• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

( PLTMH )

Agus Subandono

Fakultas Teknik Universitas Pawyatan Daha Kediri

ABSTRAK

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis, memutar turbin dan generator untuk menghasilkan daya listrik skala kecil, yaitu sekitar 0-100 kW. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh), merupakan salah satu alternatif supply energi listrik, khususnya di pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. PLTMh merupakan alternatif yang sangat potensial bila dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya. Dengan demikian maka kehandalan sistem yang dibangun merupakan suatu keharusan untuk mendapatkan energi listrik yang berkualitas. Pada sebuah pembangkit listrik, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah kestabilan tegangan keluaran yang dihasilkan oleh generator, hal ini diperlukan untuk menjaga agar perlatan pada konsumen tidak mengalami kerusakan. Tegangan yang tidak stabil juga dapat mengurangi umur peralatan (life time) yang dimiliki oleh konsumer.

Kata Kunci : Listrik Tenaga Mikrohidro

Pendahuluan

Harga BBM yang semakin hari kian meningkat, renewable energy menjadi primadona dalam penyediaan energy salah satunya dengan Mikrohydro system. Mikrohydro system merupakan technology pembangkit listrik tenaga air yang berskala kecil karena pembangkit tenaga listrik ini memanfaatkan aliran sungai atau aliran irigasi sebagai sumber tenaga untuk menggerakan turbin dan memutar generator. Jadi pada prinsipnya dimana ada air mengalir dengan ketinggian minimal 2,5 meter dengan debit 250 liter/detik, maka disitu ada energi listrik. Selain daripada itu mikrohydro tidak perlu membuat waduk yang besar seperti PLTA.

Keuntungan Mikrohidro: • Bebas Emisi.

• Energy yang dihasilkan dapat diperhitungkan. • Tidak memerlukan DAM.

• Tidak perlu membuat Waduk. • Minimal akibat langsung.

• Pembangkit berumur panjang ( sampai dengan 30 tahun atau lebih)

Sayangnya dari beberapa kelebihan yang dimiliki sistem PLTMH tersebut, sampai sekarang ini teknologi PLTMH di masyarakat masih kurang familier, sehingga pertumbuhannya pun menjadi lambat.

Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam

(2)

prakteknya, istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.

Teknik yang digunakan untuk menjaga kualitas daya listrik setiap sistem pembangkit berbeda-beda, dan demikian pula dengan sistem PLTMH. Pada sistem PLTMH tidak menggunakan governor (pengatur kecepatan putaran turbin/ penggerak mula) yang digunakan untuk menyesuaikan atau menyeimbangkan energi pada penggerak mula dengan kebutuhan pemakaian beban konsumen. Teknik yang digunakan pada sistem PLTMH adalah dengan menerapkan sistem selalu beroperasi mendekati beban penuh (putaran konstan).

Untuk sekarang ini seiring dengan pertumbuhan sistem PLTMH di berbagai negara (terutama negara-negara berkembang), generator sinkron dengan kapasitas kecil mulai banyak diproduksi dan tersedia di pasaran, sehingga sedikit demi sedikit pembangunan PLTMH yang tadinya memakai generator induksi kini mulai beralih menggunakan generator sinkron. Hanya saja sistem PLTMH yang menggunakan generator sinkron masih memiliki kelemahan ketika terjadi perubahan pembebanan, pemulihan perubahan frekuensi

keluaran ke frekuensi nominal agak tertunda (terlambat) dibandingkan dengan pemulihan tegangannya. Hal ini karena perbaikan tegangan pada generator sinkron yang dilakukan oleh automatic voltage regulator (AVR) bersifat elektris, sedangkan untuk pemulihan frekuensi keluarannya bersifat mekanis (berkaitan dengan putaran).

Tujuan Pembangunan PLTMH

Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu dan instalasi. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari istalasi maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.

Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan “energi putih”. Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini menggunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya

(3)

dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik, Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya, istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa Mikrohidro pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara istilah Mikrohidro dengan Miniihidro adalah output daya yang dihasilkan. Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator.

Air yang mengalir dengan kapasitas dan ketinggian tertentu di salurkan menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah turbin, instalasi air tersebut akan menumbuk turbin, dalam hal ini turbin dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputamya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan/dihubungkan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses Mikrohidro, merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.

Terdapat sebuah peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri, dan sebagian untuk menyediakan

penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi dari perluasan jaringan listrik, sering membuat Mikro Hidro memberikan sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Ini karena Skema Mikro Hidro yang mandiri, menghemat biaya dari jaringan transmisi dan karena skema perluasan jaringan sering memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat didisain dan dibangun oleh pegawai lokal dan organisasi yang lebih kecil dengan mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Komponen – Komponen PLTMH Saluran air Talang air jembatan air Bak penenang Bak pengendap Intake dan dam pengalih Penggergajian kayu Rumah pembangkit Pipa pesat/ penstok

•  Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan

Pengalih dan Intake)

Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai (‘Intake’ pembuka) ke dalamsebuah bak pengendap (Settling Basin).

Gambar 1. Komponen-komponen Besar dari

(4)

•  Settling Basin (Bak Pengendap)

Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

•  Headrace (Saluran Pembawa)

Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.

•  Headtank (Bak Penenang)

Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.

•  Penstock (Pipa Pesat/Penstock)

Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin.

•  Turbine dan Generator

Perputaran gagang dari roda dapat digunakan untuk memutar sebuah alat mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah generator listrik. Mesin-mesin atau alat-alat, dimana diberi tenaga oleh skema hidro, disebut dengan ‘Beban’ (Load),dalam Gambar 2. bebannya adalah sebuah penggergajian kayu.

Tentu saja ada banyak variasi pada penyusunan disain ini. Sebagai sebuah contoh, air dimasukkan secara langsung ke turbin dari sebuah saluran tanpa sebuah penstock. Tipe ini adalah metode paling

sederhana untuk mendapatkan tenaga air, tetapi belakangan ini tidak digunakan untuk pembangkit listrik karena efisiensinya rendah. Kemungkinan lain adalah bahwa saluran dapat dihilangkan dan sebuah penstock dapat langsung ke turbin dari bak pengendap pertama. Variasi seperti ini akan tergantung pada karakteristik khusus dari lokasi dan skema keperluan-keperluan dari pengguna.

Tenaga Listrik Dari Air

Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘Head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.

Gambar 2. Head adalah ketinggian vertikal

dimana air jatuh.

Persamaan konversinya adalah:

Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss)

(5)

atau

Daya yang keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi

Persamaan di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan yang kecil.

Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro, adalah daya kotor, Pgross. Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih, Pnet. Semua efisiensi dari skema gambar diatas disebut Eo.

Pnet = Pgross ×Eo kW

Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan dengan sebuah faktor (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah : Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kW (g=9.8)

dimana head dalam meter, dan debit air dalam meter kubik per detik (second (s)).

Dan Eo terbagi sebagai berikut.

Eo = Ekonstruksi sipil × Epenstock × Eturbin × Egenerator × Esistem kontrol × Ejaringan × Etrafo Biasanya 

Ekonstruksi sipil : 1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross

Epenstock >: 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)

Eturbin : 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin) Egenerator : 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasistas generator)

Esistem kontrol> : 0.97

Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan)

Etrafo : 0.98

Ekonstruksi sipil dan Epenstock adalah yang biasa diperhitungkan sebagai ‘Head Loss (Hloss)/ kehilangan ketinggian’. Dalam kasus ini, persamaan diatas dirubah ke persamaan berikut.

Pnet= g ×(Hgross-Hloss) ×Q ×(Eo – Ekonstruksi sipil - Epenstock ) kW

Persamaan sederhana ini harus diingat: ini adalah inti dari semua disain pekerjaan pembangkit listrik. Ini penting untuk menggunakan unit-unit yang benar.

(6)

Perencanaan PLTMH

Pemilihan Lokasi dan Lay out Dasar

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada dasarnya memanfaatkan energi potensial air Gatuhan air). Semakin tinggi jatuhan air ( head ) maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografts yang memungkinkan, tinggi jatuhan air ( head ) dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi.

Secara umum lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern PLTMH tersebut terdiri dari banaunan intake (penyadap) – bendungan, saluran pembavia, bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit dan saluran pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan pengembangan PLTMH dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi jatuhan (

head ) optimum dan aman dari banjir.

•  Lokasi bangunan intake

Pada umumnya instalasi PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga air jenis aliran sungai langsung, jarang yang merupakan jenis waduk (bendungan besar). Konstruksi bangunan in-take untuk mengambil air langsung dari sungai dapat berupa bendungan (intake dam) yang melintang sepanjang lebar sungai atau langsung membagi aliran air sungai tanpa dilengkapi bangunan bendungan. Lokasi intake harus dipilih

secara cermat untuk menghindarkan masalah di kemudian hari.

•  Kondisi dasar sungai

Lokasi intake harus memiliki dasar sungai yang relatif stabil, apalagi bila bangunan intake tersebut tanpa bendungan (intake dam). Dasar sungai yang tidak stabil inudah mengalami erosi sehingga permukaan dasar sungai lebih rendah dibandingkan dasar bangunan intake; hal ini akan menghambat aliran air memasuki intake. Dasar sungai berupa lapisanllempeng batuan merupakan tempat yang stabil. Tempat di mana kemiringan sungainya kecil, umumnya memiliki dasar sungai yang relatif stabil. Pada kondisi yang tidak memungkinkan diperoleh lokasi in-take dengan dasar sungai yang relatif stabil dan erosi pada dasar sungai memungkinkan teladi, maka konstruksi bangunan intake dilengkapi dengan bendungan untuk menjaga ketinggian dasar sungai di sekitar intake.

•  Bentuk aliran sungai

Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada instalasi PLTMH adalah kerusakan pada bangunan intake yang disebabkan oleh banjir. Hal tersebut sering terjadi pada intake yang ditempatkan pada sisi luar sungai. Pada bagian sisi luar sungai (b) mudah erosi serta rawan terhadap banjir. Batti-batuan, batang pohon serta berbagai material yang terbawa banjir akan mengarah pada bagian tersebut. Sementara itu bagian sisi dalam sungai (c) merupakan tempat terjadinya pengendapan lumpur dan sedimentasi, schingga tidak cocok untuk lokasi intake. Lokasi intake yang baik terletak

(7)

sepanjang bagian sungai yang relatif lurus (a), di mana aliran akan terdorong memasuki in-take secara alami dengan membawa beban (bed load) yang kecil.

•  Lokasi rumah pembangkit (power house) Pada dasarnya setiap pembangun an mikrohidro berusaha untuk mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya lokasi rumah pembangkit (power house) berada pada tempat yang serendah mungkin. Karena alasan keamanan dan 6nstruksi, lantai rumah pembangkit harus selalu lebih tinggi dibandingkan permukaan air sungai. Data dan informasi ketinggian permukaan sungai pada waktu banjir sangat diperlukan dalam menentukan lokasi rumah pembangkit. Selain lokasi rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman, saluran pembuangan air

( tail race ) harus terlindung oleh kondisi alam,

seperti batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada bagian sisi luar sungai karena akan mendapat beban yang besar pada saat banjir, serta memungkinkan masuknya aliran air menuju ke rumah pembangkit.

•  Lay-out Sistem PLTMH

Lay out sebuah sistem PLTMH merupakan rencana dasar untuk pembangunan PLTMH. Pada lay out dasar digambarkan rencana untuk mengalirkan air dari intake sampai ke saluran pembuangan akhir.

Air dari intake dialirkan ke turbin menggunakan saluran pembawa air berupa kanal dan pipa pesat (penstock). Penggunaan pipa pesat

memerlukan biaya yang iebih besar dibandingkan pembuatan kanal terbuka, sehingga dalam membuat lay out perlu diusahakan agar menggunakan pipa pesat sependek mungkin. Pada lokasi. tertentu yang tidak memungkinkan pembuatan saluran pembawa, penggunaan pipa pesat yang panjang tidak dapat dihindari.

Pendekatan dalam membuat lay out sistem PLTMH adalah sebagai berikut:

Air dari intake dialirkan melalui penstok sampai ke turbin. Jalur pemipaan mengikuti aliran air, paralel dengan sungai (gbr 5.3, long penstock fol-lowing river). Metoda ini dapat dipilih seandainya pada medan yang ada tidak memungkinkan untuk dibuat kanal, seperti sisi sungai berupa tebing batuan. Perlu diperhatikan bahwa penstock harus aman terhadap banjir.

Perencanaan Sipil

•  Saluran penghantar (head race)

Saluran penghantar berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke bak penenang. Perencanaan saluran penghantar berdasarkan pada kriteria:

•  Nilai ekonomis yang tinggi •  Efisiensi fungsi

•  Aman terhadap tinjauan teknis •  Mudah pengerjaannya

•  Mudah pemetiharaannya

•  Struktur bangunan yang memadai

(8)

Pelaksanaan Elektrikalmekanikal 1. Pemilihan Turbin

Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerjanya , turbin air dibagi menjadi dua kelompok:

a. Turbin impuls (cross-flow, pelton & turgo) untuk jenis ini, tekanan pada setiap sisi sudu geraknya lrunnernya – bagian turbin yang berputar – sama.

b. Turbin reaksi ( francis, kaplanlpropeller)

Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut Keller2 dikelompokkan menjadi: - Low head powerplant: dengan tinggi jatuhan

air (head) :S 10 M3

- Medium head power plant:: dengan tinggi jatuhan antara low head dan high-head High head power plant: dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi persamaan

H > 100 (Q)0-113

dimana, H =head, m Q = desain debit, m 31s

2. Kriteria Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan ber-dasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mem-pertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu : a. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.

b. Faktor daya (power) yang diinginkan ber-kaitan dengan head dan debit yang tersedia. c.  Kecepatan (putaran) turbin ang akan

di-transmisikan ke generator. Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow Kaplan dan Propeller 2 < H < 20

Francis 10 < H < 350 Peiton 50 < H < 1000 Crossfiow 6 < H < 100 Turgo 50 < H < 250 Tabel 1. Daerah Operasi Turbin

(9)

berputar sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.

Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai “kecepatan spesifik, Ns”, yang didefinisikan dengan formula:

Ns = N x P0.51W .21

dimana :

N = kecepatan putaran turbin, rpm P = maksimum turbin output, kW H = head efektif , m

Output turbin dihitung dengan formula:

P=9.81 xQxHx qt (2)

dimana

Q  = debit air, m 3 ldetik H  = efektif head, m ilt = efisiensi turbin

= 0.8 – 0.85 untuk turbin pelton = 0.8 – 0.9 untuk turbin francis

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Beberapa formula yang dikembangkan dari data eksperimental berbagai jenis turbin dapat digunakan untuk melakukan estimasi perhitungan kecepatan spesifik turbin, yaitu :

Tabel 3. Kecepatan spesifik turbin

Tabel 2. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air

Turbin pelton 12 < N < 25 TurbinFrancis 60 < N < 300 Turbin Crossflow 40 < N < 200 Turbin Propeller 250 < N < 1000

= 0.7 – 0.8 untuk turbin crossfiow = 0.8 – 0.9 untuk turbin propellerlkaplan

Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut:

Turbin pelton (1 jet) Ns = 85.49/H0.243 (Siervo & Lugaresi, 1978) Turbin Francis Ns = 3763/H0.854 (Schweiger & Gregory, 1989) Turbin Kaplan Ns = 2283/H0.486 (Schweiger & Gregory, 1989) Turbin Crossfiow Ns = 513.25/H0.505 (Kpordze & Wamick, 1983) Turbin Propeller Ns = 2702/H0.5 (USBR, 1976)

(10)

Generator

Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime

mover) yang terkopel dengan rotor generator,

sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor dan kumparan stator. Mesin listrik arus bolak-balik ini disebut sinkron karena rotor berputar secara sinkron atau berputar dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet putar.

Generator sinkron secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk rotornya, yaitu generator turboatau cylindrical-rotor generator dan salient pole generator. Generator yang digunakan pada pembangkit lisrik yang besar

biasanya merupakan jenis generator turbo yang beroperasi pada kecepatan tinggi dan dikopel dengan turbin gas atau uap. Sedangkan generator

salient-pole biasanya digunakan untuk pembangkit

listrik kecil dan menengah. Tabel 4. Run-away speed Turbin, N maks/N

Jenis Turbin Putaran Nominal, N (rpm) Runaway speed

Semi Kaplan, single regulated 75-100 2-2.4

Kaplan, double regulated 75-150 2.8-3.2

Small-medium Kaplan 250-700 2.8-3.2

Francis (medium & high head) 500-1500 1.8-2.2

Francis (low head) 250-500 1.8-2.2

Pelton 500-1500 1.8-2

Crossflow 100-1000 1.8-2

Turgo 600-1000 2

Gambar 4. (a) Salient-pole Rotor. (b) Cylindrical-rotor.

Pada generator sinkron, arus searah dialirkan pada kumparan rotor yang kemudian menghasilkan medan magnet rotor. Rotor dari gen-erator akan diputar oleh prime mover, menghasilkan medan magnet putar di dalam mesin. Pada stator generator juga terdapat kumparan.

(11)

Medan magnet putar menyebabkan medan mag-net yang melingkupi kumparan stator berubah secara kontinu. Perubahan medan magnet secara kontinu ini menginduksikan tegangan pada kumparan stator. Tegangan induksi ini akan berbentuk sinusoidal dan besarnya bergantung pada kekuatan medan magnet serta kecepatan putaran dari rotor. Untuk membuat generator tiga fasa, pada stator ditempatkan tiga buah kumparan yang terpisah sejauh 120o satu sama lain, sehingga tegangan yang diinduksikan akan terpisah sejauh 120o satu sama lain pula.

1. Komponen Generator Sinkron

Secara umum ada dua komponen utama penyusun generator sinkron yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam, tempat dimana tegangan induksi dibangkitkan. Sedangkan rotor merupakan bagian dari generator sinkron yang bergerak dan dialiri arus searah pada kumparannya.

Pada stator, terdapat beberapa komponen utama, yaitu:

 Rangka stator

Rangka luar yang biasanya terbuat dari baja berfungsi untuk menyokong struktur stator dan mempunyai kaki-kaki yang dipasang pada bagian fondasi. Rangka stator ini dibuat kokoh untuk mengatasi perubahan beban secara tiba-tiba atau hubung singkat tiga fasa.

 Inti stator

Inti stator menyediakan jalur permeabilitas yang tinggi untuk proses magnetisasi. Inti stator dibuat berlaminasi untuk mengurangi rugi eddy

current dan juga rugi histeresis. Bahan-bahan non-magnetic atau penggunaan perisai fluks

yang terbuat dari tembaga juga digunakan untuk mengurangi stray loss.

 Slot

Slot merupakan tempat untuk meletakkan kumparan stator yang dibentuk dengan sistem berbuku-buku.

 Kumparan stator

Kumparan stato r merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi pada generator dan didesain untuk menghasilkan kutub-kutub elektromagnetik stator yang sinkron dengan kutub magnet rotor.

Sedangkan pada bagian rotor terdapat tiga bagian utama, yaitu:

Collector ring atau slip ring

Collector ring merupakan cincin logam yang

melingkari poros rotor, tetapi dipisahkan oleh isolasi tertentu. Bagian ini merupakan bagian yang terhubung dengan sumber arus searah yang untuk selanjutnya dialirkan menuju kumparan rotor.

 Kumparan rotor

Kumparan rotor merupakan bagian yang dialiri arus searah sebagai sumber medan magnet melalui sistem eksitasi tertentu.

 Poros

Poros merupakan tempat untuk meletakkan kumparan rotor dan merupakan bagian yang terkopel dengan dan diputar oleh prime mover.

(12)

2. Prinsip Kerja Generator Sinkron

Prinsip kerja generator sinkron dapat dijelaskan dengan menggunakan dua kaidah sederhana. Kaidah pertama untuk rangkaian magnetik dan kaidah yang kedua untuk tegangan yang diinduksi pada sebuah konduktor yang disebabkan karena variasi medan magnet. Fluks dalam suatu rangkaian magnet yang mempunyai reluktansi Rm dihasilkan karena adanya

magnetomotive force (mmf) Fm, dimana mmf itu sendiri berasal dari adanya arus I yang mengalir melalui lilitan berjumlah N.

= Fm / Rm  (1) dan

Fm=IN  (2)

3. Pemilihan Generator

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan PLTMH dapat berupa :

  Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).

   Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan turbin pro peller open flume

Efisiensi generator secara umum adalah : -  Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 – 0.8 - Aplikasi 10 – 20 KVA efisiensi 0.8 – 0.85 - Aplikasi 20 – 50 KVA efisiensi 0.85 - Aplikasi 50 – 100 KVA efisiensi 0.85 – 0.9

-  Aplikasi >. – 100 KVA efisiensi 0.9 – 0.95

Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH dapat menggunakan pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator selalu sama dengan beban.

Sistem kontrol telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol (switch gear).

Fasillitas operasi panel kontrol minimum terdiri dari - Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis,

maupun manual

-  Stop/berhenti secara otomatis

-  Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-under frekuensi. - Emergency shut down, bila terjadi gangguan

listrik (misal arus lebih)

Tabe 5. Putaran Generator Sinkron (rpm) Jumlah Pole (kutub) Frekuensi , 50 Hz

2 3000 4 1500 6 1000 8 750 10 600 12 500 14 429 Penutup

Besamya biaya pembangunan PLTMH tentunya diharapkan dapat diimbangi oleh kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan,

(13)

mengelola dan mengembangkan PLTMH sebagai motor penggerak kegiatan ekonomi pedesaan dan kegiatan produktif kelompok masyarakat. Identifikasi potensi pengembangan kegiatan ekonomi produktif seperti agro processing, home industri dan agro, industri sangat penting dilakukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah dan pihak-pihak yang interest dalam pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat unt uk mengoptimalkan fungsi PLTMH selain untuk penerangan.

Pada saatnva, realisasi pelaksanaan pembangunan PLTMH memerlukan kompetensi dari pelaku atau pelaksana pembangunan. Hal ini disebabkan sifat pembangunan PLTMH yang khas sebagai bagian kegiatan pengembangan masyarakat (community development).

DAFTAR PUSTAKA

Achyanto, Djoko Ir., M.Sc., EE. 1997, Mesin–

Mesin Listrik, Penerbit Erlangga

Arismunandar, Wiranto. 1988, Penggerak

Mula Turbin, Bandung, ITB.

J a c k , F r i t z J . 1 9 8 4 , S m a l l a n d M i n i

Hydropower System, McGraw-Hill, New

York,.

Ke lle r, S . 1 9 8 1 . Tr i e b w a s s e r w e g u n d

spezifische Probleme von Hochdru-ckanlagen. In: Kleinwasserkraftwerke, Projektierung und Entwurf Published

by Prof. Dr. S. Radler. Vienna, University for Soil Culture, Intitute for Water Manage-ment.

Sumanto. 1993. Motor Listrik Arus

Bolak-Balik, Motor Sinkron Motor Induksi,

Yogyakarta, Andy Offset.

http://www.energiterbarukan.net/index.php? Itemid=72&id=20&option=com_ con tent& task=view. http://epsdin.wordpress.com/2008/04/15/ membangun-kemandirian-masyarakat-dan-bangsa-melalui-PLTMh/ (diakses, 27/08/ 2008)

Gambar

Gambar 1. Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikrohidro
Gambar 2. Head adalah ketinggian vertikal dimana air jatuh.
Gambar 3. Diagram Skematik Perhitungan Efisiensi PLTMH
Tabel 1. Daerah Operasi Turbin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rancang Bangun Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Turbin Pelton Ditinjau Dari Pengaruh Variasi Debit Terhadap Daya

ANALISA KAJIAN SIMULASI PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) TURBIN PELTON DITINJAU DARI. POSISI ARAH NOSEL TERHADAP DAYA

Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor pada generator untuk menghasilkan

Tujuan makalah ini untuk merancang sistem kontrol pembagi beban elektronik menggunakan kontrol sudut penyalaan (firing angle) pada generator pembangkit Listrik Tenaga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Karakteristik Unjuk Kerja Turbin Francis Pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Terhadap Perubahan

DIAMETER INLET NOZZEL DAN SUDUT SUDU PADA TURBIN KAPLAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH).. by David Aksal Johansa Amelia Firsty

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan suatu pembangkit skala kecil yang mengubah energy potensial air menjadi kerja mekanis, dengan cara memutar turbin

Atas dasar itu maka dilakukan penelitian Rekayasa Turbin Air yang akan dapat dipakai untuk penggerak generator listrik dalam skala mini atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro