• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN REGOL WETAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN REGOL WETAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

FUNGSI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN REGOL WETAN KECAMATAN

SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG

Mulki Fauzi1 (mulkifauzi@gmail.com)

Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T2 (sfadjarajani2000@yahoo.com) Program Studi Pendidikan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi

ABSTRACT

This research background of the problem that in the Museum of Prabu Geusan Ulun Regol Wetan Village District of South Sumedang is mostly coming from any visitors it is the students or school children both kindergartens, elementary schools, junior high schools and high schools. As for the problem in this study is what the function of the museum in the village of Prabu Geusan Ulun Regol Wetan District of South Sumedang Sumedang and how the preservation of heritage object in it. Goals to be achieved in this study is To Know Function Museum Prabu Geusan Ulun towards Education and How preservation of heritage objects that exist in the Museum of Prabu Geusan Ulun Regol Wetan Village District of South Sumedang Sumedang District. The research method used is descriptive qualitative research methods, data collection techniques used were observation, interviews, literature and documentation, the instrument used is the observation, interview, and documentation tools. The informant informant authors take that core, key informants, and additional informants. Which includes main informant guides Educational (caretaker) Prabu Geusan Ulun Museum, which includes the head of Acting Key informants Prabu Geusan Ulun Museum, and the head of the Foundation additional informants Prince Sumedang, some visitors, and some village residents Regol Wetan. The results showed that in the Museum of Prabu Geusan Ulun addition to functioning as a storage of objects Heritage, Museums Prabu Geusan Ulun serves as a place to unify Sumedang society in the field of education and learning community where both art and religion. And preservation conducted in Prabu Geusan Ulun Museum is "Ngumbah Heritage", this heritage is a procession ngumbah laundering that aims to preserve indigenous traditions cleanses and purifies objects Heritage Museum collection. This tradition for generations each year as a form in preserving heritage objects will be undertaken annually on 1 Maulud. For further research is expected to do more research on the functions of Prabu Geusan Ulun Museum Attraction For Education in Sub Regol Wetan District of South Sumedang Sumedang District using better methods and sources of literature more to enhance this research.

(2)

2| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang masalah bahwa di Museum Prabu Geusan Ulun Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan ini kebanyakan yang datang dari setiap pengunjungnya itu adalah kalangan pelajar atau anak-anak sekolah baik taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun menengah atas. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah apa fungsi dari Museum Prabu Geusan Ulun di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang dan bagaimana pelestarian benda-benda Cagar Budaya yang ada di dalamnya. Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini yaitu Untuk Mengetahui Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun ke arah Pendidikan dan Bagaimana pelestarian benda-benda Cagar Budaya yang ada di Museum Prabu Geusan Ulun Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, studi literatur dan studi dokumentasi, instrument yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan alat-alat dokumentasi. Adapun informan yang penulis ambil yaitu informan inti, informan utama, dan informan tambahan. Yang termasuk informan utama yaitu Pemandu Edukatif (juru kunci) Museum Prabu Geusan Ulun, yang termasuk informan Utama yaitu kepala plt Museum Prabu Geusan Ulun, dan informan tambahannya yaitu kepala Yayasan Pangeran Sumedang, beberapa pengunjung, dan beberapa warga Kelurahan Regol Wetan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Museum Prabu Geusan Ulun selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda Cagar Budaya, Museum Prabu Geusan Ulun ini berfungsi sebagai tempat untuk menyatukan masyarakat Sumedang dalam bidang pendidikan dan tempat belajar masyarakat baik kesenian maupun religi. Dan pelestarian yang dilakukan di Museum Prabu Geusan Ulun ini adalah “Ngumbah Pusaka”, ngumbah pusaka ini adalah prosesi pencucian yang bertujuan untuk melestarikan adat tradisi membersihkan sekaligus mensucikan benda-benda Cagar Budaya koleksi Museum. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun setiap tahun sebagai wujud dalam mengawetkan benda-benda Cagar Budaya yang di lakukan setiap satu tahun sekali pada tanggal 1 bulan Maulud. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang menggunakan metode yang lebih baik dan sumber pustaka yang lebih banyak untuk menyempurnakan penelitian ini.

(3)

3| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki paling banyak warisan Budaya dibandingkan dengan negara-negara tetangga atau setidaknya di kawasan Asia Tenggara. Jawa Barat sendiri memiliki banyak potensi yang cukup besar. Potensi yang dimiliki Jawa Barat dalam bidang yang cukup besar, maka sepatutnya potensi tersebut perlu kita lestarikan, kembangkan dan manfaatkan. Disamping sebagai potensi Sumber Daya Budaya sekaligus objek wisata budaya. Museum memiliki peranan penting sebagai media pendidikan dalam upaya penanaman jati diri ketahanan Budaya bangsa. Sumedang adalah sebuah kota kecil yang terdapat di antara dua kota besar, yaitu Bandung dan Cirebon. Kota ini sering di kenal sebagai kota persinggahan bagi mereka yang tengah melakukan perjalanan darat antara Bandung dan Cirebon. Potensi wisata di kabupaten Sumedang yang tergolong potensial, yaitu Museum merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk pameran benda-benda yang patut mendapatkan perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, budaya, seni, dan ilmu. Meski belum berkembang secara maksimal, semua potensi itu sedang terus di kembangkan. Selain agar lebih maju dan di kenal luas, juga mampu meningkatkan produksi dan arus wisatawan yang datang. Salah satu upaya mengembangkan potensi-potensi tersebut, dengan meningkatkan ekonomi dengan cara menyediakan fasilitas-fasilitas. Museum Prabu Geusan Ulun merupakan tempal penyimpanan benda-benda Cagar Budaya bekas peninggalan pada masa kerajaan Sumedang Larang, Bupati zaman dahulu dan Para leluhur Sumedang. Dilihat ke sehariannya, di Museum ini sering di jumpai kebanyakan para pelajar yang banyak berkunjung. Meskipun Museum Prabu Geusan Ulun mempunyai berbagai macam koleksi dan dilengkapi berbagai fasilitas, tetapi masih sedikit wisatawan yang mengetahui objek wisata Museum Prabu Geusan Ulun sehingga promosi wisata Museum Prabu Geusan Ulun perlu terus ditingkatkan agar tidak hanya pelajar daerah sekitar dan wisatawan dari luar daerah saja bahkan dari luar negeri bisa datang ke objek wisata ini.

(4)

4| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa Fungsi dari Objek Wisata Museum Prabu Geusan Ulun di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelestarian benda-benda Cagar budaya yang ada di Objek Wisata Museum Prabu Geusan Ulun di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2. PROSEDUR PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Menurut Metode Kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. (Moeloeng 2002:3).

Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus permasalahnya adalah sebagai berikut: 1. Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun sebagai objek wisata pendidikan di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang :

a. Mendukung Sumedang sebagai puseur Budaya Sunda b. Menjadi tempat pendidikan dan belajar masyarakat

2. Bagaimana pelestarian benda-benda cagar budaya yang ada di objek wisata Museum Prabu Geusan Ulun di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang :

a. Cara menjaga, merawat dan melestarikan benda-benda Cagar Budaya yang ada

3. PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Objek Penelitian

Museum prabu geusan ulun merupakan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah peninggalan raja-raja kerajaan sumedang larang dan leluhur-leluhur sumedang. Berdirinya Museum Prabu Geusan Ulun berawal dari terbentuknya “

(5)

5| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Yayasan Pangeran Sumedang “ (YPS) sebagai lembaga yang mengurus, memelihara dan mengelola barang Wakaf Kangdjeng “ Pangeran Aria Soeria Atmadja “ (PASA) Bupati Sumedang 1882 –1919 . Untuk melestarikan benda – benda wakaf tersebut Yayasan Pangeran Sumedang(YPS) merencanakan untuk mendirikan sebuah Museum. Karena banyak sekali benda-benda peninggalan tersebut yang dapat dijadikan untuk tujuan kegiatan museum sebagai upaya pengembangan kegiatan Yayasan yang dapat bermanfaat bagi para wargi Sumedang khususnya dan masyarakat Sumedang pada umumnya. Maka pada tahun 1973 Museum Wargi-YPS didirikan yang pada mulanya dibuka hanya untuk di lingkungan para wargi keturunan dan seketurunan Leluhur Pangeran Sumedang saja. Seiring berjalannya waktu Museum Wargi –YPS ternyata mendapat respon yang baik dari para wargi Sumedang. demikian juga respon yang baik ini datang dari masyarakat Sumedang, antara lain karena lokasi Museum Wargi –YPS ini sangat strategis sekali, karena letak museum tepat dipusat Kota Sumedang, berada dalam satu kompleks dengan kantor Pemerintah Daerah (PEMDA) Sumedang dan Kantor Bupati Sumedang yang bersebelahan dengan “Gedung Negara” adalah Kantor dan tempat tinggal Bupati Sumedang.ada tanggal 7 – 13 Maret 1974 di Sumedang diadakan Seminar Sejarah Jawa Barat yang di hadiri oleh para ahli-ahli sejarah Jawa Barat yang di resmikan oleh R. Ating Natadikusumah.

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara, maka dapat di simpulkan bahwa fungsi Museum Prabu Geusan Ulun di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang bukan hanya untuk memelihara benda-benda cagar budaya dan nilai-nilai budaya warisan para leluhur, tetapi harus selalu terjaga dan terus di teruskan kepada generasi muda. Menjadikan tempat pendidikan masyarakat, menjadi tempat belajar serta pembelajaran budaya dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat kabupaten Sumedang dalam rangka melestarikan budaya dan warisan budaya daerah. Serta mendukung Sumedang sebagai puseur budaya sunda dan hal-hal lainnya yang mengarah ke pendidikan. Sehingga masyarakat bisa terbantu dalam segi wawasan dan pengetahuan serta menjadi wadah bagi

(6)

6| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

masyarakat untuk bersilaturahmi dan mempererat tali persaudaraan, dan juga dengan menjadikan sumedang sebagi puseur budaya sunda.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Selain untuk memelihara nilai-nilai budaya dan warisan para leluhur, harus selalu terjaga dan terus di teruskan kepada generasi muda. Menjadikan tempat pendidikan masyarakat, menjadi tempat belajar dan pembelajaran budaya dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat kabupaten Sumedang dalam rangka melestarikan budaya dan warisan budaya serta nilai-nilai budaya daerah. Juga mendukung Sumedang sebagai puseur budaya sunda dan hal-hal lainnya yang mengarah ke pendidikan. Seperti beberapa kegiatan yang di laksanakan di Museum, ada yang namanya Wajib Kunjung untuk sekolah-sekolah yang ada di Sumedang, Tari Klasik Kasumedangan, Tembang Sunda dan gamelan, serta pengajian untuk ibu-ibu yaitu Pengajin Reboan.

a. Wajib Kunjung

Di Museum Prabu Geusan Ulun ini sering banyak ditemui pengunjung-pengunjung dari kalangan pelajar, seperti yang terlihat di gambar serombongan anak-anak sekolah dasar yang sedang berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun. Karena adanya wajib kunjung dari setiap sekolah-sekolah yang ada di Sumedang, waktunya satu tahun sekali setiap sekolah-sekolah itu berkunjung ke Museum Prabu Geusan Ulun. Dengan cara dikumpulkannya terlebih dahulu kepala sekolahnya dan waktu berkunjungnya kapan saja tidak harus sama hari atau bulannya.

b. Tari Klasik Kasumedangan

Tari Klasik Kasumedangan ini merupakan tarian khas sumedang, yang dimainkan olah beberapa orang. Di Museum Prabu Geusan Ulun tarian tersebut menjadi aktifitas rutin setiap minggunya untuk siapa saja yang mau ikut bergabung belajar menari. Tepatnya dilaksanakan di Gedung Gamelan, Dalam tarian tersebut tidak di batasi usia jadi yang ingin belajar ataupun berlatih bisa siapa saja tinggal datang setiap hari minggu ke Museum Prabu Geusan Ulun. Yang melatih atau memandu Tari Klasik Kasumedangan di

(7)

7| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Museum ini yaitu Ibu Ade dan Bapak Edi. Keduanya sama-sama masih keturunan Yayasan Pangeran Sumedang. Adapun biaya untuk pendaftarannya jika ingin bergabung sekitar Rp. 10.000 untuk pertama bergabung ke depannya tiap latihan cuma sekitar Rp. 3000. Jika Cuma ingin mengikuti atau menonton saat latihan tari berlangsung juga di perkenankan tidak ada batasan. c. Tembang Sunda

Tembang Sunda ini adalah sebuah kegiatan rutin di Museum Prabu Geusan Ulun setiap hari minggu, kegiatan ini berupa iringan degung dan gamelan. Seperti musik degung biasa tidak ada yang beda dengan yang lain, namun nyanyian-nyanyian nya lagu sunda yang dinyanyikan oleh juru kawih jadi dinamakan Tembang Sunda. Para pemainnya kebanyakan kalangan ibu-ibu dan pengurus Museum Prabu Geusan Ulun yang sudah di tetapkan, mereka memainkan gamelan dari awal jam kunjung hingga Museum nya di tutup. Selain itu gamelan yang di pakai di kegiatan Tembang Sunda ini bisa di coba oleh para pengunjung, jika sesekali pengunjung ada yang ingin mencoba belajar ngawih ataupun memainkan gamelannya. Tidak di pungut biaya untuk bisa mencobanya untuk belajar si pemain Tembang Sunda yang ada di Museum Prabu Geusan Ulun ini akan membantu dan membimbing dengan baik, dan bisa siapa saja jika ingin mencoba tidak di batasi usia atau pria maupun wanita siapa saja bisa.

d. Pengajian Reboan

Pengajian Reboan adalah sebuah pengajian yang dilaksanakan di Museum Prabu Geusan Ulun. Pengajian ini adalah acara atau kegiatan rutin yang dilaksanakan pada hari rabu tepatnya di belakang Gedung Srimanganti. Pengajian Reboan ini seperti umumnya pengajian biasa, namun di adakannya biasanya di mesjid ini di laksanakan di Museumdan juga dilaksanakan pada hari rabu jadi di sebut Pengajian Reboan. Pengajian Reboan ini hanya di ikuti oleh ibu-ibu terutama warga setempat. Yang mengadakan pengajian ini adalah pihak Keluarga Yayasan Pangeran Sumedang, dan di pimpin oleh Ibu Siti Masitoh sebagi Ustadzah di Mesjid Kaum. Pengajian ini dilaksanakan untuk mempererat tali silaturahmi antara pihak keluarga Yayasan dengan ibu-ibu warga setempat agar terciptanya keharmonisan antar sesama.

(8)

8| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

3.2.2 Pelestarian benda-benda Cagar Budaya yang ada di Museum Prabu Geusan Ulun

a. Ngumbah Pusaka

Di Museum Prabu geusan Ulun ada cara tersendiri untuk merawat dan melestarikan benda-benda cagar budayanya yaitu dengan adanya acara Ngumbah Pusaka. Ngumbah Pusaka yaitu dari bahasa sunda, yang artinya mencuci Pusaka, dan Pusaka yang di cucinya adalah Pusaka Tujuh. Acara ngumbah Pusaka ini rutin dilaksanakan setiap bulan Maulud atau Hari besar Maulid Nabi Muhammad SAW. Pencucian benda Pusaka ini, bertujuan untuk melestarikan adat tradisi membersihkan sekaligus menyucikan benda-benda Cagar Budaya koleksi Museum. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun setiap tahun sebagai wujud dalam mengawetkan benda-benda Cagar Budaya, sekaligus juga mengingatkan kembali nilai-nilai sejarah dan Budaya para leluhur zaman Kerajaan Sumedang Larang. Ngumbah Pusaka ini dilaksanakan pada tanggal 1 bulan Maulud. Peralatan yang digunakan yaitu :

1. Gabah 2. Jeruk Nipis 3. Minyak Wangi 4. 7 Air Muara 5. Sikat

6. Bunga Tujuh Rupa, Dan 7. Lap

Adapun prosesi acara Ngumbah Pusakan sebagai berikut : 1) yang pertama pembukaan, shalawat dan pemberian salam kepada leluhur yang dilakukan oleh Bapak Muharam, 2) kedua setelah shalawat dan pembukaan selesai di persilahkannya para tamu yang hadir untuk mencicipi makanan yang sudah di sediakan. 3) penyambutan pusaka yang di lakukan oleh tujuh orang yang di tunjuk dari pihak keluarga Yayasan, 4) iringan shalawat dan pupujian terus mengiringi pada saat acara ngumbah pusaka berlangsung. 5) pengambilan pusaka dari vitrin di pimpin oleh bapak Muharam dengan pembacaan doa terlebih dahulu. 6) di letakannya ke tujuh pusaka pada baki hijau yang di bawa oleh ke tujuh orang penyambut yang di tugaskan lalu di

(9)

9| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

antar ke tempat pencucian. 7) pencucian pusaka yang di laksanakan oleh ke tujuh orang yang yang telah di tumjuk, yaitu seperti kepala yayasan pangeran sumedang, perwakilan dari kepemerintahan sumedang, dan keluarga besar yayasan pangeran sumedang. 8) penutupan dan rebutan makanan atau sesajen.

Tausiah dan pembukaan Penyambutan Pusaka Pengambilan Pusaka

Mengantarkan Pusaka Ngumbah Pusaka

Tujuh

Rebutan makanan/sesajen

Gambar prosesi ngumbah pusaka

4. SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi Museum Prabu Geusan Ulun di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang disimpulkan sebagai berikut:

a. Selain untuk memelihara benda-benda cagar budaya dan nilai-nilai budaya warisan para leluhur, harus selalu terjaga dan terus di teruskan kepada generasi muda. Menjadikan tempat pendidikan masyarakat, menjadi tempat

(10)

10| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

belajar serta pembelajaran budaya dan ilmu pengetahuan bagi masyarakat, menggalang persatuan dan kesatuan masyarakat kabupaten Sumedang dalam rangka melestarikan budaya dan warisan budaya daerah. Serta mendukung Sumedang sebagai puseur budaya sunda dan hal-hal lainnya yang mengarah ke pendidikan.

b. Adanya suatu program Wajib Kunjung di Museum Prabu Geusan Ulun ini yang berguna untuk mempersatukan masyarakat kabupaten Sumedang dalam memperoleh ilmu pengetahuan agar masyarakat mengetahui nilai-nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya serta menjadi tempat pembelajaran. c. Menjadi wadah dan pembelajaran bagi masyarakat untuk belajar tarian khas Kasumedangan dan belajar gamelan. Meskipun untuk belajar tari di kenakan tarif, namun tarifnya pun sangat terjangkau hanya dengan sepuluh ribu rupiah sudah bisa bergabung.

d. Menjalin silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan dalam kegiatan Pengajian Reboan di Gedung Srimanganti Museum Prabu Geusan Ulun. Pengajian Reboan ini di ikuti oleh ibu-ibu.

2. Pelestarian benda-benda Cagar Budaya yang ada di Museum Prabu Geusan Ulun, yaitu dengan adanya acara Ngumbah Pusaka :

Ngumbah Pusaka yaitu kegiatan pencucian tujuh pusaka dan koleksi Benda-benda Cagar Budaya lainnya yang ada di Museum yang dilakukan secara turun temurun setiap tahun sebagai wujud dalam mengawetkan benda-benda Cagar Budaya, sekaligus juga mengingatkan kembali nilai-nilai sejarah dan Budaya para leluhur zaman Kerajaan Sumedang Larang. Ngumbah Pusaka ini dilaksanakan pada tanggal 1 bulan Maulud, dan dilakukan selama 11 hari berturut-turut sampai tanggal 12 Maulud.

b. Saran

Berdasarkan hasil observasi dilapangan dan hasil penelitian yang penulis peroleh, maka perlu untuk memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi Yayasan Pangeran Sumedang terutama Pengelola Museum Prabu geusan Ulun ( kecuali pemandu edukatif ).

Hendaknya lebih optimal dalam menjalankan tugas. Agar setiap orang yang berkepentingan bisa terlayani dengan baik.

(11)

11| - Siti Fadjarajani dan Mulki Fauzi, Fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan Di Kelurahan Regol Wetan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

2. Kepada Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat di Kabupaten Sumedang. Agar lebih memperbaiki kinerja tiap-tiap bagian dan mengevaluasi kekurangan-kekurangan setiap data kepemerintahan. Selain itu, harus adanya perhatian dan peninjauan yang lebih jauh terlebih dahulu sebelum memberikan suatu bantuan berupa sarana prasarana kepada tiap intansi atau seperti ke Museum Prabu Geusan Ulun, yang akibatnya banyak sarana prasarana yang tidak terpakai karena kurangnya konfirmasi dari pihak Pemerintah Terhadap pengelola Museum yang lebih tau kondisi di lapangan.

3. Peneliti selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai fungsi Museum Prabu Geusan Ulun Sebagai Objek Wisata Pendidikan menggunakan metode yang lebih baik dan sumber pustaka yang lebih banyak untuk menyempurnakan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Muhammad. (1989 ). Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang.Sumedang : Yayasan Pangeran Sumedang.

Moleong,Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Museumku. 2010. http://museumku.wordpress.com/2010/05/09/museum-prabu-geusan-ulun/. Di akses pada tanggal 10 okotober 2014 pukul 19.00 Wib. http://id.m.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sumedang. (12 oktober 2014). Suratmin, (2000). Museum sebagai wahana pendidikan sejarah, Masyarakat Sejarawan

Indonesia Cabang Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Yayasan Pusat Studi Sunda dan Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. (2005). Sejarah Sumedang Untuk Sekolah Lanjutan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang. Sumedang

Referensi

Dokumen terkait

pasal 1 angka 27 KUHAP adalah suatu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan

[r]

Melihat adanya hubungan tersebut, peneliti ingin mengetahui apakah kepercayaan diri pada penyalahguna NAPZA dimana bagi mereka komunikasi akan sulit dilakukan karena

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data Tabel 4 dan 5 menunjukkan jenis batang atas tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar pada

Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi ideal negatif terdiri dari seluruh

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata cara Pengelolaan Sampah Perkotaan, timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari masyarakat dalam satuan volume

Bagian pariwisata tersebut dijabarkan untuk menangkap perbedaan dalam pengeluaran antara masyarakat lokal terhadap wisatawan, kegiatan wisata siang terhadap kegiatan

Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan