BAB VI
KELAYAKAN ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Pada tahapan ini penyusunan dokumen RPI2-JM mengacu pada sektor secara top down, yaitu mengikuti arahan dari pusat baik berupa output maupun sub out put kegiatan pada masing- masing sektor. Adapun kelayakan aspek teknis tersebut :
6.1. Rencana Investasi Sektor Pengembangan Permukiman 6.1.1. Kondisi Umum
Penyebaran kawasan permukiman di Kabupaten Buol terkonsentrasi di pusat-pusat kota dikarenakan ketersediaan infrastruktur penunjang, sehingga kawasan kawanan permukiman di perkotaan menjadi kumuh
Sektor Pengembangan permukiman berusaha menyediakan infrastruktur penunjang guna mendukung aktifitas masyarakat di kawasan permukiman
6.1.2. Isu Strategis, Permasalahan, dan Tantangan
Kawasan strategis Kabupaten Buol memiliki maksud untuk memilahkan wilayah kota atas beberapa bagian yang mempunyai karateristik pengembangan tertentu, sehingga mempermudah penerapan dan pengendaliannya di lapangan serta memperjelas hirarki dalam pemenuhan fasilitas.
6.1.2.1. Isu Strategis
Ibu kota Kabupaten Buol terletak di kecamatan Biromaru yang mana semua pelayanan Masyarakat dan perdagangan berada di ibukota kabupaten dalam hal ini sangat mempenagruhi laju pertumbuhan di ibu kota kabupaten yang menimbulkan berbagi dampak sosial masyarakat
Guna pengaturan/ penataan kawasan–kawasan permukiman yang berkembang saat ini sektor bangkim telah membantu dalam penyusunan dokumen SPPIP yang mengkaji Isu strategis penataan kawasan perkotaan
6.1.2.2. Permasalahan dan Tantangan
Berdasarkan kondisi Exiting sektor pengembangan permukiman permasalahan dan tantangan yang di hadapi adalah masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni di perkotaan sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, masih terbatasnya pelayanan infrastruktur sarana dan prasarana dasar bagi masyarakat sehingga menyebabkan tersendatnya arus perputaran ekonomi, keterbatan pemahanan masyarakat terhadap kebijakan / peraturan pembangunan kawasan sangat terkendala dalam hal pembebasan lahan. Untuk kawasan Perdesaan permukiman masyarakat letaknya sangat berjauhan terutama di daerah pegunungan sehingga mempersulit akses ke desa tersebut, untuk itu pemerintah Kabupaten Buol melalui semua jajaran ke pemerintahannya berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana di daerah perdesaan dengan membuka akses ke kantong-kantong produksi/ sentra ekonomi di kawasan perdesaan
6.1.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor Bangkim
Kondisi eksisting secara keseluruhan terangkum dalam dokumen kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing dinas yang menangani, secara umum dibagi dalam 2 output kegiatan yaitu perkotaan dan perdesaan. Kondisi eksisting perkotaan secara rinci termuat dalam dokumen SPPIP.
6.1.4. Pembinaan Pengembangan Permukiman
6.1.4.1. Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Permukiman (SPPIP)
Penyusunan SPPIP Kabupaten Buol dilaksanakan oleh sector bangkim dalam pelaksanaannya melibatkan SATGAS yang dibentuk oleh pemda Kabupaten Buol Kawasan yang termuat dalam dokumen SPPIP adalah penataan kawasan kumuh yang ada dalam Kec Biromaru
6.1.4.2. Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)
Penyusunan RPKPP Kabupaten Buol dilaksanakan oleh sector bangkim dalam pelaksanaannya melibatkan SATGAS yang dibentuk oleh pemda Kabupaten
Buol. Kegiatan yang termuat RPKPP adalah penataan kawasan kumuh yang ada dalam Kota Buol.
6.1.5. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan 6.1.5.1. Kawasan Permukiman Kumuh
Fokus utama pemenuhan infrastruktur di kawasan kumuh di Kabupaten Buol adalah jalan lingkungan dan kebutuhan akan sanitasi lingkungan. Sejalan dengan penataan kawasan yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Buol kawasan tersebut merupakan kawasan padat penduduk dan kawasan perdagangan.
Tabel 6.1 Data Kawasan Kumuh
No Kwsn Kumuh Lokasi / Luas
Jumlah Penduduk Terlayani Air Minum ( % ) Terlayani Sanitasi ( % ) Luas Genangan
1 Kota Biau 3 Ha 4.865 Jiwa 90 85 1,5 ha
6.1.5.2. Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya
Seiring laju pertumbuhan penduduk berimbas akan kebutuhan pemenuhan hunian yang layak, pemerintah Kabupaten Buol bekerja sama dengan pengusaha dalam hal pengembangan perumahan rakyat telah membangun beberapa kawasan perumahan RSH, namun tidak semua kebutuhan infrastruktur dapat terpenuhi di kawasan RSH oleh pihak pengembang. Untuk itu fasilitas umum berupa sarana infrastruktur dibangun oleh pemerintah Kabupaten Buol
6.1.5.3. Rusunawa beserta Infrastruktur Pendukungnya
Guna pemenuhan perumahan yang murah namun layak serta pemanfaatan lahan dan ruang yang terbatas terutama di Buol Kota Pemerintah berencana akan membangun rusunawa, lokasi yang telah disiapkan adalah di kecamatan Buol Kota
6.1.6. Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan
6.1.6.1. Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
Wilayah Kabupaten Buol terbesar adalah kawasan perdesaan yang mana daerah tersebut merupakan sentra pertanian dan perikanan olehnya itu pemerintah Kabupaten Buol dalam pengembangan kawasan sentra-sentra produksi membangun sarana dan prasarana penunjang kawasan produksi. Dinas yang berkompeten dalam pemenuhan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung adalah dinas pertanian dan kelautan melalui programprogram kerjanya terkait kegiatan diatas bidang cipta karya dalam pembangunan infrastruktur penunjang bersifat stimulant.
6.1.6.2. Kawasan Permukiman Rawan Bencana
Kabupaten Buol sebagian besar merupakan dataran tinggi pegunungan yang rawan bencana tanah longsor dan sebagian permukiman berada kawasan pesisir, berdasarkan data dari badan penanggulangan bencana daerah mengidentifikasi daerah-daerah permukiman yang rawan bencana.
Tabel 6.4 Daerah Rawan Bencana) No Wilayah Jumlah Penduduk Identifikasi Bencana Ket Jenis Penanganan
1 Kwsn Tiloan 5.980 Jiwa Banjir Drainase
6.1.6.3. Kawasan Permukiman di Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar
Untuk kawasan permukiman perbatasan dengan Negara lain dan pulau kecil terluar Kabupaten Buol tidak memiliki,
6.2. Rencana Investasi Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan 6.2.1. Kondisi Umum
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk
mewujudkan lingkungan binaan, baik perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungan.
Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah:
1. Memberdayakan masyarakat dalam penyelengaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi, dan selaras.
2. Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalm penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.
6.2.2. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan 6.2.2.1. Isu Strategis
Untuk merumuskan isu strategis sektor PBL dapat melihat agenda yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai agenda nasional yang salah satunya Kabupaten Buol ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional sehingga penataan kawasan akan lebih terarah. Isu dalam hal penataan kawasan di Kabupaten Buol antara lain :
1) Kawasan Yang Belum Tertata
2) Minimnya infrastruktur kawasan yang tersedia 3) Belum terdapatnya Ruang terbuka Publik 4) Tingginya angka kebakaran
5) Belum tertanganinya kawasan/bangunan tradisional yang berpotensi kawasan swasta.
6.2.2.2. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan Tantangan yang terkait sektor PBL di Kabupaten Buol pada umumnya adalah lahan, yang mana status kepemilikan lahan terutama dalam kota Buol sebagian besar milik masyarakat sehingga dalam pembebasan lahan sering terjadi kendala dan memerlukan waktu di tambah masih minimnya pengertian masyarakat akan pentingnya penataan kawasan. Untuk itu pemerintah Kabupaten Buol melalui instansi pemerintah dalam hal ini badan pertanahan telah melakukan identifikasi tentang status kepemilikan lahan dan telah mengeluarkan perda yang terkait dengan lahan dan pengunannya.
Kurang ditegakkannya aturan tata bangunan dan keandalan pada bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah permukiman padat perkotaan. Bantaran sungai dan pesisir pantai. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah, serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perisinan. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap nilai keandalan dan keserasian dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Untuk itu pemerintah Kabupaten Buol telah mengeluarkan perda bangunan gedung No. 15 tahun 2007 yang bertujuan menata dan mengatur pemanfatan lahan.
6.2.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor PBL
Pencapaian sector PBL di Kabupaten Buol adalah dengan adanya desa yang telah mendapat fasilitas berupa peningkatan kualitas infrastruktur permukiman melalui program-program pemerintah. Kondisi eksisting kawasan yang termuat dalam RTRW Kabupaten Buol belum semuanya tertangani karena adanya keterbatasan biaya dan kurangnya koordinasi antara dinas – dinas yang terkait.
6.2.4. Bangunan Gedung dan Fasilitasnya
6.2.4.1. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan
Bangunan gedung pemerintahan yang ada di Kabupaten Buol sebagian besar merupakan bangunan lama, yang mana aksesibilitas bangunan maupun lingkungan belum memenuhi standar pelayanan, sehingga banyak masyarakat terutama penyandang cacat kesulitan dalam pelayanan.
Tabel 6.5 Gedung Pemerintahan
No Gedung Lokasi Kelengkapan Aksebilitas Ket Gedung Lingkungan
1
Kantor Bupati Komplek Perkantoran Buol Tangga Penyandang Cacat Taman Penghijauan Belum ada 2 Kantor DPRD Komplek Perkantoran Buol Tangga Penyandang Cacat Taman Penghijauan Belum Ada 3
Rumah Sakit Kec Biau Tangga Penyandang Cacat Taman Penghijauan Belum ada
6.2.4.2. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah
Guna pelestarian peninggalan bersejarah di Kabupaten Buol yang memiliki beberapa peninggalan gedung/benda bersejarah, bangunan bersejarah yang ada di Kabupaten Buol umumnya berupa rumah adat serta situs – situs purbakala.
Tabel 6.6 Bangunan Bersejarah
No Nama Bangunan Lokasi
1 Rumah adat Kulawi Kec. Kulawi
2 Kwsn Danau Lindu Kec. Lindu
6.2.5. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman 6.2.5.1. Revitalisasi Kawasan
Sesuai dengan pembagian kawasan yang tertuang dalam RTRW tentang pemanfaatan lahan dan penataan kawasan.
Tabel 6.7 Penataan dan Pemanfaatan lahan)
No Nama Kawasan Lokasi
1
Kwsn Permukiman Kec Buol2
Kwsn Budidaya Kec. Bokat3
Kwsn Wisata Kec Paleleh Barat4
Kwsn Perdagangan Kec Paleleh
6.2.5.2. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Dalam penataan Kota Buol perlu memperhatikan pemanfaatan ruang terbuka hijau
Tabel 6.8 Kawasan Ruang Terbuka Hijau/Taman Kota
No Nama Lokasi Luas Ket
2 Lapangan Buol. Biau 1,2 M2 Revitalisasi
6.2.5.3. Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Masyarakat Kabupaten Buol terdiri dari beberapa suku bangsa baik yang pendatang maupun penduduk asli. Penduduk asli Kabupaten Buol ada beberapa suku.
Tabel 6.9 Lingkungan Permukiman Tradisional
No Suku Jumlah Penduduk Lokasi Keterangan
1 Buol 560 KK Desa Momunu Bermukim di gunung
6.2.5.4. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Kepadatan permukiman terutama di daerah perkotaan sangat rawan akan terjadinya kebakaran. Untuk itu identifikasi terhadap daerah rawan kebakaran sangat diperlukan sehingga kita bisa meminimalisasi bencana kebakaran dan penanganan terhadap kebakaran yang terjadi.
Tabel 6.10 Identifikasi Daerah Rawan Kebakaran No Kawasan/ Pemukiman Luas Jumlah penduduk Jumlah
Rumah Rencana Sistem PK 1 Buol 32Ha 9.885.000 421.5600 Pemb Pos Pemadam
Tabel 6.11 Sarana dan Prasarana Proteksi Kebakaran
NO Sarana & Prasarana Jumlah Kondisi Ket
1 Mobil Pemadam 1 Unit Baik
2 Pos Jaga 1 Unit Baik
3 Personil 20 orang Baik
6.3. Rencana Investasi Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman 6.3.1. Kondisi Umum
Kondisi sector PLP yang menangani kegiatan pengelolaan air limbah, drainase, dan persampahan secara umum di Kabupaten Buol belum maksimal karena penanganan kegiatan ini dilaksanakan secara per spot kegiatandan kesadaran masyarakat akan system sanitasi perkotaan masih kurang peduli.
6.3.2. Isu Strategis, Pemasalahan dan Tantangan 6.3.2.1. Isu Strategis
Pemenuhan akan sarana sanitasi, penanganan air limbah, persampahan dan jaringan drainase sesuai dengan standar kesehatan lingkungan di kawasan permukiman dan kawasan publik.
6.3.3. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pemenuhan akan sanitasi terkendala beberapa aspek antara lain :
1. Kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan sanitasi masih kurang
2. Masih banyak masyarakat yang BAB dan membuang sampah di sungai terutama di daerah perdesaan.
3. Kesulitan mendapatkan lahan yang akan digunakan pembangunan IPLT dan TPA
4. Kurangnya sarana angkutan pengolahan limbah dan sampah.
6.4. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Sektor PLP 6.4.1. Infrastruktur Air Limbah
Penanganan infrastruktur air limbah di Kabupaten Buol masih belum maksimal dikarenakan permasalahan yang telah diurai diatas, mengingat sangat penting dan perlunga akan penangan limbah terutama limbah permukiman dan industri yang mempunyai dampak langsung akan pencemaran lingkungan untuk itu pemerintah Kabupaten Buol melalui dinas menangani limbah dengan cara sosialisasi dan penyediaan sarana penanganan limbah.
Tabel 6.12 Kondisi Penanganan Air Limbah di Kabupaten
Sarana &
Prasarana
Jumlah Kapasitas Sistem Pengolahan
Lembaga Pengolahan
Keterangan Kondisi
Truk Tinja Belum ada - - - -
IPLT Belum ada - - - -
IPAL Belum ada - - - -
6.4.1.1. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kota
Kabupaten Buol belum mempunyai IPLT, penanganan air limbah masih bersifat komunal, karena masih terkendala dalam penyiapan lahan, namun pemerintah telah berupaya dalam penyediaan sarana penanganan limbah dengan dibangunkannya MCK ++.
Tabel 6.13 Data Sanitasi Air Limbah Offsite
No Lokasi Sistem Dibangun
Thn
Cakupan
Layanan Kondisi MCK ++ IPLT
1 Kec Paleleh √ - 2013 100 KK Baik
6.4.1.2. Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Setempat dan Sistem Komunal
Pada umumnya masyarakat di kawasan peerkotaan telah memiliki MCK, namun MCK yang berada di kawasan umum tidak terawat dikarenakan belum
adanya petugas pengelola, untuk kawasan perdesaan belum semuanya memiliki masyrakat masih banyak yang BAB di sungai.
Tabel 6.14 Data Sanitasi Air Limbah On Site
No
Lokasi Jumlah PS Sanitasi
Kecamatan Desa
Pengumpulan Pengolahan
Jamban MCK Lainnya Septik
tank Cubluk Lainya
PAleleh 1.250 - 1.250 Dopalak 1.786 1.786 Tolau 1.564 1.564 Kuala Besar 1.647 1.647 Dutuno 2.076 2.076 Baturata 2.345 2.345 Talaki 1.975 1.975 Lilito 2.097 2.097 Pionoto 2.364 2.364 Mulangato 2.76 2.76 Umu 2.865 2.865
6.4.2. Infrastruktur Drainase Perkotaan
Dalam usaha penanggulangan bahaya banjir dan menghilangkan area/kawasan genangan setelah hujan, pemerintah kabupaten melalui dinas pekerjaan umum telah membangun/membuat drainase dengan segala dimensi di kawasan permukiman maupun kawasan-kawasan rawan banjir.
Tabel 6.15 Daerah Genangan
No Lokasi/ Daerah/Kawasan Luas Genangan
1 Kec. Tiloan 1.655 M2
2 Kwsn Kamp. Bugis 786 M2
6.4.3. Infrastruktur Persampahan
Sampah merupakan momok bagi semua daerah baik daerah maju maupun berkembang begitu juga di Kabupaten Buol persoalan sampah sampai sekarang belum bisa tertangani dengan sempurna dikarenakan banyak faktor.
Tabel 6.16 Kondisi Eksisting Penanganan Persampahan
No Sistem Pengelolaan
Sarana & Prasarana
Kapasitas Jumlah Kondisi Ket
1 Pewadahan Bin/Tong sampah
100
Unit
2 Pengumpulan Gerobak sampah 1 m3 5 Unit Baik
Becak Sampah - - -
Motor Sampah 1 M3 5 Unit Baik 3 Penampungan
Sementara
Tranfer Depo - - -
Container - - -
4 Pengengkutan Dump Truck 4 M3 8 Unit Baik Arm Roll Truck 8 M3 5 Unit Baik
5 Pengolahan TPS 3R - - -
TPA - - -
Open dumping - 1 Unit Rusak
6.4.3.1. Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Pembangunan TPA Kabupaten Buol masih dalam tahap perencanaan.
Tabel 6.17 Operasional Pelayanan Persampahan TPA
No Uraian Volume Ket
1 Cakupan Layanan - -
2 Perkiraan Timbulan Sampah -
3 Sampah yg terangkut -
- Permukiman -
- Non Permukiman -
- Total -
4 Kapasitas Pelayanan TPA -
Tabel 6.18 Operasional TPA No Sistem Pengelolaan Sarana & Prasarana Kapasit as
Jumlah Lokasi Kondisi Ket
1 TPA Lokasi Ds Watunonju Sistem Open damping
Luas area 10 Ha 1 Unit Kurang Baik
Luas Pengolahan 4 Ha 1 Unit Kurang Baik
1. Buldosser - - -
Sarana lain
Jalan Masuk 2 Km 1 Akses Rusak
Kantor - - - Pos Jaga - - - Bengkel - - - Jembatan Timbang - - -
6.4.4. Infrastruktur Tempat Pengolah Sampah Terpadu (3R)
Untuk mengurangi timbulan sampah di kawasan permukiman, pemerintah membangun sarana pengolahan sampah dengan skala kawasan yang dibangun di beberapa titik kawasan.
6.5. Rencana Investasi Sektor Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum 6.5.1. Kondisi Umum
Pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan atau mengevaluasi system fisik teknik dan non teknik penyediaan air minum.
Kondisi secara umum penanganan penyediaan air minum di Kabupaten Buol belum semua terlayani dikarenakan faktor daerah layanan yang tersebar dan tidak terhubung satu daerah dengan daerah lainnya sehingga dalam pelaksanaan kegiatan terputus satu daerah layanan. Tidak semua daerah layanan memiliki sumber air yang mencukupi sehingga biaya pelaksanaan menjadi sangat mahal.
6.5.2. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan 6.5.2.1. Isu Strategis
Isu strategis dalam pengembangan SPAM termuat dalam RPJMD Kabupaten Buol yaitu ;
1. Pemenuhan akan air bersih bagi semua masyarakat 2. Pemenuhan akan Air Bersih yang murah dan aman 3. Pemenuhan air baku untuk air minum
4. Penyelenggaran pengembangan air minum sesuai dengan kaidah teknis
dan penerapan inovasi teknologi
6.5.2.2. Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan dan tantanangan yang dihadapi dalam pengelolaan dan pengembangan SPAM di Kabupaten Buol antara lain;
1. Lokasi daerah yang tidak terpusat/ menyebar 2. Tidak semua daerah memiliki sumber air baku 3. Laju Pertumbuhan penduduk di daerah perkotaan 4. Sumber dana daerah yang terbatas
6.5.3. Kondisi Eksisting dan Analisis Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum
Masih ada masyarakat yang belum mendapat pelayanan air bersih secara tersistem terutama di daerah pedesaan, secara umum kondisi eksisting pemenuhan air bersih di Kabupaten Buol.
6.5.3.1. Penyelenggara SPAM Terfasilitasi A.
PDAM yang Memperoleh Pembinaan
Pelayanan PDAM di Kabupaten Buol masih terpusat di ibu kota kabupaten, dikarenakan faktor kemampuan dari PDAM dalam mengelola air minum.
Tabel 6.20 Pelayanan PDAM
Nama PDAM/UPTD
Lokasi Pelayanan ket
Kapasitas Air Baku
Daerah layanan Jumlah Rumah Jumlah Sambunga n Rumah Tarif/ M3 1.250 Buol Kota Buol 100 Ltr/dt Kota Buol 6.124 3.367 SR
6.5.3.2. SPAM Di Kawasan MBR
Kawasan MBR di Kabupaten Buol terpusat di ibukota kabupaten dan terutama di kawasan pesisir pantai atau kawasan nelayan.
Tabel 6.21 Kondisi Eksisting Layanan SPAM Kawasan MBR
Kawasan/ Desa
Jumlah Penduduk
Pelayanan SPAM Ket
Sistem SPAM Penduduk terlayani (%)
Kondisi
Buol 2.654 KK Perpipaan PDAM 85 Baik
6.5.3.3. SPAM Perdesaan
A. SPAM di Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil
Untuk Mendapatkan air bersih di beberapa desa masih kesulitan dikarenakan faktor kontur dari daerah tersebut, untuk itu pemerintah Kabupaten Buol berupaya memenuhi infrastruktur penyediaan SPAM bagi semua masyarakat yang ada di perdesaan. Seluruh desa di wilayah Buol telah mendapat layanan air minum sistem perpipaan namun kondisinya sebagian harus di rehap baik sumber air baku maupun jalur perpiaan baik yang di biayai oleh APBN , APBD I, APBD II, DAK maupun
PAMSIMAS
6.5.3.5. SPAM Di Kawasan Khusus
Di Kabupaten Buol ada beberapa kawasan yang menjadi kawasan strategis yang memerlukan penanganan khusus termasuk pemenuhan akan air bersih antara lain
1. SPAM di KAPET
2. SPAM di kabupaten/kota pemekaran 3. SPAM di kawasan perbatasan
4. SPAM di pelabuhan perikanan
Tabel 6.23 Kondisi Eksisting SPAM Kawasan Khusus
Kawasan Lokasi Kondisi SPAM Ket
Ada Tidak Ada
Wisata Busak √ - -