• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL KESESUAIAN APLIKASI UNTUK GOVERNMENT

BERDASARKAN BUDAYA ORGANISASI

Sri Handayaningsih

Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta, telp : 0274.563515

Email : nining@uad.ac.id

Abstrak

Pengembangan E-Government pada sebuah Pemda ditopang oleh empat pilar yaitu kebijakan, kerangka peraturan, manajemen perubahan dan kebutuhan masyarakat. Proses bisnis pada dinas di pemda dan kebutuhan masyarakat terhadap dinas, memunculkan aplikasi yang dapat membantu proses bisnis dalam memberikan layanan pada masyarakat dan manajemen dalam internal dinas. Dalam banyak kasus pengembangan aplikasi pada Pemda tidak berdasarkan pada hal-hal seperti proses bisnis yang dijalankan di dinas, budaya organisasi dan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen namun hanya berdasarkan pada kebutuhan personal dan pemberian dari pusat. Hal ini mengakibatkan aplikasi yang dibangun tidak dapat bertahan lama, tidak dapat membantu seluruh kegiatan bisnis utama dinas dan dijalankan tidak sesuai dengan budaya organisasi yang sedang berjalan saat ini di dinas tersebut. Aplikasi yang harus dibangun dan dijalankan adalah 70% untuk kegiatan pelayanan pada masyarakat dan 30% manajemen organisasi. Pembuatan model kesesuai aplikasi pada sebuah dinas berdasarkan pada budaya yang sedang berjalan di dinas. Budaya organisasi yang berjalan saat ini di pemerintah provinsi DIY adalah budaya clan. Dasar dari kesesuaian aplikasi yang berjalan di sebuah dinas adalah rencana strategis jangka menengah (tahun 2009 s.d 2014). Model akan diukur dengan key performance indicator menggunakan acuan pada COBIT 4.1. Harapannya model dapat digunakan pada dinas di Provinsi DIY.

Kata Kunci: Model, Aplikasi, E-Government, Budaya Organisasi.

1. PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG

Pengembangan E-government sebuah Pemda sudah menjadi keharusan. Banyak aspek yang menjadikan faktor pengembangan e-government, antara lain : kebutuhan masyarakat semakin komplek dan berkembang, Pemda mempunyai keharusan dalam memberikan pelayanan yang prima (cepat, murah, efisien dan efektif) pada masyarakat, persaingan dalam meningkatkan citra pelayanan antar pemda. Dalam hal ini Pemda menjadi jembatan antara masyarakat dengan kalangan bisnis untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

(2)

Empat pilar penopang pengembangan e-government, yaitu (1) Kebijakan, (2) Kerangka peraturan, (3) Manajemen perubahan dan (4) kebutuhan masyarakat. Keempat pilar ini mendukung dalam melakukan akses pada portal pelayanan publik di sebuah organisasi atau dinas di sebuah pemda. Pelayanan publik didukung oleh infrastruktur dan aplikasi dasar. [1]

Pada pengembangan aplikasi untuk mendukung pelayanan publik dan meningkatkan manajemen organisasi masih belum berdasarkan pada aspek-aspek kesesuaian pada pengembangan e-government, sehingga aplikasi yang di bangun tidak dapat digunakan secara maksimal, bahkan tidak mampu dalam membantu proses bisnis dinas atau organisasi di pemda. Penyebab yang paling mendasar pada aplikasi yang tidak sesuai antara lain ; pembuatan aplikasi hanya berdasarkan sebuah trend bukan berdasarkan kebutuhan, belum punya perencanaan terkait dengan pengembangan IT, pembuatan aplikasi tidak diiringi dengan peningkatan kemampuan dari sisi SDM.

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan sebuah Provinsi yang mempunyai keunikan dalam menjalankan pemerintahannya. Gubernur yang memimpin DIY juga seorang Raja yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap seluruh wilayah Yogyakarta. Pengembangan E-Government yang dilakukan di DIY sudah pada tahap interaksi menuju tahap transaksi [2], pengembangan E-Government pada saat ini difokuskan pada beberapa dinas, yaitu (1) Kesehatan, (2) Pendidikan, (3) Pertanian, (4) Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, (5) Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, (6) Pariwisata. Budaya organisasi yang berjalan saat ini adalah budaya clan.

Pengembangan E-Government harus disesuaikan dengan budaya organisasi yang berjalan saat ini dan budaya yang diinginkan. Salah satu pengembangan E-Government adalah pembangunan aplikasi untuk membantu pelayanan pada masyarakat. Pembangunan aplikasi ini harus dengan budaya yang berjalan dan yang diharapkan. Untuk itu tulisan ini difokuskan pada pembuatan model kesesuaian aplikasi pada pengembangan E-Government berdasarkan budaya organisasi.

1. 2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana membuat sebuah model kesesuaian aplikasi pada pengembangan E-Government pada Pemda berdasarkan budaya organisasi.

1. 3. BATASAN MASALAH

1. Model kesesuaian aplikasi pada pengembangan E-Government pada Pemda berdasarkan budaya organisasi yang berjalan di DIY yaitu clan. [2].

2. Model aplikasi disesuikan dengan tujuh bidang yang diprioritaskan dalam Jogja Cyber Province (JCP). (Peraturan Gubernur DIY tentang JCP).

3. Pengukuran model menggunakan COBIT 4.1

2. METODE PENELITIAN

2. 1. METODE PENGUMPULAN DATA

(3)

a. Metode Pengumpulan data dengan menggunakan kuisoner

Dengan menggunakan sebuah alat bantu yaitu kuisoner. Kuisoner yang digunakan antara lain ;

1. Kuisoner untuk melihat budaya organisasi dinas yang diharapkan

2. Kuisoner untuk mengetahui Budaya pada tahapan pengembangan E-Government.

3. Kuisoner untuk melihat keberadaan sistem informasi saat ini dan sistem informasi yang diharapkan di dinas.

Kuisoner pertama akan diberikan kepada pimpinan dinas yang terdiri dari kepala dinas, sekretaris, seluruh kepala bidang, kepala sub bagian, kepala seksi dan kepada staf dinas. Kuisoner kedua dan ketiga akan diberikan pada seksi data dan teknologi informasi di keenam dinas yaitu dinas pendidikan, dinas pertanian, dinas kesehatan, dinas Perhubungan komunikasi dan informatika dan dinas perdagangan perindustrian koperasi dan usaha kecil menengah.

Pembuatan kuisoner pertama menggunakan acuan OCAI ( Organization Cultur Assesment Intruction). Kuisoner pertama, kedua dan ketiga akan dijadikan bahan acuan dalam pembuatan model sistem informasi dalam pengembangan E-Government berdasarkan budaya organisasi yang diharapkan.

b. Metode Wawancara

Wawancara akan dilakukan kepada para kepala dinas dan kepala seksi data dan teknologi informasi. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui arah kebijakan dalam pengembangan sistem informasi pada pengembangan E-Government.

c. Metode Observasi

Pengamatan yang dilakukan dalam rangka untuk mengamati proses bisnis utama dan pendukung yang berjalan di dinas.

2. 2. ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data. Hal-hal yang akan dianalisis antara lain :

1. Hubungan antara Fungsi bisnis yang berjalan saat ini dengan budaya organisasi Clan,

2. Hubungan program-program yang direncanakan untuk mewujudkan kreteria sukses

3. Hubungan program dengan kebutuhan sistem informasi pada pengembangan E-Government.

4. Hubungan sistem informasi dengan budaya pengembangan dan tahapan E-Government. model sistem informasi berdasarkan budaya organisasi dan budaya dan tahapan pengembangan E-Government.

(4)

2. 3. PEMBUATAN MODEL

Setelah dianalisis dibuat model sistem informasi yang berfungsi sebagai sistem informasi berdasarkan budaya organisasi yang diharapkan dan budaya tahapan pengembangan E-Government.

2. 4. PENGUKURAN MODEL

Model yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengukuran untuk mengetahui kelayakan untuk diimplementasikan.

3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3. 1. ANALISIS

a. Budaya organisasi.

Budaya organisasi Pemprov yang sedang berjalan saat ini adalah budaya clan, berdasarkan hasil survey pada tabel 1. Pada kondisi saat ini menggunakan survey pada penelitian Sri Handayaningsih [2], sedangkan kondisi yang diharapkan merupakan hasil survey yang baru.

Tabel 1. Budaya Organisasi Saat ini dan yang Diharapkan

Kompetensi Saat ini Harapan

Karakteritik dominan Klan (29.48) Klan (30.04)

Pemimpin organisasi Hirarki (30.20) Klan (29.25)

Manajemen Kepegawaian Klan (33.41) Klan (33.17)

Hubungan Organisasi Hirarki (29.25) Hirarki (32.54)

Perhatian/penekanan strategis Klan (31.43) Klan (31.27)

Kreteria sukses Klan (33.93) Klan (33.21)

Dominasi secara keseluruhan Klan (30.51) Klan (32.95)

Berdasarkan kompetensi pada budaya organisasi clan di pemprov DIY ditunjukkan pada tabel 2.

Tabel 2. Kompetensi Budaya Organisasi yang berjalan saat ini di pemprov DIY

Kompetensi Clan

Karakteritik

dominan Organisasi merupakan tempat yang sangat personal/pribadi, seperti suatu keluarga besar, di mana orang-orang di dalamnya saling berbagi satu sama lain (bersifat kekeluargaan), mengemban visi dan misi, orientasi pada hasil (pelayanan pada masyarakat)

Pemimpin

organisasi Pemimpin bertindak sebagai mentor, fasilitator bahkan berperan layaknya orang tua Manajemen

Kepegawaian

a. Karakteristik : kerjasama tim (teamwork), kesepakatan (consensus) dan partisipasi. b. Komitmen pada pimpinan, dalam hal ini Sri Sultan merupakan sebuah nilai yang

penting dan hubungan antar individu karyawan menjadi sesuatu yang bernilai bagi organisasi.

(5)

c. Karyawan secara individu terikat pada kesetiaan, komitmen dan nilai nilai tradisi. Hubungan

Organisasi

Loyalitas pada organisasi ditunjukkan dengan kepercayaan penuh pada pimpinan, hubungan antar pegawai harmonis layaknya seperti keluarga dan menjadi bagian masyarakat.

Perhatian /

penekanan strategis Pengembangan SDM berdasarkan ketersediaan atau kuantitas, adanya keterbukaan dan saling berpartisipasi untuk mencapai tujuan Kreteria sukses Berdasarkan Pengembangan sumber daya manusia, kerjasama tim (teamwork),

komitmen pegawai pada hasil.

b. Tahapan Pengembangan E-Government.

Tahapan pengembangan E-Government secara umum di Pemprov Yogyakarta saat ini tahapan inisialisasi menuju tahap interaktif. Pada tahap inisialisasi hal-hal yang sudah dijalankan antara lain [2] :

1. Ketersediaan infrastruktur berupa perangkat keras belum berdasarkan pada kebutuhan untuk membantu pekerjaan.

2. Jaringan LAN sudah berjalan di semua instansi.

3. Penggunaan email sudah mulai digunakan oleh beberapa pegawai, namun belum digunakan sebagai alat koordinasi.

4. Infrastruktur dan teknologi yang digunakan.

5. Situs web sudah mulai ke arah dinamis, yaitu update secara rutin 6. Akses internet sudah berjalan

Tahapan pengembangan E-Government dinas-dinas yang diprioritaskan di provinsi DIY berdasarkan pada kegiatan di websitenya, seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Tahapan Pengembangan E-Government Berdasarkan pada Kegiatan Websitenya

No. Dinas Tahapan Pengembangan berdasarkan pada Kegatan websitenya

1 Pendidikan

(http://www.pendidikan-diy.go.id/) Interaksi 2. Pariwisata

(http://visitingjogja.com/web/)

Transaksi (pelayanan pemesanan hotel dan penginapan, belanja di toko seni dan pemesanan biro perjalanan)

Sumber : Website seluruh dinas [3], [4], [5], [6], [7], [8]

Sistem informasi yang ada saat ini dan yang diharapkan pada masing-masing dinas seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Sistem Informasi Saat ini dan yang diharapkan Dinas

No. Dinas Sistem Informasi Saat Ini Sistem Informasi yang diharapkan

1 Pendidikan

 Administrasi

 Konten belajar untuk tingkat SD s.d SMK, SLB, PNFI

(http://www2.jogjabelajar.org/)

 Administrasi terpusat  Konten belajar yang

dijadikkan rujukan bagi seluruh sekolah di DIY.

 Perpustakaan

2 Pariwisata  Administrasi

 Layanan transaksi wisata meliputi hotel, art shop dan biro perjalanan

(http://visitingjogja.com/web/index.ph p?mod=transaksi&act=view)

 Kemitraan

 Pemasaran pariwisata

Sumber : [3], [9], [10], [11]

Fungsi bisnis utama dan pendukung yang harus dijalankan pada masing-masing dinas, terlihat pada tabel 5.

(6)

Tabel 5. Fungsi Bisnis Utama dan Pendukung Dinas

No. Dinas Fungsi Bisnis Utama Fungsi Bisnis Pendukung

1 Pendidikan 1. Menjamin keberlangsungan

pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing unggul. 2. Meningkatkan jumlah dan kualitas

guru

Meningkatkan fungsi perpustakaan

2. Pariwisata 1. Meningkatkan iklim usaha

pariwisata

2. Pengembangan usaha pariwisata 3. Meningkatkan fasilitas

pengembangan pemodalan dan inovasi industri mendukung pariwisata dan mengutamakan produk lokal.

4. Meningkatkan upaya promosi terpadu, trade, tourism, invesment dan kebudayaan.

5. Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini.

Meningkatkan kerjasama dengan mitra

3. 2. PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini hanya diperlihatkan pada beberapa dinas saja, yaitu dinas pendidikan dan dinas pariwisata.

1. Hubungan Fungsi Bisnis Dinas dengan Budaya Organisasi

Fungsi bisnis yang harus dilaksanakan di dinas harus sesuai dengan budaya organisasi yang berjalan di dinas, yaitu budaya Clan terlihat pada tabel 6 dan 7.

Tabel 6. Dinas Pendidikan

FUNGSI UTAMA :

1) Menjamin keberlangsungan pelaksanaan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, berdaya saing unggul.

2) Meningkatkan jumlah dan kualitas guru

FUNGSI PENDUKUNG :

Meningkatkan fungsi perpustakaan

Karakteristik Budaya

Oganisasi Karakteristik Budaya Organisasi Clan yang dititik beratkan

Karakteristik Dominan Adanya koordinasi antar sekolah se-DIY untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dengan mutu sistem pendidikan yang berkualitas. Pemimpin Organisasi Harus bisa menjadi panutan bagi seluruh sekolah-sekolah se-DIY dalam melaksanakan visi dan misi pendidikan. Manajemen Kepegawaian 1. Tim work (kepala sekolah, pimpinan dinas, guru dan pegawai) yang solid. 2. Seluruh timwork punya komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan

Hubungan Organisasi Loyalitas pada dinas pendidikan sebagai tempat untuk mengaktualkan diri.

Perhatian dan Penekanan

strategis Meningkatkan jumlah dan kualitas guru dan dosen, salah satunya dengan sertifikasi Kreteria Sukses Meningkatnya jumlah dan kualitas guru dan dosen, kualitas lulusan sesuai yang diharapkan.

(7)

Tabel 7. Dinas Pariwisata

FUNGSI UTAMA :

1. Meningkatkan iklim usaha pariwisata 2. Pengembangan usaha pariwisata

3. Meningkatkan fasilitas pengembangan pemodalan dan inovasi industri mendukung pariwisata dan mengutamakan produk lokal.

4. Meningkatkan upaya promosi terpadu, trade, tourism, invesment dan kebudayaan. 5. Mengembangkan data dan informasi pariwisata yang akurat dan terkini.

FUNGSI PENDUKUNG :

Meningkatkan kerjasama dengan mitra Karakteristik Budaya

Oganisasi Karakteristik Budaya Organisasi Clan yang dititik beratkan

Karakteristik Dominan

Adanya koordinasi antar Dinas dengan mitra (penginapan, biro perjalanan, dinas perhubungan, rumah makan dan dinas perindustrian) untuk meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke DIY.

Pemimpin Organisasi Sebagai penghubung antar mitra untuk menjalin kerjasama yang saling menuntungkan dalam rangka meningkatkan wisatawan dan perekonomian masyarakat DIY.

Manajemen Kepegawaian

1. Tim work (Kepala dinas dan staf, mitra dan masyarakat) yang solid.

2. Kepala dinas dan staf punya komitmen untuk meningkatkan wisatawan yang berkunjung di DIY dan perekonomian masyarakat DIY.

Hubungan Organisasi Loyalitas pimpinan dan staf pada dinas pariwisata sebagai tempat untuk mengaktualkan diri untuk mencapai tujuan.

Perhatian dan Penekanan strategis

1. Pengembangan Pemasaran pariwisata melalui promosi terpadu trade, tourism, invesment dan kebudayaan

2. Pengembangan destinasi pariwisata 3. Pengembangan kemitraan

Kreteria Sukses

1. Adanya web yang dijadikan wadah untuk melakukan promosi terpada dan sebagai pusat data dan informasi pariwisata.

2. Peningkatan destinasi pariwisata

3. Terjalin hubungan yang harmonis dengan mitra.

2. Program-program yang direncanakan untuk mewujudkan kreteria sukses.

Program-program yang akan dijalan untuk mewujudkan kreteria sukses berdasarkan hubungan fungsi bisnis dengan budaya organisasi dan rencana strategi jangka pendek. Program – program ini dibuat dalam rangka untuk mencapai sasaran dan tujuan dari misi masing-masing dinas. Tabel 8.

Tabel 8. Program – Program

No. Dinas Program

1 Pendidikan 1. Pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan.

2. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Pendidik

3. Program manajemen Pelayanan pendidikan

2. Pariwisata 1. Pengembangan kemitraan

2. Pengembangan pemasaran pariwisata 3. Pengembangan destinasi pariwisata

3. Hubungan Program Dengan Kebutuhan Sistem Informasi Pada

Pengembangan E-Government.

Dari program kerja yang akan dilaksanakan dari tahun 2010 hingga 2013, maka kebutuhan sistem informasi (aplikasi) seperti pada tabel 9.

(8)

Tabel 9. Hubungan program dengan Kebutuhan SI

Dinas Program Sistem Informasi

Pendidikan 1. Pengembangan sarana dan prasarana

perpustakaan.

1. Perpustakaan terpadu dan digital

2. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Pendidik 2. Belajar Mengajar

3. Program manajemen Pelayanan

pendidikan 3. Pelayanan pendidikan

Pariwisata 1. Pengembangan kemitraan 1. Kerjasama antar UKM dan

dinas pariwisata dan dinas Perindagkop UKM 2. Pengembangan pemasaran pariwisata

3. Pengembangan destinasi pariwisata 2. Pemasaran dan destinasi pariwisata

4. Hubungan Sistem Informasi dengan Budaya Pengembangan dan tahapan

e-Government.

Sistem informasi yang sesuai dengan program-program dinas akan dipetakan berdasarkan tahapan dan budaya pengembangan E-Government. Tabel 10.

Tabel 10. Hubungan Sistem Informasi dengan Tahapan dan Budaya Pengembangan E-Government

Dinas Sistem Informasi Tahapan Pengembangan E-Government Budaya

Pendidikan 1. Perpustakaan terpadu dan digital Interaksi Komunikasi Digital

2. Belajar Mengajar Interaksi Komunikasi Digital

3. Pelayanan pendidikan Interaksi Komunikasi Digital

Pariwisata 1. Kerjasama antar UKM dan dinas pariwisata

dan dinas Perindagkop UKM Transaksi Komunikasi Digital

2. Pemasaran dan destinasi pariwisata Transaksi Koordinasi Digital 5. Model Sistem Informasi berdasarkan Budaya Organisasi dan Budaya dan

Tahapan Pengembangan E-Government

text

Inisialisasi Interaksi Transaksi Pelayanan PengembanganTahapan E-Goverment Budaya Pengetahuan Kerja Digital Budaya Komunikasi Digital Budaya Koordinasi Digital Budaya Pelayanan Digital Budaya Pengembangan E-Goverment 1. Perpustakaan

terpadu dan digital 2. Belajar Mengajar 3. Pelayanan Pendidikan Dinas Pendidikan 1. Kerjasama antar UKM dan dinas pariwisata dan dinas Perindagkop UKM 2. Pemasaran dan destinasi pariwisata Dinas Pariwisata BUDAYA CLAN

(9)

6. Pengukuran Model Sistem Informasi berdasarkan Budaya Organisasi dan Budaya dan Tahapan Pengembangan E-Government

Model Sistem Informasi yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan COBIT 4.1. Pengukuran ini menggunakan Proses PO1 (Planning and Organization – Perencanaan Strategi Teknologi Informasi)

Hal-hal yang akan diukur terkait tentang beberapa hal, yaitu : Tabel 11. Pengukuran pada Model Sistem Informasi

No. Hal-Hal yang diukur

Keberadaan pada Model yang ditawarkan

Ada Tidak

1 Melibatkan bisnis pada masing-masing dinas √

2

Melibatkan bisnis dan pihak manajemen dalam menyelaraskan kebutuhan bisnis saat ini dan yang akan

datang. √

3 Memahami kapasitas TI saat ini √

4 Menerjemahkan rencana strategis ke dalam rencana taktis

5 Menyediakan skema prioritas √

6 Mendefinisikan diterjemahkan dalam layanan yang ditawarkan bagaimana kebutuhan bisnis √ 7 Mendefinisikan strategi untuk memberikan layanan yang ditawarkan √ 8

Memberikan kontribusi kepada manajemen tentang portofolio investasi bisnis yang dimungkinkan dengan

TI √

9 Memberikan respon terhadap kebutuhan bisnis agar selaras dengan strategi bisnis

4. SIMPULAN

Dalam Penelitian ini telah dibuat sebuah model sistem informasi yang dapat diusulkan ke dinas – dinas di provinsi DIY yang menjadi prioritas dalam pengembangan E-Government. Model memenuhi kreteria sesuai dengan pengukuran yang dilakukan menggunkakan instrumen COBIT 4.1 pada domain PO1.

Catatan :

Penelitian ini didanai oleh Dikti melalui Hibah Program Penelitian pada Peneitian Antar Perguruan Tinggi (PEKERTI) pada tahun 2010 dengan Nomor : 077/SP2H/PP/DP2M/III/2010. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Universitas Ahmad Dahlan (TPP), Laboratorium Sistem Informasi Institut Teknologi Bandung, dan Biro Administrasi Pembangunan bagian Penelitian dan Pengembangan (LITBANG).

(10)

DAFAR PUSTAKA

[1]. Intruksi Presiden No. 3 tahun 2003, tentang pengembangan E-Government Pemerintah Daerah di Indonesia

[2]. Sri Handayaningsih, Analisis Terhadap Budaya Organisasi Sebagai Faktor

Penting Dalam Pengembangan E-Government Pada Pemerintahan

Kabupaten/Kota Studi Kasus : Pemerintah Propinsi DIY, Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika ITB; 2007.

[3]. http://visitingjogja.com/web/, diakses pada tanggal 10 April 2010 [4]. http://www.pendidikan-diy.go.id/, diakses pada tanggal 10 April 2010 [5]. http://distan.pemda-diy.go.id/, diakses pada tanggal 10 April 2010 [6]. http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/, diakses pada tanggal 10 April 2010 [7]. http://dishub-diy.net/, diakses pada tanggal 10 April 2010

[8]. http://www.indag-diy.go.id/, diakses pada tanggal 10 April 2010 [9]. (http://jogja-bisnis.com/), diakses pada tanggal 25 september 2010 [10]. http://www2.jogjabelajar.org/, diakses pada tanggal 25 september 2010

[11]. Pemerintah Provinsi DIY, Rencana Pembangunan Jangka Menengah DIY tahun 2009 – 2013, 2009.

[12]. Cameron, K. (2004), “A Process for Changing Organizational Culture”, Michael Driver (ED.) The Handbook of Organizational Development, chp 1,

[13]. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengenai Blueprint Jogja Cyber Province, No. 42, (2006).

[14]. Handayaningsih, S., Pembuatan Model Pengembangan Teknologi (TI) Government Berdasarkan Budaya Organisasi, 2008 Proseding SemnasIF UPN. [15]. Handayaningsih, S., Surendro, K., Model Strategic Planning The Development of

E-government Based on Organization Culture In Region Government, 2009. Prosiding IIS. Buku 2.

[16]. Handayaningsih, S., Surendro, K. (2010), Manajemen Perubahan pada Pengembangan E-Government Berdasarkan Budaya Organisasi Pada Pemerintah Daerah (Studi Kasus : DIY), Proseding SNATI 2010. Hal C 27 – 33.

Gambar

Tabel 1. Budaya Organisasi Saat ini dan yang Diharapkan
Tabel 3. Tahapan Pengembangan E-Government    Berdasarkan pada Kegiatan Websitenya
Tabel 5. Fungsi Bisnis Utama dan Pendukung Dinas
Tabel 7. Dinas Pariwisata
+2

Referensi

Dokumen terkait

Jangka waktu RTRW ataupun RZWP-3-K berlaku selama 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sekali, Pasal 9 ayat (2) UU No 14 Tahun

demikian juga respon yang baik ini datang dari masyarakat Sumedang, antara lain karena lokasi Museum Wargi –YPS ini sangat strategis sekali, karena letak museum

Angket, Penyebaran angket dalam penelitian ini adalah anggota aktif dalam pecinta alam SMA 1 Kartasura yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan siswa

Berdasarkan hasil penelitian, pelayanan yang dilakukan petugas kesehatan di Puskesmas Sempaja sudah cukup baik. Dari beberapa masyarakat yang di wawancari penulis, dengan

Biologi merupakan salah satu bagian dari IPA (sains) yang memuat konsep-konsep ilmiah serta mengembangkan keterampilan proses sains.Untuk meningkatkan prestasi dan

sesuai dengan penelitian ini dimana pupuk organik cair dengan perlakuan 40% adalah perlakuan yang memiliki tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi oleh sebab

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Menurut Rahman ada dua dimensi yang harus dibedakan di dalam Islam, yakni Islam normatif dan Islam historis. Islam normatif adalah ajaran-ajaran Alquran dan