• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN A: LEMBAR BIMBINGAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

xxii

(2)
(3)

xxiv

(4)
(5)

xxvi

LAMPIRAN C: TRANSKRIP WAWANCARA PERTAMA

Perkenalkan nama saya fitriani, bisa dipanggil fitri. Saya seorang guru di sekolah menengah atas jurusan kimia.

P: 1. Tingkat kelas pendidikan apa saja yang anda ajarkan materi kimia di periode semester ini?

N: Sekarang saya mengajar dari kelas 10 sampai kelas 12 SMA.

P: 2. Perkiraan anda, berapa jumlah murid yang sedang anda ajarkan materi kimia di periode semester ini?

N: Kelas 10 IPA itu ada 16, kelas 11 IPA ada 15, kelas 12 itu ada 8

P: 3. Jika diperbolehkan, berapa kisaran rata-rata nilai ulangan harian para murid kimia yang anda ajarkan (bisa secara menyeluruh atau per tingkat pendidikannya)?

N: Nilai ulangan rata-rata kelas 10 itu 80an atau 80-85an. Kalau kelas 11 itu ada 75an, 75an-80. Kelas 12 itu 90 karena kalau menurut saya kelas 12 materinya lebih agak gampang karena sifat koligatif ya sementara yang kelas 10 kan masih baru, makanya nilainya itu kelas 12 lebih tinggi dibanding kelas yang lain.

P: 4. Menurut anda, apakah anak-anak SMA yang diajarkan anda di periode semester ini cukup antusias belajar pelajaran kimia atau tidak? Bila iya/tidak, faktor-faktor seperti apa yang mempengaruhi hal tersebut?

N: Kalau antusias sebenarnya bergantung sama materi ya. Kalau dibandingkan dengan hitungan dan hafalan, anak-anak tuh enaknya hitungan. Jadi kalau hafalan pusing mereka. Kalau itungan tuh enak ya bisa langsung atau mungkin karena anak IPA jadi enak buat hitungan. Kalau hafalan, seperti kaya kita liat aja anak kelas 10,

(6)

xxvii

kelas 10 ada belajar “perkembangan teori atom” misalnya, jadi harus hafalin tuh teori atom. Jadi nilai mereka pada jelek. Tapi kalau misalnya coba kita kasih “ikatan kimia”, buat kelas 10 ya, nilainya pada bagus. Jadi beda ya antara hafalan dan itungan. Jadi mereka itu enaknya anak IPA biasanya itungan.

Antusias sih antusias cuman kalau menurut saya ada beberapa materi yang “ini susah” atau “ini gampang”. Jadi rada mood-mood-an.

P: 5. Sebelumnya, saya sudah melakukan sebuah survey kepada anak SMA mengenai pelajaran kimia dengan jumlah responden berkisar 50 anak. Saya menemukan bahwa materi/topik kimia yang paling sulit menurut para responden adalah materi Termokimia. Jadi, apa pendapat anda terhadap hal tersebut dan mengapa demikian?

N: Kalau termokimia itu ada hitungan dan ada hafalan. Gini, ini kan masa pandemi kalau anda lihat dari tahun lalu, termokimia itu gak terlalu susah cuman sekarang lagi masa pandemi, mungkin untuk menanamkan konsep termokimia ya agak susah karena mereka itu ada hafalan dan sekalian itungan. Kalo misal itunganny aja kaya stoikiometri sih masih gampang tapi termokimia ada hafalan dan itungan sekaligus. Jadi mungkin itu mereka menganggap termokimia itu susah. Salah satu masalahnya juga karena pembelajarannya online. Kadang jaringan terputus saya ngomong trus ilang gitu.

Ada satu anak jaringannya ilang terus padahal dia itu pinter tapi kalau di pembelajaran biasa, nilainya itu bagus. Ya salah satu polimiknya saya ngajar ya gitu, jadi saya harus rekam dulu nih, kadang-kadang saya rekam pembelajaran terus

(7)

xxviii

kasih ke anaknya. Nah akhirnya bisa, tapi belajarnya dirumah. Jadinya menyesuaikan keadaan.

P: 6. Menurut anda, apakah mempelajari Termokimia secara mendalam itu penting/ berguna? Apabila iya, seperti apakah manfaatnya di dunia nyata beserta contohnya?

N: Kalau kita belajar termokimia itu penting atau enggak sih sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari kimia itu penting ya. Termo berarti itu panas, berhati berhubungan dengan hal panas-panasan. Intinya gini, kalau kita memahami suatu materi/ konsepnya dengan benar, maka kita akan tahu apa yang akan kita lakukan pada kehidupan sehari-hari. Misalnya kalau termokimia ini contohnya sistem, sistem itu dibagi menjadi tiga: sistem terbuka, tertutup dan terisolasi. Nah, jadi kamu bisa tau kalau kamu mau taro air panas biar tetap panas, kamu taro dimana, apakah taro digelas aja atau di termos?

Jadi ada pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari kalau mendalaminya, menanamkan konsepnya dengan benar. Tapi kalau misal kita asal-asalan aja gurunya, ya gak perlu, jadi kita sebagai guru juga harus bisa menanmkan pesannya ke anaknya kalau ini apa.

P: 7. Apakah materi yang disampaikan mengenai Termokimia maupun materi kimia lainnya masih berasal dari buku sebagai sumber informasi utama?

N: Kalau menurut saya itu wajib pake buku ya karena gini di Internet itu belum tentu benar. Jadi kadang saya kalau pake buku tidak cuman 1 buku, jadi ada beberapa buku. Kalau misalnya saya ngajar soal organik, organik kadang saya pake buku dari kampus. Jadi saya gak hanya dari buku mungkin sukri lah, istilahnya

(8)

satu-xxix

satunya buku yang dipake punya pak sukri gitu ya. Kalau anak-anak kan pakenya cuman pake kuadra, pake erlangga, kalau saya enggak, saya ada beberapa macam sumber. Saya tetep pake buku tetapi misal perlu menambah ilmu pengetahuan lagi saya juga tetap pake internet sih, cuman saya wanti-wanti ke anak-anak itu bahwa ada beberapa bagian yang belum tentu benar misalnya wikipedia. Wikipedia itu kita belum tentu benar-benar tau kalu wikipdia itu sumbernya benar/ valid gitu. Carilah sumber yang sesuai dengan kebutuhan.

P: 8. Seandainya ada bentuk media interaktif yang dapat membantu anak terutama siswa SMA dalam belajar Termokimia maupun materi kimia lainnya. Menurut anda, bentuk media apa yang cocok dan efektif bagi siswa SMA gunakan? (contoh: aplikasi, website, mainan interaktif, game simulasi, dll.)

N: Kalau misalnya untuk pelajaran kimia itu sebenarnya susah susah gampang. Saya dulu pernah belajar medianya, misalnya bikin komik. Komik dulu pernah. Pas saya masih kuliah itu media pembelajaran gitu ada komiklah,yang interaktif juga ada, ppt interaktif juga ada. Kalau menurut saya sih medianya lebih interaktif saja, jadi anak itu saya tekanin ini dia jadi tau, langsung ada percobaannya gitu. Misal, kalau A tambah B jadi apa langsung keliatan. Kadang-kadang kan kimia itu abstrak jadi rada susah ya untuk menerawang. Misal ikatan kimia, “yang mana yang berikatan antara H dengan O?” Jadi kita ada gambaran apa yang berikatan jadi anak-anak lebih paham. Ada visualnya jadi lebih gampang. Susah melihat suatu molekul dari suatu kimia itu, jadi kalau guru bisa nyampein seperti itu, bakal ngebantu banget.

(9)

xxx

P: 9. Menurut anda melalui media interaktif tersebut, kesan apa yang ingin disampaikan terhadap siswa selain informasi mengenai materi kimia yang disampaikan?

N: Sebenarnya kalau di kimia itu, saya pengennya anaknya itu gak hanya ngerjain soal selesai. Tidak begitu. Mereka itu paham dulu konsep dasarnya. Tujuan agar mereka bisa sambungin konsepnya dengan kehidupan sehari-harinya. Misal “ini air, ya udah itu air” kalau itu kan buat apa. Belajar ikatan juga buat apa, misal mereaksikan minyak dengan air, itu reaksinya apa, konsepnya apa? Jadi gak sekadar belajar dan tau gitu. Saya pengennya ada rasa mencintai gitu belajarnya, jadi dia paham konsep dasar, tidak hanya “ini dah dikasih rumus, terus kerjain” gak begitu. Itu aja sih.

(10)

xxxi

LAMPIRAN D: TRANSKRIP WAWANCARA KEDUA

N: Nama saya Pak Jo, nama lengkapnya Bernadus Suharjo. Saya mengajar kimia di sekolah

Harapan Bangsa (SHB). Apa ada lagi?

P: Boleh tahu pengalaman mengajar bapak?

N: Pengalaman mengajar dari 2011. Jadi sudah hampir 10 tahun. Sudah mengajar di 3 sekolahan, SMA Tarakanita, Citra Raya dan Gading Serpong. Kemudian di SMA Sugargroup, itu di Bandung. Kalau kamu tahu 'Gulaku'?

P: Ah iya Gulaku

N: Nah itu di perusahaan Gulaku. Jadi di tengah-tengah perkebunan di sana ada sekolahan. Sekolahan nasional dengan standar internasional-lah. Itu di tengah perkebunan tebu, di tengah perusahaan ada sekolahnya. Jadi saya disana mengajar hampir 4 tahun kemudian pindah ke tangerang lagi.

P: Wah menarik ya pak. Perjalanannya itu beda-beda rasanya jadinya.

N: Iya, suasananya beda-beda dari kota ke pelosok lalu balik ke keramaian lagi.

P: Luar biasa pak. Baik, sebelumnya mari kita mulai.

N: Boleh langsung saja silahkan ditanya. Sebisa mungkin saya menjawab dan semoga nanti hasil penelitiannya maksimal

P: Terima kasih pak. Oke jadi masuk ke pertanyaan pertama pak.

1. Sebelumnya, tingkat kelas pendidikan apa saja yang anda ajarkan materi kimia di periode semester ini?

N: Saya ngajar di kelas 10, 11, dan 12 SMA

(11)

xxxii

2. Menurut anda, mengapa belajar kimia itu penting bagi siswa Indonesia?

N: Pertama Mengapa kita harus belajar kimia? karena segala sesuatu di sekitar kita itu kimia banget. Jadi kita tidak bisa lepas dari kimia di dalam kehidupan sehari-hari. Jadi contoh, contoh yang kelihatan saja ya. Selama ini orang selalu ngomong wah kimia berkaitan dengan bom, terus chemical padahal sesungguhnya tidak hanya itu proses dalam tubuh kita, kemudian ketika kita bernapas dll. Walaupun itu dijelaskan secara biologi namun detailnya itu kan kimia. Di dalam tubuh itu reaksi-reaksi kimia banyak sekali. Terus, supaya gini, anak-anak juga lebih bisa memahami lebih bisa ngerti misal di masa ini banyak iklan-iklan yang seolah itu benar secara logika namun sebenarnya itu tidak seperti itu, itu hanya bahasa iklan. Jadi supaya kita agak dibodoh-bodohi. Misal anak-anak kan sering atau bahkan glenn juga pernah dengar kan 'oh kita harus minum larutan alkali atau minuman dengan 8+ supaya tubuh kita menjadi sehat karena itu menetralkan makanan yang masuk karena kebanyakan makanan yang masuk ketubuh kita adalah asam. Secara logika benar namun kalau kita sudah belajar kimia, ya tidak sepenuhnya benar juga karena tubuh kita secara otomatis sudah bisa menetralkan. Nah seperti itu, jadi tujuan saya mengajarkan kimia ya tidak hanya.., saya selalu mengatakan ini ke anak-anak ketika pertama kali gabung di kelas kimia 'tidak hanya untuk mengejar nilai, nilai mah gampang' terutama itu supaya anak-anak lebih aware terhadap sekitar kita bahkan..., ya itu yang keseharian, yang chemical berbahaya juga kita harus tahu, simbol-simbol bahaya, supaya lebih berwawasan. Terus, tidak mudah tertipulah dengan bahasa-bahasa iklan kemudian bahasa-bahasa atau berita-berita di media sosial misal kaya kemaren sempet ini saya singgung ke anak-anak 'hand

(12)

xxxiii

sanitizer' berbahaya karena menyebabkan terbakar, ya iyalah kan alkohol, seperti itu. Jadi kadang saya juga mengangkat topik-topik seperti itu supaya dia tidak hanya masuk ke materinya saja tapi aplikasi di sekitar kita, seperti itu.

P: Oke jadi supaya anak-anak bisa cari relevansinya terhadap kimia dan sekitarnya.

N: Iya betul.

P: Oke pak, kita lanjut ke pertanyaan selanjutnya.

3. Berdasarkan survei mandiri yang saya sebarkan secara online kepada anak SMA di Indonesia, ditemukan bahwa dari 100 responden, materi kimia yang paling sulit dipahami oleh kebanyakan siswa adalah Termokimia. Apa pendapat anda mengenai hal tersebut? (Adakah penyebabnya?)

N: Karena termokimia kalau sebenarnya kita mengupas lebih jauh itu kan materi yang sangat dalam. Nah di SMA itu kurikulum yang kita gunakan tidak membahas sampai dalam dan ada irisan antara kimia dan fisika, jadi itu yang menyebabkan anak-anak kesulitan. Kesulitannya gini, itu materi susah, memang materi berat, tidak diberikan secara utuh hanya sepotong-sepotong. Jadi yang selama ini terjadi, tidak hanya di SHB ya tapi bahkan dari hasil surveimu memang benar itu, saya setuju. Guru hanya mengambil atau yang diajarkan itu yang dipilah pilah dipotong-potong dan untuk nyambungnya itu agak susah karena untuk basic awalnya termokimia itu termodinamika, hukum kekekalan dll. nah kita memilahnya itu untuk split mana yang masuk fisika mana yang masuk kimia itu memang masih kacau. Memang sistemnya, kurikulumnya, disitu agak kendala karena dibagian awal kita kan membahas dulu nih energi itu seperti apa, hukum kekekalan energi,

(13)

xxxiv

termodinamika 1, dst. Nah seringnya, itu tidak disinggung di SMA, di kimia ya. Jadi tiba-tiba langsung materi 'oh termokimia seperti ini.. seperti ini..'. Itu yang menyebabkan anak-anak kesulitan. Untuk membayangkan saja itu agak agak susah ya, kesulitan di situ. Itulah kenapa termokimia termasuk paling susah, pertama memang bobot materinya yang lumayan. Ada split yang kimia dan fisika disitu. Jadi itu yang menyebabkan anak-anak merasa 'oh susah'. Karena kalau dibagian materi lain, itu pure kimia, kemudian lebih mudahlah.

P: Ah iya, jadi kesulitannya seperti itu. Ini informasi penting pak. Lanjut ke pertanyaan selanjutnya pak, jadi kita sudah mulai tahu nih kenapa termokimia termasuk materi kimia yang paling sulit. Sebelumnya,

4. Metode mengajar yang bapak lakukan saat mengajar termokimia pada siswa seperti apa?

N: Untuk termokimia, ini ada dua jenis ya, offline dan online. Kalau offline, saya mengenalkan langsung ke praktek, langsung saya coba untuk melakukan percobaan misalnya, pertama kita harus mengenal sistem dan lingkungan terlebih dahulu, kemudian menggunakan hukum kalorimeter, langsung menyinggung ke termokimianya. Setelah praktek, kita bareng-bareng menyimpulkan itu apa sih, ini apa, kemudian langsung ke teorinya, itu offline. Kalau online, saya buatkan videonya terlebih dahulu kemudian ya sebenarnya sama langsung menjelasakan teori langsung ceramah tapi harapannya mereka kalau sudah nonton terlebih dahulu menyimak video, nanti ketika streaming seperti ini itu sudah lebih jelas tinggal diskusi. Untuk porsi tugasnya kalau offline, sebenarnya tugasnya itu sedikit ya jadi sekitar 20% 10% kali, karena kita kerjakan bareng-bareng jadi tidak 'oh ini saya

(14)

xxxv

kasih tugas, kalian kerjakan besok kumpul' gak. Jadi kita bahas bareng-bareng saat streaming seperti ini kemudian nanti mereka mengumpulkan hasil catatan mereka. Jadi tidak saya lepas 'oh jadi kamu kerjain sendiri'. Kalau misalnya offline seperti itu, porsi tugasnya agak lebih banyak lah. Jadi kalau online, tugasnya gak banyak. Untuk projek, projek Termokimia itu tidak ada. Jadi kenapa tidak ada projek, karena online. Kalau offline, ada projek, projeknya ketika praktikum tadi itu. Ada 2 kali praktikum untuk offline. Jadi metode mengajarnya seperti itu untuk Termokimia. Terus mungkin ada aplikasi, aplikasi yang.. saya beberapa kali menggunakan aplikasi kaya path simulation dll itu. Kemudian di kemendikbud itu ada pernah.. kamu ini membuat aplikasi dll ya?

P: Iya benar.

N: Itukan di kemendikbud, coba kamu buka nanti kalau belum pernah, yang rumah belajar itu ada beberapa praktikum online untuk kimia fisika. Namun Memang tidak banyak, hanya yang simpel-simpel aja. Mungkin kalau kalorimeter itu ada, misalnya mencampurkan a dan b, suhunya nambah berapa itu muncul, namun gak begitu banyak variasinya. Itu metodenya.

P: Sebabnya ya gitu kan, kita belajar kaya kalau misalnya kita belajar kata kan, kadang yang kepikiran lebih ke formula begitu sementara kadang kita perlu ngasih anak kaya stimulasi secara visual jadi dia ada gambaran.

N: Iya

P: Oke begitu pak. Jadi ada pertanyaan singkat selama bapak ngajar itu, bisa bapak perkirakan tidak kebanyakan anak performanya seperti apa dalam

(15)

xxxvi

belajar termokimia? bisa dalam segi nilai perkiraan aja berdasarkan bapak selama mengajar.

N: Selama mengajar. termokimia kan ya?

P: Iya

N: Sekarang saya ambil data deh dari 10 tahun lah ya jadi biar ketauan susahnya termokimia. Jadi untuk awal di.., jadi kita tidak hanya membandingkan, kita tidak bisa ngomong 'oh overall segini', bergantung sekolahnya kan. Karena ada tiga sekolahan, itu kira-kira kalau pada termokimia, 70% lah, 70-75 itu sudah bagus. Itu daya serap anak-anak. Itu jadinya emang ada yang dapet, yang bisa menguasai misal 90% atau 100% bahkan namun kan tidak semuanya. Jadi rata-rata itu sekitar 75an 70-75% sudah bagus untuk termokimia. Karena nanti untuk beberapa bagian termokimia banyak anak yang slip. Slipnya gini, mungkin kamu juga sudah buka materi termokimia sma juga kan pasti? Nah itu kan ada yang misalnya menghitung delta H menggunakan entalpi atau entalpi pembentukan kemudian menghitung delta menggunakan energi ikatan. Sebenarnya itu gampang, tapi anak-anak sering ketuker itu antara reaktan dikurangi produk atau produk dikurangi reaktan. Jadi sekitar 75% lah, yang selama ini saya dapatkan.

P: Ah baik. Oh iya, termokimia itu kan ada campuran hafalan dan hitungan, anak-anak itu lebih ngalah ke hafalan atau hitungan pak?

N: Lebih kehitungan sih. Untuk hafalan, gini masalahnya juga gini, mereka kalau hitungan itu kan yang gak susah banget sih. Nah mereka langsung berharap hitungan, nah kalau dikasih soal yang ada konsepnya itu mereka dah lupa. Jadi mengganggap itu lewat saja lah. Tapi ketika ada campuran teoritis itu kesulitan.

(16)

xxxvii

P: Jadi ini kaya resiko menghafal formula saja kan, tapi gak nangkep konsep gitu. Gak ketanam konsepnya itu.

N: Iya benar tidak ketanam. Banyak yang seperti itu. Jadi yang penting 'oh tau kalau yang seperti ini kiri kurang kanan terus dikalikan' namun secara konsep tidak semuanya memahami, hanya sebagian saja yang memahami.

P: Oke kita lanjut ke pertanyaan terakhir

5. Saran dan pendapat anda apabila ada cara belajar-mengajar lain yang mungkin lebih menyenangkan dan efektif bagi siswa dalam mempelajari Termokimia di sekolah, seperti apa menurut anda?

N: Kalau belajar di materi termokimia kita harus praktek ya. Itu mau gamau harus kita lakukan biar anak ada gambaran, karena gak semua sekolah ada kan. Misalnya ditempat-tempat lain mungkin itu diluar luar jangkauan glenn untuk survey. Itu sebenarnya banyak sekolah yang tidak ada. Nah mungkin menggunakan aplikasi biar supaya ada gambaran, animasi. Ada aplikasi mungkin aplikasi lab virtual, animasi dalam pembelajaran. Kemudian contoh nyata, contoh nyata termokimia cukup susah ya, cukup susah di sekitar kita. Memang banyak namun ketika menggambarkan itu lumayan.., misalnya gini yang sering saya gunakan contoh dikehidupan ya.. di kemasan makanan itu kan ada energi yang ada, selain ingridient disitu ada jumlah per sekian gram, di label makanan itu kan. Nah saya tanya, kok tahu 1 keping biskuit bisa memiliki energi sekian itu gimana caranya. Nah jadi saya bisa menentukan angkanya itu melalui kalorimeter, konsep dari termokimia. Jadi untuk metodenya yang pertama harus praktek dulu, dari praktek nanti kita menarik kesimpulan tentang konsepnya bagaimana, terus latihan soal ya pasti lah standar

(17)

xxxviii

namun untuk lebih maksimalnya bisa dengan video pembelajaran, video aplikasi, lab virtual. itu sih. Jadi semoga aplikasinya bisa kita maksimalkan dan membantu semuanya.

(18)

xxxix

LAMPIRAN E: TRANSKRIP FGD

Lynn: Aku Lynn Tama Winardi, kelas 11 IPA

Jesslyn: Aku Jesslyn, Jesslyn Gunawan dari kelas 11 IPA Maria: Nama saya Maria Vianney dari kelas 11 IPA Devita: Saya Devita dari kelas 11 IPA

P: 1. Sebelumnya, apakah belum atau sudah belajar materi termokimia di sekolah?

Lynn: Biasanya bab nya gak terlalu di kasih tau, cuman materinya saja.

P: 2. Berdasarkan survei mandiri yang saya sebarkan secara online kepada anak SMA di Indonesia, ditemukan bahwa dari 100 responden, materi kimia yang paling sulit dipahami oleh kebanyakan siswa adalah Termokimia. Apa pendapat anda mengenai hal tersebut?

Lynn: Rumusnya gak terlalu banyak, biasanya kalo sama guru kita langsung dikasih tahu urutan hitungnya, yang susah itu menghitung deltanya, nanti juga ada yang namanya Hukum Hess udah beda lagi juga caranya.

Jesslyn: Materinya ga sulit - sulit amat, cuman banyak aja gitu, biasanya yang bikin rumit bukan karena rumusnya juga, cuman ngitungnya aja ribet

Lynn: Soalnya juga bergantung sama teorinya.

Devita: Hafalannya lebih rumit daripada hitungannya.

Maria: Ga terlalu susah sih, tapi kadang soalnya membingungkan, kalimatnya susah.

P: 3. Bagi yang sudah belajar termokimia. Menurut anda, bagaimana menghadapi pemebelajaran materi termokimia yang pernah anda lalui di

(19)

xl

kelas? (Terkesan seperti apa) Mengapa anda merasa demikian? (belajar dari mana, fokus pada bagian apa, mau ujian belajarnya seperti apa?)?

Lynn: Video dari gurunya sih ada di youtube, namanya Sinau Kimia. Biasanya bahasnya ya tentang kimia - kimia tingkat SMA. Kebanyakan kita disuruh nonton video yang dikasih dulu, baru nanti sama gurunya diperjelas kembali. Jadi kita udah bisa nangkep materinya duluan.

Jesslyn: Metodenya lebih enak gitu sih, jadi materinya bisa di ulang – ulang

P: 4. Saran dan pendapat anda apabila ada cara belajar-mengajar lain yang mungkin lebih menyenangkan dan efektif bagi siswa SMA dalam mempelajari Termokimia di sekolah, seperti apa menurut anda? (lebih menarik, menyenangkan atau nyaman?)

Lynn: Iya game sih, soalnya kalo anak SMA jaman sekarang kelihatannya kayak bisa lebih nangkep gitu, abis itu juga lebih seru jadinya.

Jesslyn: Jadi juga bisa lebih mengasah otak dan kreatif, karena yang penting itu secara visualisasinya gitu.

Devita: Jadi lebih seru kalau ada teka - tekinya, dan lebih menarik.

P: 5. Konten seperti apa yang cocok pada game tersebut? (gambar? animasi? cerita? mirip game yang sudah ada?)

Jesslyn & Lynn: iya game yang kayak jaman - jaman sekarang gitu, yang ada ceritanya.

Jesslyn: Bisa juga ada dikasih tips - tips gitu biar cara lebih gampang ngitungnya Devita & Maria: Sama sih, ada kayak storyline nya gitu

(20)

xli

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

xlvi

(26)
(27)
(28)
(29)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Suhaimi selaku Kepala Desa Kuala Baru Sungai pada kamis, 31 Januari 2019 pukul 08.00 mengatakan bahwa pelaksanaan Musrenbang di

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebesar 20 juta wisman dengan target devisa sebesar 240 triliun rupiah

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar kognitif fisika siswa pada materi kinematika gerak lurus di SMA. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka saran

Dari hasil data yang diperoleh peneliti dilapangan maka dapat disimpulkan bahwa problem evaluasi pengelolaan kurikulum di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)

Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan (1) perencanaan pembelajaran IPA berkategori baik (88%) berdasarkan kesesuaian antara Rencana Program Pembelajaran (RPP)

Adapun aspek citra yang ditimbulkan dalam game Call of Duty 4 : Modern Warfare tersusun dengan sangat tepat melalui perpaduan tampilan visual dan narasi yang kuat..

(1) Tanah yang diberikan kepada Transmigran dan penduduk setempat yang pindah ke permukiman baru sebagai bagian dari SP-Pugar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 tidak

c) Melakukan clustering data menggunakan algoritma SOM. Dilakukan proses klaster dengan menentukan jumlah klaster sebanyak 2 sampai dengan 10. Kemudian dilakukan