• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE KAPLAN-MEIER DAN LIFE TABLE ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR. Rahmat Hidayat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN METODE KAPLAN-MEIER DAN LIFE TABLE ANALISIS SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR. Rahmat Hidayat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 1- 8 ISSN 2087 - 7889

Vol. 07. No.1

1 PENGGUNAAN METODE KAPLAN-MEIER DAN LIFE TABLE ANALISIS

SURVIVAL UNTUK DATA TERSENSOR

Rahmat Hidayat

Program Studi Matematika Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Email: dayatmath@gmail.com ABSTRAK

Kelahiran anak pertama adalah contoh dari data survival. Ciri khas dari data survival adalah waktu survivalnya yang tidak dapat diamati secara utuh atau biasa disebut dengan sensor. Untuk menganalisis data yang mengandung data tersensor menggunakan metode biasa akan menimbulkan bias, sehingga untuk mengurangi bias tersebut diperlukan suatu metode tertentu yaitu analisis survival. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan menentukan metodeanalisisjikaterdapat data yang tersensordenganmenggunakanmetode Kaplan-Meier danLife Table. Data yang akan dianalisis bersumber dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.

Kata kunci: analisis survival, sensor, Kaplan-Meier, Life Table

PENDAHULUAN

Dalam demografi ada tiga hal yang sangat berpengaruh, yaitu kematian (mortality), perpindahan (migration), dan kelahiran (fertility). Interval kelahiran anak pertama dapat digunakan sebagai salah satu indikator dari fertilitas. Interval kelahiran anak pertama adalah selisih antara umur perkawinan dengan umur kelahiran anak pertama. Pada kenyataannya panjang interval kelahiran anak pertama dari tiap wanita menikah tidaklah sama. Menurut Ibrohim (1994) ada beberapa faktor yang mempengaruhi interval kelahiran anak pertama antar lain daerah tempat tinggal,

tingkat pendidikan, umur, pengetahuan tentang alat kontrasepsi dan status bekerja. Sebagian wanita menikah telah melahirkan anak pertama beberapa bulan setelah perkawinan sehingga data yang diperoleh merupakan data lengkap, namun sebagian lainnya belum mempunyai anak yakni data tersensor. Data survival adalah data tentang pengamatan jangka waktu dari awal pengamatan sampai terjadinya sesuatu peristiwa. Ciri khas dari data survivaladalah seringkali tidak dapat diamati secara lengkap (tersensor). Jika semua kejadian yang diharapkan terjadi, dan dapat diamati secara utuh maka beberapa metode analisis

(2)

2 bisa dilakuakan, namun data survival

bersifat sensor (Clark TG, 2003). Menganalisis data survival menggunakan metode biasa tidak cocok karena akan menimbulkan bias (Widyaningsih Y, 2006). Untuk mengurangi bias tersebut diperlukan suatu metode tertentu untuk menganalisisnya, yaitu analisis survival. Definisi Terkait Analisis Survival

Definisi 1: Waktu survival adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai terjadinya suatu peristiwa yang berupa

kegagalan, kematian, respon, dan lain-lain (Lee, 1992).

Definisi 2: Fungsi survivaladalah fungsi yang menyatakan peluang suatu individu dapat bertahan hidup hingga atau lebih dari waktu t (mengalami kejadian sesudah waktu

t) (Banerjee T, 2007). Misal T adalah

peubah acak, maka fungsi survival didefinisikan sebagai, S(t) = P(T> t). Misalkan f fungsi kepekatan peluang, fungsi survival merupakan komplemen dari fungsi kumulatif F dengan,

( ) ∫ ( ) ( ) ( ) ( ) Definisi 3: Fungsi hazard yaitu fungsi

yang menyatakan peluang seseorang mengalami risiko atau kejadian seperti kegagalan atau meninggal pada waktu t

dengan syarat bahwa seseorang itu telah bertahan hingga waktu t, fungsinya diberikan:

( )

( )

Dari definisi di atas diperoleh hubungan antara fungsi survival dengan fungsi hazard. ( ) ( ( ))(Collet, 1994).

METODE PENELITIAN Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002. Sampel yang digunakan adalah data pada dua provinsi yaitu Papua Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai representasi

dari daerah yang tingkat fertilitasnya tinggi dan rendah.

Definisi Operasional

Peubah tak bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah interval kelahiran anak pertama wanita yang menikah untuk pertama kali. Sedangkan peubah bebas yang diduga mempengaruhi interval kelahiran anak pertama adalah:

(3)

Penggunaan Metode Kaplan-Meier dan Life Table Analisis Survival untuk Data Tersensor

3 a. Tempat tinggal, dikelompokkan dalam

unit wilayah administrasi terkecil yaitu

daerah perkotaan dan

pedesaan/kelurahan. Tempat tinggal dibedakan menjadi dua kategori, yaitu kota = 1 dan desa = 2.

b. Pendidikan, sekolah adalah sekolah formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Tidak tamat SD adalah mereka yang tidak pernah mengikuti pendidikan formal atau pernah di SD tetapi tidak sampai mendapatkan tanda kelulusan. Pendidikan tertinggi dibagi menjadi empat kategori, yaitu tidak tamat SD =0, tamat SD = 1, tamat SLTP = 2, dan tamat SMA atau lebih = 3.

c. Status pekerjaan, bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit satu jam dalam seminggu berturut-turut dan tidak terputus. Status pekerjaan dikategorikan menjadi dua, yaitu tidak bekerja = 0 dan bekerja = 1.

d. Pengetahuan tentang alat kontrasepsi, yaitu tidak tau = 0 dan

tau=1.

e. Umur Ibu, umur ibu/ wanita yang menikah untuk pertama kali dinyatakan dalam tahun.

Model

Life Table

Metode Life Table adalah cara menganalisis data dengan mengelompokkan data dalam selang-selang yang panjangnya sama, dan selanjutnya data disusun dalam suatu tabel sebagai berikut.

j Nilai awal selang ( ) ̂( ) ̂( ) 1 2 . .. m Keterangan: j : selang pengamatan, j=1,2,3,...,m : banyaknya kejadian pada setiap selang

(4)

4 : banyaknya individu yang bertahan dan berisiko untuk mengalami kejadian : rata-rata dari banyaknya individu yang berisiko tersensor

( ): peluang bertahan individu pada selang j

̂( ) dan ̂( ): penduga fungsi survival dan penduga fungsi hazard

Kaplan-Meier

Pada metode Kaplan-Meier asumsi sebaran data adalah diskret. Menurut Hoon (2008)Kaplan-Meier merupakan metode yang digunakan untuk membandingkan waktu survival dari dua kelompok kovariat. Keuntungan dari metode ini adalah karena termasuk metode non-parametrik yang tidak memerlukan pengetahuan sebaran tertentu (Kaplan dan Meier, 1958).

Metode ini cocok sebab data yang digunakan merupakan data individu, selain

itu cocok digunakan untuk ukuran data kecil, sedang dan besar. Misalkan waktu kelahiran anak pertama adalah r dan banyaknya wanita yang menikah adalah n, dengan r ≤ n. Peluang kelahiran anak pertama dalam setiap selang j diduga dengan , dan peluang bertahannya diduga dengan ̂ ( ) Penduga fungsi ketahanan metode Kaplan-Meier diberikan oleh persamaan, ̂( ) ̂ ̂ ̂ ̂ ∏ ̂ ∏ ( ) Untuk ̂( )

HASIL DAN PEMBAHASAN

Membandingkan dua kelompok data survivaldengan metode Life Table

Hasil analisis menggunakan Life Table untuk peubah bebas tempat tinggal(desa,

kota) untuk beberapa panjang selang yang berbeda, grafik fungsisurvivalnya adalah sebagai berikut.

(5)

Penggunaan Metode Kaplan-Meier dan Life Table Analisis Survival untuk Data Tersensor

5 Gambar 1. Grafik fungsi survival dengan beberapa panjang selang

Pada Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa penggunaan panjang selang yang berbeda-beda pada metode Life Table memberikan hasil yang konsisten untuk membandingkan fungsi survival dengan peubah bebas tempat tinggal (desa, kota). Bedanya panjang selang yang kecil dapat lebih teliti untuk melihat perbedaan ketahanan antara yang bertempat tinggal di desa dan di kota. Dari keempat macam panjang selang tersebut semua menunjukkan

adanya perbedaan antara ketahanan individu di kota dan di desa.

Untuk lebih menyakinkan hasil perbandingan secara grafik di atas, selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis untuk masing-masing panjang selang pada metode Life Table tersebut. Hipotesis yang digunakan adalah,

( ) ( ) ( ) ( )

(6)

6 Tabel 1 Hasil uji log rank untuk melihat perbedaan tingkat survival kelahiran anak pertama

untuk kovariat tempat tinggal

Panjang Selang df Sig.

Log Rank (Panjang

selang 2) 1 ,001

Log Rank (Panjang

selang 4) 1 ,001

Log Rank (Panjang

selang 8) 1 ,001

Log Rank (Panjang

selang 16) 1 ,001

Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa hasil uji statistik Logrank untuk keempat panjang selang pada taraf nyata 0.05 menunjukkan bahwa cukup signifikan untuk menolak .

Dengan demikian perbedaan panjang selang yang digunakan dalam metode Life Table tidak mempengaruhi keputusan hasil analisis.

Membandingkan dua kelompok data survivaldengan metode Kaplan-Meier

Hasil analisis survival menggunakan metode Kaplan-Meier untuk peubah bebas

daerah tempat tinggal dalam grafik adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Fungsi survival metode Kaplan-Meier untuk peubah bebas daerah tempat tinggal

(7)

Penggunaan Metode Kaplan-Meier dan Life Table Analisis Survival untuk Data Tersensor

7 Dari Gambar 2 terlihat bahwa survival

individu yang bertempat tinggal di desa berbeda dengan yang bertempat tinggal di kota. Hal ini sesuai dengan hasil analisis dengan menggunakan metode Life Table sebelumnya. Selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis untuk melihat apakah perbedaan

itu nyata atau kebetulan saja, dengan hipotesis sebagai berikut,

( ) ( ) ( ) ( )

Hasil uji logrank berdasarkan kovariat status daerah tempat tingal disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 2. Hasil uji log rank untuk melihat perbedaan tingkat survival kelahiran anak pertama kovariat tempat tinggal

df Sig.

Log Rank

(Mantel-Cox) 1 ,003

Dengan taraf nyata 0.05 uji khi-kuadratberderajad bebas 1 cukup signifikan untuk menolak . Jadi dapat disimpulkan bahwaterdapat perbedaan yang nyata antara tingkat survival kelahiran anak pertama individu yang tinggal di desa dan yang di kota.

KESIMPULAN

Metode Kaplan-Meier danLife Table adalah metode non-parametrik dalam analisis survival yang memberikan keuntungan bahwa data tidak harus mengikuti sebaran tertentu. Semakin kecil panjang selang yang digunakan dalam metode Life Table memberikan hasil analisis yang cenderung semakin baik, walaupun secara statistik dari keempat panjang selang yang digunakan menghasilkan kesimpulan

yang sama. Kelebihan metode Kaplan-Meier dibandingkan dengan metode Life Table (pengelompokan waktu) adalah dapat memberikan proporsi survival yang pasti karena menggunakan waktu survival secara tepat bukan berdasarkan kelas interval.

DAFTAR PUSTAKA

Banerjee T. 2007. Bayesiananalysis of generalizedodds-ratehazardsmodels for survival data. Lifetime Data Anal 13(5): 241-260.

Clark TG, Bradburn M, Altman DG. 2003. Survival Analysis Part I: basicconcept sand first analysis. British Journal of

(8)

8 Collet D. 1994. Modelling Survival Data in

Medical Research2nd ed. London:

Chapman &Hall/CRC.

Hoon TS. 2008. UsingKaplan-Meierand Cox RegresioninSurvivalAnalysis. Journal

ESTEEM 4(2): 3-14.

Ibrohim J. 1994. Analisis selang kelahiran

anak di Jawa Barat. Jurusan Statistika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam[Tesis]: Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Kaplan EL, Meier P. 1958.

NonProportionalEstimationfromIncom pletObservation. Journal of The AmericalStatistical Association (53): 457-481.

Lee ET. 1992. StatisticalMethods for

Survival data Analysis. 2nd ed. New

York: A WileyInterscience Publication.

Lidyaningsih Y. 2006. Penerapan analisis

regresi logistik dan analisis survival pada masa laktasi wanita Indonesia

[Tesis]. Bogor (ID): Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

(9)

Penggunaan Metode Kaplan-Meier dan Life Table Analisis Survival untuk Data Tersensor

Referensi

Dokumen terkait

Setiap peralatan terlebih lagi alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan manusia dan sangat kritis (berhubungan dengan nyawa) wajib dilakukan kalibrasi untuk

Jadi sebagai organ yang immune privilege maka testis dapat: menekan sejumlah faktor respon imun mengatur perkembangan sperma ketimbang memicu peradangan, tetapi

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui sifat kimia tanah gambut pada 3 (tiga) tipe penutupan lahan di 2 fisiografi; (2) mengetahui fluktuasi tinggi muka air

Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak (Usman, 2002). Terdapat empat kompetensi

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga Laporan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan

Pengamatan galur KA0048 pada radiasi 100 Gy menghasilkan penurunan jumlah anakan sebesar 37.13% dari dosis 0 Gy, namun demikian iradiasi 150 dan 200 Gy menghasilkan jumlah anakan

Konsentrasi atom Co yang diuji dengan teknik EDS pada berbagai film tipis yang ditumbuhkan dengan menggunakan berbagai laju aliran gas Ar yang membawa uap prekursor larutan Co(TMHD)

Dalam penelitian tersebut variabel pemahaman tehnologi informasi berpengaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP ) bagi