• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peristiwa ini menjadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peristiwa ini menjadi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PNPM MANDIRI

PERKOTAAN

PENGANTAR

Erupsi Merapi di Sleman,

Jawa Tengah, pada

Ok-tober 2010 menyisakan

banyak korban nyawa

dan harta, baik akibat

awan panas maupun

lahar dingin. Dampak

fatalnya tidak hanya di

daerah Kabupaten

Sle-man saja, tapi juga

hing-ga Kabupaten Magelang

dan Kota Yogyakarta.

Tercatat, ribuan rumah,

infrastruktur dan areal

pertanian di DIY dan

sekitarnya mengalami

kehancuran.

PEMBERDAYAAN

UNTUK KORBAN

MERAPI

Edisi Ke-3, April 2011

Diterbitkan untuk kegiatan:

Padat Karya Pemulihan Korban Merapi

P

eristiwa ini menjadi

perhatian pemerintah

pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya-Kementerian Pekerjaan Umum, melalui Program Nasional Pemberdayaan Nasional (PNPM) Mandiri Perkotaan, telah menggulirkan program Padat Karya, atau dikenal dengan istilah

Cash for Work (CFW). Program

ini bertujuan untuk memberikan pendapatan bagi warga korban Merapi berupa uang tunai guna memulai usaha dan pekerjaan kembali.

Program Padat Karya

dilaksanakan pada tahap

transisi darurat (pemulihan),

yang merupakan rangkaian

dari tahapan penanganan

pasca bencana, didahului oleh tahap tanggap darurat berupa distribusi bantuan pada titik-titik lokasi pengungsi, diakhiri dengan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi rumah rusak berat serta rehabilitasi/rekonstruksi infrastruktur permukiman pada lokasi sasaran. (Redaksi)

(2)

Program Padat Karya dari Kementerian

Pekerjaan

Umum

untuk

Merapi

dilaksanakan di 39 kelurahan yang tersebar

di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta,

serta Kabupaten Magelang. Dana yang

disediakan mencapai 1,4 juta dolar AS

atau sekitar Rp 12,4 miliar. Dana yang

digunakan untuk kegiatan Padat Karya ini,

meminjam dana dari Java Reconstruction

Fund (JRF) sebesar Rp 1,021 miliar dan

loan PNPM Urban I karena Grant PSF No. TF

098870 yang digunakan untuk membiayai

program ini baru efektif tanggal 23 Maret

2011. Setelah itu, penggantian akan

dilakukan melalui mekanisme reposting.

Dana yang dialokasikan untuk Padat Karya ini berasal dari lembaga-lembaga donor yang tergabung dalam PNPM Support Facility (PSF), berupa dana hibah

(grants) yang disalurkan melalui mekanisme PNPM

Mandiri Perkotaan. Melalui program ini, pemerintah mendorong masyarakat di kelurahan lokasi bencana untuk memulihkan kegiatan ekonominya dalam tahapmulihkan kegiatan ekonominya dalam tahapkan kegiatan ekonominya dalam tahapan kegiatan ekonominya dalam tahapnya dalam tahap dalam tahapdalam tahap transisi darurat..

Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah: pembersihan lingkungan, pembersihan sungai, perbaikan rumah rusak ringan, perbaikan jaringan irigasi, perbaikan jalan, dan pekerjaan lain yang diusulkan warga. Setelah berbagai kegiatan di atas selesai, pemerintah berharap bisa segera melakukan relokasi dan mem-bangun kembali permukiman warga dalam tahap re-habilitasi dan rekonstruksi.

Untuk diketahui, 39 kelurahan yang mendapat pro-gram Padat Karya ini merupakan lokasi dampingan PNPM Mandiri Perkotaan. Karena itu, lokasi sasa-ran dan penerima manfaat program ini tetap men-gutamakan warga miskin. Dari pendataan yang ada, persentase KK miskin terbanyak yang terkena ben-cana Merapi ada di Kabupaten Magelang Jawa Tengah yakni mencapai 11,19%. Selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut:

No Kab/Kota Jumlah Kelura-han Penduduk Jml Pddk Jml KK KK %-Miskin

1 Kab. Sle-man 12 148.859 42.850 1.984 4,63% 2 Kota Yogya-karta 13 139.828 29.735 1.785 6,00% 3 Kab. Magelang 14 73.741 20.782 2.325 11,19%

39 362.428 93.367 6.094 7,27%

(3)

Dana program Padat Karya ini disalurkan melalui Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) ke masing-ma-sing Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di kelu-rahan yang terkena bencana letusan Gunung Merapi. Pelaksanaan program dilakukan secara bertahap yang dimulai pada akhir 22 Februari 2011. Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum menar-getkan program ini selesai pada 30 April 2011. Guna memperlancar pelaksanaan di lapangan, KMW PNPM Mandiri Perkotaan mengerahkan seluruh fasilitator kelurahan (faskel) yang ada.

Hingga 12 April 2011, pencairan BLM ke rekening BKM sebesar Rp. 4,7 miliar (89,7%), untuk 9 kelura-han di Kabupaten Sleman sebesar Rp. 1,539 miliar, 14 kelurahan di Kabupaten Magelang Rp. 2,120 miliar, dan 8 kelurahan di Kota Yogyakarta Rp. 1,04 miliar. Progres pelaksanaan fisik mencapai 51%.

Pemberdayaan Pasca Bencana di Wilayah DIY

Pemberdayaan masyarakat di wilayah DIY yang ter-kena bencana dilakukan melalui 3 tahap. Untuk tahap pertama, ada 5 desa yang menjalankan program Pa-dat Karya. Selanjutnya, untuk tahap kedua ada 10 ke-lurahan, dan tahap ketiga ada 10 kelurahan. Program ini dimulai dengan sosialisasi, peningkatan kapasitas UPL/UPS, pembentukan Pokja Padat Karya, review Renta dan penyusunan proposal, pengajuan pencai-ran dana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dan pelaporan.

Setelah dana dicairkan ke rekening LKM/BKM, lang-kah berikutnya adalah pemanfaatan dana. Data real-isasi pencairan BLM untuk program Padat Karya ini bisa dilihat pada tabel berikut:

KEGIATAN PADAT KARYA KAB. SLEMAN KOTA YOGYAKARTA TOTAL TAHAP 1 1,021,502,500 1,021,502,500 TAHAP 2 518,310,000 660,000,000 1,178,310,000 TAHAP 3 375,000,000 545,000,000 920,000,000 JUMLAH (Rp) 3,119,812,500

Pemberdayaan Pasca Bencana di Wilayah Jawa Tengah

Pemberdayaan masyarakat di wilayah DIY yang ter-kena bencana dilakukan melalui 2 tahap. Untuk ta-hap 1, ada 8 desa yang menjalankan program Padat

Karya. Sementara itu, untuk tahap 2, ada 6 desa yang

menjalankan program ini. Total pencairan dana BLM kepada BKM bisa dilihat pada tabel berikut ini:

KEGIATAN PADAT KARYA PENCAIRAN

TAHAP 1 1,047,100,000 TAHAP 2 1,052,900,000 JUMLAH (Rp) 2,100,000,000

(Wildan)

Pelaksanaan Padat Karya di desa Hargo Binangun, desa Giri Kerto dan desa Wo-nokerto

(4)

Bencana Merapi telah membuat masyarakat kehilangan tempat tinggal dan harta benda

yang dimiliki, sehingga masyarakat dihadapkan pada pilihan menjadi pengungsi yang harus

siap dengan segala keterbatasan. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian banyak

pihak termasuk pemerintah. Dari keadaan inilah Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan

Umum meluncurkan Program Padat Karya atau Cash for Works yang merupakan satu tahap

dari 3 tahap upaya penanganan pasca bencana.

Tahap ini dinamakan Tahap Transisi Darurat (Pemulihan). Titik berat kegiatan pada tahap ini adalah upaya pembersihan dan perbaikan darurat terhadap prasarana dan sarana umum, bangunan umum dan lahan-lahan pertanian rakyat. Periode pelaksanaan program Padat Karya ini dimulai pertengahan bulan Februari hingga April 2011, dengan fokus kegiatan pembersihan lingkungan, pembersihan sungai, perbaikan rumah rusak ringan, perbaikan jaringan irigasi, perbaikan jalan, dan pekerjaan lain yang diusulkan warga.

Program Padat Karya dilakukan melalui tahapan (siklus) kegiatan di masyarakat yang bertujuan agar pemulihan berkelanjutan dan siap masuk pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Melalui siklus ini, pemerintah berharap masyarakat lebih terlibat dalam pemulihan kondisi pasca bencana. Pelaksanaan siklus dimotori oleh Lembaga atau Badan Keswadayaan Masyarakat (LKM/ BKM).

Secara lengkap, siklus tahap transisi darurat dapat dilihat pada bagan ini:

SIKLUS TAHAP

TRANSISI DARURAT

(TAHAP PEMULIHAN)

Siklus Tahap Transisi Darurat

Tahap awal kegiatan program Padat Karya adalah sosialisasi kegiatan dan pendaftaran tenaga kerja. Sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman tentang program ini, dilakukan di tingkat kecamatan sampai tingkat kelurahan secara berjenjang. Sosialisasi dihadiri oleh berbagai unsur antara lain, Team Leader Konsultan Manajemen Wilayah (KMW), Tenaga Ahli KMW, Koordinator Kota, camat, PJOK , kepala desa/lurah, dan masyarakat lainnya.

(5)

Pada tahap sosialisasi ini disepakati beberapa hal: Sosialisasi kegiatan dan pendaftaran tenaga kerja tingkat desa, penguatan kapasitas UPS/UPL, pembentukan Pokja Padat Karya; , review Renta dan proposal kegiatan, pengajuan pencairan dana hibah, serta pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan.

Tahap berikutnya adalah penguatan kapasitas terhadap Unit Pengelola Lingkungan (UPL) dan Unit Pengelola Sosial (UPS) yang nantinya akan mengelola keberlanjutan kegiatan pembangunan hasil program padat karya ini. Penguatan kapasitas ini dilakukan oleh Fasilitator Infrastruktur dengan keluaran UPL dan UPS mampu memfasilitasi pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Padat Karya dan rencana/ jadwal pembentukan Pokja Padat Karya. Selain UPL dan UPS, pelatihan ini juga melibatkan relawan masyarakat.

Pasca pengembangan kapasitas UPL/UPS/Relawan dibentuk Pokja secara musyawarah yang difasilitasi oleh LKM. Pokja tersebut akan memverifikasi usulan kegiatan yang sudah ditetapkan. Langkah selanjutnya, LKM/BKM melakukan review terhadap Rencana Tahunan (Renta) Penanggulangan Kemiskinan.

Bencana Merapi tentunya berdampak pada kebutuhan akan perencanaan baru yang tidak tercantum dalam Renta sebelumnya, yang diikuti dengan penyusunan proposal secara rinci oleh Pokja didampingi oleh UPL dan UPS.

Setelah proposal kegiatan tersusun dan telah diverifikasi oleh LKM/BKM, tahap berikutnya adalah pengajuan dana. Proses pengajuan dokumen pencairan dana yang sudah ditandatangani PJOK dan Satker Provinsi diajukan ke KPPN Provinsi, selanjutnya dana akan ditransfer ke rekening BKM/ LKM. Realisasi pendanaan dilakukan BKM ke Pokja secara bertahap.

Sedangkan pelaksanaan kegiatan, pengawasan dan evaluasi merupakan tahap berikutnya. Tahapan ini dilakukan selama 60 hari, dengan harapan masyarakat bisa mendapatkan manfaat untuk meningkatkan taraf kehidupannya pasca bencana Merapi. (Tries)

De bu Mer api di Muntilan b y T risnadi-AP Phot o

(6)

A. KEGIATAN TERBESAR

Sesuai namanya, Kelompok Kerja (Pokja) Tirta Lan-car, Desa Gandasuli, Kabupaten Magelang mengerja-kan pembersihan saluran irigasi guna memperlancar aliran air, dalam program Padat Karya pemulihan. Pokja ini mendapatkan alokasi Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sejumlah Rp.28.737.000 untuk membersihkan Saluran Irigasi yang berlokasi di ling-kungan Ngipik, Randukuning, Ngablak, Ngemplak, Krandon, Saran,Turen, Bandongan, Carikan, Daleman, Watusari, dan Kalibiru dengan total volume sepan-jang 16.950 meter.

Luar biasanya, pembersihan irigasi sepanjang ham-pir 17 km ini berlangsung hanya selama 7 hari kerja, dengan melibatkan 779 orang, 208 di antaranya ada-lah perempuan, dan hampir 90%-nya tergolong war-ga miskin (748 orang). Mayoritas dari mereka adalah para korban bencana letusan Merapi.

B. MEMBERSIHKAN SALURAN UNTUK MEMPERLANCAR SALURAN AIR

Kegiatan Padat Karya adalah masa transisi sebelum rehabilitasi dan rekonstruksi rumah serta bangunan, se-hingga nuansa kegiatan yang tampak adalah kegiatan ”bersih-bersih”. Sebut saja kegiatan pembersihan Salu-ran Irigasi di Desa Keji agar air mengalir lagi ke sawah ladang penduduk. Mengalirnya air (bahasa Jawa: Mili) bagi warga bermakna melancarkan kembali mata pencarian yang mayoritas adalah petani. Aktivitas member-sihkan saluran air bersih di Desa Keji dilaksanakan oleh Pokja Banyu Mili Desa Keji, dengan alokasi BLM sebe-sar Rp.22.465.500. Pembersihan Saluran Irigasi yang berlokasi di Dusun Wonoboyo dan Padan dengan volume 6.005 meter dikerjakan selama 6 hari kerja. ”Proyek” ini melibatkan 605 orang, yang 183 orang di antaranya adalah perempuan dan 531 orang di antaranya termasuk warga miskin.

RAMAI-RAMAI

(7)

C. PEREMPUAN SEBAGAI BAGIAN DARI KUNCI PERUBAHAN

Mirip dengan pembersihan irigasi di Desa Keji, Pokja Bina Umat 1 di Desa Menayu, Kabupaten Magelang mendapatkan alokasi BLM sebesar Rp.3.610.500, bertugas membersihkan saluran irigasi yang menghubung-kan sawah dan ladang di Dusun Kepanjen, Menayu, Sorogenen, Jambean dengan volume 478 meter dikerjamenghubung-kan selama 4 hari kerja.

Sesuai dengan populasi di lokasi tersebut, 86 orang warga terlibat dalam pengerjaan dengan partisipan pe-rempuan lebih dari separuhnya (53 orang). Hampir seluruh pelaksana kegiatan itu adalah warga miskin (80 orang). Keterlibatan perempuan diharapkan mampu membuat kegiatan lebih sensitif terhadap peran perem-puan dalam pengambilan keputusan, pengerjaan dan kemanfaatan. Perubahan sosial tidak akan sempurna tanpa keterlibatan perempuan.

D. PARTISIPASI MASYARAKAT TERBESAR

Pokja Mandiri Lestari, Desa Sokorini, Kabupaten Ma-gelang dalam Program Padat Karya mendapatkan alo-kasi BLM sebesar Rp.22.465.500 guna melaksanakan membersihkan jalan dan saluran drainase yang men-ghubungkan Dusun Slokopan, Kedungkayang, Soko I, Soko II, Curah II, Curah III, dengan volume 11.480 m (11, 4 km). Pekerjaan ini dikerjakan selama 3 hari kerja non stop.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan di Desa Sokorini tercatat yang paling besar di antara kegiatan-kegiatan yang lain. Sejumlah 1.589 orang bergotong-royong membersihkan jalan dan saluran air yang berlokasi di sekitar tempat mereka berdo-misili. Kegiatan ini melibatkan 579 orang perempuan dan 1.419 orang warga miskin. (Tommy)

RAMAI-RAMAI

(8)

Personal Posko Faskel memilah-milah barang

yang akan dikirim Mengirim sesuai kebutuhan Kuli Tinta di tengah-tengah pengungsi (Foto Oleh: Lusia Dwi Wuryani) Posko di kantor Korkot Klaten Di data dulu sebelum dikirim Relawan-relawan dari fasilitator

Merapi Hazard Area Armada Pengiriman bantuan Mobil Sehat dan Tim Medis bantuan

POJOK

FOTO

BENCANA

MERAPI

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab : PMU P2KP Kementerian PU | Pengarah : SNVT PBL Ditjen Cipta Karya | Pemimpin Redaksi: Mita

Apriani | Wakil Pemimpin Redaksi : Usman Hermanto | Redaktur Pelaksana : Iroh R. Fatah | Editor : Alfita Moeljadi dan Nina F | Penulis : Tommy R., Tristiani, Wildan | Data & Informasi : Edwan, Heru, Sutadi, Damar | Desainer Grafis : Ariobroto, Ferry

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Saudara diharapkan membawa Dokumen ASLI Perusahaan dan menyerahkan Fotocopynya antara lain : Dokumen Penawaran, Jaminan Penawaran, Surat Dukungan Keuangan Dari Bank, Ijin Usaha

Transfixi Darah Runah Sakit - Pengadaan Alat-Alat UTDRS Rutin 13,6{X,500.- RSUD

It has been shown that during heat treatment, molecular hydrogen dissolved in a fiber plays no role in the formation of OH, while under UV irradiation the formation

Membawa dokumen asli atau fotocopy yang dilegalisir semua berkas sesuai dengan Dokumen Penawaran dan Isian Kualifikasi Saudara.. Klarifikasi Teknis dan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah menjelaskan cara untuk memberikan keamanan pada layanan internet di Jurusan Matematika FMIPA UNDIP dengan

Penelitian ini berdasarkan teori kepustakaan (library research) dengan metodelogi kualitatif dengan analisis deskriptif.Hasil penelitian yaitu: kata ﺏﺍﺬﻋ / ‘aż ā b /

Penentuan titik le leh de ngan alat 5ybron Thermolyn e type, Spektrofotometri ultra lemb ayung dengan pena mbah an beberapa pereaksi serta spektrofotometri r e son