• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. METODOLOGI. hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: KETEKUNAN KEMAMPUAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Kerangka

Pikir

Sebagai penuntun dalam alur berfikir dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis, maka kerangka pikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Sumber: Sugiyono, 2008 disesuaikan KEJUJURAN IPTEK KETEKUNAN KREATIVITAS KEDISIPLINAN KEMAMPUAN KOMITMEN BUDAYA KERJA

(2)

 

3.2 Model dan Metode Analisis

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif eksplanatori yang pada dasarnya ingin menjelaskan dan menguraikan kebenaran dari suatu hipotesis. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data.

3.3 Variabel

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yakni variabel bebas adalah budaya kerja pegawai negeri sipil pada Inspektorat Jenderal Departemen Agama yang meliputi; Budaya kejujuran (X1),

Budaya ketekunan (X2), Budaya kreativitas (X3), Budaya kedisiplinan (X4), Budaya

iptek (X5) dan Variabel terikat terdiri atas; Kemampuan (Y1) dan Komitmen (Y2).

Guna menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel-variabel yang dianalisis atau untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan definisi operasional untuk masing-masing variabel.

3.3.1 Budaya kejujuran menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku pegawai terhadap kejujuran di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

a) Budaya sikap yang berpihak pada kebenaran dan sikap moral yang terpuji. b) Budaya berani untuk mengendalikan diri sendiri, berani menolak dan

bertindak melawan segala kebatilan yang bertentangan dengan suara hati/nuraninya.

(3)

 

3.3.2 Budaya ketekunan menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku pegawai terhadap ketekunan di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

a) Budaya teliti, rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas yang secara konsisten dan berkelanjutan sesuai dengan komitmen yang disepakati. b) Budaya perhatian terhadap hal-hal kecil namun prisipil dalam pekerjaan. 3.3.3 Budaya kreativitas menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku pegawai

terhadap kreativitas di tempat kerja, dengan indikator yaitu; a) Budaya menciptakan ide-ide baru dalam pekerjaan.

b) Budaya memberikan penghargaan kepada pegawai yang kreatif. c) Budaya menghadirkan berbagai solusi yang cepat dan tepat dalam

mengatasai masalah dalam pelaksanaan tugas.

3.3.4 Budaya kedisiplinan menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku pegawai terhadap kedisiplinan di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

a) Budaya sikap untuk tidak menentang aturan-aturan dan norma yang berlaku.

b) Budaya penegakan hukum dengan sanksi yang tegas.

3.3.5 Budaya iptek menunjukkan bagaimana sikap dan perilaku pegawai terhadap iptek di tempat kerja, dengan indikator yaitu;

a) Budaya penguasaan iptek merupakan suatu hal yang harus dimiliki setiap pegawai guna mempercepat tugas pelayanan.

b) Pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mempercepat mempermudah tugas pelayanan.

(4)

 

Indikator-indikator tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam bentuk kuesioner. Penilaian dilakukan dengan scoring, di mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai lima kemungkinan jawaban yaitu;

- Katagori sangat membudaya dengan skor = 5 - Katagori membudaya dengan skor = 4 - Katagori ragu-ragu dengan skor = 3 - Katagori tidak membudaya dengan skor = 2 - Katagori sangat tidak membudaya dengan skor = 1

3.3.6 Kemampuan adalah rasa percaya diri kepada kemampuan pribadi setiap pegawai demi kelancaran pelaksanaan tugas dalam usaha mencapai tujuan satuan kerja, dengan indikator yaitu;

a) Budaya memiliki kepandaian, keahlian dan keterampilan tertentu dalam menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

b) Budaya memiliki jiwa kepemimpinan dan kepribadian.

c) Budaya melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar.

3.3.7 Komitmen adalah rasa keterikatan yang kuat antara pegawai terhadap falsafah dalam hal ini visi dan misi lembaga satuan kerja sehingga pegawai dengan suka rela melaksanakan tugas yang diembannya secara taat asas dan taat aturan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, dalam satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dengan indikator-indikatornya sebagai berikut:

(5)

 

a) Budaya kesediaan diri pegawai mengerahkan seluruh kemampuannya dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya;

b) Budaya menularkan dan mensosialisasikan hal-hal positif kepada pegawai lain di lingkunganya;

c) Memegang teguh visi dan misi dan melaksanakannya dengan taat asas dalam tugas sehari-hari.

Indikator-indikator tersebut di atas kemudian dijabarkan dalam bentuk kuesioner. Penilaian dilakukan dengan scoring, di mana nilai-nilai pertanyaan mempunyai lima kemungkinan jawaban yaitu;

- Katagori sangat tinggi dengan skor = 5 - Katagori tinggi dengan skor = 4 - Katagori sedang dengan skor = 3 - Katagori rendah dengan skor = 2 - Katagori sangat rendah dengan skor = 1

3.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah; Budaya kerja yang terdiri atas budaya kejujuran, ketekunan, kreativitas, kedisiplinan dan iptek mempengaruhi komitmen dan kemampuan pegawai negeri sipil di Inspektorat Jenderal Departemen Agama (Ho).

(6)

 

Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dilakukan penilaian l e v e l o f

s i g n i f i k a n a l p h a ( α ) = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho

ditolak dan Ha diterima.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang secara nyata melaksanakan tugas sehari-hari dengan lamanya bekerja di Inspektorat Jenderal Departemen Agama sekurangnya dua (2) tahun dan tidak berkedudukan sebagai calon pegawai negeri sipil. Jumlah pegawai sebanyak 301 orang, terdiri atas 26 orang pejabat eselon, 115 orang auditor, 140 orang pelaksana, dan 20 orang calon pegawai negeri sipil. Untuk mendapatkan ukuran sampel minimal dalam populasi digunakan rumus yang diformulasikan oleh Yamane (Sukandarrumidi,2002), sebagai berikut:

  Di mana:

N = jumlah populasi

n = ukuran sampel minimal

1 = angka konstan

d = Prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 10%.

(7)

 

Dengan menggunakan rumus di atas, maka ukuran sampel dalam penelitian ini sebesar 73,75 dibulatkan 74 dari populasi karyawan sebesar 281 orang. Untuk menentukan ukuran alokasi sampel pada masing-masing bagian ditentukan dengan menghitung presentase antara auditor dan pelaksana. Jumlah auditor sebanyak 115 orang atau sebesar 41%, sedangkan pelaksana berjumlah 166 orang atau 59% dari populasi sampel.

Jumlah sampel dari masing-masing strata pada Inspekturat Jenderal Departemen Agama dapat dilihat dalam Tabel 3.1. berikut:

(8)

 

Tabel 3.1. Strata Pengambilan Jumlah Sampel Penelitian

No. Sub Unit Eselon Auditor Sekre-taris Kasubag Jumlah Sampel 1 2 3 1 Inpektorat Wilayah I 1 6 1 8 2 Inpektorat Wilayah II 5 1 7

3 Inpektorat Wilayah III 6 1 7

4 Inpektorat Wilayah IV 1 6 2 9 5 Inpektorat Wilayah V 7 1 8 6 Bagian Perencanaan Keuangan 1 2 1 2 6 7 Bagian Ortala & Kepegawaian 1 2 2 1 6 8 Bagian pengolahan Hasil Pengawasan 1 2 3 2 8 9 Bagian Umum 1 6 3 6 15 Jumlah 6 30 6 12 9 11 74

Sumber: Kasubbag Kepegawaian Inspektorat Jenderal Departemen Agama tahun bulan Februari 2009 diolah.

Sampel dalam penelitian ini diambil secara random dari setiap strata. Oleh karena populasi memiliki karakteristik tugas dan fungsi maka penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Purposive Sampling. Dengan teknik

Simple Purposive Sampling diharapkan setiap anggota sub populasi mewakili setiap

(9)

 

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data dikakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan teknik penyebaran kuesioner dan data sekunder didapat dari telaah dokumen/kepustakaan, secara rinci metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi;

3.6.1 Wawancara pada responden sesuai dengan butir-butir yang ada di kuesioner (lampiran 1) agar jawaban responden sesuai dengan tujuan kuesioner dimaksud.

3.6.2 Melakukan telaah dokumen/kepustakaan yang terkait dengan permasalahan yang diteliti, seperti buku literatur/referensi, buku yang mendukung, dan dokumen lainnya.

3.7 Metode

Analisis

Data yang telah terkumpul diolah sesuai dengan kebutuhan penulisan tesis, kemudian di analisis dengan metode kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat kualitatif ditabulasi secara manual, kemudian data tersebut dientry menggunakan program statistik dalam bentuk tabel. Sedangkan jenis data kualitatif di olah dengan menelaah seluruh data hasil catatan di lapangan dengan membuat rangkuman dalam bentuk uraian yang sistematis. Proses pengolahan data dilakukan dengan editing, koding, tabulasi dan skoring.

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian, data di analisis menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple regresion) dengan

(10)

 

menggunakan program software statistical program for social science (SPSS). Untuk hasil penelitian dari kuesioner, ditampilkan dalam bentuk tabulasi.

3.7.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas

Untuk menguji validitas dari tiap butir pernyataan yang akan diteliti digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan Sugiyono (2008:248).

  Di mana ;

r = rasio

x = variabel independen y = variabel dependen ∑xy = jumlah hasil dari x dan y

 

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti, selanjutnya hasil penelitian yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (lampiran 1) dilakukan sebelum penelitian berlangsung terhadap 15 (lima belas) responden di luar sampel penelitian.

Uji validitas terhadap butir pernyataan pada kuesioner dengan cara menghitung koefisien korelasi Pearson dari tiap-tiap pernyataan dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Koefisien korelasi masing-masing butir kemudian dibandingkan dengan angka kritis r yang terdapat pada tabel kritis r

(11)

 

maka suatu pernyataan dianggap valid, sebaliknya jika koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r kritis tabel (0,44) maka suatu pernyataan dianggap tidak valid.

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Suatu instrumen akan reliabel apabila instrumen tersebut dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten (Singaribun dan Effendi, 1989:140). Pengujiannya dilakukan dengan uji Alpha Cronbach yaitu hanya memerlukan sekali pengujian dengan menggunakan teknik statistik terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari penggunaan intrumen yang bersangkutan.

3.7.2 Analisis Korelasi Product Moment

Untuk menguji hubungan antar dua gejala digunakan koefisien korelasi yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (1998:256)

    Di mana : r = koefisien korelasi x = variabel independen y = variabel dependen ∑xy = jumlah hasil dari x dan y

(12)

 

3.7.3 Analisis Korelasi Regresi

Untuk melihat hubungan antar variabel digunakan interpretasi terhadap kuatnya hubungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008:248).       Di mana : r = koefisien korelasi x = variabel independen y = variabel dependen ∑xy = jumlah hasil dari x dan y

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian  Sumber: Sugiyono, 2008 disesuaikan KEJUJURAN IPTEK KETEKUNAN KREATIVITAS KEDISIPLINAN  KEMAMPUAN KOMITMEN BUDAYA KERJA
Tabel 3.1. Strata Pengambilan Jumlah Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang

pada penderita diare anak di Puskesmas Rawat Inap kota Pekanbaru yaitu sebanyak 10 orang (10,41%) yang lebih banyak didapat pada anak laki-laki dengan usia 1-3 tahun..

Tujuan dilakukan penelitian yaitu untuk merancang alat ukur intensitas cahaya dengan menggunakan komponen LDR sebagai sensor cahaya dan membandingkan alat ukur

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN

Aspek Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Kesesuaian pantun yang dibuat dengan ciri-ciri pantun Memenuhi 4 ciri-ciri pantun Memenuhi 3

Penerima (Acquirer). Hak dari Penerima adalah Memiliki kewenangan untuk memilih hukum yang berlaku bagi Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya, dan dapat

Perancangan sistem HMI ini dilakukan dengan merancang sebuah sistem monitoring untuk media mengamati kinerja dan dinamika proses pada plant agar dapat diamati kinerja

Menurut Nasution (Idi, 2009: 63) untuk mempelajari suatu masyarakat lebih jauh kita dapat mempelajari berbagai aspek diantaranya sebagai berikut: (1) demografi: