• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Landasan Teori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2. Landasan Teori"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

9

Landasan Teori

2.1 Konsep Ikumen

Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut :

「 「 イ ク メ ン 」 と は , 育 児 の 「 イ ク 」 と 男 性 ( メ ン ズ ) の 「 メ ン」を組み合わせた造語で,「育児をする男性」のことであり、 「育児を楽しみ,自分自身も成長する男性」のことをいう。」

Terjemahan :

“Ikumen adalah kata yang berasal dari gabungan iku dari ikuji dan men, yang berarti pria yang mengasuh anak, dan disebut sebagai pria yang menikmati mengasuh anak dan mendewasakan dirinya sendiri.”

Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Ikumen adalah pria yang mengasuh anak dan menikmati pengasuhan anak tersebut. Melalui pengasuhan anak, para pria di Jepang dapat mendewasakan dirinya sendiri. Selain itu, Moteki (2011: 7) mengungkapkan bahwa pria yang secara sukarela mengasuh anak walaupun sambil bekerja dapat disebut dengan Ikumen. Ikumen Project mengungkapkan definisi Ikumen sama seperti yang diungkapkan oleh Moteki. Ikumen Project (2010) mengungkapkan bahwa :

「イクメンとは、子育てを楽しみ、自分自身も成長する男性のこ と。または、将来そんな人生を送ろうと考えている男性のこと。 イクメンがもっと多くなれば、妻である女性の生き方が、 子ども たちの可能性が、家族のあり方が大きく変わっていくはず。そし て社会全体も、もっと豊かに成長していくはずです。」 Terjemahan :

“Ikumen adalah pria yang menikmati mengasuh anak, dan

mendewasakan diri sendiri. Selain itu, pria yang berpikir untuk melakukannya di masa depan. Apabila jumlah Ikumen semakin banyak, cara hidup wanita sebagai istri, anak dan keberadaan keluarga pasti akan berubah, dan masyarakat secara keseluruhan akan terus bertumbuh dengan makmur.”

(2)

Berdasarkan pernyataan-pernyataan Moteki dan Ikumen Project di atas, istilah Ikumen memiliki definisi yang sama. Para pria yang mengasuh anak dan menikmatinya dapat disebut sebagai Ikumen. Dengan hadirnya Ikumen, para pria di Jepang diharapkan dapat berpartisipasi dalam hal pengasuhan anak. Kehidupan masyarakat di Jepang akan semakin membaik dengan adanya partisipasi tersebut.

Selanjutnya, Executive Committee Kobe Ikumen memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut :

「こうべイクメン実行委員会が考える新しいイクメンの定義。 育児に関わる全ての男性のことです。お父さんだけに限らず、 お じ い ち ゃ ん 、 近 所の 八 百 屋 さ ん な ど 、あ ら ゆ る 男 性 を 指 し す 。 子 育 て は 、 地 域 社 会 で 行 う も の で あ る と い う 考 え で す。」 Terjemahan :

“Definisi Ikumen yang baru menurut Executive Committee Kobe Ikumen. Hal-hal yang berhubungan dengan pengasuhan adalah urusan semua pria. Tidak terbatas hanya pada ayah, juga mengacu pada kakek, penjual sayur di lingkungan sekitar, merujuk kepada setiap pria. Pengasuhan adalah satu gagasan yang harus dilakukan di masyarakat.”

Pernyataan Executive Committee Kobe Ikumen di atas, memberikan penjelasan bahwa semua pria terlibat dengan pengasuhan anak. Pengasuhan adalah satu bentuk gagasan yang harus dilakukan di masyarakat. Oleh karena itu semua pria dapat terlibat dalam pengasuhan anak.

Dari definisi-definisi yang telah diberikan oleh Moteki, Ikumen Project, dan Executive Committee Kobe Ikumen, dapat diketahui bahwa definisi Ikumen adalah sebagai berikut :

1. Pria yang mengasuh anak.

2. Pria yang menikmati mengasuh anak.

3. Pria yang secara sukarela mengasuh anak walaupun sambil bekerja.

4. Semua pria yang terlibat dalam pengasuhan anak, tidak hanya sebatas ayah. Oyama (2014: 159) mengungkapkan bahwa tidak ada karakterisasi Ikumen secara detail, dan gambaran Ikumen dari tiap orang berbeda-beda.

“Involvement in the daily care of babies and toddlers is the most common definition of Ikumen, but that is not the only aspect of Ikumen despite the

(3)

meaning of the word, and Ikumen are also thought to be actively involved in the household including cooking.”

Terjemahan :

“Keterlibatan dalam perawatan sehari-hari bayi dan balita merupakan definisi yang paling umum dari Ikumen, tetapi itu bukanlah satu-satunya aspek dari Ikumen di samping definisinya berdasarkan kata, dan Ikumen dianggap pula aktif terlibat dalam pekerjaan rumah tangga termasuk memasak.

Dari pernyataan Oyama di atas, maka dapat diketahui bahwa seorang Ikumen bukan hanya terlibat dalam pengasuhan anak, akan tetapi dapat pula terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.

2.2 Bentuk-Bentuk Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak dan Pekerjaan Rumah Tangga

Benesse Institute for Child Sciences and Parenting melakukan penelitian terhadap ayah di Jepang yang memiliki anak dengan usia 0 – 6 tahun yang tinggal di daerah metropolitan. Benesse Institute for Child Sciences and Parenting merupakan bagian dari Benesse Educational Research and Development Institute (BERD). BERD adalah institusi yang melakukan penelitian dan mengembangkan berbagai kegiatan dalam bidang pendidikan dan metode pengajaran. Benesse Institute for Child Sciences and Parenting didirikan pada tahun 2006 dan masih melakukan penelitian-penelitian hingga saat ini. Penelitian-penelitian yang dilakukan antara lain mengenai kehamilan, kelahiran, membesarkan anak, dan pendidikan anak usia dini. Tema penelitian mencakup disiplin dan praktik dalam pengasuhan anak serta pandangan terhadap pengasuhan anak. Tidak hanya itu, tema penelitian lainnya dapat pula mencakup hubungan orang tua dan anak, orang tua baru, dan isu-isu yang berhubungan dengan day care.

Dalam penelitian yang dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Adapun bentuk-bentuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak tersebut, antara lain menenangkan anak yang sedang marah, menghadiri kegiatan di sekolah anak, memarahi dan memuji anak, dan bermain bersama anak.

(4)

1. Menenangkan anak yang sedang marah.

Seorang anak mengharapkan perhatian dari ayah dan ibunya terutama di saat-saat yang sulit seperti dalam kondisi sakit, bahagia, bahkan dalam kondisi marah. Di saat marah, biasanya anak membutuhkan dukungan dan motivasi berupa kalimat-kalimat afirmasi yang positif sehingga anak menjadi tenang dan kembali percaya diri.

2. Menghadiri kegiatan di sekolah anak.

Salah satu bentuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak adalah menghadiri kegiatan di sekolah anak. Kegiatan tersebut antara lain, pertemuan dengan guru, menghadiri pertandingan atau perlombaan di sekolah, menjadi relawan di sekolah, atau menjadi komite di sekolah anak (Child Trends Data Bank, 2013: 7).

3. Memarahi dan memuji anak.

Orang tua memiliki peran untuk membimbing anak. Bimbingan diberikan untuk mendidik anak agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan tidak baik, seperti memarahi dan memberikan pujian kepada anak. Memarahi anak dapat dilakukan dengan menegur atau memberitahukan kesalahan anak tersebut. Menegur anak dilakukan dengan hati-hati agar anak menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya tidak baik (Tassoni, 2007: 60). Di saat anak mendapatkan prestasi atau melakukan hal yang baik, orang tua perlu memberikan pujian kepada anak. Pujian yang diberikan tidak hanya ditujukan kepada prestasi. Akan tetapi, anak dapat dipuji karena mereka terlihat senang atau bermain dengan baik bersama anak-anak lainnya (Tassoni, 2007: 61).

4. Bermain bersama anak.

Bermain bersama anak termasuk ke dalam 15 hal penting yang harus dilakukan oleh ayah modern (Waterlow, 2015). Pada umumnya, permainan yang dilakukan ayah saat bermain bersama anak melibatkan kontak fisik atau aktivitas luar ruangan. Hal ini akan membantu anak untuk bereksplorasi dan membuat keputusan dalam permainannya (Rezky, 2010: 76).

Selain terlibat dalam pengasuhan anak, seorang Ikumen dianggap aktif dalam pekerjaan rumah tangga seperti yang telah diungkapkan oleh Oyama

(5)

(2014: 159). Adapun bentuk keterlibatan ayah dalam pekerjaan rumah tangga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Benesse Institute for Child Sciences and Parenting (2011) dan Oyama (2014: 159) antara lain, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, memasak, dan menjahit baju.

1. Menyiapkan makanan.

Pada umumnya di Jepang, menyiapkan makanan dilakukan oleh ibu. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, menyiapkan makanan dapat pula dilakukan oleh seorang ayah.

2. Membersihkan rumah.

Ikumen tidak hanya terlibat dalam pengasuhan anak, akan tetapi terlibat pula dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Membersihkan rumah adalah bentuk pekerjaan rumah tangga dan salah satu dari 15 hal penting yang harus dilakukan oleh ayah modern (Waterlow, 2015).

3. Memasak.

Di antara berbagai macam hal yang menggambarkan pria modern di Jepang, memasak adalah salah satu aspek yang terkenal. Ikumen sebagai gambaran pria modern di Jepang tidak hanya terlibat dalam pengasuhan anak, akan tetapi terlibat pula dalam pekerjaan rumah tangga. Memasak adalah salah satu hal yang seharusnya mampu dilakukan oleh Ikumen (Oyama, 2014: 159).

4. Menjahit baju.

Menjahit baju merupakan salah satu pekerjaan rumah tangga yang umumnya dilakukan oleh para ibu. Akan tetapi, untuk seorang Ikumen, menjahit baju adalah salah satu pekerjaan yang wajar (Oyama, 2014: 160).

2.3 Teori Penokohan

Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Ada istilah yang menyaran pada tokoh cerita, dan pada “teknik” pengembangannya dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002: 164).

(6)

2.3.1 Pengertian dan Hakikat Penokohan

Istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak, perwatakan dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi – karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan – menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002: 165). Jones dalam Nurgiyantoro (2002: 165) mengatakan, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.

Penggunaan istilah karakter (character) dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut (Stanton dalam Nurgiyantoro, 2002: 165). Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2002: 165), tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu, seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata atau verbal dan tingkah laku lain atau nonverbal (Nurgiyantoro, 2002: 166).

Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh dalam cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan penulisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Walaupun tokoh cerita “hanya” merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar, seperti memiliki pikiran dan perasaan (Nurgiyantoro, 2002: 167). Seorang tokoh cerita dikatakan wajar, relevan, jika mencerminkan dan mempunyai kemiripan dengan kehidupan manusia seseungguhnya (lifelike). Tokoh

(7)

cerita hendaknya bersifat alami, memiliki sifat lifelikeness, ‘kesepertihidupan’ (Nurgiyantoro, 2002: 170).

2.3.2 Penokohan dan Unsur Cerita yang Lain

Menurut Nurgiyantoro (2002: 172), penokohan merupakan unsur yang penting dalam fiksi. Dengan demikian, penokohan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan sebuah fiksi.

Penokohan dan pemplotan merupakan dua fakta cerita yang saling mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain. Plot adalah apa yang dilakukan tokoh dan apa yang menimpanya. Adanya kejadian demi kejadian, ketegangan, konflik, dan sampai ke klimaks hanya mungkin terjadi jika ada pelakunya. Plot tak lain adalah perjalanan kehidupan tokoh, baik dalam cara berpikir, dan berperasaan, bersikap, berperilaku, maupun bertindak, baik secara verbal maupun nonverbal. Penafsiran terhadap sikap, watak, dan kualitas pribadi seorang tokoh sangat mendasarkan diri pada apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan. Hal itu berdasarkan asumsi bahwa ucapan dan tindakan seseorang akan mencerminkan perwatakannya (Nurgiyantoro, 2002: 173).

Sebagai unsur utama fiksi, penokohan berhubungan erat dengan tema. Tokoh-tokoh cerita itulah yang menjadi pelaku penyampai tema secara terselubung ataupun terang-terangan. Usaha penafsiran tema haruslah dilacak dari apa yan dilakukan, dipikirkan, atau dirasakan, atau apa yang ditimpakan pada kepada tokoh (Nurgiyantoro, 2002: 174).

2.3.3 Teknik Pelukisan Tokoh

Tokoh-tokoh cerita tidak akan langsung hadir pada pembaca. Ada “sarana” yang diperlukan untuk menghadirkannya. Dalam drama, umumnya menggunakan teknik pelukisan tokoh secara dramatik. Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan tokoh cerita menunjukkan kediriannya melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal (Nurgiyantoro, 2002: 198). Untuk

(8)

menampilkan tokoh cerita secara dramatik, dapat ditinjau dari percakapan tokoh, tingkah laku tokoh, pikiran dan perasaan tokoh, reaksi tokoh terhadap kejadian, masalah, kata, dan tingkah laku orang lain, reaksi dari tokoh yang lain, dan latar atau tempat sekitar tokoh.

Referensi

Dokumen terkait

Rory, merupakan sosok hantu anak kecil yang terlihat memang tidak menganggu, tetapi justru malah ingin membantu dan mencoba memberitahu tentang kejahatan apa yang

Radioisotop 198Au yang dihasilkan dikarakterisasi dengan mengukur aktivitas, waktu paruh, energi, yield, kemurnian radionuklida dan kemurnian radiokimia serta ukuran

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah dalam penggunaan metode membaca skimming method dalam proses belajar dan mengajar dapat meningkatkan kemampuan pemahaman

UPAYA BARACK OBAMA DALAM MENGATASI CITRA BURUK AMERIKA SERIKAT DI DUNIA ISLAM AKIBAT ISLAMOPHOBIA DI..

SRT akan mencakup enam fungsi kerja sebagai berikut: (i) penyebaran informasi terkait program yang ada, dan terutama pada program jaminan sosial yang baru saja diluncurkan,

Agen parfum laundry Kota Jakarta Selatan Termurah jenis aroma Parfume Laundry Apa aja.. Pewangi Laundry ada banyak

Berdasarkan hasil penelitian pada kom- binasi larutan irigasi NaOCl; NaOCl-EDTA dan NaOCl-EDTA-CHX terhadap kebocoran apikal pada obturasi dengan menggunakan siler resin

Sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Ridwan Purnama dan Alfania Riska P (2016) yang menyatakan bahwa pemasaran langsung berpengaruh signifikan