• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA MONOMBOLI Studi Pada Masyarakat Desa Bolangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUDAYA MONOMBOLI Studi Pada Masyarakat Desa Bolangat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BUDAYA MONOMBOLI

“Studi Pada Masyarakat Desa Bolangat”

SUCIPTO SIMBALA, Farid Th. Musa S.Sos., MA Funco Tanipu ST., MA PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

ABSTRAK

Jurnal ini merupakan hasil penelitian Budaya Monomboli (hutang) yang terjadi pada masyarakat Desa Bolangat Kecamatan Sangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow, dimana masyarakat desa Bolangat sebagian besar melakukan monomboli (hutang). Praktek monomboli ini telah dilakukan masyarakat Desa Bolangat dengan kurun waktu yang cukup lama sehingga telah membudaya pada masyarakat itu sendiri dan menimbulkan dampak buruk terhadap kehidupan masyarakat Desa Bolangat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya Monomboli (Hutang) pada masyarakat Bolaang Mongondow khususnya di desa Bolangat yang berpengaruh terhadap perkembangan daerah Bolaang Mongondow.

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriftif dimana dalam langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau seting sosial terjewantah dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar daripada angka-angka. Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan deskritif naritif yang terdiri dari tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat di nyatakan bahwa sebagian besar dari masyarakat desa Bolangat melakukan Monomboli (Hutang) dan monomboli telah membudaya pada masyarakat sehingga mempunyai dampak yang buruk terhadap kehidupan masyarakat desa Bolangat. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil pengambilan data melalui obsevasi, wawancara dan dokomentasi yang diambil di lapangan penelitian.

KATA KUNCI: Budaya dan Monomboli (hutang) pada masyarakat Desa Bolangat.

(2)

Pada pedesaan, golongan pedagang hasil bumi telah memanfaatkan kesempatan untuk menarik keuntungan dari kesulitan-kesulitan yang menimpa ekonomi petani di pedesaan dengan terus memberikan kredit-kredit baru mereka berusaha, dengan mengenakan syrat-syarat yang paling berat, menguasai hasil pertanian pertanian yang dapat dipasarkan (padi, atau hasil-hasil tanaman keras) dalam jangka waktu yang panjang. Para pemberi kredit mengamankan modal yang diputarnya dengan jalan mengikat kaki dan tangan para peminjam dengan kontrak serta menguasai semua penghasilan petani yang bisa diperoleh. Kredit pembelian yang diberikan oleh para tengkulak inilah yang mengancam untuk menimbulkan akibat-akibat yang begitu dahsyat bagi masyarakat desa. Sehingga perlunya perhatian yang besar dari pemerintah, agar masyarakat tidak terlalu terlibat dengan hutang piutang.

Adanya penelitian-penelitian diatas menjelaskan bahwa hutang piutang hanya menambah beban dalam pemenuhan kebutuhan keluarga sekaligus memaksa orang yang melakukan hutang piutang untuk lebih berkerja keras. Dengan ini dapat di simpulkan bahwa hutang piutang bukanlah sala satu jalan untuk memenuhi kebutuhan dengan baik. Pada masyarakat pedesaan yang berada di Bolaang Mongondow tidak lagi terlalu perduli dengan namanya Hutang. Sala satunya desa yang menjadi obyek penelitian dari peneliti yaitu Desa Bolangat, Kecamatan Sang Tombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow.

Dari sala satu masyarakat Desa Bolangat Bapak Yamin dalam wawancara sementara, menuturkan bahwa hutang dalam masyarakat kecil merupakan sala satu alternatif yang mempermudah masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan yang sulit didapatkan oleh masyarakat apalagi pada masyarakat petani, bapak Yamin menuturkan bahwa modal yang dibutuhkan dalam menggarap lahan sangat besar sehingga membutuhkan tempat peminjaman modal. ketika orang telah melakukan peminjaman (Monomboli) maka secara tidak langsung lahan yang sedang

(3)

dikerjakan telah tergadai dan juga dalam menunggu panen masyarakat itu harus membutuhakan modal sebagai penghidupan anak dan istri. Untuk mendapatkan itu semua masyarakat memilih meminjam dulu kepada pemilik modal atau pengusaha karena itu bisa di dapatkan dengan mudah tanpa syarat. Dengan melihat keadaan bapak Yamin tersebut peneliti mengambil judul ”BUDAYA MONOMBOLI studi pada masyarakat desa Bolangat”, peneliti mengambil judul itu agar peneliti dapat mempelajari dampak-dampak buruk dan mempelajari hutang piutang yang terjadi di Desa Bolangat, Peneliti sengaja mengambil lokasi tersebut karena di desa tersebut Monomboli (hutang), telah membudaya dan akibat dari itu, pendapatan dan pengeluaran penduduk di desa tersebut tidak seimbang, pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan.

2. METODELOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriftif dimana dalam langkah kerja untuk mendeskripsikan suatu objek, fenomena, atau seting sosial terjewantah alam suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk kata atau gambar daripada angka-angka. Mendeskripsikan sesuatu berarti menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Dalam menuangkan suatu tulisan, laporan penelitian kualitatif berisi kutipan-kutipan dari data/fakta yang diungkap di lapangan untuk memberikan ilustrasi yang utuh dan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan. Metode penelitian kualitatif diambil peneliti, karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karateristik suatu barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.

(4)

Denzin dan Lincoln penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.

3. PEMBAHASAN

Manusia tidak akan bisa hidup sendirian dalam kehidupannya. Manusia dituntut untuk selalu berinteraksi antara sesamanya, sehingga akan tercipta sebuah lingkungan yang saling tolong menolong dalam berbagai hal, misalnya: untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Sesuai kodratnya manusia tidak akan bisa hidup sendirian tanpa adanya orang lain dalam kehidupannya. Dalam pergaulan hidup ini tiap-tiap orang mempunyai kepentingan terhadap orang lain. Timbulah dalam pergaulan hidup ini hubungan hak dan kewajiban. Misalnya monomboli (hutang). Mengenai hutang piutang sangatlah berhubungan dengan kehidupan masyarakat. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa manusia dalam kehidupannya pernah melakukan transaksi hutang piutang, baik masyarakat desa maupun masyarakat kota, hal ini sesuai dengan keberadaan individu yang kadang tidak mencukupi dengan harta yang dimilikinya, karena kebutuhan di luar kemampuan hartanya, apalagi pada saat sekarang ini yang sedang menghadapi krisis moneter berkepanjangan sehingga kebutuhan hidup selalu tidak mencukupi.

Masyarakat desa Bolangat menyebut hutang tersebut dengan nama Monomboli, yaitu transaksi pinjaman sejumlah uang dan pinjaman tersebut nantinya akan dikembalikan baik itu berbunga maupun tidak berbunga. Masalah akad hutang piutang sangatlah dibutuhkan mengingat akan sahnya dalam suatu perjanjian, sehingga perjanjian dapat dikatakan sah apabila adanya akad antara kreditur dan debitur. Akad dalam perjanjian hutang piutang yang terjadi di desa

(5)

Bolangat adalah di mana kreditur dan debitur sama-sama sepakat terhadap uang yang akan dipinjam oleh debitur akan diganti setelah panen atau setelah debitur memiliki uang. Biasanya masyarakat desa Bolangat dalam hal hutang piutang jika tidak mampu lagi membayar maka bisa diganti dengan lahan, baik itu lahan pertanian, ladang ataupun pekarangan. Pembayaran hutang tidak hanya berfokus kepada pengembaliannya dengan uang, akan tetapi hutang dapat digantikan ke benda lain, misalnya; hasil panen seperti padi atau hasil panen palawija atau ada juga masyarakat yang melakukan hutang sementara, dia keluar kampung untuk mencari nafkah di daerah lain biasanya mereka mengganti dengan emas bagi mereka yang bekerja dipertambangan. Tetapi kebanyakan masyarakat desa Bolangat dalam hutang piutangnya digantikan dengan hasil panen, karena pecarian yang ada di desa Bolangat sebagiab besar bertani.

4. PENUTUP

Simpulan dari keseluruhan isi hasil penelitian ini adalah Faktor yang menyebabkan timbulnya kebiasaan hutang adalah budaya konsumtif, penghasilan yang rendah, suka mengadakan pesta, pandangan keluarga terhadap hutang, pengaruh teman, tingkat usia, pekerjaan, tingkat ekonomi, kepribadian dan kemudahan untuk memperoleh hutang. Hutang yang dilakukan masyarakat digunakan untuk makan, biaya sekolah anak, untuk modal usaha, nyumbang dan kegiatan kemasyarakatan. Masalah yang muncul akibat kebiasaan hutang hutang yang semakin menumpuk,biaya sekolah anak yang menunggak, konflik dalam rumah tangga, kegelisahan, hilangnya barang milik pribadi.

Dengan melihat pembahasan diatas perlu adanya pengembangan pada masyarakat di desa Bolangat, baik itu pengembangan pengetahuan maupun menggali potensi yang ada pada masyarakat misalnya, kemampuan teknik dan kemampuan bisnis yang dimiliki masyarakat akan mampu mengubah peluang usaha menjadi usaha baru yang menguntungkan. Menurut persepsi

(6)

informan, faktor yang harus dimiliki untuk menjadi seseorang yang tidak tergantung pada Hutang adalah pengalaman dibidangnya, baik dalam pengengembangan modal dan bakat bawaan. Sebagian besar informan menurut peneliti telah memiliki persepsi yang benar, bahwa pengalaman merupakan faktor utama untuk menjadi menjadi seseorang yang berbeda dari masyarakat lainnya. Dari penuturan pengusaha ibu Loli Kalapati:

” saya adalah masyarakat gorontalo yang telah berpindah penduduk yang berdomisili didesa

Bolangat, pertama kali saya dan suami saya menginjakkan kaki di desa Bolangat kami hanyalah masyarakat petani biasa seperti masyarakat lainnya tapi setelah 8 tahun bertani kami pun berpikir bahwa bertani bukanlah sala satu penyelamat hidup sehingga kami pun memulai usaha untuk berdagang, Alhamdulillah kehidupan kami berkecukupan”

Melihat upaya keluarga ibu Loli dalam meningkatkan hidup, ini bisa dijadikan acuan bagi masyarakat dan pemerintah di desa Bolangat dalam pengembangan bakat maupun pengetahuan, agar masyarakat tidak tergantung dengan hal-hal yang baru. Apalagi dalam upaya mengangkat, mentransformasikan dan memasyarakatkan teknologi pedesaan secara tepat. Akan sangat membantu kemampuan masyarakat pedesaan untuk berproduksi secara efisien dengan menggunakan peralatan yang sederhana, dan sekaligus akan merangsang daya inovatifnya.

Saran bagi masyarakat Desa Bolangat adalah supaya masyarakat Desa Bolangat mampu mengevalusi kebiasaan hutang yang dilakukan untuk mempertimbangkan apakah kebiasaan hutang yang dilakukan benar-benar mampu membantu atau hanya akan menambah masalah baru lagi, dan tingkatkan etos kerja agar tingkat pendapatan meningkat sehingga dapat menekan kebiasaan hutang. Untuk pemerintah Desa Bolangat agar lebih memperhatikan warga dengan tingkat ekonomi rendah atau bisa dikatakan miskin dapat memperoleh bantuan modal dan pemberian ketrampilan agar tingkat ekonomi mereka lebih baik lagi. Dan juga merupakan menjadi perhatian kita semua masalah yang terjadi dalam masyarakat desa Bolangat karena Monomboli (Hutang) bukan hanya terjadi di desa Bolangat tetapi juga di setiap wilayah

(7)

Indonesia. Penulis juga sangat membutuhkan kritik dan saran dari pembaca karena dalam penyusunan ini penulis juga menyadari ketidak sempurnaan dari penulis. Kritik dan saran dari pembaca akan menjadi bahan acuan bagi penulis untuk penulisan selanjutnya.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Alimandan. (2010). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Dewi Wulansari. (2009). Sosiologi Konsep Dan Teori. Bandung: Refika Aditama.

Djam’an Satori. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Heru Nugroho. (2001). Negara Pasar Dan Keadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Heru Nugroho. (2001). Uang Rentenir Dan Hutang Piutang Di Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Irham Fahmi. (2010). Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung: Alfabeta.

Mansoer Pateda. 2001. Kamus Bahasa Gorontalo-Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Nursid sumaatmadja. (1998). Manusia Dalam Konteks Budaya Dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Panji Anoraga. (2011). Pengantar Bisnis “ Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi”. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahardjo. (2010). Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: gadjah mada university press.

Sindung Haryanto. (2011). Sosiologi ekonomi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(9)

Internet:

Ferdinand Tonies: “Masyarakat pedesaan adalah masayarakat gemeinschaft (paguyuban), dan paguyubanlah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.”

Lihat, http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/pengertian-masyarakat-pedesaan/. 24 desember 2012.

Budaya: Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Lihat, http://menarailmuku.blogspot.com/2012/12/pengertian-budaya.html

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal suatu perusahaan…http://abufawas.wordpress.com/2012/03/02/adab-islami-dalam-hutang-piutang/

Referensi

Dokumen terkait

Dalam model konseptual ini, data pendidikan periodik yang dihasilkan dari sistem informasi sekolah akan digunakan sebagai temuan awal untuk proses

Protein ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: domain terminal-N yang berikatan dengan protein kinase, domain tengah (Mid) yang berinteraksi dengan HSP90, dan domain terminal-C yang

a) Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin

Melakukan sosialisasi Apoteker Kecil (Apcil) di SD Negeri 2 Sukoharjo sangat diperlukan karena pendidikan dan pelayanan kesehatan yang diberikan sejak usia dini jauh lebih baik

Kegiatan seleksi penerima penghargaan dapat diikuti oleh setiap dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa berprestasi yang aktif di lingkungan Universitas Malikussaleh

Tulisan berikut memberikan gambaran kondisi hutan bekas areal kebakaran di Bukit Pohen Cagar Alam Batukahu serta memberikan alternatif pemikiran dalam mengatasi kerusakan

sampai pada dua Distrik tersebut yaitu Distrik Mapia Barat dan Mapia Tengah, tetapi hanya sampai di Distrik Mapia. Akibatnya pemungutan suara untuk