PENENTUAN MATRIKS IMPEDANSI
REL
JALA-JALA
(NETWORN
DENGAN METODE LANGSUNG
Oleh :
Abdul Hafid, Efendi Muchtar & Tri Artono Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang
ABSTRACT
The most widely used method to look for bus impedance matrix in network power systems is inverse method (from inverse matrix bus admittance by using Gauss-Jordan and Court factorization
methods).
This paper discusses an alternative method for look for bus impedance matrix (direct method). A step by step illustration of direct method is given. Observation show that this method performs - well.Keywords: Bus impedance matrix, direct method
1. Pendahuluan
Dalam analisis sistem tenaga listrik, matriks
impedansi
rel
(bus)
didefinisikan sebagai kebalikan dari matriks admitansi rel.I Zr"r I = [Yr.,l '1 (1.1)
Teknik pembalikan matriks Y,u; dapat dilakukan
dengan
berbagai
metode
yaitu
dapatmenggunakan
metode
Gauss Jordan
danmetode faktorisasi
Crout.
Meskipun dalamperhitungan analisis
sistem
tenaga, matriksadmitansi rel lebih banyak dipakai akan tetapi
pada kasus
tertentu
misalnya
dalamperhitungan hubung ' singkat maka diperlukan
'il r
matriks impeilansi
rel.
Salah satu
cara menentukanmatriks
impedansi
rel
tanpa proses inversi matriks admitansirel
adalahdengan perumusan 2rc1 S€c?t? bertahap dari
diagram impedansi. Beberapa metode yang sering digunakan
orang
untuk menentukan matriks impedansi rel adalah :Dengan proses
pembalikan
matriksadmitansirel
Dengan metode langsung
Kedua metode yang disebutkan di atas memiliki
perbedaan mendasar,
yaitu
:
pada
metodeyang disebutkan pertama, matriks admitanSi rel
dari suatu jala-jala- terlebih dahulu ditentukan
kemudian dilakukan
proses invers.
Pada metodeyang
kedua matriks
impedansi relditentukan secara langsung.
Oleh
sebab itumetode kedua sangat cocok diterapkan pada
komputer.
2. Teori
Gambar 1.1. Diagram reaktansi
Gambar 1.1 memperlihatkan diagram satu garis dan diagram reaktansi suatu sistem tenaga listrik dengan dua rel. Ada empat tahapan yang dilakukan untuk menentukan matriks impedansi rel, yaitu :
a. Kasus penambahan rel baru ke rel pedoman dengan impedansi zb
[Zrel ] = zb (1.1)
b. Menambahkan zb dari rel j yang baru ke rel
i yang sudah ada. Pada kasus ini jika Zasli
adalah matriks berukuran n x n
Zasli = nn n2 n1 2n 22 21 1n 12 11
z
...
z
z
...
...
....
....
z
..
z
z
z
..
z
z
(1.2) Maka Zrel menjadi
Zrel = (1.3)
M
L
K
Z
asliDimana L dan K masing-masing adalah
perluasan baris dan kolom dari Zasli, L = [
], K =L 1 n
z
bz
2 nz
z
n,n1 T , dan M =z
n,n
.Misal Zasli berukuran 2 x 2 (atau n = 2) maka L
dan K masing masing adalah baris dan kolom ketiga dari Zrel, L = [ z21 z22], dan K = LT, dan
M = z22 + zb.
c. Menghubungkan rel j yang sudah ada dengan impedansi zb ke rel pedoman.
Pada kasus ini Zasli ditambahkan 1 baris
dan 1 kolom untuk perluasan seperti pada persamaan (1.3) dan Zasli yang telah
diperluas adalah
Z
aslib =M
L
K
Z
asli dan)
,
(
))
,
(
)..
,
(
(
)
,
(
)
,
(
n
n
Z
n
i
Z
n
j
Z
j
i
Z
j
i
Z
b asli b asli b asli b asli rel
untuk i, j = 1, 2, ..n-1 (1.4)Misal Zasli berukuran 2 x 2 maka L dan K
masing masing adalah baris dan kolom ketiga
dari
Z
aslib , L = [ z21 z22], dan K = L T, dan M =
z22 + zb. Dimana zb adalah impedansi
rangkaian antara rel j dengan rel pedom .
asli
Z
berukuran 3 x 3, dan n pada persamaan(1.4) adalah 3, i =1, 2 dan j =1, 2. Z an b
rel pada
persamaan (1.4) mereduksi
Z
menjadi menjadi Zb asli
rel berukuran 2 x2.
d. Menghubungkan rel j yang sudah ada dengan impedansi zb ke rel k yang sudah
ada. Pada kasus ini Zasli ditambahkan 1
baris dan 1 kolom untuk perluasan seperti pada persamaan (1.3) dan Zasli yang telah
diperluas adalah
Z
aslib =M1
1
L
K1
Z
aslidimana K1 = [Z1m Z2m …. Zn, m-1 ], L1 = K1 T , dimana elemen dari K1 adalah
)
,
(
)
,
(
,Z
n
j
Z
n
k
Z
b asli b asli m n
(1.5)Dimana n = 1,2, … (jumlah kolom atau baris dari Zasli), dan m = n +1. Unsur M1 dihitung
dengan persamaan (1.6)
)
,
(
2
)
,
(
)
,
(
,z
Z
j
j
Z
k
k
Z
j
k
Z
mm
b
aslib
aslib
aslibDimana j, dan k masing adalah nomor rel yang saling dihubungkan.
Misal Zasli berukuran 4 x 4 maka L1 dan K1
masing masing adalah baris dan kolom 5 dari
, elemen K1 dihitung pakai persamaan
(1.5), pada persamaan (1.4) m = 5, dan n = 1, 2, 3, dan 4. Jika z
b asli
Z
b adalah impedansi rangkaian
antara rel 1 dengan rel 4 yang dihubungkan maka dalam persamaam (1.6) j =1, dan k = 4,
dan didapat Z55. Zasli yag telah diperluas, ,
untuk kasus n = 4 akan mempunyai dimensi 5
x 5, dan selanjutnya direduksi menjadi
matriks Z b asli
Z
b asliZ
rel 4 x 4 dengan persamaan berikut :
)
,
(
Z
))
,
(
Z
)..
,
(
(.Z
)
,
(
Z
)
,
(
b asli b asli b asli b aslim
m
m
i
m
j
j
i
j
i
Z
rel
(1.7)Pada persamaan (1.7) nilai m = 5, dan i, j = 1, 2, 3, 4
3. Perhitungan dan analisa
Tinjau sistem tenaga listrik yang diperlihatkan pada gambar 1.1. Untuk mencari Zrel sistem
gambar 1.1, mula-mula ditempatkan rel 1 (sebagai rel baru) ke rel pedoman sehingga Zrel yang ada adalah zb, Zrel = zb, dimana zb
adalah impedansi rangkaian antara rel 1 dengan rel pedoman .
Langkah selanjutnya adalah membangun rel baru (rel 2) dengan impedansi zb ke rel 1 (ke rel
yang sudah ada). Langkah ketiga adalah menghubungkan rel 2 (rel yang sudah ada) ke rel pedoman dengan impedansi zb, dimana zb
sekarang adalah impedansi rangkaian antara rel 2 dengan rel pedoman. Langkah terakhir adalah menghubungkan rel 2 (rel yang sudah ada) dengan impedansi zb ke rel 1 (rel yang
sudah ada).
Mula –mula dilakukan penambahan rel baru tanpa hubungan ke rel lain dengan impedansi j1,15 ke rel pedoman, diperoleh Zrel - 1 = j1,15.
Kemudian penambahan j 0,4 dari rel 1
ke rel 2 baru, maka menurut persamaan (1.3) Zrei-1 diperluas satu baris dan satu kolom,
menjadi
12 relZ
j0,4)
1,15
(j
j1,15
j1,15
j1,15
=1,55)
(j
j1,15
j1,15
j1,15
Selanjutnya penambahan j1,15 dari rel 2 yang sudah ada ke rel pedoman. Menurut persamaan (1.4) maka Zrel-12 perlu diperluas
satu baris dan satu kolom menjadi
b relZ
120j1,55
j1,15
j1,55
j1,15
j1,15
j1,15)
(j1,55
j1,55
j1,15
j1,15
=j2,7
j1,55
j1,15
j1,55
j1,55
j1,15
j1,15
j1,15
j1,15
selanjutnya dengan persamaan (1.4)
menjadi b rel
Z
120 = 120 relZ
j0,4898
j0,6602
j0,6602
j0,4898
Elemen
Z
rel120 (1,1) dicari sebagai berikut : untuk i =1, j = 1, n =3)
3
,
3
(
)
3
,
1
(
)..
3
,
1
(
)
1
,
1
(
)
1
,
1
(
120 120 120 120 120 b rel b rel b rel b rel relZ
Z
Z
Z
Z
=7
,
2
15
,
1
15
,
1
15
,
1
j
j
j
j
= j0,6602dan (1,2) dicari sebagai berikut : untuk
i= 1, j = 2, dan n =3 120 rel
Z
)
3
,
3
(
)
3
,
1
(
)..
3
,
2
(
)
2
,
1
(
)
2
,
1
(
120 120 120 120 120 b rel b rel b rel b rel relZ
Z
Z
Z
Z
=7
,
2
15
,
1
55
,
1
15
,
1
j
j
j
j
= j0,4898.untuk elemen (2,1) dan (2,2)
dicari dengan cara yang serupa. Selanjutnya impedansi j1,25 dihubungkan dari rel 1 (yang sudah ada) ke rel 2 (yang sudah ada). Berdasarkan persamaan (1.5) dan (1.6) maka
harus diperluas lagi satu baris dan satu
kolom dengan elemen tambahan sebagai berikut : 120 rel
Z
Z
rel120 120 relZ
Z
,
Z
(
n
,
1
)
Z
(
n
,
m
1
)
b asli b asli m n dan n =1,2, dan m = 3 dan untuk n =1, diperoleh
Z
relb(
1
,
3
)
Z
rel120(
1
,
1
)
Z
rel120(
1
,
2
)
=j
0
,
6602
j
0
,
4898
= j0,1704 untuk n = 2)
2
,
2
(
)
1
,
2
(
)
3
,
2
(
rel120
rel120 b relZ
Z
Z
=j
0
,
4898
j
0
,
6602
= -j0,1704 dan untuk m =3, I =1, j =1 ) 2 , 1 ( 2 ) 2 , 2 ( ) 1 , 1 ( 25 , 1 ) 3 , 3( rel120 rel120 rel120
b rel j Z Z Z Z = j 1,25 + j0,6602 + j0,6620 – (2 . j 0,4898) = j1,5908 jadi
Z
relb =j1,5908
0,1704
j
0,1704
j
j0,1704
0,6602
j
0,4898
j
j0,1704
j0,4898
0,6602
j
Selanjutnya direduksi menjadi matriks 2
kali 2 dengan persamaan 1.7, yaitu : b rel
Z
Z
rel = (1.8)0,6419
j0,5081
j0,5081
0,6419
j
j
Admitansi rel, Yrel untuk sistem gambar 1.1 adalah Yrel = (1.9)
j4,1696
j3,3000
j3.3000
4,1696
j
dan invers dari Yrel adalah matriks impedansi
rel, dan untuk sistem yang diperlihatkan pada gambar 1.1 Zrel nya adalah
Zrel = [Yrel] –1 = (1.10)
0,6419
j0,5081
j0,5081
0,6419
j
j
Pada hasil diatas, diperoleh nilai Zrel yang
sama (ditentukan dengan metode langsung dan dengan metode invers). Perbedaannya, pada metode invers persamaan (1.9) harus
ditentukan terlebih dahulu kemudian dilakukan invers dengan bantuan program komputer. Pada metode langsung tidak demikian, metodenya langsung dapat diterapkan di komputer.
Kita tinjau sistem tenaga listrik diperlihatkan pada gambar 1.2 dimana impedansi dinyatakan dalam persatuan. Ada dua cara untuk mencari Zrel jika menggunakan metode langsung, yaitu :
a. Cara I : Pertama menempatkan rel 1 ke rel pedoman, kedua membentuk rel 2 baru, ketiga membentuk rel 3 baru, keempat menghubungkan j0,3 antara rel 1 dengan rel 3, dan yang terakhir menghubungkan rel 3 ke rel pedoman
Gambar 1.2. diagram satu garis dan diagram reaktansi
b. Cara II : Pertama menempatkan rel 1 ke rel pedoman, kedua membentuk rel 2 baru, ketiga membentuk rel 3 baru, keempat menghubungkan rel 3 ke rel pedoman, dan yang terakhir menghubungkan j0,3 antara
rel 1 yang sudah ada dengan rel 3 yang sudah ada
Hasil
z_rel_cara_I =
0,6968i 0,6581i 0,6290i 0,6581i 0,7548i 0,6774i 0,6290i 0,6774i 0,7137i
z_rel_cara_II =
0,6968i 0,6581i 0,6290i 0,6581i 0,7548i 0,6774i 0,6290i 0,6774i 0,7137i
z_rel_yang_dicari_dari_invers_Yrel =
0,6968i 0,6581i 0,6290i
1 2 3
j0,3
j0,2 j0,15
j1,2 j1,5
Rel pedoman
0,6581i 0,7548i 0,6774i 0,6290i 0,6774i 0,7137i
Dari hasil ( dengan bantuan program komputer ) diperoleh hasil bahwa Zrel yang dicari dengan
cara I untuk sistem gambar 1.2 sama dengan Zrel yang dicari dengan cara II, dan juga sama
jika dicari dengan invers Yrel
4. Kesimpulan
a. Impedansi rel suatu jala-jala dapat dicari dengan proses invers dari matriks admitansi rel
b. Impedansi rel suatu jala-jala juga dapat dicari dengan cara perumusan langsung, dan metode ini sangat cocok di
implementasikan pada komputer dengan pertimbangan jala-jala sistem tenaga listrik seringkali mengalami perubahan seiring dengan perkembangan bebannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. M. E. El-Hawary, 1983, Electrical Power Systems : Design and Analysis, Reston Publising Company
2. MathWorks. Inc., 1985, The Student Edition of MATLAB Version 4.0, Prentice Hall, 1995 3. W. D. Stevenson, Jr., 1984, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi keempat, Erlangga
4. Hafid Abdul., 2007, Dasar Teknik Komputasi Untuk Sistem Tenaga Listrik, Diktak Kuliah DIV