• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 SOLUSI NUMERIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 SOLUSI NUMERIK SISTEM PERSAMAAN LINEAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

SOLUSI NUMERIK SISTEM PERSAMAAN

LINEAR

3.1 Metode Eliminasi Gauss

Tinjau sistem persamaan linear yang terdiri dari i baris dan j peubah, yakni x1, x2, …, xj, berikut. 1 1 2 12 1 11

x

a

x

...

a

x

b

a

j j 2 2 2 22 1 21

x

a

x

...

a

x

b

a

j j

j j ij i i

x

a

x

a

x

b

a

1 1 2 2

...

Jika b = 0, sistem persamaan linearnya disebut sistem homogen, sedangkan jika b ≠ 0, disebut sistem takhomogen.

Sistem persamaan linear di atas dapat dituliskan dalam bentuk matriks:

j j ij i i j j

b

b

b

x

x

x

a

a

a

a

a

a

a

a

a

2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11

dan secara sederhana ditulis

b

Ax

dengan ij i i j j

a

a

a

a

a

a

a

a

a

A

2 1 2 22 21 1 12 11 , j

x

x

x

x

2 1 , dan j

b

b

b

b

2 1

Sistem persaman linear di atas juga dapat dituliskan dalam bentuk “matriks yang diperluas” sebagai berikut. j ij i i j j

b

b

b

a

a

a

a

a

a

a

a

a

A

2 1 2 1 2 22 21 1 12 11

~

.

(2)

(1) Memiliki solusi tunggal

(2) Memiliki banyak solusi (takhingga) (3) Tidak memiliki solusi

CONTOH 1 Tentukan solusi sistem persamaan linear berikut.

.

4

2

,

7

3

5

6

,

2

2

y

x

z

y

x

z

x

Penyelesaian

Matriks yang diperluas yang sesuai dengan sistem persamaan di atas adalah

4

7

2

0

1

2

3

5

6

1

0

2

Tahapan penyelesaiannya sebagai berikut.

(1) Baris pertama dibuat tetap. Baris kedua diubah sedemikian sehingga unsur matrik baris pertama kolom kedua menjadi nol. Caranya sebagai berikut: Baris kedua dikurangi oleh 3 kali baris pertama (B2 – 3×B1), hasilnya simpan di baris kedua sehingga diperoleh matriks baru berikut.

4

1

2

0

1

2

6

5

0

1

0

2

(2) Baris ketiga diubah juga dengan cara mengurangkan baris ketiga oleh baris pertama (B3 – B1), diperoleh

2

1

2

1

1

0

6

5

0

1

0

2

(3) Baris ketiga diubah lagi sedemikian sehingga unsur pada baris ketiga kolom kedua menjadi nol. Caranya, kalikan baris ketiga dengan 5 kemudian tambahkan oleh baris kedua (5×B3 + B2), diperoleh

11

1

2

11

0

0

6

5

0

1

0

2

(3)

(4) Bagi baris ketiga oleh 11, diperoleh

1

1

2

1

0

0

6

5

0

1

0

2

Sistem persamaan linear yang sesuai dengan matriks terakhir adalah

.

1

,

1

6

5

,

2

2

z

z

y

z

x

Masukkan z = 1 ke persamaan 2, diperoleh

1

1

6

5y

y

1

Selanjutnya, masukkan z = 1 dan (secara umum) y = –1 ke persamaan 1, diperoleh

2

)

1

(

2x

x

23

Jadi, solusi sistem persamaan linear di atas adalah (x, y, z) = (23,–1, 1).

Metode penyelesaian sistem persamaan linear seperti di atas disebut metode eliminasi Gauss. Dengan cara ini, peubah terakhir (dalam contoh di atas: z) ditemukan terlebih dahulu, kemudian y, dan x. Prosesnya disebut substitusi mundur (back subtitution). Unsur matriks pada baris yang dibuat tetap yang tepat berada di atas unsur yang di”nol”kan pada baris dibawahnya disebut pivot. Pada contoh 1 di atas, angka 2 pada baris pertama dan angka 5 pada baris kedua adalah pivot. Penulisan tahapan penyelesaian dengan metode eliminasi Gauss dapat disingkat. Untuk contoh 1 di atas dapat ditulis sebagai berikut.

4

7

2

0

1

2

3

5

6

1

0

2

3 1 1 2 3 B B B B

11

1

2

11

0

0

6

5

0

1

0

2

11 : 3 B

1

1

2

1

0

0

6

5

0

1

0

2

Secara umum, prosedur sistematik untuk menyelesaikan sistem persamaan linear menggunakan metode eliminasi Gauss sebagai berikut.

(1) Pastikan sistem persamaan linear tersebut dalam keadaan standar, kemudian tulis matriks yang bersesuaian dengannya.

(2) Jika perlu, pertukarkan barisnya untuk mendapatkan pivot yang cocok. (3) Buat semua bilangan di bawah pivot menjadi nol.

(4) Sekarang, abaikan baris pertama dan kolom pertama. Ulangi 2 dan 3 pada submatriks yang tersisa. Untuk matriks yang lebih dari tiga baris, selanjutnya abaikan dua baris pertama dan dua kolom pertama, ulangi 2 dan 3. Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk matriks segitiga atas yang diperluas.

(5) Terakhir, tulis sistem persamaan yang sesuai dengan matriks segitiga atas yang diperluas. Lakukan substitusi mundur untuk mendapatkan solusinya.

(4)

6

5

3

2

6

10

2

5

3

10

2

5

z

y

x

w

y

x

w

z

y

x

w

z

y

x

Penyelesaian

Gunakan metode eliminasi Gauss maka

6

6

10

10

5

3

1

2

0

1

1

1

2

1

5

3

1

2

5

0

3 1 B B

6

10

10

6

5

3

1

2

1

2

5

0

2

1

5

3

0

1

1

1

1 4 1 2 2 3 B B B B

6

10

8

6

5

1

3

0

1

2

5

0

2

4

2

0

0

1

1

1

2 4 2 3 3 2 5 2 B B B B

36

60

8

6

16

10

0

0

12

24

0

0

2

4

2

0

0

1

1

1

) 2 ( : 12 : ) 2 ( : 4 3 2 B B B

18

5

4

6

8

5

0

0

1

2

0

0

1

2

1

0

0

1

1

1

3 4 5 2B B

11

5

4

6

11

0

0

0

1

2

0

0

1

2

1

0

0

1

1

1

) 11 ( : 4 B

1

5

4

6

1

0

0

0

1

2

0

0

1

2

1

0

0

1

1

1

Sistem persamaan linear yang sesuai dengan matriks terakhir adalah

1

5

2

4

2

6

z

z

y

z

y

x

y

x

w

Dari baris terakhir diperoleh

z

1

. Dari persamaan ke-3 diperoleh

2

2

5

1

2

5

z

y

,

dari persamaan ke-2 diperoleh

1

)

1

(

)

2

(

2

4

2

4

y

z

x

,

(5)

dan dari persamaan ke-1 diperoleh

3

2

1

6

6

x

y

w

Dengan demikian, solusi sistem persamaan linear di atas adalah

(

w

,

x

,

y

,

z

)

(

3

,

1

,

2

,

1

)

.

SOAL-SOAL LATIHAN 3.2

Tentukan solusi sistem persamaan linear di bawah ini menggunakan metode eliminasi Gauss.

1.

3

2

7

4

2

y

x

y

x

2.

3

2

7

5

4

2

z

y

x

z

x

y

x

3.

0

3

2

3

2

6

1

2

z

x

w

z

x

y

w

x

w

4. Hukum tegangan Kirchoff menyatakan bahwa jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup adalah nol. Jika prinsip ini diterapkan pada gambar rangkaian di bawah ini, diperoleh sistem persamaan linear sebagai berikut.

1 3 4 2 3 1 3 2 1 ) (R R R I RI RI E 2 3 5 2 5 3 2 1 3I (R R R)I RI E R 3 3 6 5 4 2 5 1 4I RI (R R R)I E R Gunakan metode eliminasi Gauss untuk menentukan nilai I1, I2, dan I3

jika diketahui: R1 = R2 = R4 = 1 , R3 = R5 = 2 , R6 = 4 , E1 = 25 V, E2 = 18 V, dan E3 = 8 V.

3.1 Determinan; Aturan Cramer

3.3.1 Menentukan Determinan

Determinan didefinisikan untuk matriks persegi. Untuk matriks 2 × 2: E1 R1 R4 R3 R2 R5 R6 E3 E2 I1 I2 I3

(6)

d

c

b

a

A

determinannya adalah

bc

ad

d

c

b

a

A

det

Perhatikan perbedaaan penulisan matriks dan determinan matriks. Unsur-unsur matriks A berada di dalam tanda kurung [ ], sedangkan unsur-unsur determinan A ditulis di dalam | |.

CONTOH 1 Tentukan det A jika

5

2

3

1

A

. Penyelesaian

11

)

2

)(

3

(

)

5

)(

1

(

5

2

3

1

det A

Untuk matriks n × n: nn n n n n

a

a

a

a

a

a

a

a

a

A

2 1 2 22 21 1 12 11

det

Menentukan nilai determinan A di atas dapat dilakukan dengan cara berikut. Misalnya kita ingin mencari 33 32 31 23 22 21 13 12 11

det

a

a

a

a

a

a

a

a

a

A

Kita keluarkan satu baris dan satu kolom maka akan diperoleh determinan dengan orde lebih rendah 1. Misalnya kita keluarkan baris dan kolom yang mengandung unsur a23, yakni unsur pada baris ke-2 dan kolom ke-3:

33 32 31 23 22 21 13 12 11

a

a

a

a

a

a

a

a

a

maka tersisa 23 22 21 12 11

M

a

a

a

a

M23 disebut minor dari a23. Minor bertanda

(

1

)

i j

M

ijdisebut kofaktor dari aij. Setelah

(7)

Kalikan setiap unsur salah satu baris (atau kolom) dengan kofaktornya dan jumlahkan hasilnya.

Untuk memudahkan mengingat, tanda dari kofaktor (+ atau −) untuk setiap unsur sebagai berikut.

dst

dst

CONTOH 2 Tentukan determinan A jika

4 6 4 1 3 2 5 7 1 A Penyelesaian

Misalnya kita gunakan baris pertama. Unsurnya adalah −1, 7, dan 5. Minor dari −1 adalah

4

6

1

3

4

6

4

1

3

2

5

7

1

Minor dari 7 adalah

4

4

1

2

4

6

4

1

3

2

5

7

1

Minor dari 5 adalah

6

4

3

2

4

6

4

1

3

2

5

7

1

Dengan mengingat tanda dari kofaktor

dst

dst

(8)

6

4

3

2

5

4

4

1

2

7

4

6

1

3

1

4

6

4

1

3

2

5

7

1

det A

1

(

18

)

7

(

12

)

5

(

0

)

102

Hasil yang sama akan diperoleh jika kita ambil baris atau kolom yang lain. Untuk mengecek, ambil kolom 2 maka diperoleh

1

2

5

1

6

4

4

5

1

3

4

4

1

2

7

4

6

4

1

3

2

5

7

1

det A

102

)

11

(

6

)

16

(

3

)

12

(

7

Metode menentukan determinan seperti yang telah kita lakukan di atas merupakan salah satu bentuk dari pengembangan Laplace dari suatu determinan. Jika determinannya orde ke-4 atau lebih, menggunakan pengembangan Laplace memerlukan waktu yang panjang. Metode ini dapat disederhanakan melalui kenyataan-kenyataan berikut:

1. Jika setiap unsur dari satu baris atau kolom dari determinan dikalikan dengan bilangan k, nilai determinan dikalikan dengan k.

2. Nilai determinan sama dengan nol jika (a) semua unsur dalam satu baris atau kolom adalah nol, atau (b) dua baris atau dua kolom identik, atau (c) dua baris atau dua kolom sebanding/proporsional.

3. Jika dua baris atau dua kolom dari determinan dipertukarkan, nilai determinan berganti tanda (dari + menjadi − atau sebaliknya).

4. Nilai determinan tidak berubah jika (a) baris ditulis sebagai kolom atau sebaliknya, atau (b) kita menambahkan pada setiap unsur salah satu baris (atau kolom), k kali dari unsur pada baris (atau kolom) lain, dengan k suatu bilangan.

Selanjutnya, determinan dapat ditentukan menggunakan reduksi baris Dalam hal ini, jadikan pivot selalu bernilai 1, kemudian unsur di bawahnya menjadi nol (seperti pada eliminasi Gauss untuk matriks). Kita mulai dari contoh yang paling sederhana.

CONTOH 3 Tentukan determinan

1

3

4

2

D

. Penyelesaian

Baris pertama merupakan kelipatan dari 2 maka determinan di atas dapat ditulis menjadi

1

3

2

1

2

D

Selanjutnya, baris ke-2 dikurangi oleh 3 kali baris ke-1. Prosesnya ditulis sebagai berikut

1

3

2

1

2

D

B3 3B1

7

0

2

1

2

PengembanganLaplace

2

7

14

Jadi,

(9)

14

1

3

4

2

D

.

Kita cek dengan menggunakan rumus determinan 2 × 2:

14

)

4

)(

3

(

)

1

)(

2

(

1

3

4

2

D

. CONTOH 4 Tentukan

7

1

6

2

5

4

1

3

2

D

. Penyelesaian

7

1

6

2

5

4

1

3

2

D

K1:2

7

1

3

2

5

2

1

3

1

2

3 3 1 1 2 2 B B B B

10

8

0

4

1

0

1

3

1

2

Laplace an Pengembang

44

)

32

10

(

2

)}

4

)(

8

(

)

10

)(

1

{(

2

10

8

4

1

2

. Jadi,

44

7

1

6

2

5

4

1

3

2

D

.

CONTOH 5 Tentukan determinan

8

3

9

2

4

8

6

4

5

9

2

8

3

7

4

2

D

Penyelesaian

8

3

9

2

4

8

6

4

5

9

2

8

3

7

4

2

D

K1:( 2)

8

3

9

1

4

8

6

2

5

9

2

4

3

7

4

1

2

D

4 1 1 2 3 1 4 2 B B B B B B

(10)

11

10

5

0

6

8

2

0

17

19

18

0

3

7

4

1

2

Laplace an Pengembang

11

10

5

6

8

2

17

19

18

2

er anberganti da B B m in det tan , 2 1

11

10

5

17

19

18

6

8

2

2

B1:( 2)

11

10

5

17

19

18

3

4

1

4

3 1 1 2 5 18 B B B B

4

30

0

37

91

0

3

4

1

4

Laplace an Pengembang

)}

37

)(

30

(

)

4

)(

91

{(

4

4

30

37

91

4

2984

)

1110

364

{

4

Jadi,

672

8

3

9

1

4

8

6

2

5

9

2

4

3

7

4

1

2

D

3.3.2 Aturan Cramer

Tinjau sistem persamaan linear berikut.

f

dy

cx

e

by

ax

Untuk mendapatkan x, kalikan persamaan ke-1 dengan d dan persamaan ke-2 dengan b, kemudian kurangi persamaan ke-1 oleh persamaan ke-2, maka diperoleh

bc

ad

bf

ed

x

Dengan cara serupa, diperoleh

bc

ad

ce

af

y

Dalam notasi determinan,

D

d

c

b

a

bc

ad

,

D

x

d

f

b

e

bf

ed

,

D

y

f

c

e

a

ce

af

,

Solusi dari sistem persamaan di atas secara umum dapat ditulis

D

D

x

x dan

D

D

y

y .

(11)

Dalam bentuk matriks, sistem persamaan linear di atas ditulis

f

e

y

x

d

c

b

a

Untuk mendapatkan Dx, kita tinggal ganti kolom pertama dengan unsur kolom paling kanan,

sedangkan untuk mendapatkan Dy, ganti kolom kedua dengan unsur kolom paling kanan.

CONTOH 6 Gunakan aturan Cramer untuk memecahkan sistem persamaan linear berikut.

9

5

7

3

2

y

x

y

x

Penyelesaian

Dalam bentuk matriks, sistem persamaan linear di atas ditulis:

9

7

1

5

3

2

y

x

.

17

)

3

)(

5

(

)

1

(

2

1

5

3

2

D

34

)

3

)(

9

(

)

1

(

7

1

9

3

7

x

D

17

)

7

)(

5

(

)

9

(

2

9

5

7

2

y

D

Dengan demikian diperoleh

2

17

34

D

D

x

x dan

1

17

17

D

D

y

y

CONTOH 7 Gunakan aturan Cramer untuk menentukan solusi sistem persamaan linear berikut.

22

3

6

5

15

2

4

3

12

4

3

2

z

y

x

z

y

x

z

y

x

Penyelesaian

6

5

4

3

4

3

5

2

3

3

3

6

2

4

2

3

6

5

2

4

3

4

3

2

D

11

)

2

(

4

)

1

(

3

)

0

(

2

(12)

6

22

4

15

4

3

22

2

15

3

3

6

2

4

12

3

6

22

2

4

15

4

3

12

x

D

11

)

2

(

4

)

1

(

3

)

0

(

12

22

5

15

3

4

3

5

2

3

12

3

22

2

15

2

3

22

5

2

15

3

4

12

2

y

D

22

)

9

(

4

)

1

(

12

)

1

(

2

6

5

4

3

12

22

5

15

3

3

22

6

15

4

2

22

6

5

15

4

3

12

3

2

z

D

55

)

2

(

12

)

9

(

3

)

2

(

2

Dengan demikian diperoleh

1

11

11

D

D

x

x ,

2

11

22

D

D

y

y ,

5

11

55

D

D

z

x

SOAL-SOAL LATIHAN 3.3

Tentukan determinan berikut.

1.

2

1

3

4

D

2.

9

6

3

5

3

2

2

4

1

D

3.

4

2

0

1

3

0

5

8

2

5

1

3

1

2

4

2

D

Tentukan solusi sistem persamaan linear berikut menggunakan aturan Cramer.

4.

6

4

2

2

3

2

4

z

y

x

z

y

x

z

y

x

5.

4

5

3

1

2

7

5

2

z

y

x

y

x

z

y

x

Referensi

Dokumen terkait

d) Understanding : Peserta didik mengungkapakan tentang pemahaman permasalahan yang telah di bahas di dalam konseling kelompok. e) Comport : Peserta didik

BUMI melalui anak perusahaanya, PT Kaltim Prima Coal (KPC) diberikan penghargaan sebagai perusahaan penyumbang devisa ekspor terbaik Indonesia tahun 2017 oleh Bank

Data transaksi usaha adalah keterangan atau data atau dokumen transaksi pembayaran yang menjadi dasar pengenaan pajak yang dilakukan oleh masyarakat/subjek pajak kepada

Dari sengketa ini dapat disimpulkan bahwa prinsip yurisdiksi teritorial dapat pula berlaku terhadap kejahatan yang dilakukan tidak hanya di wilayah negara yang bersangkutan, tapi

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak : 1. Memberikan sumbangan akademis kepada Fakultas Syari ’ ah dan Hukum Univrsitas Islam Negeri Sumatera

Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis serta shalawat dan salam penulis

Orang dewasa adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan hidup secara mandiri. Orang dewasa terus

Harapan Lama Sekolah masyarakat Murung Raya pada tahun 2014 mencapai 11,68 tahun, ini merupakan capaian yang sangat bagus di tengah kondisi geografis wilayah Murung Raya