Viki Vauzi 1; Suparmin2; Nurcholish Arifin Handoyono3
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar TDO siswa kelas X TSM 1 SMK
Diponegoro Depok Sleman dengan menerapkan model PBL. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari
tiga siklus, dimana masing-masing terdiri dari 4 tahap yaitu (1) perncanaan, (2) tindakan, (3)
observasi, dan (4) refleksi. Siswa kelas X TSM 1 sebagai subjek penelitian yang berjumlah 23 siswa.
Observasi, dokumentasi, dan teknik diskripsi kuantitatif sebagai teknik pengumpulan data. Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar TDO siswa. Pada siklus
pertama, nilai presentase keaktifan siswa 57,398% menjadi 79,41% pada siklus II dan meningkat
menjadi 85,21% pada siklus III. Sedangkan hasil belajar TDO siswa, rata-rata nilai pada sikus I 61,74
menjadi 72,17 pada siklus II dan meningkat menjadi 79,95 pada siklus III.
Kata Kunci : keaktifan belajar, hasil belajar, PBL
PENDAHULUAN
Dalam bidang pendidikan, hal yang sangat penting ialah proses pembelajarannya, yaitu ketika
terjadinya transfer ilmu dari guru ke siswa atau antar siswa. Guru berperan sangat penting salah
satunya adalah sebagai motivator dan fasilitator untuk mengorganisasikan kelas ketika proses
pembelajaran berlangsung. Kegiatan tersebut dilakukan guru dapat menciptakan suasana kelas yang
kondusif ketika mengajar. Kurikulum 2013 diterapkan oleh SMK Diponegoro khususnya pada
Program Keahlian Teknik Sepeda Motor (TSM) yaitu pada mata pelajaran Teknologi Dasar Otomotif
(TDO). Teori serta praktek merupakan pembelajaran yang dilakukan di SMK Diponegoro. Salah satu
mata pelajaran yang di pelajari pada program keahlian TSM adalah TDO.
Hasil obsevasi pada saat magang ditemukan bahwa pada proses pembelajaran TDO kelas X
TSM di SMK Diponegoro dapat diketahui masih belum optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan
adanya beberapa siswa yang kurang mengikuti pembelajaran. Metode ceramah merupakan metode
yang dipilih oleh guru untuk menjelaskan materi. Sanjaya (2008:146) metode ceramah mempunyai
IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR
Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Mesin : FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta E-mail: vikivauzi21@gmail.com;Suparmin@ustjogja.ac.id;arifin@ustjogja.ac.id
The research aims to increase the activeness and learning outcomes of class X TSM 1 SMK
Diponegoro Depok Sleman by applying the PBL model. This Classroom Action Research consists of
three cycles, each of which consists of 4 stages, namely (1) planning, (2) action, (3) observation, and
(4) reflection. Students of class X TSM 1 as research subjects amounted to 23 students. Observation,
documentation, and quantitative description techniques as data collection techniques. The results
showed an increase in student activity and learning outcomes. In the first cycle, the percentage value
of student activeness was 57.398% to 79.41% in the second cycle and increased to 85.21% in the third
cycle. While the students' TDO learning outcomes, the average value in cycle I was 61.74 to 72.17 in
cycle II and increased to 79.95 in cycle III.
Jurnal Vokasi Dewantara Vol. XX Issue (X) X
kelemahan yakni siswa siswa hanya menguasai tebatas apa yang dikuasi guru karena tidak disertai
peraga yang menguatkan penjelaskan verbalisme, dengan ceramah guru akan sulit untuk mengetahui
siswanya sudah paham atau belum terkait dengan materi yang disampaikan, merupakan pembelajaran
yang berpusat pada siswa, siswa cenderung pasif.
Hasil nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata pelajaran TDO kelas X TSM SMK Diponegoro
semester ganjil TA. 2019/2020 menunjukkan beberapa siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu sebesar 75. Dari 24 siswa kalas X TSM terdapat 9 siswa (37,5) yang nilainya
mencapai KKM, sedangkan 15 siswa lainya (62,5) masih di bawah KKM. Rendahnya hasil belajar
disebabkan oleh kegiatan belajar mengajar masih menggunakan guru sebagai sumber utama belajar
(Teacher Centered) dan keaktifan siswa masih rendah.
Berdasarkan persoalan yang dihadapi di kelas X TSM diperlukan upaya perbaikan untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar pemahaman materi dasar-dasar sistem TDO. Usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar adalah menggunakan model Problem-Based
Learning (PBL) yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada pembelajaran
TDO.
Dalam pembelajaran TDO, rendahnya keaktifan dan hasil belajar disebabkan oleh kurang
menariknya proses pembelajaran, sehingga siswa cenderung sibuk dengan kegiatan sendiri dan kurang
memperhatikan materi yang diajarkan. Oleh karena itu perlu diterapkanya model Problem- PBL dalam
proses pembelajaran mata pelajaran TDO untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar.
Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah salah satu metode pembelajaran yang
berorientasi pada siswa yang dapat diterapkan di kelas Huda (2015: 271). Metode yang dipilih karena
pembelajaran yang paling efektif adalah strategi yang dapat memberikan peluang bagi siswa untuk
mengeksplorasi pengetahuan mereka untuk memecahkan masalah, terlibat dalam simulasi atau
menerapkan pengetahuan mereka ke konteks baru. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat
mengakomodasi hal ini adalah PBL.
PBL bukan hanya masalah tetapi penggunaan masalah yang terkait untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman. Dalam metode PBL guru membimbing siswa untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan materi Sanjaya (2006:213). Masalah-masalah yang ditentukan masih
terkait atau sering ditemukan dalam kegiatan sehari-hari.
METODE
Jenis penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas (PTK) yang meliputi dari perencanaan,
pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi (Arikunto, 2008: 57). Siswa kelas X TSM 1
sebagai subjek penelitian yang berjumlah 23 siswa. Instrumen menggunakan observasi, dokumentasi,
dan tes hasil belajar. Teknik analisis data menggunakan deskripsi kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMK Diponegoro Depok Sleman pada mata
pelajaran TDO siswa berjumlah 23. Pengambilan data tingkat pemahaman TDO siswa dilakukan di
akhir siklus. Belajar akan berhasil jika guru dan siswa aktif. Kondisi aktif ini dapat ditemukan dalam
pembelajaran menggunakan metode PBL. Dengan menggunakan metode PBL juga akan berdampak
pada peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar. Hasil perbandingan nilai antar dapat dilhat
sebagai berikut.
Jurnal Vokasi Dewantara Vol. XX Issue (X) X 9 61,74 85 30 12 72,173 95 35 18 76,95 95 35 0 20 40 60 80 100
siswa tuntas Rata-rata nilai Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Siklus I Siklus II Siklus III
Gambar 1 Diagram Perbandingan Rata-rata Nilai antar siklus
Hasil belajar siswa setiap siklus telah mengalami peningkatan dari nilai rata-rata siklus I
sebesar 61,74, meningkat di siklus II sebesar 72,17, dan meningkat lagi pada siklus III sebesar 76,95.
Siswa yang tuntas setiap siklusnya yaitu siklus I ada 9 siswa, siklus II ada 12 siswa, dan siklus III ada
18 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan hasil belajar menggunakan metode
PBL menjadi solusi menghadapi kurang semangatnya siswa dalam pembelajaran, yang biasanya hanya
berpusat pada guru.
Metode pembelajaran memiliki jenis yang beragam yang dapat digunakan oleh guru dengan
karakteristiknya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan topik bahasan pada materi yang akan disampaikan oleh guru ke sisswa. Salah satu
metode belajar yang dapat diterapkan adalah metode PBL. Metode PBL menurut Sudikin (2008:16)
merupakan bentuk kajian oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas serta memperaiki kondisi praktik pembelajaran yang telah dilakukan.
Penggunaan metode PBL dapat meningkatkan hasil belajar sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Saputa & Subagyo (2016). Hal ini tercemin siswa berpatisipasi aktif dalam
pembelajaran karena siswa dapat mengamati secara langsung jalannya metode PBL, dan keaktifan
belajar siswa akan meningkat dikarenakan proses pembelajaran yang menarik, apabila siswa berperan
aktif dalam pembelajaran maka siswa dapat meningkatkan prestasinya.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Handoyono, dkk (2019), dengan metode PBL
dapat meningkatkan hasil belajar, pada siklus III peningkatan peningkatan hasil belajar PCPT dari 1,54
menjadi 80,77% siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimum. Dengan hasil ini, dapat
menunjukkan bahwa metode PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Selain hasil belajar, dengan metode PBL keaktivan siswapun juga meningkat yang dapat
dilihat hasilnya sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Observasi Keaktifan pada Setiap Siklus
Aspek
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Siswa memperhatikan penjelasan guru
56,52%
56,52%
82,60%
Siswa membaca buku referensi yang berkaitan dengan
materi pelajaran
65,21%
65,21%
86,95%
Siswa bertanya tentang materi yang diajarkan oleh
guru
43,47%
43,47%
73,91%
Jurnal Vokasi Dewantara Vol. XX Issue (X) X
dari siswa yang lainnya
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
56,52%
56,52%
82,60%
Siswa mendengarkan penjelasan, pernyataan, jawaban,
dan tanggapan dari teman
60,8%
60,8%
78,26%
Siswa mencatat penjelasan dari guru
65,21%
65,21%
82,60%
Siswa menulis rangkuman hasil diskusi
65,21%
65,21%
78,26%
Siswa menggambarkan rangkaian sistem hidrolik
60,8%
60,8%
95,65%
Siswa menggambarkan komponen sistem hidrolik
65,21%
65,21%
95,65%
Siswa dapat berdiskusi, bekerjasama dengan kelompok
65,21%
65,21%
95,65%
Siswa berani mempersentasikan hasil diskusi
kelompok
52,17%
52,17%
100%
Siswa dapat memecahkan masalah yang disajikan
56,52%
56,52%
78,26%
Siswa antusias/ bersemangat dalam menjalani proses
pembelajaran
60,8%
60,8%
95,65%
Siswa berani mengajukan pertanyaan pada kelompok
lain
60,8%
60,8%
78,26%
Rata-rata
59,40%
79,41%
85,21%
Keaktifan dari setiap siklus telah mengalami peningkatan, dari 59,40 di siklus I meningkat
menjadi 79,41% di siklus II, dan meningkat di siklus III menjadi 85,21%. Pada siklus I keaktifan
belajar tergolong kualifikasi sedang, siklus II tergolong kualifikasi tinggi, dan siklus III tergolong
kualifikasi sangat tinggi.
Observasi dilakukan sebelum melakukan tindakan. Hasil observasi dan wawancara dengan
guru mata pelajaran TDO pada tanggal 21 Oktober 2019 dan saat magang III menunjukkan bahwa
siswa kelas X TSM 1 belum maksimal dilihat kurang semangat saat mengikuti pembelajaran. Siswa
terlihat belum sepnuhnya tertarik ketika belajar, ada beberapa siswa yang malas dan hanya beberapa
yang memperhatikan dan mencatat pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Observasi keaktifan siswa pada pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi. Dari hasil keaktifan belajar pada pratindakan, guru bersama peneliti sepakat untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan model PBL. Dampak dari Penerapan metode ini
yaitu keaktifan belajar siswa meningkat sesuai dengan target penelitian yaitu minimal meningkat 5%
tiap siklusnya.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan yang dilakukan pada siklus I terdiri atas 15 indikator.
Rata-rata persentase keaktifan siswa sebesar 59,40 % tergolong pada kualifikasi sedang. Hasil
observasi kegiatan pembelajaran di dukung dengan hasil yang diperoleh pada observasi. . Berdasarkan
hasil observasi, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah yang dilakukan oleh guru dan siswa. Langkah-langkah dalam pembelajaran tidak
dilakukan sepenuhnya oleh guru. Siswa hanya fokus mencatat saja, dan hanya fokus ke guru. Guru
tidak memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan pada siklus II teerdiri atas 15 indikator memperoleh rata-rata
presentasenya sebesar 79,41% tergolong tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, guru dan peneliti sepakat
untuk melakukan cara agar keaktifan siswa mengalami peningkatan, target peneliti minimal 5%.
Penggunaan metode PBL dapat berjalan lancar sesuai yang direncanakan hal itu terjadi pada
siklus II. Meskipun demikian, terdapat langkah kegaitan dari metode PBl yang tidak dilakukan, yaitu
penyampaian tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dan belum dilakukannya evaluasi
Jurnal Vokasi Dewantara Vol. XX Issue (X) X
bersama terkait dengan jalannya proses pembelajaran, oleh karena hasil ini sebagai relfeksi untuk
perbaikan di siklus selanjutnya.
Berdasarkan observasi keaktifan pada siklus III keaktifan diperoleh rata-rata persentase
keaktifan siswa sebesar 85,21 % tergolong dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan data observasi
keaktifan di atas, metode PBL dapat meningkatkan keaktifan belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat
Widodo & Sentono (2017) keaktifan belajar dapat meningkat dengan menggunakan model PBL.
Dengan adanya keaktifan akan tercipta kondisi belajar yang aktif. Belajar aktit merupakan situasi
pembelajaran yang menekankan pada partisipasi siswa, baik secara fisik, mental intelektual, maupun
emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
SIMPULAN
Penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar teknik dasar otomotif dikelas X TSM
1 di SMK Diponegoro Depok Sleman. Dalam hasil dalam hasil belajar di siklus I meningkat yakni
39,13%, disiklus II meningkat menjadi 52% dan disiklus III meningkat menjadi 78,26%.
Penerapan model PBL dapat meningkatkan keaktifan belajar teknik dasar otomotif dikelas X
TSM 1 di SMK Diponegoro Depok Sleman. Dalam keaktifan belajar siswa disiklus I mendapatkan
presentase rata-rata 59,398% di siklus II meningkat menjadi 79,41% dan disiklus III meningkat
menjadi 85,21%.
DAFTAR RUJUKAN
A Amirudin, S Setuju (2018). Development of multimedia-based learning media interactive
on a subject of cooling systems in Vocational School of Industry Yogyakarta.. Taman Vokasi
6 (2), 176-182
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta: Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara.
Handoyono, Nurcholish Arifin, dkk. 2019. Improvement of Learning Motivation and Learning
Outcomes by Applying the Problem Based-Learning Method: Jurnal Taman Vokasi. Vol.7.
Nomor 2. Hal 176-180.
Huda, M. 2015. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan design sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grub.
Sanjaya, W.2006. Srategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Penamedia Group.
Santoso, H, B & Subagyo. 2017. Peningkatan Aktifitas dan Hasil Belajar Dengan Metode Problem
Based Learning (PBL) Pada Pelajaran Tune Up Motor Bensin Siswa Kelas XI Di SMK Insan
Cendekia Turi Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Taman Vokasi. Vol. 5. Nomor 1. Hal
40-45.
Saputra, H, I & Subagyo. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Teknik Listrik Dasar Otomotif Siswa Kelas X Teknik
Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiah 1 Moyudan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
Jurnal Taman Vokasi. Vol. 4. Nomor 2. Hal 190-195.
Setuju, dan priyanto, S.
(2015). Penerapan Media Pembelajaran Multimedia Dalam Upaya
Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Mesin 1 Kelas X di
SMK Muhammadiyah Prambanan. Taman Vokasi UST. 1,(1),84-94.
Jurnal Vokasi Dewantara Vol. XX Issue (X) X