• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT.REA KALTIM PLANTATIONS CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG JANGGUT, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DI PT.REA KALTIM PLANTATIONS

CAKRA ESTATE DESA MUAI, KECAMATAN KEMBANG

JANGGUT, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Oleh : ALFIAN NOOR NIM. 080500106

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

2011

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang yang telah dilaksanakan di PT. Rea Kaltim Plantations, Cakra Estate Desa Muai, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara yang dilaksanakan dari tanggal 16 Maret sampai 30 April 2011.

Menyetujui,

Mengesahkan

Lulus ujian pada tanggal...

Dosen Pembimbing Ir. Syarifuddin, MP NIP. 19650706 200112 1 001 Dosen Penguji Rusmini SP, MP NIP. 19811130 200812 2 002 Ketua Jurusan Manajemen Pertanian Ir. Hasanudin, MP NIP. 19630805 198903 1 005

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas-tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Rea Kaltim Plantations Cakra Estate Desa Muai Kec. Kembang Janggut Kab. Kutai Kartanegara Kalimantan timur hingga tersusunnya laporan ini.

Keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan PKL ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Keluarga yang telah banyak memberikan motivasi dan doa kepada penulis selama ini 2. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

3. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan dan selaku dosen pembimbing PKL

4. Ibu Rusmini SP, MP selaku dosen penguji PKL

5. Bapak Cahyono Suseno selaku Pimpinan PT. Rea Kaltim Plantations Cakra Estate 6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.

Samarinda, Mei 2011

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan ... 3

C. Hasil yang diharapkan ... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan umum perusahaan ... 4

B. Manajemen Perusahaan ... ... 4

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ... 6

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM) ... 7

1. ... Perawata n piringan dan pasar rintis secara kimia ... 7

2. ... Pemupuk an ... 9

a. ... Aplikasi pupuk organik (kompos janjangan kosong) ... ... 9

b. ... Aplikasi pupuk Rock Phospat ... 11

3. ... Penyerbu kan buatan (Serangga penyerbuk kelapa sawit).... ... 13

4. ... Pengenda lian Hama Tikus ... 15

B. Panen dan Transportasi Tandan Buah Segar (TBS) ... 17

1. ... Panen ... 17

2. ... Transport asi TBS ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) ... 19

(5)

1. ... Station Loading Ramp ... 21 2. ... Station Strelization ... 23 3. ... Station Thressing ... 25 4. ... Station Pressing ... 26 5. ... Station Clarification ... 28 6. ... Station Kernellary ... 30

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 33 B. Saran ... 34 DAFTAR PUSTAKA ... ... .. 35 LAMPIRAN ... ... .. 36 GLOSSARY... ... .. 42

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman 1. Peta PT. Rea Kaltim Plantation Cakra Estate ... 38

2. Struktur organisasi PT. Rea Kaltim Plantations Cakra Estate ... 39

3. Pengendalian gulma di jalan dan piringan ... 40

4. Pemupukan menggunakan pupuk organik (jangkos) ... ... 40

5. Kotak SPKS (Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit) ... 41

6. Memotong buah ... 41

(6)

8. Pabrik Kelapa Sawit ... 42

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Komoditas kelapa sawit, baik berupa bahan mentah maupun hasil olahannya, menduduki peringkat ketiga penyumbang devisa non migas terbesar bagi negara setelah karet dan kopi (Sastrosayono, 2006).

Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolestrol rendah, bahkan tanpa kolestrol (Sastrosayono, 2006).

Minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun,

(7)

bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi (Satrosayono, 2006). Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak mentah (CPO atau Crude Palm Oil) sawit yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau Palm Kernel Oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri sabun (bahan penghasil busa), industri baja (bahan pelumas), industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif (minyak disel) (Sastrosayono, 2006).

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Karena itu, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat (Sastrosayono, 2006).

Dengan melihat perkebunan kelapa sawit menghasilkan keuntungan yang cukup tinggi, banyak perusahaan asing berbondong-bondong berinvestasi di bidang perkebunan ini. Para investor tersebut diantaranya RCMA (Inggris), Uni Royal (Amerika Serikat), SIPEF (Belgia), dan Lonsum (Inggris). Selain itu, pemerintah pun tertarik mendirikan PTP I – X di Aceh (kini Nanggroe Aceh Darussalam), dan Irian Jaya (kini Papua). Di Pulau Jawa, ada PTP XI (Banten) dan PT Condong Garut (Garut) (Sastrosayono, 2006).

(8)

Banyaknya perkebunan kelapa sawit mampu pula menciptakan kesempatan kerja yang luas namun diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang ke perkebunan dengan harapan agar para lulusannya memiliki keterampilan yang bisa diandalkan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan selama PKL di dunia kerja khususnya perkebunan nantinya.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur kegiatan yang ada di perkebunan khususnya pemeliharaan tanaman

2. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori yang diperoleh di perkuliahan dan praktek langsung di lapangan

3. Mengetahui berbagai permasalahan di lapangan C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL), antara lain :

1. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu secara teknis melakukan kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan

2. Dalam melakukan kegiatan mahasiswa menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil

(9)

3. Menambah wawasan berpikir sebagai bekal apabila akan bekerja.

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjaun Umum Perusahaan

PT. Rea Kaltim Plantations merupakan perkebunan yang bergerak dibidang kelapa sawit dan pengolahan, yang berdiri sesuai dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Tanggal 04 November 1992 dan merupakan sebuah perusahaan Penanam Modal Asing (PMA).

Perusahaan ini telah memasuki tahun ke-13 untuk produksi minyak sawit mentah (CPO) pada areal perkebunan yang terletak dikabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. PT. Rea Kaltim Plantations memulai penanaman sejak tahun 1994

PT. Rea Kaltim terdiri dari beberapa Estate dan Divisi, salah satunya Cakra Estate. Cakra Estate memiliki luas sekitar 3.406 ha yang berada di Desa Muai, Kecamatan Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi

(10)

Kalimantan Timur, . Dalam operasionalnya Cakra Estate terdiri dari 8 Divisi, yang terdiri dari beberapa blok dengan luasan sekitar 25 ha per blok.

B. Manajemen Perusahaan 1. Estate Manajer

Membawahi Asisten Kepala, Kepala Tata Usaha, Asisten Kebun, Mandor, Satpam dan Karyawan.

2. Kepala Tata Usaha

Membawahi Departemen Personalia, Departemen Keuangan, Departemen Pergudangan dan Krani.

3. Asisten Kepala

Jabatan ini dipercayakan memimpin dalam suatu bidang kerja atau lokasi kerja yang membawahi Asisten Kebun.

4. Asisten Kebun

Asisten Kebun merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di Divisinya masing- masing, dan memiliki tanggung jawab atas Divisi yang dipegangnya.

5. Mandor Wilayah

Bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang dipimpinnya dalam beberapa karyawan.

(11)

Karyawan yang berstatus resmi atau tetap yang mendapat tunjangan hidup.

7. Karyawan BHL (Buruh Harian Lepas)

Karyawan yang berstatus ketenaga kerjanya tidak terikat dengan kontrak kerja atau perjanjian kerja lainnya.

Struktur Organisasi dapat dilihat pada Lampiran 2.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Cakra Estate PT. Rea Kaltim Plantations, tepatnya di :

Desa : Muai

Kecamatan : Kembang Janggut Kabupaten : Kutai Kartanegara Propinsi : Kalimantan Timur

(12)

III.

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)

Menurut Anonim (2008), tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 – 14 bulan dan panen menguntungkan secara ekonomis adalah pada saat tanaman berumur 2,5 tahun. Bunga jantan atau bunga betina pada setiap ketiak pelepah daun dan sebagian bunga ini akan gugur sebelum atau sesudah

anthesis. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal jika dipelihara

dengan baik. Pemeliharaan pada tanaman menghasilkan (TM) meliputi pengendalian gulma, penunasan pelepah, pengendalian hama dan penyakit, pengawetan tanah dan air, pemupukan serta pemeliharaan jalan.

1. Perawatan piringan dan pasar rintis secara kimia a. Tujuan

Perawatan piringan dan pasar rintis pada tanaman menghasilkan bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen, pemupukan, penunasan dan pengawasan serta mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari. b. Dasar teori

Menurut Pahan (2008), piringan, pasar rintis merupakan beberapa sarana yang terpenting dari produksi dan perawatan. Piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya tandan buah dan brondolan. Pasar rintis berfungsi sebagai jalan untuk mengangkut buah ke tempat

(13)

Pengumpulan hasil (TPH) dan menjalankan aktivitas operasional lainnya.

Menurut Anonim (2008), pada areal yang datar pengendalian gulma di jalan pikul dapat dilakukan dengan cara kimia atau manual (dibabat), sedangkan pada areal berombak-berbukit dengan dibabat. Pengendalian gulma dengan cara dibabat pada areal berombak-berbukit bertujuan untuk mengurangi erosi permukaan.

c. Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan Kap (sprayer), takaran, ember. Bahan yang dipakai adalah herbisida Round Up dan air.

2) Prosedur kerja

- Menyiapkan herbisida yaitu Round Up dan air yang akan digunakan dalam penyemprotan gulma

- Mencampur Round Up dengan air, dengan dosis 250 cc per 15 liter air

- Menyemprotkan herbisida pada gulma yang ada di piringan, serta pasar rintis.Gambar dapat dilihat pada Lampiran 3.

3) Hasil kerja

Perawatan piringan dan pasar rintis dilakukan masing- masing karyawan selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1,5 ha per karyawan dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

(14)

d. Perbandingan teori dengan praktek

Perawatan piringan dan pasar rintis di Perusahaan PT. Rea Kaltim tidak jauh berbeda dengan yang ada di teori, dimana perawatan piringan dan pasar rintis pada tanaman menghasilkan >5 tahun menggunakan bahan kimia.

2. Pemupukan

a. Aplikasi pupuk organik (kompos janjangan kosong) 1) Tujuan

Tujuannya adalah memanfaatkan kembali limbah padat (janjangan kosong) dari limbah olahan pabrik ke lapangan sebagai tambahan pupuk organik ( Nitrogen, Phospor, dan Kalium), dan merangsang akar tanaman sehingga dapat mengoptimalkan unsur hara yang dibutuhkan tanaman.

2) Dasar teori

Limbah padat tandan kosong kelapa sawit (TKS) di Indonesia diperkirakan mencapai 2,7 juta ton pada tahun 1999, limbah ini berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi produk-produk yang bernilai ekonomi lebih tinggi. Salah satu pemanfaatan TKS adalah sebagai pupuk, dari hasil analisis menunjukan bahwa TKS memiliki kandungan hara sebesar 42,8% C, 2.90% K2O, 0,80% N, 0,22% P2O5, 0,30% MgO dan unsur- unsur mikro antara lain 10 ppm B, dan 23 ppm Cu (Anonim, 2008).

(15)

3) Pelaksanaan di lapangan a) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu angkong, gancu dan sarung tangan. Bahan yang digunakan yaitu pupuk kompos dari janjangan kosong.

b) Prosedur kerja

- Mengecer pupuk kompos kesetiap blok yang telah ditentukan - Setiap 1 pokok tanaman diberi 70 kg dengan kalibrasi alat 2

angkong per pokok

- Pupuk ditaburkan di samping rumpukan yang berada diantara barisan tanaman. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 4. c) Hasil kerja

Pelaksanaan pemupukan menggunakan pupuk kompos dilakukan 2 hari kerja (HK) dengan prestasi karyawan dapat menyelesaikan 25 pokok per HK, dan kerja yang diperoleh mahasiswa adalah 10 pokok.

4) Perbandingan teori dengan praktek

Aplikasi pupuk organik (kompos janjangan kosong) di PT. Rea Kaltim tidak berbeda jauh dengan yang ada diteori, dimana pemberian hanya dilakukan satu kali dalam setahun. Pemberian pupuk diletakkan diantara 2 barisan tanaman.

(16)

b. Aplikasi pupuk Rock Phospat (RP) 1) Tujuan

Tujuannya adalah menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan.

2) Dasar teori

Menurut Anonim (2008), salah satu tindakan yang amat penting dalam kultur teknik tanaman kelapa sawit adalah pemupukan. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar 50 % dari total biaya pemeliharaan.

Menurut Sastrosayono (2006), pemupukan di lapangan dilakukan atas rekomendasi pemupukan untuk areal tersebut. Rekomendasi pemupukan di suatu areal didasarkan pada analisis daun dan tanah, hasil pengamatan dilapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya, serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit. Tingkat kritis unsur-unsur hara dalam analisis daun (berdasarkan berat kering daun) adalah N sebesar 2,70%, P sebesar 0,15%, K sebesar 1,00%, Ca sebesar 0,60% dan Mg sebesar 0,24%. Jika hasil analisis kurang dari level tersebut, tanaman harus dipupuk. Semakin jauh kurangnya, semakin tinggi dosis pupuk yang harus diberikan. Berikut adalah kisaran dosis optimum pemupukan tanaman menghasilkan (TM)

(17)

Umur

Tanaman Unsur Hara Jenis Pupuk

Kisaran Dosis pupuk (kg/pohon/tahun) Minimum Maksimum

2 - 5 tahun

Ntrogen Sulfat amonia (SA) 1,0 2,5

Urea 0,5 1,5

Fospor Rock Phospat (RP) 0,5 1,0

Kalium Muriet Potash (MOP) 1,0 2,5

Magnesium Kieserit 0,5 1,0

6 - 12 tahun

Nitrogen Sulfat amonia (SA) 2,0 4,0

Urea 1,0 3,0

Fospor Rock Phospat (RP) 1,0 2,0

Kalium Muriet Potash (MOP) 1,5 3,0

Abu Janjang 2,0 4,0

Magnesium Kieserit 1,0 2,0

Lebih dari 12

tahun

Nitrogen Sulfat amonia (SA) 1,5 2,5

Urea 1,0 2,0

Fospor Rock Phospat (RP) 0,5 1,0

Kalium Muriet Potash (MOP) 1,5 2,0

Abu Janjang 2,0 3,0

Magnesium Kieserit 0,5 1,5

Sumber : Suwandi dan Fidher Chan (1986) a) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu ember, mangkok takaran, kaos tangan, gunting, kain penggendong. Bahan yang digunakan yaitu pupuk Rock Phospat.

b) Prosedur kerja

- Melangsir pupuk Rock Phospat ke tiap blok menggunakan truck

(18)

- Membagikan pupuk Rock Phospat 50 Kg kepada 4 pekerja - Menaburkan pupuk pada rumpukan dengan dosis 1 kg per

pokok dengan kalibrasi alat 2 mangkok untuk 1 tanaman c) Hasil kerja

Rotasi pemberian pupuk RP 2 kali dalam setahun, dengan jumlah pekerja 11 orang dimana 2 orang sebagai pengecer pupuk ke blok, 1 orang untuk membuka karung dan 8 orang untuk mengecerkan pupuk ke tanaman. Selama 1 HK dapat menyelesaikan 1 blok atau sekitar 25 Ha. Dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

3) Perbandingan teori dengan praktek

Pemupuk an tanaman yang dilakukan di PT. Rea Kaltim berbeda dengan teori. Dimana pemberian pupuk ditaburkan diatas rumpukan bukan disekitar piringan. Menurut Anonim (2008), pemberian pupuk ditaburkan di atas piringan tanaman.

3. Penyerbuk buatan menggunakan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS)

1) Tujuan

Tujuannya adalah untuk membantu dalam proses penyerbukan kelapa sawit

2) Dasar teori

Menurut Setyamidjaja (2003), bunga jantan dan bunga betina pada pohon kelapa sawit terpisah letaknya dan saat

(19)

masaknya pun tidak bersamaan. Dengan demikian, penyerbukaan yang terjadi secara alami akan kurang intensif, dan akibatnya dihasilkan jumlah buah yang relatif rendah pada tiap tandannya.

Untuk memperoleh tandan-tandan yang mempunyai buah dengan jumlah buah optimal, penyerbukannya harus dibantu (assisted pollination). Dewasa ini untuk mengintensifkan penyerbukan dilaksanakan penyerbukan buatan dengan batuan manusia, dan juga dengan menggunakan sejenis kumbang yang disebut serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) Elaeidobius

kamerunicus (Setyamidjaja, 2003).

3) Pelaksanaan di lapangan a) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu kotak SPKS. Bahan yang digunakan yaitu bunga jantan dan serangga Elaeidobius

Kamerunicus

b) Prosedur kerja

? Melakukan pengamatan di lahan tentang adanya buah

Paerthenocarpie yang disebabkan oleh kurangnya proses

penyerbukan

? Memasukkan bunga jantan ke dalam kotak SPKS beserta serangga yang telah ditentukan. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 5

(20)

c) Hasil kerja

Pemberian kotak SPKS di setiap blok dan melakukan pengontrolan kotak SPKS setiap sebulan sekali.

4) Perbandingan teori dengan praktek

Penyerbukan buatan menggunakan serangga penyerbuk kelapa sawit yang dilakukan di PT. Rea Kaltim tidak berbeda dengan yang ada diteori.

4. Pengendalian Hama Tikus a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk menekan populasi hama tikus diperkebunan sawit dan mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut.

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2008), tikus merupakan hama yang ekonomis penting pada kelapa sawit karena dapat menyerang tanaman belum menghasilkan maupun yang telah menghasilkan. Tanaman yang baru ditanam akan diserang bagian umbutnya dengan cara mengerat batang, sedangkan pada tanaman menghasilkan akan diserang bunga jantannya, karena tikus mencari telur dan larva SPKS, selain itu tikus juga memakan daging buah muda maupun yang sudah matang.

(21)

c. Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang diguanakan yaitu sarung tangan dan masker. Bahan yang digunakan yaitu Klerat.

2) Prosedur kerja

? Melihat gejala serangan tikus pada bunga jantan dan pada daging buah yang masih muda maupun yang matang

? Menentukan intensitas serangan sedang atau berat, dimana serangan pada bunga jantan di atas 10% dan buah di tandan di atas 5 %

? Melakukan pengendalian menggunakan Klerat sebanyak 2 – 3 keping per pokok setiap 4 hari sekali

? Apabila umpan hilang lebih dari 20% maka umpan perlu ditambah

3) Hasil kerja

Pemberian umpan klerat ini dilakukan masing- masing pekerja dengan frekuensi 20 Kg per 25 Ha. Pengontrolan racun tikus dilakukan setiap 4 hari sekali. Apabila serangan tidak menurun, maka akan dilakukan pergantian umpan yang lain.

d. Perbandingan teori dengan praktek

Pemberian umpan klerat untuk pengendalian hama tikus di TM yang dilakukan di PT. Rea Kaltim tidak berbeda dengan teori.

(22)

B. Panen dan Transportasi Tandan Buah Segar (TBS) 1. Panen

a. Tujuan

Tujuannya adalah memotong tandan dari pohon untuk diolah lebih lanjut untuk mendapatkan minyak sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO)

b. Dasar teori

Menurut Anonim (2008), panen adalah pemotongan buah dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan tanaman kelapa sawit menghasilkan. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman panen juga salah satu faktor yang penting dalam menampung produksi. Keberhasilan panen akan menunjang pencapaian produktivitas tanaman. Sebaliknya kegagalan panen akan menghambat pencapaian produktivitas tanaman kelapa sawit. Pengelolaan tanaman yang sudah baku dan potensi produksi di pohon tinggi, tidak ada artinya jika panen tidak dilaksanakan secara optimal.

c. Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu dodos, gancu, angkong, sekop yang terbuat dari jerigen. Bahan yang digunakan yaitu Tandan Buah Segar (TBS).

(23)

2) Prosedur kerja

? Menentukan tanaman yang mana yang akan dipanen, dengan melihat warna serta brondolan yang jatuh, buah yang matangnya mencukupi memiliki 5 – 10 brondolan yang jatuh

? Memotong pelepah yang berada di bawah tandan dan mengumpulkan pelepah di gawangan mati dan gawangan antar pokok. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 6

? Memotong TBS, pemotongan harus mepet dari tangkai tandan (maks 2 cm)

? Mengutip brondolan yang jatuh atau tercecer di piringan, ketiak pelepah, terhambur di gawangan atau pun tercecer di sepanjang pasar pikul

? Mengangkut TBS dan brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TPH), serta menyusun tandan secara teratur yakni 5 – 10 tandan per baris dan membuat jelas nomor pemanen pada pangkal batang tandan yang dipotong, pangkal tandan menghadap ke arah jalan agar memudahkan krani panen menghitung tandan dan mengenal pemanen yang telah memanen. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 7

3) Hasil kerja

Jumlah pemanen dalam 1 mandor antara 15 – 20 orang, dengan jumlah mandoran maksimal 2 orang per divisi. 1 pemanen memiliki 1 ancak atau 1,8 – 2 Ha, dengan ketentuan 1 ancak harus

(24)

selesai dalam 1 hari kerja. Hasil kerja mahasiswa dalam 1 HK sekitar 70 pokok.

d. Perbandingan teori dengan praktek

Sistem panen yang dilakukan di PT. Rea Kaltim tidak berbeda dengan teori. Dimana buah yang di panen harus sesuai dengan kriteria matang buah yaitu dengan melihat perubahan warna buah dan brondolan yang telah jatuh. Warna buah yang telah matang berwarna merah mengkilat dan brondolan yang jatuh sekitar 5 – 10 brondolan. 2. Transportasi TBS ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

a. Tujuan

Tujuannya adalah untuk mengangkut tandan buah segar ke pabrik kelapa sawit

b. Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2006), sistem jaringan jalan di perkebunan merupakan salah satu faktor penting untuk mengumpulkan dan mengangkut hasil kelapa sawit ke pabrik. Karena pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin. Buah kelapa sawit yang dipotong hari ini harus diolah langsung agar asam lemak bebas (FFA) tidak tinggi. Pada panen puncak, ketika hujan turun setiap hari, sarana dan prasarana transportasi harus diperhatikan karena biasanya pengangkutan buah hasil panen akan berlangsung selama 24 jam.

(25)

c. Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu tojok, gancu dan sekop yang terbuat dari jerigen. Bahan yang digunakan yaitu Tandan Buah Segar (TBS).

2) Prosedur kerja

- Buah yang telah terkumpul di TPH dan telah dihitung oleh Krani diangkat kedalam truck untuk dibawa ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

- Memastikan tidak ada TBS dan brondolan yang tercecer

- Pengangkutan buah ke PKS diutamakan terlebih dahulu untuk buah yang restan atau sudah terlalu lama tertinggal di TPH.

3) Hasil kerja

Pengantaran TBS ke PKS dapat mencapai 10 ret per hari kerja, dimana kapasitas mencapai 10 – 11,5 ton per bin (bak truck). d. Perbandingan teori dengan praktek

Pengangkutan TBS ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di PT. Rea Kaltim tidak berbeda dengan teori. Dimana pengangkutan TBS harus dilakukan secara cepat yaitu harus kurang dari 24 jam, agar Asam Lemak Bebas yang ada dibuah tidak naik dimana akan mengakibatkan turunnya kualitas dan kuantitas minyak yang akan dihasilkan nanti.

(26)

C. Pengolahan Kelapa Sawit

Proses pengolahan minyak kelapa sawit adalah proses pengambilan minyak dari buah kelapa sawit. Perlakuan-perlakuan dalam proses ini hanya sebatas perlakuan mekanik untuk mendapatkan Crude Palm Oil (CPO) dari daging buahnya dan Palm Kernel Oil (PKO) dari biji buahnya (gambar dapat dilihat pada Lampiran 8). Secara garis besar proses yang dilakukan dalam mendapatkan CPO dan PKO adalah sebagai berikut :

1. Station Loading Ramp

a) Tujuan

Tujuannya adalah sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum diproses, serta memudahkan masuknya TBS ke dalam bak

lory

b) Dasar teori

Menurut Ketaren (2008), tandan buah segar yang telah dibawa dari kebun dan ditempatkan di tempat penampungan sementara dibersihkan dan dipisahkan dari benda-benda asing. Tahap pembersihan ini disebut “Sortasi buah”. Di stasiun buah ini dilakukan sortasi tandan buah , yaitu memisahkan tandan buah berdasarkan fraksi. Sortasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan bahan olah yang memenuhi syarat.

(27)

c) Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan baha n

Alat yang digunakan yaitu gancu, tojok, parang, sekop, angkong, loader (traktor), papan nama, dan peralatan keamanan. Bahan yang digunakan yaitu tandan buah segar (TBS).

2) Prosedur kerja

- Buah diangkut dari kebun menggunakan truck - Buah diturunkan ditempat grading

- Melakukan sortasi buah dengan memilih dan memisahkan antara buah masak, buah mentah, buah setengah masak, buah terlalu matang, buah janjangan kosong, buah parthenocarpie, dan buah keras.

- Menghitung persentase buah yang telah disortasi

- Buah yang telah disortasi dimaukkan ke dalam loading ramp mengunakan loader

3) Hasil kerja

Sortasi buah dilakukan tenaga kerja tetap sebanyak 8 orang. Buah yang disortasi tidak menentu, sesuai dengan kemampuan pekerja. Buah yang telah disortasi dilaporkan kepada mandor untuk dihitung persentasenya.

d) Perbandingan teori dengan praktek

Station loading ramp yang ada di PT. Rea Kaltim tidak jauh berbeda dengan yang ada di teori.

(28)

2. Station Sterilization

a) Tujuan

- Mematangkan tandan buah segar (TBS) supaya mudah memisahkan antara Janjangan dengan Brondolan

- Mensterilkan atau mengnonaktifkan Enzim-enzim yang akan menaikan asam lemak bebas (FFA) pada minyak sawit

- Melunakan Brondolan sehingga memudahkan proses pemisahan daging buah dari nut pada digester

- Mengurangi kadar air pada Nut sehingga memudahkan proses pemecahan nu pada Ripple Mill.

b) Dasar teori

Menurut Ketaren (2008), sterilisasi bertujuan untuk menghentikan aktivitas enzimatis dan mengumpulkan protein dalam buah sawit serta membunuh mikroba. Terhentinya enzimatis akan mengurangi kerusakan bahan, antara lain akibat penguraian minyak menjadi asam lemak bebas. Penggumpalan protein bertujuan agar tidak ikut terekstrak pada waktu pengepresan minyak. Sterilisasi juga bermanfaat untuk pengawetan dan memudahkan perontokan buah. Tandan buah yang telah disortir direbus menggunakan uap panas selama 2 -2,5 jam.

Akhir perebusan ditandai dengan beberapa gejala, antara lain bau buah yang gurih, empuk, dan buah mudah rontok.

(29)

c) Pelaksanaan dilapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu bak lory, tempat perebusan (sterilizer), hopper tippler, bunch conveyor dan perlengkapan keamanan. Bahan yang digunakan yaitu tandan buah segar (TBS) dan uap (steam).

2) Prosedur kerja

- TBS dari loading ramp masuk ke dalam bak lory

- Bak lory yang telah terisi penuh oleh TBS, dimasukkan ke dalam tempat perebusan (sterilizer)

- Buah yang telah matang dikeluarkan dari tempat perebusan dan dimasukkan kembali ke dalam tempat penumpahan (Tippler) untuk ditumpahkan ke dala m hopper tippler dan dibawa ke proses selanjutnya yaitu proses pelepasan brondolan dengan janjangan menggunakan bunch conveyor.

3) Hasil kerja

Tenaga kerja yang yang diperlukan dalam proses perebusan sebanyak 7 orang. Dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

d) Perbandingan teori dengan Praktek

Station Strelization (stasiun rebusan) yang ada di PT. Rea Kaltim

(30)

3. Station Thressing

a) Tujuan

Tujuannya adalah membantu proses pelepasan Brondolan dari janjangan dan memisahkan antara brondolan dengan janjangan.

b) Dasar teori

Munurut Sastrosayono (2006), mesin pelepas buah berupa

tromel yang memiliki garis tengah 180 cm dan panjang 3 – 4 meter.

Dinding tromel terbuat dari besi bulat yang pemasangannya tidak terlalu rapat. Jarak antar besi dengan besi lainnya sekitar 5 cm. Buah yang telah direbus dituangkan ke dalam Thresser untuk melepaskan buah kelapa sawit dari tandannya. Pemisahan dilakukan dengan membanting buah dalam drum berputar dengan putaran 23 – 25 per menit.

c) Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu Thresser dan perlengkapan keamanan. Bahan yang digunakan yaitu buah sawit yang telah direbus.

2) Prosedur kerja

- Buah yang telah direbus dimasukkan ke dalam tempat thresser, untuk melepaskan dan memisahkan antara brondolan dengan janjangan

(31)

- Brondolan yang telah lepas akan jatuh ke bawah dan dibawa keproses selanjutnya menggunakan elevator

- Janjangan yang telah kosong dibuang keluar menggunakan empty

bunch conveyor, yang selanjutnya akan diolah menjadi pupuk

organik. 3) Hasil kerja

Tenaga kerja yang yang diperlukan dalam proses perebusan sebanyak 2 orang. Dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

d) Perbandingan antara teori dengan praktek

Station Thressing (stasiun pemipilan) yang ada di PT. Rea Kaltim tidak jauh berbeda dengan yang ada diteori.

4. Station Pressing

a) Tujuan

Tujuannya adalah untuk menghancurkan bagian daging buah dan memisahkan antara daging buah dengan biji

b) Dasar teori

Menurut Ketaren (2008), buah yang telah terpisah dari tandannya dimasukan ke dalam tangki penghancur. Sebagai pembantu dalam proses ini dipakai uap air panas dan hasil hancurannya disebut

jladren. Jladren dimasukkan ke dalam alat pengepres yang berbentuk

silinder tegak. Pengepresan dilakukan pada tekanan sebesar 200-300 kg per cm2 dengan kecepatan penekanan 5-6 kali dalam satu menit.

(32)

Minyak sawit yang telah dihasilkan dari pengepresan disalurkan ke tangki penampungan untuk diolah lebih lanjut. Sedangkan ampas yang keluar dari ujung alat press tersiri dari gumpalan serat, serabut, daging buah, butiran biji, serta kotoran lainnya. Biji-biji ini dipisahkan dari ampasnya dengan mesin separator (Sastrosayono,2006).

c) Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu digester, screw press, crude oil

gutter. Bahan yang digunakan yaitu brondolan sawit.

2) Prosedur kerja

- Brondolan dari trhesser akan dimasukkan ke dalam unit- unit digester (mesin pengaduk), untuk melepaskan daging buah dari nut, serta melepaskan sel-sel minyak dari daging buah dengan cara mencabik-cabik dan mengaduk brondolan

- Kemudian buah yang telah hancur akan dimasukan ke mesin press untuk di tekan. Minyak yang dihasilkan akan mengalir melalui lobang press cage , sedangkan ampasnya akan keluar seiring dengan putaran screw press

- Minyak yang telah dihasilkan akan disalurkan ke tempat selanjutnya yaitu station clarification, dan nutnya (biji) menuju ke station kernel.

(33)

3) Hasil kerja

Tenaga kerja yang yang diperlukan dalam proses perebusan sebanyak 1 orang. Dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

d) Perbandingan antara teori dengan praktek

Station Pressing (stasiun pengempaan) yang ada di PT. Rea

Kaltim tidak jauh berbeda dengan yang ada diteori. 5. Station Clarification

a) Tujuan

- Untuk melakukan proses pemisahan dan penjernihan minyak yang dihasilkan dari alat press.

- Untuk melakukan proses penjernihan minyak dari air dan lumpur. b) Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2006), cairan minyak yang keluar dari mesin pemeras, keadaannya masih belum murni karena masih tercampur dengan air dan kotoran lainnya. Untuk memurnikannya, perlu dilakukan proses klarifikasi yang berlangsung dari beberapa tahap yaitu :

1) Pemisahan pasir dan bahan padatan seperti serat 2) Pemisahan lumpur

3) Pemurnian minyak 4) Pengurangan kadar air

(34)

c) Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu Vibrating screen, Crude Oil Tank

(COT), Countinous Settling Tank (CST), Sludge Tank, Sludge Separator, Oil Pirifier, Vacum Dryer. Bahan yang digunakan yaitu

minyak yang berasal dari tempat press. 2) Prosedur kerja

- Minyak yang telah dihasilkan dari pengepresan akan disalurkan ke

vibrating scren untuk menyaring minyak dari kotoran seperti

pasir, serat dan kotoran-kotoran lainnya yang terikut, kemudian minyak akan ditampung sementara di Crude Oil Tank (COT) sebelum ke Countinous Settling Tank (CST)

- Setelah minyak ditampung di COT, kemudian minyak disalurkan ke CST untuk memisahkan minyak, lumpur dan pasir halus. Disini minyak dan lumpur akan dipisahkan, dimana minyak akan disalurkan ke oil tank sedangkan lumpur nya akan disalurkan ke

sludge tank.

- Minyak yang ada pada oil tank akan disaring kembali dari kotoran yang terbawa, kemudian minyak akan disalurkan ke Oil Purifier untuk mengurangi kadar air dan kotoran yang

- terkandung dalam minyak selanjutnya minyak akan disalurkan kembali ke tempat pengurangan kadar air sehingga menghasilkan

(35)

minyak murni,alat ini disebut Vacum Dryer. Minyak yang telah murni kemudian di tampung di Storage tank.

3) Hasil kerja

Tenaga kerja yang yang diperlukan dalam proses perebusan sebanyak 2 orang. Dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

d) Perbandingan antara teori dengan praktek

Station Clarification (stasiun pemurnian) yang ada di PT. Rea

Kaltim tidak jauh berbeda dengan yang ada diteori.

6. Station Kernellary

a) Tujuan

- Untuk memisahkan antara fiber dengan nut sehingga menghasilkan

kernel

- Untuk memisahkan antara cangkang dengan kernel - Untuk proses pembuatan Palm Kernel Oil (PKO) b) Dasar teori

Menurut Sastrosayono (2006), ampas dari sisa pengepresan dimasukkan ke dalam ketel, lalu ketel diputar pada sumbunya dengan kecepatan 15 putaran per menit. Dengan putaran ini, ampas dari sisa pengepresan dilemparkan ke dinding dan keluar melalui lubang- lubang, sehingga yang tertinggal hanya biji-biji. Biji-biji tersebut dikeluarkan dari ketel dan diolah ke proses selanjutnya.

(36)

c) Pelaksanaan di lapangan 1) Alat dan bahan

Alat yang digunakan yaitu Craked mixer, Riple Mill,

Vibrator, Hydro Cyclone, Polishing drum, Law Tenera Dust Separation (LTDS), Kernel Dryer. Bahan yang digunakan yaitu Nut

dan Kernel. 2) Prosedur kerja

- Nut yang dihasilkan dari ampas press akan dibersihkan terlebih dahulu dari fiber. Kemudian nut akan dimasukkan ke dalam polishing drum untuk dilakukan pemisahan nut dengan kotoran yang terikut, selanjutnya nut dimasukkan ke dalam nut silo untuk diperam.

- Nut yang ada di nut silo akan diumpankan ke dalam Ripple Mill untuk melakukan pemecahan nut, sehingga kernel terpisah dari cangkangnya.

- Nut yang telah pecah akan disalurkan ke LTDS I dan II untuk dilakukan pemisahan antara kernel dengan cangkang. Dan dilanjutkan proses pemisahan di Hydro Cyclone.

- Kernel yang telah dipisahkan dari cangkangnya akan dibawa ke

kernel silo untuk dilakukan pengeringan dan selanj utnya

(37)

3) Hasil kerja

Tenaga kerja yang yang diperlukan dalam proses perebusan sebanyak 4 orang. Dan mahasiswa hanya dilibatkan sebagai pengawas.

d) Perbandingan antara teori dengan praktek

Station Kernellary (stasiun pemisahan biji dengan kernel) yang

(38)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan PT. Rea Kaltim Plantations, Cakra Estate dapat disimpulkan sebagia berikut :

1. Tahapan-tahapan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit yang dilakukan di PT. Rea Kaltim Plantations Cakra Estate yaitu :

a) Pemeliharaan tanaman menghasilkan

1) Perawatan piringan dan pasar rintios secara kimia 2) Pemupukan

3) Penyerbukan buatan menggunakan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS)

4) Pengendalian hama tikus b) Panen

1) Pemotongan buah

2) Transportasi tandan buah segar (TBS) ke Pabrik kelapa sawit (PKS)

2. Perbedaan pelaksanaan di PT. Rea Kaltim Platations Cakra Estate dengan teori adalah pemberian pupuk Rock Phosphat (RP) dengan cara ditaburkan di atas rumpukan yang ada di barisan antar taaman, sedangkan diteori pemberian pupuk ditaburkan di sekeliling piringan tanaman.

(39)

adalah kurangnya alat transportasi dalam pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS), sehingga banyak buah yang restan atau busuk.

B. Saran

Kegiatan praktek kerja lapang ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa/i, oleh karena itu penulis menyarankan kepada pihak Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan, untuk mengatur jadwal kegiatan praktek secara teratur sesuai dengan langkah-langkah budidayanya khususnya mata kuliah kelapa sawit, sehingga dalam pelaksanaan praktek mahasiswa bisa lebih mengerti tentang komoditi kelapa sawit serta cara budidaya nya.

Penulis juga menyarankan agar sebaiknya ada ikatan kerja sama antara kampus dengan instansi- instansi khususnya yang berkaitan dengan bidang perkebunan sehingga dalam pelaksanaan praktek kerja lapang nantinya mahasiswa tidak mengalami kesulitan.

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Modul Kultur Teknis Kelapa Sawit. Pusat penelitian kelapa sawit. Sumatera Utara.

Ketaren S, 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Mangoensoekarjo dan Haryono, 2005. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Pahan Y, 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. Sastrosayono S, 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta. Setyamidjaja D, 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

(41)
(42)
(43)
(44)

Lampiran 3. Pengendalian gulma di jalan dan piringan

(45)

Lampiran 5. Kotak SPKS (Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit)

(46)

Lampiran 7. Melangsir buah ke TPH

(47)

GLOSSARY

Angkong Alat pengangkut sejenis gerobak yang terbuat dari besi

Bak Lory Suatu tempat atau wadah yang berfungsi untuk menampung TBS yang dapat ditransportasikan dari tempat loading ramp ke tempat perebusan Brondolan Buah yang telah terlepas dari tandannya

Cangkang Suatu bagian dari kelapa sawit yang keras yang melindungi bagian kernel

Countinous Settling Alat atau suatu tangki yang berfungsi untuk memisahkan antara minyak dengan lumpur dengan cara diendapkan

Crude Palm Oil (CPO) Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari daging buah

Depericarper Alat untuk memisahkan antara nut dengan serabut Digester Alat untuk menghancurkan atau melumatkan

bagian daging buah

Dodos Alat untuk memanen buah sawit yang berbentuk seperti tombak dengan lebar ujung mata sekitar 15 cm

Gawangan mati Tempat untuk meletakkan pelepah-pelepah sawit Gulma Tanaman yang tumbuhnya tidak dikehendaki,

serta mengganggu tanaman utama

Janjangan kosong Tandan kelapa sawit yang buahnya telah lepas dan tidak ada lagi atau habis

Kernel bagian inti dari kelapa sawit yang berwarna putih Tank (CST)

(48)

Kernel silo Tempat untuk memeram nut sampai kering sehingga lebih mudah untuk dipecahkan

Klerat Suatu racun yang berfungsi untuk mengendalikan populasi hama tikus di kebun

Law Tenera Dust Separation Alat untuk memisahkan antara kernel dengan cangkang

Loading Ra mp Tempat sementara untuk menimbun TBS dan untuk mempermudah pemuatan TBS ke dalam bak lory

Nut Biji Kelapa Sawit yang masih berbentuk

sempurna atau utuh

Nut Crackers Alat untuk memecahkan biji atau nut

Oil Purifier Alat untuk memurnikan minyak yang berasal dari CST

Palm Kernel Oil (PKO) Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari inti sawit

Pasar Rintis Suatu jalan yang berfungsi sebagai sarana untuk mengkut buah ke Tempat pengumpulan hasil (TPH), serta sebagai sarana aktivitas lainnya Parthenocarpie Tandan buah kelapa sawit yang berbentuk seperti

landak yang disebabkan oleh tidak sempurnanya proses penyerbukan

Penyerbuk buatan Penyerbukan yang dibantu oleh manusia dan juga serangga, untuk mengoptimalkan produksi buah Piringan Suatu tempat yang melingkari tanaman, yang

berfungsi untuk menyebarkan pupuk serta daerah jatuhnya tandan buah dan brondolan

(49)

Polishing Drum Alat untuk memisahkan serabut halus yang menempel pada biji

Pupuk Organik Pupuk yang tidak terkandung bahan-bahan kimia atau alami

Pupuk Anorganik Pupuk yang di dalamnya telah tercampur dengan bahan-bahan kimia

Rumpukan Tempat susunan pelepah yang berada di sekitar barisan tanaman

Screw Press Alat untuk memeras minyak yang dihasilkan dari daging buah, serta untuk memisahkan minyak dengan nut

Serangga Penyerbuk Kelapa Suatu serangga yang berasal dari Ordo Coleoptera yang berfungsi untuk membantu dalam proses penyerbukan kelapa sawit

Sludge Tank Tangki yang berfungsi untuk menampung lumpur yang masih mengandung minyak

Sludge Seperator Alat untuk memisahkan minyak dengan lumpur yang berasal dari Sludge Tank

Sterilizer Alat yang berbetuk tabung, yang berfungsi sebagai tempat atau alat perebusan TBS

Storage tank Suatu tempat untuk menampung CPO

Tanaman Menghasilkan (TM) Tanaman kelapa sawit yang berumur 2,5 – 3 tahun atau tanaman yang telah menghasilkan buah

Tempat Pengumpulan Suatu tempat untuk mengumpulkan buah yang kemudian akan diperiksa oleh krani, sehingga memudahkan dalam pemuatan ke dalam truk Sawit (SPKS)

(50)

Threser Alat yang berfungsi sebagai pemisah atau alat melepaskan buah dari tandan

Tojok Alat sejenis tombak yang digunakan untuk

memudahkan dalam memuat buah ke dalam truk

Tojok Alat sejenis tombak yang digunakan untuk

memudahkan dalam memuat buah ke dalam truk Vacum Dryer Alat untuk mngeringkan atau mengurangi kadar

air yang terdapat dalam minyak yang keluar dari oil Purifier

Vibrating Screen Alat untuk menyaring minyak dan serat yang terdapat pada minyak kasar

Referensi

Dokumen terkait