• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Perilaku Mencuci Tangan

Perilaku adalah respon atau reaksi individu terhadap stimulasi yang berasal dari luar atau dari dalam dirinya ( Ali, 2010). Pengertian perilaku menurut Skiner dalam (Notoatmodjo, 2007). perilaku kesehatan secara umum adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan.

Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan lainnya.

Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada kata kiasan. Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi (Proverawati, A dan Rahmawati, E (2012).

1. Pengetahuan a. Pengertian

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman pengertia ternyata perilaku yang didsari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoadmodjo, 2003 dalam Wawan dan Dewi, 2011).

(2)

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan dalam aspek kognitif menurut (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan dan Dewi, 2011), dibagi menjadi 6 tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, dari seluruh bahan yang telah dipelajar. Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kasta kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yang artinya hanya sekedar tahu.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi ke kondisi sebenarnya. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplikation)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dari kasus kesehatan yang diberikan.

(3)

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulsi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteri-kriteria yang sudah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Wawan dan Dewi (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Berikut uraian dengan masing-masing faktor tersebut

1) Faktor Internal a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang pada pola hidup terutama dalam motivasi dan mudah menerima informasi.

(4)

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhintung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun.

2) Faktor Eksternal a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat dipengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. d. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmojo, 2003 dalam Wawan dan Dewi, 2011) adalah sebagai berikut:

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan a) Cara coba salah

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan itu tidak berhasil maka di coba.

b) Cara kekuasaan

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas.

(5)

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metologi ilmiah.

e. Cara menilai pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

1) Baik : hasil presentase 76% - 100% 2) Cukup : hasil presentase 56% - 75% 3) Kurang : hasil presentase < 56% 2. Sikap

Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologis sosial yang membahas unsur sikap sebagai individu maupun kelompok. Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antar kelompok serta pilihan-pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya terhadap perubahan (Wawan dan Dewi, 2011).

a. Sifat Sikap

Sifat sikap menurut Wawan dan Dewi (2011) yaitu

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat tercenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

(6)

b. Indikator untuk sikap kesehatan menurut Notoatmodjo (2012) adalah

1. Sikap terhadap sakit dan penyakit

Adalah bagaimana atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara pencegahan penyakit, dan sebagainya.

2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memelihara dan cara-cara (berperilaku) hidup sehat. Dengan perkataan lain pendapat atau penilaian terhadap makanan, minuman, olahraga, relaksasi (istirahat) atau istirahat cukup, dan sebagainya bagi kesehatan.

3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Misalnya pendapat atau penilaian terhadap air bersih, pembangunan limbah, polusi dan sebagainya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan dan Dewi (2011) adalah

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

2) Pengaruh orang lain dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang, dianggap penting.

(7)

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menamakan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.

4) Media masa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6) Faktor emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pertanyaan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluiran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.

d. Cara menilai sikap

1) Bila normal maka kategori ”mendukung, skor ≥ nilai mean” (nilai rata-rata) dan “ tidak mendukung, skor < nilai mean. 3) Bila tidak normal maka kategori “mendukung, skor ≥

nilai median” dan “tidak mendukung, skor < nilai median”.

3. Praktik

a. Tingkatan dalam praktik merupakan tindakan nyata dari adanya suatu respon (Notoatmodjo, 2012).

1) Respon terpimpin

Merupakan suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan urutan yang benar.

(8)

2) Mekanisme

Seseorang yang dapat melakukan tindakan secara benar urutannya, makan akan menjadi kebiasaan baginya untuk melakukan tindakan yang sama.

3) Adopsi

Suatu tindakan yang sudah berkembang atau termodifikasi dengan baik disebut adopsi.

b. Indikator praktik kesehatan menurut Notoatmodjo (2012) adalah

1) Tindakan (praktik) sehubungan dengan penyakit

a) Pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan pengurasan bak mandi seminggu sekali.

b) Penyembuhan penyakit, misalnya: minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter.

2) Tindakan (praktik) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan olahraga secara teratur, dan sebagainya. 3) Tindakan (praktik) kesehatan lingkungan

Mencuci tangan, menggunakan air bersih untuk mandi, membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya. c. Cara menilai praktik

Kategori penilaian praktik menurut Arikunto (2006) : 1) Baik : presentase 76% - 100%

2) Cukup : presentase 56% - 75% 3) Kurang : presentase <56%

(9)

B. Praktik mencuci tangan

1. Pengertian mencuci tangan

Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari kotoran, mulai dari ujung jari hingga siku dan lengan atas dengan cara tertentu sesuai kebutuhan (Kusyati, dkk, 2012).

2. Tujuan mencuci tangan

Menurut Kusyati,dkk, (2012), tujuan mencuci tangan adalah

a. Mengurangi mikroorganisme pada tangan dan mencegah kontaminasi.

b. Mencegah atau mengurangi peristiwa infeksi.

c. Memelihara tekstur dan integritas kulit tangan dengan tepat. 3. Manfaat mencuci tangan

Manfaat mencuci tangan menurut Perry & Potter (2006) yaitu a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan

b. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman c. Mencegah penularan penyakit

d. Mengurangi penyebab penyebaran infeksi

e. Mengurangi perpindahan mikroorganisme dari spesimen feses ke tangan.

4. Menurut Siswanto, H (2010), teknik mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir, sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah:

a. Membasuh tangan dengan air bersih, jika ada memakai air yang mengalir

b. Menuangkan sabun secukupnya pada telapak tangan c. Meratakan sabun pada kedua telapak tangan

d. Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dngan tangan kanan dan sebaliknya (sambil basuh dengan air bersih dan mengalir)

(10)

f. Jari-jari sisi dalam dari keduanya saling mengunci

g. Menggosok ibu jari kiri berputar dan genggaman tangan dan lakukan sebaliknya

h. Gosokkan memutar ujung jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya

i. Keringkan dengan handuk sekali pakai sampai benar-benar kering

j. Gunakan handuk tersebut untuk menutup kran k. Dan kini tangan sudah aman

5. Tahap-tahapmencuci tangan menurut Kusyati, dkk, (2012) yaitu a. Basahi kedua telapak tangan anda dengan air mengalir dan

tuang sabun ke telapak tangan. Selanjutnya, gosok kedua telapak tangan ke arah depan dan belakang.

b. Gosok punggung tangan anda dan masukkan jari anda di sela jari secara bergantian.

(11)

c. Masukkan jari kanan anda ke sela jari kiri untuk membersihkan sela jari.

d. Gosok ujung jari dengan mengatupkan jari tangan kanan dan menggosokkannya ke telapak tangan kiri. Lakukan prosedur yang sama pada tangan yang kiri.

(12)

f. Gosokkan ujung kuku tangan kanan ke telapak tangan kiri. Lakukan secara bergantian.

6. Dampak mencuci tangan

Dampak yang terjadi pada anak jika tidak dibiasakan untuk mencuci tangan maka akan mempermudah masuknya bibit penyakit kedalam tubuh, hal ini akan mengakibatkan anak mudah terkena penyakit seperti diare, cacingan, infeksi tangan dan mulut maupun ISPA (Chuluq, dkk, 2013).

7. Moment mencuci tangan

Waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu saat-saat sebagai berikut: 1) Sebelum makan, 2) Sebelum menyiapkan makanan, 3) Setelah buang air besar, 4) Setelah buang air kecil, 5) Setelah memegang unggas atau hewan, 6) Setiap kali tangan kita kotor. (Depkes, 2001).

8. Cara menilai praktik mencuci tangan

Kategori penilaian praktik menurut Arikunto (2006) : a. Baik : presentase 76% - 100%

b. Cukup : presentase 56% - 75% c. Kurang : presentase <56% C. Penyuluhan kesehatan

1. Pengertian

Penyuluhan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan individu dan masyarakat. Penyuluhan kesehatan tidak dapat diberikan

(13)

kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat (Herawani, 2001 dalam Kurniawan, D. E., 2012).

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai pendidik.Berdasarkan perannya sebagai pendidik, perawat mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan selama pembelajaran yang berfokus pada pasien.Untuk mendapatkan gambaran pola pikir, sikap dan ketrampilan yang spesifik tersebut diperlukan proses interaksi perawat pasien dalam menggali perasaan, kepercayaan dan filosofi pasien secara individual. Dengan demikian, perawat mendapatkan masalah-masalah pasien dan hal-hal yang perlu diberikan dalam penyuluhan kesehatan. Kemudian bersama pasien, perawat melakukan kerjasama demi memecahkan masalah melalui proses negosiasi tentang penyuluhan kesehatan yang diinginkan pasien. Hubungan proses pembelajaran yang terjadi bersifat dinamis dan interaktif (Herwani, 2001 dalam Kurniawan, D. E., 2012).

2. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Menurut (Machfoed, 2005 dalam Kurniawan, D. E., 2012), penyuluhan kesehatan merupakan proses perubahan, yang bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang positif secara terencana melalui proses belajar. Perubahan tersebut mencakup antara lain pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui proses penyuluhan kesehatan. Hasil yang diharapkan melalui proses penyuluhan kesehatan pada hakikatnya dapat berupa emosi, pengetahuan, pikiran keinginan, tindakan nyata dari individu, kelompok dan masyarakat.

(14)

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyuluhan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan kesehatan antara lain :

a. Perdamaian

Perdamaian, termasuk di dalamnya keamanan ditempatkan pada urutan pertama, karena perdamaian merupakan prakondisi yang diperlukan oleh semua sektor termasuk kesehatan.

b. Perumahan

Sebagian besar hidup manusia, lebih-lebih pada usia dini dihabiskan di dalam keluarga atau lebih jelasnya lagi ditempat tinggal atau rumah masing-masing anggota keluarga yang bersangkutan. Di tempat tinggal atau rumah tangga inilah sebenarnya kesehatan kita bentuk atau tentukan.

c. Pendidikan

Bertujuan untuk memerangi kebodohan, dapat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berusaha atau bekerja, sehingga dapat meningkatkan pendapatan (ekonomi). Selanjutnya akan dapat meningkatkan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

d. Makanan

Makanan dan gizi meruapakan asupan utama untuk kesehatan. e. Ekosistem yang stabil

f. Sumber daya yang berkesinambungan g. Keadilan sosial

Terjadi kesenjangan sosial di suatu masyarakat akan jelas mengganggu kesehatan masyarakat.

h. Pemerataan

Pemerataan adalah adanya kesempatan yang sama untuk memperoleh akses pelayanan dari pihak-pihak yang berwajib.

(15)

4. Metode Penyuluhan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003), metode pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses penyuluhan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran penyuluhan kesehatan yaitu : Metode ceramah dan metode demonstrasi

Metode pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan dapat berupa : a. Metode ceramah :

Ceramah yaitu pidato yang di sampaikan oleh seseorang pembicara di depan sekelompok pengunjung. Ceramah pada hakekatnya adalah proses transfer informaasi dari pengajar kepada sasaran belajar.

b. Metode demonstrasi :

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, dan cara penggunaan alat dan cara berinteraksi. Demonstrasi dapat dilakukan secara langsung atau menggunakan media seperti video atau film.

(16)

D. Kerangka Teori

Skema 2.1 : Kerangka teori Sumber : Wawan dan Dewi (2011

Pengetahuan Sikap Praktik

Faktor internal: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur Faktor eksternal: 1. Lingkungan 2. Sosial budaya

Tidak nyata karena adanya suatu respon dari responden

1. Pengalaman pribadi 2. Pengaruh orang lain

yang dianggap penting 3. Pengaruh kebudayaan 4. Media massa 5. Lembaga pendidika dan agama 6. Faktor emosional Faktor internal

Perilaku mencuci tangan

Lingkungan sekitar Penyuluhan kesehatan

(17)

E. Kerangka Konsep

Pre-Test Post-Test

Skema 2.2 : kerangka konsep

F. Variabel Penelitian

Variable adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyuluhan kesehatan dan variabel dependennya adalah pengetahuan, sikap, dan praktik mencuci tangan. G. Hipotesis

Rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada perbedaan penyuluhan kesehatan tentang mencuci tangan terhadap pengetahuan mencuci tangan pada anak usia sekolah. 2. Ada perbedaan penyuluhan kesehatan tentang mencucin tangan

terhadap sikap mencuci tangan pada anak usia sekolah.

3. Ada perbedaan penyuluhan kesehatan tentang mencuci tangan terhadap praktik mencuci tangan pada anak usia sekolah.

4. Ada perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol pada anak SD dikelas 4 dan 5 di SDN Meteseh. 5. Ada perbedaan sikap antara kelompok intervensi dan kelompok

kotrol pada anak SD dikelas 4 dan 5 di SDN Meteseh.

Pengetahuan Pengetahuan Intervensi ( penyuluhan) Sikap Sikap Praktik Praktik Variabel perancu: 1. Pendidikan 2. Pengalaman pribadi 3. Budaya 4. Media informasi

(18)

6. Ada perbedaan praktik antara kelompok intervensi dan kelompok kotrol pada anak SD dikelas 4 dan 5 di SDN Meteseh.

Referensi

Dokumen terkait

berpengaruh positif terhadap variabel keunggulan bersaing Menggunaka n variabel yang sama Membahas lebih luas tentang ukm 5 Siti Almaidah STIE Atma Bhakti ( 2019 )

Namun, agar Anda dapat menceritakan pengalaman Anda secara sistematis dan terperinci, buatlah sebuah catatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman yang akan

Diduga penggunaan lanjaran jaring yang dipasang menyerupai pagar dan penggunaan mulsa plastik hitam perak mempengaruhi pertumbuhan tunas apikal tanaman mentimun hal

a. Tubuh kita tidak terasa sakit ketika terin f  eksi virus yang berada pada daur .. lis o genik, tetapi baru terasa sakit jika

Pengaruh Tingkat Literacy Keuangan pemilik Usaha terhadap pengelolaan keuangan, Studi Kasus; UMKM Depok.. SMME Owners' Financial Literacy and

Dalam tahap pelaksanaan Peneliti yang di lakukan adalah melaksanakan rancangan tindakan yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan.Agar pelaksanaan tindakan

Sensor kelembaban yang digunakan akan membaca keadaan kelembaban tanah tempat tanaman tersebut berada dan menginformasikan hasil pembacaan sensor tersebut ke pengguna

Hasil observasi kedua yang dilakukan dalam menunjukkan bahwa keberhasilan RA Miftahul Huda Ngasem dalam proses bermain matematika awal melalui beberapa tahapan, meliputi