• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA PINTU AIR BENDUNG MLIRIP MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA PINTU AIR BENDUNG MLIRIP MOJOKERTO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

MIKROHIDRO PADA PINTU AIR BENDUNG MLIRIP MOJOKERTO

Dimas Riadi Permadi1, Suwanto Marsudi2, Donny Harisuseno2. 1

Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2

Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya e-mail: dimasriadi@outlook.com

ABSTRAK

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro merupakan pembangkit listrik yang bersifat clean

energy, mudah diterapkan, dan cepat guna. Tujuan pembangunan PLTMH pada pintu air Mlirip

adalah untuk memanfaatkan energi potensial pada debit dan mengolahnya kembali agar menghasilkan energi namun tidak mengubah fungsi dari pintu air itu sendiri.

Studi ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar energi yang paling efektif bisa dibangkitkan yang didasari oleh asas ekonomi. Analisa debit rencana menggunakan data debit yang tercatat minimal 10 tahun dan menggunakan metode median-modus.

Hasil dari studi ini, perencanaan menggunakan debit desain sebesar 11m3/det dengan tinggi jatuh effektif (net head) sebesar 7,9m, yang mampu menghasilkan energi sebesar 761,07 kW atau 6173,78MWh/tahun dan mampu mereduksi emisi gas karbon sekitar 4189 tCO2/tahun, perencanaan ini didapat biaya pembangunan sebesar 31,34 Milyar rupiah dengan keuntungan pertahun 6,06 Milyar rupiah, dariperhitungan didapat perameter kelayakan BCR: 1,67, NPV: 20,93, IRR: 21,57% sehingga pembangunan PLTMH layak secara ekonomi.

Kata kunci: PLTMH, debit, energi, emisi, kelayakan ekonomi ABSTRACT

Micro Hydro Power is a power plant. It was designed with the clean energy, easy to built, and fast in use. The water gate of micro hydro power in Mlirip aimed to utilizing the potensial energy of discharge and turn it back into a new energy but not substitute for the function of water gate.

In this, the most effective energy able to generate based on economic principle. The discharge plan analysis used of discharge data with minimal recorded about 10 years and utilized median-modus method.

The results of the study, the planning used design of discharge in amount of 11m3/sec and effective net head in amount of 7,9m, which is capable to deliver energy around 761,07 kW or 6172,78 MWh/year and be able to reduced carbon dioxide emission around 4189 tCO2/year. The construction planning required cost of 31.34 billion rupiah with annual benefit around 6.06 billion rupiah. The results of calculation is feasibility value of BCR: 1,67, NPV: 20,93, IRR: 21,57 %. Thus, the development of micro hydro power is feasible economically.

Keywords: Micro Hydro Power, discharge, energy, emission, economic feasibility. 1. PENDAHULUAN

Kebutuhan energi di dunia terus

mengalami peningkatan termasuk di

Indonesia. Rata – rata permintaan energi dunia mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun (International Energi

Agency-IEA). Sekitar 80% kebutuhan

energi tersebut dipasok dari bahan bakar fosil, utamanya BBM yang merupakan sember energi yang tak terbarukan. Peningkatan GDP dan pertambahan laju

pertumbuhan penduduk menyebabkan

(2)

sedangkan cadangan BBM dunia semakin

berkurang. Hal ini menimbulkan

ketidakseimbangan permintaan dan

penawaran, akibatnya harga minyak dunia berfluktuasi. Dunia pun mencari alternatif baru untuk mengatasi ketergantungan pada BBM.

Pada saat ini Indonesia juga mengalami keadaan tersebut. Dalam skala besar Indonesia masih mengandalkan BBM untuk memasok kebutuhan dalam negeri sayangnya sebagian BBM masih harus diimpor. Padahal Indonesia mempunyai potensi yang besar dengan energi yang terbarukan seperti panas bumi, tenaga air, tenaga surya, tenaga angin, dan bio fuel. Pemanfaatan energi terbarukan tersebut yang berasal dari tenaga air, tenaga surya, dan tenaga angin masih terbatas. Seperti tenaga air yang bisa kita ketahui Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar dan masih dimanfaatkan hanya 7,54% dari potensi sebesar 75,670MW.

Penggunaan energi yang terbarukan lainnya belum besar kecuali tenaga air, karena biaya produksinya masih belum berkompetitif dibadingkan dengan energi konvensional lainnya. Pada umumnya harga listrik yang dihasilkan atau dibangkitkan oleh PLTS, PLTB, dan

Geothermal, energi terbarukan lainnya

masih mempunyai harga yang lebih tinggi daripada listrik yang dibangkitkan dengan BBM (bersubsidi) kecuali PLTA.

Dengan kata lain, pembangkit tenaga air sangat cocok dilakukan

pengembangan, pembangunan ini

memerlukan banyak pertimbangan

sehingga perlu diselidiki kemungkinan lokasi yang paling layak secara teknis maupun ekonomi.

Di Kabupaten Mojokerto propinsi Jawa Timur terdapat potensi energi dari sungai brantas, bersumber pada pintu air Mlirip, sehingga muncul pemikiran untuk

menganalisis kelayakan pembangunan

PLTMH. Berdasarkan kajian-kajian diatas

pemanfaatan sungai akan lebih optimal apabila ketersediaan air dimanfaatkan dalam hal selain air baku.

2. PUSTAKA DAN METODOLOGI Perencanaan pembangkit listrik tenaga air

A. Debit andalan

Debit andalan adalah Debit andalan didefinisikan sebagai debit yang tersedia guna keperluan tertentu misalnya untuk keperluan irigasi, PLTA, air baku dan lain-lain sepanjang tahun, dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan (C.D.

Soemarto,1987). Setelah itu baru

ditetapkan frekuensi kejadian yang didalamnya terdapat paling sedikit satu kegagalan. Dengan data cukup panjang dapat digunakan analisis statistika untuk

mengetahui gambaran umum secara

kuantitatif besaran jumlah air. Beberapa debit andalan untuk berbagai tujuan, antara lain: (C.D. Soemarto, 1987).

1. Penyediaan air minum 99% 2. Penyediaan air industry 95%-98% 3. Pusat Listrik Tenaga Air 85%-90%

B. Kurva durasi

Duration curve adalah suatu grafik

yang memperlihatkan debit sungai dan selama beberapa waktu tertentu dalam satu tahun, debit ini terdapat pada sungai.

Duration curve digambarkan dari data-data

debit, sekurang-kurangnya selama 10 tahun, agar dapat memberikan informasi yang bisa digunakan.

Berdasarkan duration curve dari suatu aliran sungai dapat diambil beberapa daya teoritis sebagai berikut (Mosonyi, 2009):

1. Energi potensi minimum 2. Energi potensi kecil 3. Energi potensi median 4. Energi potensi mean

C. Median

Median (median) adalah nilai tengah dari suatu distribusi, atau dikatakan variat yang membagi frekuensi menjadi

(3)

2 (dua) bagian yang sama, oleh karena itu peluang (probability) dari median selalu 50% (Soewarno-Jilid 1, 1995).Berikut ini adalah data yang belum dikelompokan : 1. Jumlah data ganjil

Untuk data yang jumlahnya ganjil, median adalah data pada urutan yang ke (k1) yang

dapat dihitung dengan rumus : k1= 2 1  n Dimana: k1 = Letak median n = Jumlah data 2. Jumlah data genap

Untuk data yang jumlahnya genap, median adalah data yang letaknya pada titik tengah urutan data ke (k1), yang dapat dihitung

dengan rumus k1= 2 n k1= 2 2  n

Median dari data yang telah dikelompokkan menjadi suatu distribusi frekuensi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :          f F k i b Md 1 D. Modus

Dari sekumpulan data atau

distribusi terdiri dari variable deskrit, yang disebut Modus. Modus adalah variat yang terjadi pada frekuensi yang paling banyak. Sedang pada suatu ditribusi yang terdiri dari variable kontinyu, yang disebut

dengan modus adalah variat yang

mempunyai kerapatan peluang maksimum (maximum probability density). Sebelum menghitung nilai modus, terlebih dahulu data yang ada disusun dalam suatu distribusi frekuensi interval kelas lalu nilai modus dihitung dengan rumus sebagai berikut (Soewarno-Jilid 1, 1995) :             ) ( ) ( 1 2 1 f f f f f f i B Mo

Perencanaan Komponen Bangunan Hidraulik PLTMH

A. Bendung (Weir)

Bendung (weir) merupakan

bangunan yang dipergunakan untuk

meninggikan muka air pada sungai hal ini bertujuan agar air pada sungai dapat menjangkau wilayah yang harus mendapat suplai air dari sungai untuk keperluan tertentu.

Pintu sorong

Pintu sorong sebagai pengatur debit yang mengalir diatas Bendung, jumlah debit air yang mengalir dapat dihitung dengan persamaan :

Q = Kab 2gh

B. Pipa pesat (Penstock)

Untuk menentukan diameter pipa pesat yang ekonomis dapat ditentukan dengan persamaan empiris (Dandenkar dan Sharma, 1991). 1.Rumus USBR V = 0,125 2gH 2. Sarkaria’s formula 65 , 0 35 , 0 62 , 0 H P D3. Doland’s formula 466 , 0 ) / ( 176 , 0  p H 4. Warnick’s formula D = CQ0.5 5. Moffat’s formula D= 0,06 43 , 0 H CP C. Saluran Inlet

Penggunaan saluran inlet untuk menggantikan peran pipa pesat ketika kondisi lapangan memungkinkan untuk hanya memakai saluran inlet, saluran ini berbahan dasar beton sehingga lebih ekonomis, dimensi saluran inlet dapat dihitung dengan persamaan pada gambar berikut:

(4)

Gambar 1. Dimensi Saluran Inlet Menurut Celso (2004), intake pipa pesat harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami vorticity. Vorticity adalah fenomena kekurangan

tekanan dalam pipa pesat sehingga dapat mengganggu kinerja turbin. Menurut Gordon dalam Celso (2004), kedalaman tenggelam harus lebih besar dari nilai “s” dimana nilai s dihitung dengan persamaan: Ht > s

S = c V D

Dimana:

C = 0,7245 untuk inlet asimetris dan 0,5434 untuk inlet simetris.

Gambar 2. Skema Inlet Pipa Pesat

Kelompok Bangunan Pelengkap A. Bak Penampang (Forebay)

Bak penampung (forebay) dapat berfungsi sebgai kolam pengatur aliran untuk mengurangi perubahan muka air pada saluran pengalih dan juga berfungsi sebgai pelindung turbin dari endapan lumpur dan sampah.

Gambar 3. Tipe tipe Bentuk dari Bak Penampung (Forebay)

B. Penyaring (Trashrack)

Penyaring (trashrack) dipergunakan untuk menyaring aliran air yang masuk kedalam turbin agar tidak terjadi

penumpukan sampah dan tidak

mengganggu kinerja turbin. Kecepatan melalui penyaring dapat dihitung dengan persamaan (Mosonyi,1987): v = b b t v  2 0 5 , 1 Varshney (1977:285) menyarankan penyaring yang lebih rapat (screen) untuk inlet pipa pesat atau inlet turbin. kecepatan yang diijinkan untuk melewati penyaring berkisar antara:

a. 0,6 – 2,5 m/dt untuk tinggi jatuh rendah

b. 1,25 – 2,0 m/dt untuk tinggi jatuh sedang

c. 2,0 – 6,0 m/dt untuk tinggi jatuh besar

C. Tail Water Level (TWL)

Tail Water Level (TWL) adalah

elevasi muka air bawah. Tinggi TWL tergantung dari debit air yang keluar dari turbin, jenis penampang serta dimensi penampang saluran buritan atau saluran bawah. Untuk saluran terbuka, menurut Patty (1995), penampang saluran yang paling baik adalah penampang trapesium dengan jari-jari hidrolik, R = ½ h dan kemiringan dinding saluran (m) dapat diambil sebesar:

1. saluran tanah; 1:1,5 hingga 1:2

2. saluran pasangan batu/beton; 1:1 hingga 1:2

Rumah Pembangkit A. Klasifikasi Turbin

Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air

(5)

menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi, Perbedaan pokok kedua golongan turbin tersebut adalah:

1. Runner turbin impuls berputar di udara

karena mendapat pancaran air.

Dengan demikian maka seluruhnya (atau hampir seluruhnya) diubah

menjadi energi kinetik untuk

memutarkan runner.

2. Runner turbin reaksi berputar didalam air oleh energi dalam bentuk tekanan dan kinetik.

B. Karakteristik Turbin

ESHA menggunakan standar

internasional IEC 60193 dan 60041 untuk menentukan besarnya nilai kecepatan spesifik turbin, Formula untuk menghitung besarnya kecepatan spesifik adalah (Celso, 2004): NQE = 4 3 E Q n C. Kavitasi

Kavitasi adalah suatu kejadian yang timbul dalam aliran dengan kecepatan yang besar, sehingga tekanan air menjadi lebih kecil daripada tekanan uap air maksimum di temperatur tersebut.

Gambar 4. Skema Pemasangan Turbin Untuk Analisa Kavitasi

D. Dimensi Turbin

Dalam perencanaan dimensi turbin maka harus ditentukan terlebih dulu jenis turbin yang akan digunakan apakah turbin

impuls atau turbin reaksi, dalam

perencanaan pembangkit listrik tenaga air dengan tinggi jatuh maka jenis turbin yang digunakan adalah turbin reaksi. Menurut

Ramos (2000), turbin reaksi terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:

a. Rumah Siput (Spiral Case) b. Wicket Gate atau Guide Vane c. Pemutar (Runner)

d. Pipa pembuang (Draft tube)

E. Generator

Menurut Penche, generator yang digunakan untuk PLTMH adalah generator dengan 3 fasa dan jenis generator dibedakan menjadi dua yakni:

1. Generator Sinkron 2. Generator tak Sinkron

Selain itu, generator juga memiliki efisiensi sama seperti turbin, efisiensi generator dapat dibedakan berdasarkan keluaran energi yang dihasilkan (Celso, 2004).

Tabel 1. Hubungan Antara Daya Generator dengan Efisiensi Rated Power (kW) Best efficiency 10 0,91 50 0.94 100 0,95 250 0,955 500 0,96 1000 0,97

F. Tinggi Jatuh Efektif (Heff)

Untuk mendapatkan head efektif diperlukan peta topografi dan detail disain bendung sehingga didapat head losses dan

net head.

Persamaan tinggi jatuh efektif adalah (Varshney, 1977):

Heff = EMAW – TWL – hl

(6)

G. Potensi Tenaga Air

Dikarakteristikan perbedaan level tinggi jatuh (H), membawa masuk air berupa debit (Qm3/s), teori energi potensial dimaksutkan dalam mkg/sec. (Mosonyi, 1987).

NP =

QH = 1000 QH [mkg/sec] Atau dalam kilowatts

NP = 13,3 x 0,736 QH = 9,8 QH

H. Daya

Perhitungan daya yang tersedia dan

output energi untuk debit pembangkit yang

diperhitungkan pada prinsipnya tidak ada

kesulitan jika ungkapan berikut

diinterpretasi dengan benar

(Mosonyi,1987), sebagai berikut: P = 9,8 x Heff x Q x η

I. Energi

Tenaga andalan dihitung

berdasarkan debit andalan yang tersedia untuk PLTMH yang berupa debit outflow dengan periode n harian (Mosonyi, 1987).

E = 9,8 x H x Q x η x 24 x n = P x 24 x n

J. Analisa Emisi Gas Karbon (Green House Gas Emission)

Tabel 2. Nilai Faktor Emisi Gas Karbon untuk Tiap Jenis Bahan Bakar

No. Jenis Bahan Bakar

(Sumber Energi) Kg CO2/kWh

1 Minyak 0,754*

2 Diesel 0,764

3 Tenaga Air (Hydro) 0

4 Panas Bumi (Geothermal) 0

5 Batu Bara (Coal) 0,94

6 Gas Alam (Natural Gas) 0,581

K. Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu proyek dari segi ekonomi. Dalam melakukan analisa ekonomi dibutuhkan dua komponen utama yaitu: cost (komponen biaya) dan benefit (komponen manfaat). Dalam komponen biaya (cost) terdapat beberapa hal yang

menyangkut pada pelaksanaan

pembangunan, mulai dari ide, studi

kelayakan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pada operasi dan pemeliharaan membutuhkan bermacam-macam biaya. Pada analisis kelayakan ekonomi biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya modal dan biaya tahunan.

Sedangkan, pada komponen

manfaat (benefit) merupakan manfaat Pusat Listrik Tenaga Mikro Hidro didasarkan pada tenaga listrik yang dihasilkan tiap tahun dan tarif dasar listrik yang berlaku.

L. TURBN PRO

TURBN PRO merupakan program untuk mengolah data teknis dan melakukan pengukuran dan penggambaran turbin air. Beberapa data yang berhubungan dengan keadaan lokasi turbin tersebut bekerja dimasukkan, juga parameter-parameter operasi dan susunan peralatan yang di inginkan.

Komponen-komponen utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan TURBN PRO, antara lain:

a. data

b. perangkat keras (hardware) c. perangkat lunak (software) d. manusia/pelaksana

e. tata cara/prosedur

Langkah-Langkah Studi (Metodologi)

Dalam perencanaan ini, di susun suatu metode teknis secara menyeluruh untuk menganalisa berbagai data untuk keperluan perencanaan PLTMH. Berikut langkah-langkah studi yang dilakukan : 1. Analisa kondisi lokasi eksisting pintu Mlirip

2. Analisa hidrologi untuk mendapatkan nilai debit andalan sungai

3. Perencanaan desain bangunan PLTMH 4. Analisa energi listrik mengguakan metodeyang biasa dilakukan di lapangan 5. Analisa reduksi emisi gas rumah kaca (GHG) dan perhitungan manfaat dari reduksi emisi gas rumah kaca melalui sistem CDM dan CER

6. Dari data ekonomi seperti data biaya proyek, suku bunga bank, kondisi ekonomi

(7)

sosial dipergunakan untuk analisa kelayakan ekonomi dengan parameter nilai NPV, BCR, IRR, dan cash back period.

3. PEMBAHASAN DAN HASIL A. Kondisi Eksisting Pintu Air Mlirip

Direncanakan pembangunan PLTMH ini menggunakan jenis pembendungan run

of river yaitu air sungai di hulu dibelokkan

dengan menggunakan dam yang dibangun memotong air sungai, air sungai kemudian diarahkan ke bangunan PLTMH kemudian dikembalikan ke aliran semula di hilir, maka air yang terpakai tidak akan menggangu pendistribusian air untuk kota Surabaya.

Menurut jenisnya PLTMH ini

dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3. Kategori PLTMH Mlirip

No. Kategori Jenis

1 Teknis run of river

2

Kapasitas

terpasang 1 x 760 kw

3 Tinggi Jatuh 7-7,9 m (rendah)

4 Debit disain 11 m3/det

5 Ekonomi

Beban dasar (central grid) Berdasarkan data detail enginer

design yang dikeluarkan oleh Perum Jasa

Tirta I bahwa pintu air pada bendung Mlirip mempunyai 2 pintu dengan masing-masing lebar 5 meter dan 8.5 meter dengan ketinggian elevasi dasar sebesar +13,00, tinggi ambang +15,35 dengan elevasi muka air normal +17,65 dengan kondisi aliran bebas (free flow), berikut data teknis bendung Mlirip :

a. Bendung/Dam tipe

: Pelimpah berpintu (gated weir) Panjang

: 22,35 m

Tinggi pilar diatas weir : 5,5 m

El. puncak menara pintu air : El. 27,15 m

El. mercu weir : El. 15,35 m

Muka Air Rendah (MAR) : El. 17,00 m

Muka Air Tinggi (MAT) : El. 18,30 m

Muka Air Tinggi Batas Atas : El. 19,95 m

b. Pintu Air No.1 & No.2 Tipe

: Pintu roda tetap dari baja Lebar

: 5,00 m – No.1 8,85 m – No.2 Tinggi

: 4,90 m

Dasar Pintu (sill beam) : 4,90 m

Tinggi tekanan air : 4,60 m

Gambar 6. Kurva kapasitas pintu No. 1

(8)

B. Elevasi Muka Air (Upstream)

Elevasi upstream pada bendung Mlirip berdasarkan rata-rata dari muka air rendah MAR dan muka air tinggi MAT yaitu +17,65.

C. Perhitungan Debit Andalan

Data debit yang digunakan untuk menghitung debit andalan adalah data debit

outflow rata-rata harian bendung Mlirip

selama 1999-2012 (14 tahun). Metode yang digunakan untuk perhitungan debit andalan adalah metode Modus dan Median.

Gambar 8. Flow Duration Curve

Pemilihan debit dilakukan

berdasarkan probabilitas kejadian selama kurun waktu 365 hari, berikur tabel

pemilihan debit disain yang akan

digunakan

Tabel 4. Alternatif Debit

Altern atif Debi t Jumla h Turbi n Debit Turbi n No.1 Debit Turbi n No.2 P Terla mpau i Kega galan m3/dt m3/dt m3/dt % hari hari 1 11.0 1 11 - 94 343 22 2 21.0 2 10,5 10,5 53 194 171 3 31.0 2 10,5 20,5 27 98 267 D. Bak Pengendap

Dalam perencenaan PLTA mlirip merupakan PLTA dengan tekanan rendah, maka diameter maksimum yang diizinkan

sebesar 0,5 mm. Data-data yang

dibutuhkan untuk perencanaan sebagai berikut :

Debit rencana Qp = 21m3/det x 1,2 = 25,2m3/det

Tinggi air dalam bak = 4,65 m

Suhu air = 20oc D50 = 0,5 mm Kecepatan rata-rata = 18 65 , 4 2 , 25  =0,3 m/det Metode Mosonyi

Menghitung kecepatan kritis butir dengan persamaan :

va d Dengan :

v = kecepatan kritis butiran (cm/det) a = 44 bila 1 mm > d > 0,1 mm d = diameter butiran (mm) maka, 5 , 0 44  v v = 31,117 cm/det

Menghitung panjang bak pengendap

dengan persamaan : ) ' (  hv L

Gambar 9. Grafik Kecepatan Jatuh Butir Maka, a = h 132 , 0 = 65 , 4 132 , 0 = 0,061 '  = av = 0,061 + 0,301 = 0,0184

(9)

) ' (  hv L = ) 0184 , 0 07 , 0 ( 301 , 0 65 , 4   = 27,148 ~ 27 m

 Menghitung lebar bak pengendap dengan persamaan : v h Q B .  = 3 , 0 65 , 4 2 , 25  = 18 m

 Perhitungan lama waktu turun butiran dengan persamaan : t =  h = 4,65 / 0,07 = 66,428 detik E. Trashrack

Pada pintu air Mlirip sudah terdapat

Trash boom yang memiliki fungsi hampir

sama seperti Rack namun Trash boom hanya menyaring benda – benda yang mengapung seperti tumbuhan Enceng gondok dan sampah-sampah yang ada

dipermukaan, maka diperlukan

penambahan penyaring tambahan untuk melindungi turbin.

Direncanakan pembangunan trash

rack menggunakan spesifikasi sebagai

berikut :

Sudut kemiringan = 60o

Lebar Profil = 0,01 m

Jarak antar profil = 1 m

Koefisien profil = 0,8

Kecepatan rata-rata aliran = 1,08 m/det Kecepatan aliran setelah melewati rack adalah : b b s v vr (1,52.0)  1 1 01 , 0 08 , 1 ) 5 , 1 (    r v 64 , 1  r v m/det

F. Saluran Tail Race

Saluran tail race berada setelah

draft tube, berfungsi sebagai saluran

pembuangan dari PLTMH menuju sungai,

pada perencanaan saluran diperhitungkan lebar saluran terhadap lahan yang tersedia, berikut data perencanaan :

debit disain : 25,2 m3/det

el. dasar : +12,300

lebar saluran : 21m

n manning (beton) : 0,013

slope : 0,0025

Perhitungan saluran menggunakan rumus  Luas penampang aliran (A) = By =

21y

 keliling basah (P) = B +2Y = 21 + 2y  Jari-jari hidroulis (R) = A/P =

21y/(10+2y)

 kedalaman air dihitung dengan rumus

manning 2 1 3 2 1 S R n A Q 2 1 3 2 0025 , 0 2 21 21 013 , 0 1 21 2 , 25         y y y

Persamaan diatas diselesaikan dengan menggunakan metode iterasi, dan hasilnya adalah y = 0,51m. Jadi kedalaman normal di tailrace sebesar 0,51m dengan debit sebesar 25,2m3/det , dengan elevasi muka air 9,3 + 0,51 = +9,81. Tinggi jatuh kotor (gross head) sebesar 17,65 – 9,81 = 7,84 m.

G. Saluran Inlet

Diameter pada inlet tergantung pada jenis turbin, pada studi ini lebih cocok menggunakan tipe Bulb, Tulbular, dan

Semi spiral . perhitungan lebar saluran

menggunaan persamaan berikut contoh perhitungannya : D = 1,4 m Bulb = 3d x 2d L = (3 x 1,4) = 4,2 m T = (2 x 1,4) = 2,8 m

Semi spiral case D = 3 x d = 4,2 m

(10)

Tabel 5. Besar Kecepatan pada Setiap Jenis Saluran Inlet

Jenis Diameter Luas Kecepatan

(m) (m2) (m/dt)

Bulb 3.4 11.76 0.98

Semi 4.2 13.85 0.83

Tulbular 2.0 3.02 3.83

H. Keamanan Terhadap Vortex

Berikut perhitungan pengaruh

diameter terhadap vortex

elevasi normal :+17,65

elevasi terendah :+17

elevasi dasar forebay : +6,98

Tinggi intake : 2,8 m

 ht = elv muka air – elv dasar – tinggi pipa =17,65 – 6,98 – 2,8 = 7,87 m  s = c. v. (D)^0.5 = 0,7245 x 0,202 x 3,60.5 = 0,246

Jadi, ht > s = 7,87 > 0,246 aman terhadap bahaya vorticity sehingga kedalaman minimum = elv dasar pipa pesat + s + diameter pipa pesat = 6,98 + 0,246 + 2,8 = +10,02.

Tabel 6. Head Efektif

Paremeter Tinggi Tekan

hf (Bulp) hf(Semi Spiral) hf(Tulbular) Kehilangan Pada Bangunan Pengambilan Trashrack 0.00008 0.00008 0.00008

Kehilangan Pada Bak Penangkap Sedimen

Bak pengendap - rack 0.04 0.04 0.04

Rack – forbay 0.04 0.04 0.04

Kehilangan Pada Inlet

Kehilangan Awal (inlet) 0.002 0.001 0.03 Akibat Gesekan 0.00241 0.00062 0.02551

Kehilangan Sebelum Turbin

Sebelum Case (flume) 0.025 0.018 0.374

Total Kehilangan 0.109 0.100 0.509

Elevasi Muka Air Di Hilir

Debit Satu Turbin 9.63 9.63 9.63 Debit Dua Turbin 9.81 9.81 9.81

Tinggi Jatuh (Head)

Net Head (1 Turbin) 7.909 7.918 7.508

Net Head (2 Turbin) 7.734 7.743 7.334

Persentase Kehilangan 1

Turbin (%) 1.36 1.24 6.35

Persentase Kehilangan 2

Turbin (%) 1.39 1.27 6.49

I. Pembangkitan Energi

Produksi energi tahunan dihitung berdasarkan tenaga andalan. Tenaga andalan dihitung berdasarkan debit andalan yang tersedia untuk PLTMH yang berupa debit outflow dengan periode n harian, dihitung dengan data-data sebagai berikut : Debit desain : 21 m3/dt

Jumlah turbin : 2 buah turbin Debit tiap turbin : 10,5 m3/dt

Tinggi jatuh effektif : 7,909 m ( 1 turbin ) : 7,735m ( 2 turbin ) Efisiensi turbin : 0,93

Efisiensi generator : 0,96

h operasi setahun : 350 (10 hari untuk pemeliharan)

Sistem operasi : central grid Tabel 7. Pembangkitan Energi

Uraian Alternatif debit

Alternatif 1 2 3

Debit desain (m3/det) 11 21 31 Jumlah turbin 1 2 2

Tipe turbin Bulp Bulp Bulp

Debit turbin no.1 11 10.5 10.5 Debit turbin no.2 - 10.5 20.5

Net head (satu turbin) (m) 7.900 7.909 7.909

Net head (dua turbin) (m) - 7.735 7.598

Eff turbin 0.93 0.93 0.93 Eff generator 0.96 0.96 0.96

Power (kW) 1turbin 761.07 727.35 1061.65

Power (kW) 2turbin - 711.30 1031.48

Hari operasi turbin satu 343 350 350 Hari operasi turbin dua - 194 98

Energi 1 turbin (kWh) 18265.62 17456.4 25479.67 Energi 2 turbin (kWh) - 17071.25 32741.29 Total energi dalam 1 tahun

(MWh) 6262.499 9345.985 10818.87 Diameter max/turbin (m) 1.4 1.4 2

Berat turbin (kg) 1155 942 2027 J. Analisa Kelayakan Ekonomi

Aliran dana (cash flow) disusun berdasarkan tiap alternatif selama 35 tahun, dalam table analisa kelayakan ekonomi masing masing parameter dihitung dalam bentuk nilai ekuivalensinya (P/V) untuk tiap parameter. Kemudian akan dianalisa kelayakan ekonominya dalam bentuk

(11)

benefit cost ratio (BCR), net present value

(NPV), internal rate of return (IRR) dan

paid back period. Dari perameter biaya

(cost) dam manfaat (benefit) dapat didapat total present value

besaran BCR, NPV,IRR serta PBP, dan ditabelkan seperti berikut:

Tabel 8. Kelayakan Ekonomi

Alter natif I Parameter kelayakan BCR NPV IRR Paid back period 1 12% 1.67 20,930,748,462 21.57% 6.54 2 12% 1.10 6,855,266,143 13.43% 18.09 3 12% 0.80 (21,849,508,676) 9.03% > 35 K. Pemilihan Alternatif

Dari kedua parameter kelayakan maka studi ini maka dipilih alternatif 1, dikarnakan memiliki suplai energi bersih dan memiliki nilai NPV, BCR, dan IRR terbesar, maka alternatif ini diinfestasikan , alternatif 1 memiliki parameter desain sebagai berikut :

Debit desain : 11 m3/dt Jumlah turbin : 1 unit turbin

Total biaya : Rp. 31,339,918,876,-

L. Revisi desain

Pada sub-bab pemilihan alternatif dipilih disain berdasarkan jumlah debit

sebesar 11m3/det, namum dalam

perencanaan awal menggunakan debit sebesar 21m3/det maka perlu adanya perubahan perencanaan bangunan sipil yang meliputi, bak penenang, kantong

dufor, dan perletakan rumah pembangkit.

1. Bak Penenang

 Menghitung panjang bak

pengendap dengan persamaan : ) ' (  hv L = ) 00965 , 0 07 , 0 ( 157 , 0 65 , 4   = 12,152 ~ 12 m

 Menghitung lebar bak pengendap dengan persamaan : v h Q B .  = 157 , 0 65 , 4 2 , 13  = 18 m

 Menghitung lebar bak pengendap dengan persamaan : v h Q B .  = 157 , 0 65 , 4 2 , 13  = 18 m 2. Kantong Dufor

direncanakan kantong dufor dengan

spesifikasi mengikuti dimensi bak

pengendap seperti berikut:

- Lebar : 18 meter

- Panjang : 12 meter

- Kadalaman : 4 meter

- Bentuk : Limas segi tiga

- Jumlah : l

- Penguras : Culvert dengan

valve

- volume total : 972 m3

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Debit andalan 92,65% yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan PLTMH adalah sebesar 11 m3/detik (alternatif 1).

2. Tinggi jatuh efektif yang tejadi sebesar 7,9 m.

3. Desain bangunan seperti pada gambar 10, bangunan PLTMH dengan turbin 4. horizontal (Bulb) berjumlah satu buah

dikarenakan parameter ekonomi paling menguntungkan / layak , dengan annual energi dalam satu tahun sebesar 6262.49 MWh.

5. Kapasitas terpasang sebesar 1 x 761,07 kW

6. Parameter yang digunakan dalam perhitungan analisa kelayakan ekonomi pada studi ini adalah BCR :1,67 , NPV : 20,930,748,462.19, IRR :21,57%,

Payback Periode : tahun ke 6 bulan kedua.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa secara ekonomi dan

(12)

pembangkit listrik tenaga mikrohidro layak dibangun di daerah studi (Pintu air Mlirip).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986 . Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 02). Bandung: CV. Galang Persada.

Dandekar, M.M. & Sharma, K.N. 1991.

Pembangkit Listrik Tenaga Air.

Jakarta: UI-PRESS.

European Small Hydropower Association – ESHA. 2004. Guide on How to

Develop a Small Hydropower Plant.

Mosonyi, Emil. 1987. Water Power

Development, Vol.1 Low Head Power Plants. Budapest : Akadèmiai Kiadó.

Patty, O. F. 1995. Tenaga Air. Jakarta: Erlangga,

Penche, Celso. 2004. Guidebook on How to

Develop a Small Hydro Site.

Belgia : ESHA (European Small Hydropower Association). Ramos, Helena. 2000. Guidelines For

Design Small Hydropower Plants. Irlandia : WREAN

(Western Regional Energy Agency & Network) and DED

(Department of Economic Development).

Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi Teknik

Edisi I. 213-214. Surabaya:

Usaha Nasional.

Soewarno. 1995. Hidrologi, Jilid 1. Bandung: NOVA.

Varshney, R. S. 1977. Hydro-Power

Structure. India: N.C Jain at the

Roorkee Press. Gambar 10. Desain PLTMH Mlirip

Gambar

Gambar 1. Dimensi Saluran Inlet  Menurut  Celso  (2004),  intake  pipa  pesat  harus  direncanakan  sedemikian  rupa  sehingga  tidak  mengalami  vorticity
Gambar 4. Skema Pemasangan Turbin  Untuk Analisa Kavitasi
Tabel  2.  Nilai  Faktor  Emisi  Gas  Karbon  untuk Tiap Jenis Bahan Bakar
Gambar 7. Pintu air Mlirip (eksisting)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Analisis statistik yang dilakukan adalah Independent Samples t-test , Mann Whitney .Hasil penelitian yang diperoleh adalah peningkatan kompetensi strategis matematis siswa yang

Dari hasil penelitian jumlah keseluruhan jenis burung diurnal yang berhasil ditemukan di lokasi penelitian sebanyak 19 jenis, 17 jenis ditemui dalam jalur pengamatan dan 2 jenis di

Pada penelitian ini dirumuskan kebutuhan fungsional dari sistem yang akan dibangun. Pada tahap selanjutnya dilakukan perancangan serta pembangunan aplikasi SIG

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada beberapa informan dapat disimpulkan bahwa kendala yang dialami siswa dalam melakukan penelusuran informasi

Kurikulum pada sekolah inklusi secara khusus meliputi modifikasi kurikulum nasional sesuai dengan kemampuan awal dan karakter- istik peserta didik, menjabarkan kalender

Dengan demikian, pada penelitian ini peneliti akan melakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan fraksi etanol dengan tujuan agar dapat menarik senyawa polar

konsentrasi 25%, baik pada perlakuan pertama maupun pada perlakuan kedua, jika dibandingkan dengan tabung nomor 4-9 yang semakin keruh mendekat tingkat kekeruhan

Priyatno (2010:61) menjelaskan analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya persentase sumbangan variabel independen secara serentak terhadap