• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

35 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pengguna jejaring sosial Facebook yang masuk dalam kategori medium users dan memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah yang

masing-masing berjumlah 20 siswa.

Penulis dari awal meneliti mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pengguna jejaring sosial Facebook yang berjumlah 50 mahasiswa. Dari hasil skala sikap diperoleh data 20 mahasiswa termasuk dalam kategori rendah, 27 mahasiswa termasuk dalam kategori sedang dan 3 mahasiswa termasuk dalam kategori tinggi. Jadi dalam penelitian ini ada 20 mahasiswa yang termasuk dalam kategori rendah dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan 10 mahasiswa dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan 10 mahasiswa.

Tabel 4.1

Perbandingan hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen Kategori Pretest eksperimen Postest kontrol

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 10 100 10 100

Total 10 100 10 100

4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Pretest

Pretest dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 dengan membagikan skala sikap Penggunaan Jejaring Sosial Facebook dan inventori kemampuan

(2)

36

komunikasi interpersonal yang diadopsi dari Devito (2011) dan disusun berdasarkan lima kualitas umum efektifivitas komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh Laswell & Laswell (1982) kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kelompok eksperimen akan diberi layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama.

Tabel 4.2.1

Mean Rank dan uji Mann-Whitney Pretest Kemampuan Komunikasi Interpersoanl pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

pretest ekperimen 10 10.65 106.50 kontrol 10 10.35 103.50 Total 20 Test Statisticsb Pretest Mann-Whitney U 48.500 Wilcoxon W 103.500 Z -.114

Asymp. Sig. (2-tailed) .910

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .912a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel uji beda yang dilakukan dengan jumlah subjek kelompok eksperimen 10 siswa dan kelompok kontrol 10 siswa. Mean Rank untuk kelompok eksperimen sebesar 10,65 sedangkan Mean Rank kelompok kontrol sebesar 10,35. Pada tabel 4.2.1 Uji Mann Whitney U=48,500, Z=-114, dan Asymp.Sig (2-tailed) 0,910>0,050 maka dapat diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan penelitian dapat dilanjutkan dengan memberikan teknik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

(3)

37 4.2.2 Posttest

Pengambilan data Posttest dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan eksperimen selesai. Posttest dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2015 yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. inventori yang diberikan pada saat posttest sama dengan inventori yang diberikan pada saat pretest.

4.3 Deskripsi dan Hasil Observasi

4.3.1 Pertemuan Pertama pada tanggal 3 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah anggta kelompok mampu mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan materi dengan topik “Keterbukaan saat berkomunikasi dengan orang lain”. Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 3 Juli 2015. Penulis melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian menjelaskan pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik sosiodrama. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan

(4)

38

yaitu pemberian informasi mengenai keterbukaan saat berkomunikasi serta diskusi bersama-sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok. Kemudian anggota kelompok mulai mendengarkan penjelasan dari penulis. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya anggota kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai mengerjakan sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya. Pada proses sosiodrama masih sedikit pasif karena hanya 4 anggota kelompok yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau mengutarakan pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih malu, diam dan kurang antusias. Saat bermain peran hanya sebagian anggota kelompok yang berantusias. Kemungkinan anggota kelompok masih asing dengan kegiatan permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada penulis.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan pertama. Kemudian penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri dengan berdoa.

(5)

39

1.3.2 Pertemuan Kedua pada tanggal 11 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah anggota kelompok mampu mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan materi dengan topik “Petingnya empati dalam berkomunikasi”. Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah - langkah yang digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

1. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 11 Juli 2015. Penulis melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai petingnya empati dalam berkomunikasi serta diskusi bersama-sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok. Penulis membagikan skenario yan akan dimainkan dalam sosiodrama. Anggta kelompok diberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi skenario sosiodrama. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk anggota kelompok memahami skenario. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing. Pada proses sosiodrama, masih ada anggota kelmpok yang masih sedikit pasif karena hanya 3 anggta kelompok

(6)

40

yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau mengutarakan pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih kurang antusias. Saat bermain peran hanya sebagian anggota kelompok yang berantusias. Kemungkinan anggota kelompok masih malu memainkan peran dalam permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada penulis.

4. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan kedua. Kemudian penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri dengan berdoa.

4.3.3 Pertemuan Ketiga pada tanggal 18 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah anggota kelompok mampu mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan materi dengan topik “Sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal”. Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

(7)

41

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 18 Juli 2015. Penulis melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai petingnya sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal. Penulis dan anggota kelompok berdiskusi tentang sikap mendukung dalam berkomunikasi interpersonal yang pernah dialami leh masing-masing anggota kelompok. Setelah diskusi berakhir, penulis membagikan skenario sosiodrama yang harus anggota kelompok perankan. Sebelum anggota kelompok memainkan peran, anggota kelompok diberi kesempatan untuk membaca skenari tersebut terlebih dahulu. Kemudian. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya. Saat melakukan sosiodrama masih ada anggota yang memainkan peran kurang serius, masih suka bercanda. Namun dengan anggota kelompok yang bercanda dan masih bisa di kontrol itulah keantusiasannya mulai tumbuh.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan ketiga. Kemudian penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara

(8)

42

keseluruhan berjalan lancar. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri dengan berdoa.

4.3.4 Pertemuan Keempat pada tanggal 24 Juli 2015

Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah anggota kelompok mampu mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan materi dengan topik “Sikap possitive dalam komunikasi interpersonal”. Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah - langkah yang digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan keempat diadakan pada tanggal 24 Juli 2015. Penulis melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian mengingatkn kembali tentang pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik sosiodrama. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai sikap possitive dalam komunikasi interpersonal serta diskusi bersama-sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok. Kemudian penulis mulai membagikan skenario sosiodrama dan menanyakan tentang pendapat anggota kelompok tentang possitive dalam komunikasi interpersonal. Dari diskusi

(9)

43

sebelum melakukan sosiodrama ini, antusias anggta kelompok untuk mengerti tentang possitive dalam komunikasi interpersonal mulai tumbuh. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya anggota kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai mengerjakan sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan keempat. Kemudian penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara keseluruhan berjalan lancar dan anggota kelompok sudah terbuka dan tidak pasif dalam mengikuti kegiatan. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri dengan berdoa.

4.3.5 Pertemuan Kelima 14 Agustus 2015

Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah anggota kelompok mampu mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan materi dengan topik “Kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal”. Dalam melaksanakan teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu :

1. Tahap awal

Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta

(10)

44

attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.

2. Tahap pelaksanaan kegiatan

Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 14 Agustus 2015. Penulis melakukan attending kepada semua anggota kelompok untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai petingnya kesetaraan dalam berkomunikasi interpersonal serta diskusi bersama-sama. Penulis menanyakan tentang pengalaman anggota kelompok mengenai topik yang akan dibahas dalam sosiodrama. Saat anggota kelompok mmulai memberikan pendapatnya, penulis membagikan skenario yang akan digunakan dalam sosiodrama sesi terakhir ini. Kemudian anggota kelompok mulai mendengarkan penjelasan dari penulis. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing. Penulis mengajak untuk mendiskusikan hasilnya sesiodrama sesudah anggota kelompok selesai memerankan perannya masing-masing.

3. Tahap evaluasi kegiatan

Setelah selesai melakukan permainan peran, anggota kelompok diminta untuk mengevalusi diri sendiri berdasarkan cerita tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Saat melakukan sosiodrama semua anggota kelompok sangat antusias. Kemudian, setelah pertemuan berakhir semua anggota kelompok mengisi inventori kemampuan komunikasi interpersonal dengan inventori yang sama saat pretest dilaksanakan. Lalu kegiatan diakhiri dengan doa bersama.

(11)

45 4.4 Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney (U-test) dengan bantuan program SPSS for windows release 17.0. Pengujian antara kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest pada kelompok subjek untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan komunikasi interpersonal untuk kelompok yang diberi treatmen dengan kelompok yang tidak diberikan treatmen. Hasil pretest dan postest kelompok eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :

Tabel 4.4

Mean rank dan Mann-Whitney Posttest

Kemampuan Komunikasi Interpersonal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Ranks

kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Postest eksperimen 10 15.50 155.00 kontrol 10 5.50 55.00 Total 20 Test Statisticsb Postest Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 55.000 Z -3.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel diatas jumlah subjek kelompok eksperimen 10 siswa dan kelompok kontrol 10 siswa.Skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1) 15,50 dan skor untuk Mean rank kelompok kontrol (2) 5,50. Sedangkan

(12)

46

koefisien Asymp.Sig (2-tailed) 0,000 < 0,050 maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.4.1

Kelompok eksperimen pretest dan posttest Ranks

Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks

Eksperimen Pretest 10 5.50 55.00 Posttest 10 15.50 155.00 Total 20 Test Statisticsb Eksperimen Mann-Whitney U .000 Wilcoxon W 55.000 Z -3.785

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] .000

a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: kelompok

Pengujian antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan menggunakan pretest dan posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kemampuan komunikasi interpersonal untuk kelompok yang diberikan treatment dengan kelompok yang tidak diberikan treatment. Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :

Tabel 4.4.2

Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen

Kategori Pretest Posttest

Frekuensi Prosentase (%) Frekuensi Prosentase (%)

Rendah 10 100 6 60

Sedang 0 0 4 40

(13)

47

Pada data pretes dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan pada semua mahasiswa, hal ini menunjukkan dengan adanya teknik sosiodrama mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal mereka.

4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini “Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Pengguna Jejaring Sosial Facebook dengan Teknik Sosiodrama Mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga”. Hal ini ditunjukkan dengan mean rank kelompok eksperimen sebelum diberi treatment 5,50 sedangkan mean rank sesudah diberi treatment adalah 15,50 dengan nilai signifikansi 0,000<0,050, ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut menunjukkan bahwa pemberian teknik sosiodrama efektif dalammeningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal. Maka H1 yang diajukan dalam penelitian ini diterima.

4.6 Pembahasan

Dari hasil penelitian ini tampak bahwa pemberian teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal pengguna jejaring sosial Facebook pada mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga secara signifikan . Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen diberikan sosiodrama

(14)

48

dengan skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1) 15,50 dan skor untuk Mean rank kelompok kontrol (2) 5,50. Sedangkan p=Asymp.Sig (2-tailed)

0,000 < 0,050.

Pada saat pretest skor siswa kelompok eksperimen termasuk dalam tingkatkemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama pada kelompok eksperiman kemudian diberikan posttest untuk mengetahui apakah ada peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal pada kelompok eksperimen, kelompok eksperiman menunjukkan peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal.

Dengan adanya sosiodrama, pengguna jejaring sosial Facebook pada mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah dapat mengetahui kekurangan mereka dalam hal kemampuan komunikasi interpersonal. Sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal tersebut. Karena memiliki kemampuan komunikasi interpersonal adalah salah satu syarat penting untuk menjadi seorang konselor yang baik.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gita Satya Yuniar (2012) tentang efektivitas penggunaan tekhnik sosiodrama untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP NEGRI 26 Surabaya, didapatkan hasil F=2.087 dan P <0,05 (0,443) dan taraf signifikasi 95%. Hal ini menunjukkan bahwa tekhnik sosiodrama efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.

(15)

49

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Handayani (2013) dari Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP UNSRI dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Terisolir Melalui Teknik Sosiodrama Kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Indralaya Selatan”, menunjukkan bahwa teknik sosiodrama dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa terisolir.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shandra Setya Pancawati (2014) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan judul “Meningkatkan komunikasi interpersonal melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada remaja Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga”, menemukan bahwa terjadi peningkatan tersebut terlihat dari perbedaan yang signifikan dari hasil pre test dan post test kelompok eksperimen yaitu p=0.012=0.050, dengan peningkatanmean rank 4.80 dari mean rank hasil pre test skala komunikasi interpersonal 3.10, sedangkan mean rank hasil post test skala komunikasi interpersonal 7.90. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama dapat meningkatkan komunikasi interpersonal pada remaja Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis multivariat didapatkan tiga variabel yang berpengaruh secara signifikan, yaitu kepadatan penghunian (p=0,002), lokasi tempat tinggal disekitar peternakan hewan

7 Nurul Dwi Rohmatuningtyas, Pengaruh Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Dengan Seting Pembelajaran Tipe GI Terhadap Minat, dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII MTs

berupa bentuk tunggal (monomorfemis) dan bentuk dasarnya berupa bentuk turunan (polimorfemis). Kesembilan data reduplikasi di atas juga dapat dikatakan mengalami

Dalam mencapai target pasar dibutuhkan suatu strategi pemasaran produk yang baik, agar konsumen tidak merasa bosan terhadap produk RAKATA Adventure Tulungagung

Remaja putri yang masih percaya dengan budaya memiliki risiko lebih besar untuk melakukan pernikahan dini, budaya yang dipercayai di masyarakat adalah anak

Resik Sekolah &amp; Masjid Layanan Dapur Air Layanan Kesehatan 35 Jiwa Distribusi Obat-Obatan Distribusi susu UHT 8 dus, Makanan Tambahan Anak, Alat Kebersihan Distribusi Makanan 560

penguna menjadi lebih mudah dan senang mempelajari bahasa latin dalam lingkup.. penggunaan dan pengoprasian komputer di era teknologi informasi pada saat

Sebagaimana dijelaskan pada pendahuluan bahwa Kartu Kredit Pemerintah (Corporate Credit Card) adalah alat pembayaran non tunai dengan menggunakan kartu yang dapat