riwayat tidak dapat kencing, penggunaan hormon.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit CRF seperti hipertensi, diabetes mellitus, sistemik lupus eritematosa, arthritis dan kanker. c. Pola Aktivitas Sehari-hari

(10)

dibatasi sesuai output. Eliminasi BAK biasanya ditemukan BAK yang sedikit sampai

ditemukan oliguri sedangkan BAB biasanya tidak ada perubahan kecuali pada klien dengan penurunan aktivitas. Sebelum sakit biasanya kebutuhan personal hygiene klien tidak ada perubahan sedangkan selama sakit personal hygiene klien menjadi terganggu karena adanya kelemahan.

d. Pemeriksaan Fisik 1) Sistem Pernafasan

Pada klien dengan CRF ditemukan adanya tachipnoe, pernafasan kusmaul, uremic, halitosis, edema paru dan efusi pleura.

2) Sistem Kardiovaskuler

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya hipertensi, gagal jantung kongestif, edema pulmoner, perikarditis.

3) Sistem Pencernaan

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya anoreksia, nausea, vomiting, cegukan, rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi, perdarahan gusi/tidak, nyeri ulu hati, distensi abdomen, konstipasi.

4) Sistem Genotiurinaria

Pada klien dengan CRF awal ditemukan adanya poliuri dan nokturi, selanjutnya berkembang menjado oliguri dan anuri, terdapat proteinuria, hematuria, perubahan warna urine (kuning pekat, merah, cokelat).

5) Sistem Muskuloskeletal

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan kelemahan otot, kejang otot, nyeri pada tulang dan fraktur patologis.

6) Sistem Integumen

Penurunan turgor kulit, hiperpigmentasi, pruritis, echimosis, pucat. 7) Sistem Persyarafan

(11)

Klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya rasa takut, marah, cemas, perasaan bersalah dan kesedihan. Respon emosional pada klien CRF mungkin disebabkan karena perubahan body image takut akan terjadinya disfungsi seksual dan ketakutan akan kematian. f. Data Spiritual

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan ketidakmampuan beribadah seperti biasa. g. Data Penunjang

1) Laboratorium (a) Urine

(1) Volume biasanya oliguri dan anuri

(2) Warna urine keruh, sedimen kotor atau kecokelatan (3) Berat jenis menurun

(4) Osmolalitas menurun (5) Klirens kreatinin menurun (6) Natrium meningkat (7) Protein meningkat (b) Darah

(1) Serum kreatinin meningkat (2) Blood urea nitrogen meningkat (3) Kadar kalium meningkat

(4) Hematokrit menurun (5) Hemoglobin menurun (6) Natrium, kalsium menurun (7) Magnesium/posfat meningkat

(8) Protein (khususnya albumin menurun) (i) pH menurun

2) Pyelogram Retrograd menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter. 2) Arteriogram mengidentifikasi adanya massa

(12)

perkemihan bagian atas.

5) EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa. 2. Analisa

Analisa data merupakan proses berfikir yang meliputi kegiatan pengelompokkan data dan menginterpretasikan kelompok data tersebut. Kemudian dibandingkan dengan standar normal sehingga dapat menentukan masalah. Dalam menganalisa data harus divalidasi kembali setelah itu dikelompokkan ke dalam data subjektif dan objektif, kemudian diidentifikasi pada masalah dan penyebab.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang jelas tentang masalah klien dan penyebabnya. Selain itu harus spesifik berfokus pada kebutuhan klien dengan

mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada Gangguan Sistem

Perkemihan : Gagal Ginjal Kronis ( CRF ) menurut Marilynn E. Doenges, Barbara Engram, dan Brunner and Suddart adalah sebagai berikut :

1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium.

2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.

3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisa.

5) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.

6) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan vaskular sistemik; ketidakseimbangan elektrolit; akumulasi toksin (urea)

(13)

dalam tubuh, edema/dehidrasi, penurunan aktivitas/mobilisasi

8) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan, sistem pendukung tidak adekuat

B. Perencanaan

Perencanaan adalah merupakan suatu proses kegiatan merencanakan asuhan

keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien dan mengatasi masalah keperawatan. Pada perencanaan mengandung unsur promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif dengan melibatkan klien dan keluarga. Selain itu dalam merencanakan suatu tindakan harus berorientasi pada tujuan dan sesuai dengan etiologi. Sesuai dengan diagnosa yang dirumuskan diatas, maka dapat dirumuskan pula tujuan dan intervensi keperawatan, yaitu :

1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium.

Tujuan : Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan. Hasil yang diharapkan :

- Menunjukkan perubahan-perubahan berat badan badan yang lambat - Mempertahankan pembatasan diet dan cairan

- Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema - Menunjukkan tanda-tanda vita normal

- Menunjukkan tidak adanya distensi vena leher

- Melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi napas pendek - Melakukan hygiene oral dengan sering

- Melaporkan penurunan rasa haus

- Melaporkan berkurangnya kekeringan pada membran mukosa mulut

2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.

(14)

- Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis tinggi

- Memilih makanan yang menimbulkan nafsu makan dalam batasan diet - Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet

- Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia dan tidak menimbulkan rasa kenyang

- Menjelaskan dengan kata-kata sendiri rasional pembatasan diet dan hubungannya dengan kadar kreatinin dan urea

- Mengkonsulkan daftar makanan yang dapat diterima - Melaporkan peningkatan nafsu makan

- Menunjukkan tidak adanya perlambatan atau penurunan berat badan yang cepat

- Menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema, kadar albumin plasma dapat diterima 3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan Hasil yang diharapkan :

- Menyatakan hubungan antara penyebab ginjal dan konsekuensinya

- Menjelaskan pembatasan cairan dan diet sehubungan dengan kegagalan regulasi ginjal - Menyatakan hubungan antara gagal ginjal dengan kebutuhan penanganan menggunakan kata-kata sendiri

- Menanyakan tentang pilihan terapi, yang merupakan petunjuk kesiapan belajar - Menyatakan rencana untuk melanjutkan kehidupan normalnya sedapat mungkin - Menggunakan informasi dan instruksi tertulis untuk mengklarifikasi pertanyaan dan mencari informasi tambahan

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisa.

Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi Hasil yang diharapkan :

(15)

- Melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian

- Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih

5) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.

Tujuan : Memperbaiki konsep diri Hasil yang diharapkan :

- Mengidentifikasi pola koping terdahulu yang efektif dan pada saat ini tidak mungkin lagi digunakan akibat penyakit dan penanganan (pemakaian alkohol dan obat-obatan; penggunaan tenaga yang berlebihan)

- Pasien dan keluarga mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan dan reaksinya terhadap penyakit dan perubahan hidup yang diperlukan

- Mencari konseling profesional, jika perlu, untuk menghadapi perubahan akibat gagal ginjal - Melaporkan kepuasan dengan metode ekspresi seksual

6) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial, dan tahanan vaskular sistemik; ketidakseimbangan elektrolit; akumulasi toksin (urea)

Tujuan : Mempertahankan curah jantung Hasil yang diharapkan :

- Tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal - Nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler

7) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan akumulasi toksin dalam tubuh, edema/dehidrasi, penurunan aktivitas/mobilisasi

Hasil yang diharapkan : - Mempertahankan kulit utuh

- Menunjukkan perilaku/teknik untuk mencegah kerusakan /cedera kulit

8) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang pengetahuan, sistem pendukung tidak adekuat

(16)

- Mendemonstrasikan keinginan untuk mengikuti program terapeutik perawatan di rumah yang dianjurkan

- Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, mendemonstrasikan kemampuan untuk merawat sisi akses vaskuler

C. Pelaksanaan

Implementasi atau pelaksanaan merupakan perwujudan dari rencana yang sudah dibuat sendiri dengan masing-masing diagnosa keperawatan, yang sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada. Perawat menerapkan keterampilan, sikap, dan pengetahuannya sesuai dengan ilmu pengetahuan. Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang muncul, dapat bersifat dependen maupun kolaboratif. Adapun pelaksanaan harus memperhatikan : a. Sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.

b. Sesuai dengan prioritas tindakan.

c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah baik dan benar serta dengan menggunakan kata kerja.

d. Mencantumkan paraf/nama jelas dan waktu pelaksanaan tindakan. D. Evaluasi

Tahap Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. (Effendi, 1995 : 40)

Evaluasi dikategorikan sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif terjadi secara periodik selama pemberian perawatan; sedangkan evaluasi sumatif terjadi pada akhir aktivitas, seperti : di akhir penerimaan, pemulangan atau pemindahan ke tempat lain, atau di akhir kerangka waktu tertentu, seperti di akhir sesi penyuluhan.

Referensi

Dokumen terkait

meneliti terbatas penahanan dalam proses penanganan perkara dikaitkan dengan perlindungan HAM, melainkan sekaligus merekonstruksi peraturan penahanan terhadap tersangka atau

pada kategori baik, karena total bobot nilai sebesar 2481. Peluang adalah situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan dan bergerak untuk memperoleh

Pengaruh Konsentrasi Bahan Pengisi dan Sodium Tripolyphosphate (Na 5 P 3 O 10 ) Terhadap Karakteristik Sosis Jamur Tiram Putih ( Pleurotus ostreatus ), Thesis, Fakultas

Permasalahan ini terdapat pada asrama Universitas Telkom, berdasarkan kuesioner yang sudah dibagikan dan diisi dari total 30 responden yang mencakup pegawai asrama Universitas

Untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar Mengoperasikan Software basis data dan memberi kesempatan yang luas kepada siswa

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2020/2021 di SMP Patra Mandiri 2 Palembang dengan populasi seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan jenis varietas selada merah dan dosis PGPR berpengaruh nyata terhadap bobot segar total tanaman

Sementara untuk penerima dan sekaligus berfungsi sebagai server mini penyimpan data video juga digunakan Raspberry Pi 3 yang disambungkan dengan suatu SSD (solid state