• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia dengan lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencana dalam rangka mengembangkan segala potensinya, baik jasmani (kesehatan fisik) dan rohani (pikir, rasa, karsa, karya, cipta, dan budi nurani) yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus menerus guna mencapai tujuan hidupnya (Ahmadi,2014). Pendidikan tidak luput dari belajar dan pembelajaran, dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang paling pokok.

Proses belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan utama dalam pendidikan adalah belajar. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap,dan mengokohkan kepribadian dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan (Suyono,2015). Pembelajaran di kelas terjadi karena adanya interaksi antara guru dan siswa. pembelajaran akan lebih optimal apabila terjalin komunikasi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan siswa.

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Menurut Nasor (2014), teknik komunikasi dapat berfungsi untuk membentuk iklim organisasi yang menggambarkan suasana kerja

(2)

antara guru dan siswa yang mampu menciptakan hubungan yang harmonis di antara keduanya. Guru harus peka dan tanggap terhadap gejolak dan fenomena yang terjadi pada diri siswa di lingkungan organisasi. Selain itu juga di antara guru dan siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan terbuka, yang pada akhirnya dapat mengatasi segala problema pembelajaran di sekolah. Kondisi itu dapat menciptakan kemampuan dan meningkatkan kinerja guru untuk menjalankan tugasnya, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada siswa semaksimal mungkin. Seorang guru harus dapat memfasilitasi siswa agar dapat mengekspresikan gagasan dan dapat mengkomunikasikan ide dan pendapatnya. Guru juga harus menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh siswa sehingga siswa dapat merespon dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru. Sebab tujuan utama dari adanya komunikasi ialah mengerti dan memahami dengan apa yang disampaikan. Pada saat proses pembelajaran komunikasi antara guru dengan siswa sangat diperlukan, karena tanpa adanya komunikasi antara guru dengan siswa proses belajar mengajar tidak akan terlaksana dengan baik dan tujuan yang diinginkan tidak akan tercapai. Salah satu pembelajaran yang memerlukan komunikasi yang baik antara guru dan siswa adalah pembelajaran IPA fisika.

Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang bertujuan mempelajari dan menganalisis gejala atau proses alam dan sifat zat serta penerapannya. Fisika tidak hanya berupa fakta, hukum, rumus, dan hitungan belaka, tetapi juga merupakan pelajaran yang mengkaji tentang dunia dan kehidupan. Belajar Fisika tidak hanya sekedar tahu matematikannya saja, tetapi lebih jauh peserta didik diharapkan memahami konsep yang terkandung di dalamnya, menuliskannya ke dalam parameter-parameter atau simbol-simbol fisis, memahami permasalahan serta

(3)

menyelesaikannya secara matematis. Hal inilah yang menyebabkan ketidaksenangan peserta didik terhadap mata pelajaran fisika menjadi semakin besar (Rahayu,2015). Fisika dikenal sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami, oleh karena itu dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan siswa agar apa yang disampaikan oleh guru dapat dimengerti oleh siswa. Untuk meningkatkan komunikasi siswa dalam pembelajaran fisika guru harus dapat menjelaskan materi pembelajaran dengan baik yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model berperan sebagai suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Suatu pembelajaran sebaiknya dapat melatih kemampuan ingatan dan pemahaman serta keterampilan dalam memecahkan masalah-masalah baru sehingga dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Pembelajaran inkuiri terbimbing ini menekankan pada suatu permasalahan yang akan dipecahkan oleh siswa sehingga siswa dapat berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan sehingga materi yang didapat oleh siswa akan lebih mudah dipahami (Wangsa,2017). Menurut Lindawati (2010), pada pembelajaran inkuiri materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, tetapi siswa berperan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Hal ini dibuktikan oleh Wangsa (2017), dengan penelitiannya yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat meningkatkan

(4)

kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep siswa materi gerak lurus pada siklus I 53,4 dan siklus II 75,4.

Pada pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa akan terlibat dalam pembelajaran, senantiasa dilatih untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan lingkunga sekitar dan tidak terlepas dari materi IPA yang akan dipelajari. Pada pembelajaran IPA Fisika untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa dan agar pembelajaran menjadi lebih menarik, guru dapat mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari yaitu dapat dilakukan dengan berbantu kearifan lokal.

Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka (Fajarini,2014). Kearifan lokal yang berhubungan dengan pembelajaran fisika diantaranya ketapel, gasing, tarik tambang, perahu, cobek, dan kerekan sumur/katrol. Beberapa kearifan lokal tersebut bisa diterapkan dalam pembelajaran fisika khususnya pada materi Hukum Newton tentang gerak.

Kearifan lokal ini dapat membantu guru untuk menjelaskan materi pembelajaran agar mudah dipahami oleh siswa sehingga siswa akan lebih tertarik untuk belajar dan dapat menguasai materi pembelajaran dengan cepat sehingga komunikasi antar guru dan siswa dapat berjalan baik.

Kenyataannya yang terjadi tidak sesuai dengan pernyataan di atas. Dalam pembelajaran fisika dibutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan siswa agar pembelajaran tidakq membosankan sehingga dapat terjadi interaksi antara guru dan siswa. Namun yang terjadi komunikasi siswa pada saat pembelajaran masih

(5)

sangat rendah, siswa cenderung sulit untuk berinteraksi dengan guru, pada saat pembelajaran siswa tidak berani dalam mengeluarkan pendapatnya ketika pembelajaran berlangsung maupun diskusi kelompok. Guru hanya menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan materi pembelajaran sehingga pembelajaran sulit untuk diterima oleh siswa. Siswa tidak begitu menguasai terkait materi yang akan dipresentasikannya didepan kelas, sehingga siswa tidak bisa menyampaikan dengan baik materi yang dibahasnya dan tidak dapat menyampaikan hasil laporan secara sistematis dan jelas. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa tidak berani bertanya terkait dengan materi yang belum dipahaminya dan ketika guru bertanya terkait materi yang sudah dijelaskan siswa tidak mampu untuk menjawab pertanyaan dari guru, sehingga dilihat dari permasalahan tersebut bisa dikatakan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa masih rendah.

Berdasarkan observasi awal di SMAN 11 Muaro Jambi pada 13 April 2019 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika sulit diterima oleh siswa disebabkan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa, siswa belum mampu menyampaikan ide-ide mereka dan tampak bahwa pembelajaran belum berpusat pada siswa (student centered learning). Siswa hanya mencatat materi yang diberikan oleh guru tanpa ada satupun siswa yang memberikan pertanyaan atau berpendapat terkait dengan materi tersebut. Siswa tidak berani bertanya kepada guru terkait materi pembelajaran dengan alasan takut dan malu. Siswa kurang memperhatikan guru pada saat proses pembelajaran sehingga ketika guru memberikan pertanyaan siswa tidak merespon jawaban dengan baik. Metode pembelajaran yang digunakan masih terbatas pada metode ceramah sehingga

(6)

siswa tampak pasif selama proses pembelajaran berlangsung dan siswa cenderung diam selama proses pembelajaran.

Komunikasi yang terjalin antara siswa dengan siswa kurang baik hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak berani bertanya kepada guru terkait materi yang belum dipahami dengan alasan takut dan malu dikira oleh temannya sebagai siswa yang bodoh. Siswa tidak percaya diri untuk bertanya kepada guru atau siswa lain karena takut pertanyaannya dianggap tidak penting.

Komunikasi yang terjalin antara siswa dengan guru juga kurang baik hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya menunggu penjelasan dan perintah dari guru tanpa adanya timbal balik penjelasan oleh siswa. Siswa tidak berani bertanya kepada guru terkait materi yang belum dipahami, siswa lebih cenderung mencari jawaban dari sumber lain seperti buku paket tentang materi yang belum dipahaminya. Saat proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah mengakibatkan siswa jenuh dan kurang antusias dalam proses pembelajaran. Guru hanya menjelaskan teori-teori kepada siswa tanpa disertai dengan praktikum atau percobaan langsung oleh siswa. Guru jarang mengadakan diskusi kelompok sehingga siswa kurang terbiasa untuk mengungkapkan pendapatnya. Dalam proses pembelajaran, pada saat guru memberikan simbol dan gambar yang berkaitan dengan materi, siswa tidak dapat memahaminya secara langsung tanpa ada penjelasan dari guru dan bahan ajar yang mendukung.

Untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi yang baik antara guru dan siswa, perlu dirancang suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk

(7)

menggali sendiri pengetahuannya dan yang dapat mendukung serta mengarahkan siswa pada kemampuan untuk berkomunikasi, sehingga siswa lebih memahami materi pelajaran yang diajarkan serta mampu mengkomunikasikan ide atau gagasannya dan guru harus dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilakukan harus menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan mempermudah pemahaman siswa. Suatu strategi pembelajaran efektif yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi siswa salah satunya adalah pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing.

Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing mempunyai beberapa keunggulan diantaranya: 1) berpusat pada siswa sehingga siswa benar-benar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat berpikir secara kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah. Adanya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut mampu mendorong siswa untuk memahami materi pembelajaran dengan lebih baik sehingga siswa akan lebih tertarik terhadap materi pembelajaran tersebut, 2) dapat membangun dan mengembangkan konsep diri siswa, 3) tingkat pengharapan bertambah, bagian dari konsep diri adalah tingkat harapan, yaitu siswa memiliki ide tertentu tentang bagaimana ia dapat menyelesaikan suatu tugas dengan caranya sendiri, 4) dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu, 5) menghindarkan siswa dari cara belajar menghafal (Sadia,2014).

Berdasrkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakuakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan

(8)

Komunikasi Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantu Kearifan Lokal Berbasis Video pada Materi Hukum Newton Kelas X IPA 1 SMAN 11 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2019/2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Apakah Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Berbantu Kearifan Lokal Berbasis Video dapat membantu Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa pada Materi Hukum Newton Kelas X IPA 1 SMAN 11 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2019/2020?’’

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dari permasalahan yang diangkat adalah untuk mengetahui Apakah Model Pembelajaran Inkuiri Berbantu Kearifan Lokal Berbasis Video dapat membantu Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa pada Materi Hukum Newton Kelas X IPA 1 SMAN 11 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2019/2020.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

a. Bagi sekolah, dapat memberikan kontribusi yang baik bagi sekolah dalam rangka peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya dalam pelajaran fisika.

b. Bagi guru, dapat menambah pengetahuan guru mengenai upaya meningkatkan komunikasi siswa dan membantu guru meningkatkan proses

(9)

pembelajaran dikelasnya dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri yang berbantu kearifan lokal

c. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa pada pelajaran fisika

d. Bagi peneliti, mendapatkan pengalaman dan memberikan ilmu serta wawasan tentang cara meningkatkan komunikasi siswa dengan menggunakan model inkuiri yang berbantu kearifan lokal berbasis video sebagai bekal untuk menjadi calon pendidik.

1.5 Definisi Operasional

Istilah-istilah operasional yang banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah:

1. Komunikasi merupakan segala upaya dan cara, atau teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan yang berasal dari pihak yang memprakarsai dan ditujukan kepada masyarakat luas.

2. Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka.

3. Model pembelajaran inkuiri merupakan model pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik untuk menjadi insan yang cerdas, kritis, dan berwawasan luas.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aditya Chandra (2015) tentang Karakteristik Demografi Akseptor Kontrasepsi Suntik Depo Medroxyprogesterone Acetat Di

Perubahan besaran tarif PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) selain tidak tercapianya target hal ini juga terjadinya fluktuasi pada penerimaan pajak PPh Pasal 21 dengan peraturan

Dalam penentuan harga jual, selama ini perusahaan belum melakukan pengalokasian beban penyusutan ke harga pokok penjualan, karena beberapa faktor yaitu adanya

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafiqa (2018) mencetuskan bahwa persepsi pelaku UMKM untuk menerapkan SAK EMKM juga dipengaruhi oleh besarnya

APLIKASI PENUNJUKAN LOKASI HALTE BUSWAY DENGAN AUGMENTED REALITY BERBASIS ANDROID Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) Dengan Hak Bebas Royalti ini Universitas

41 tahun 1999 hutan memiliki pengertian sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan

Kesalahan penggunaan frasa dalam pengumuman-pengumuman untuk mahasiswa yang ditempel pada papan pengumuman di lingkungan STKIP Santu Paulus Ruteng berjumlah empat

Dari 17 tim kecamatan ini dibagi dalam 3 grup yaitu wilayah barat, tengah dan timur. Selanjutnya kecamatan Seyegan masuk ke dalam wilayah grup sleman barat. Peserta PORKAB