ANALISIS KEMAMPUAN INTERPERSONAL SKILL
MAHASISWA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN CAPAIAN
PRESTASI AKADEMIK (SURVEI PADA MAHASISWA POLITEKNIK
NEGERI MALANG JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA)
Mahmudatul HimmaJurusan: Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Malang Himma_poltek@yahoo.co.id
Abstract-
This study aimed to 1) determine and analyze the
ability of students interpersonal skills Polytechnic of Malang , 2) determine and analyze the relationship between interpersonal skills with the ability achievements in student achievement , 3 ) determine and analyze how much relation interpersonal skills with the ability achievements in student achievement
Samples numbered 70 students D3 Polytechnic
of Malang Students majoring in Business
Administration semesters V. While sampling purposive sampling and using a Likert Scale . The analytical tool used is the correlation analysts .
The results showed that there is a direct and significant relationship between the variables of interpersonal skills ( X ) with a variable index of achievement outcomes ( Y ) at 0:50 , it shows that the correlation or relationship between variables interpersonal skills consist of Listening ( X1 ), Providing feedback ( X3 ), persuation ( X3), Resolving conflict (X4) with variable academic achievement performance is quite strong and direct.
Keywords: Keywords : interpersonal skills , academic
achievement
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Keterampilan sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan teknis (hard skill) dan keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Soft skills pada dasarnya merupakan ketrampilan
personal- yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin,
pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik. Sedangkan Hard skill bersifat teknis dan biasanya sekedar tertulis pada bio data atau CV seseorang yang mencakup pendidikan, pengalaman, dan tingkat keahlian (teknis). Soft Skills bisa juga dikatakan sebagai ketrampilan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok
Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah softskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyatakan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill. Oleh karena itu, untuk mencapai sukses selain mempunyai hardskill yang kompeten di bidangnya, seorang calon pekerja juga harus memiliki softskill yang berkenaan dengan sifat dan kepribadiannya.
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill (Aribowo, 2005). Intrapersonal skill adalah : ketrampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal. mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, baik dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk pengembangan kerja secara optimal. Interpersonal skill mencakup: social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill
(leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy)
Sementara itu Politeknik sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Yang menyeleggarakan pendidikan profesional diarahkan pada kesiapan keahlian tertentu. Untuk maksud ini Politeknik memberikan pengalaman pembelajaran dan latihan yang memadai yang akan membentuk kemampuan profesional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengertian profesional ini adalah bahwa alumni harus memiliki kemampuan dan skill secara konsep maupun teknis sesuai dengan bidang yang dipilihnya. Alumni Politeknik memiliki keahlian setingkat madya, yang mampu mengikuti perubahan iptek , trampil dalam kegiatan produktif serta memiliki sikap berpikir dan bertindak sebagai praktisi.
Secara ideal, di sebuah perusahaan posisi alumni politeknik termasuk dalam jenjang organisasi madya (middle management) atau minimal setingkat supervisor yang menjembatani proses kegiatan dalam lingkungan perusahaan antara manajemen diatasnya dan subordinate/karyawan dibawahnya. Posisi madya dalam perusahaan adalah posisi rawan karena posisi ini selau terjepit oleh kepentingan personal dan kelompok dari manajemen atas dan bawah. Oleh karenanya profil alumni politeknik semestinya selain menguasai bidang iptek (hard skill) juga harus memiliki kemampuan softskill khususnya kemampuan bersosialisasi dalam sebuah organisasi perusahaan baik sebagai pribadi maupun dalam kelompoknya (interpersonal skill).
Usaha ini telah dilakukan melalui beberapa matakuliah yang menunjang dalam kurikulum pengajaran khususnya di Jurusan Administrasi Niaga antara lain: Pengantar manajemen, Public Relation, Pengembangan Kepribadian, Etika Sekretaris, dan Komunikasi Bisnis. Melalui pemberian mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu memiliki kemampuan manajerial dalam bentuk interpersonal skill yang memadai. Apakah usaha ini sudah mampu memberikan persiapan bagi calon alumni, perlulah diadakan kajian secara ilmiah
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Analisis Kemampuan Interpersonal Skill Mahasiswa dalam Hubungannya dengan Capaian Prestasi (Survei pada Mahasiswa Politeknik Negeri Malang Jurusan Administrasi Niaga)”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan interpersonal skill mahasiswa Politeknik Negeri Malang?. 2. Adakah hubungan antara kemampuan
interpersonal skill mahasiswa dengan capaian indeks prestasi yang diraih?
3. Berapa besar hubungan antara kemampuan interpersonal skill mahasiswa dengan capaian indeks prestasi yang diraih?
1.3 Batasan Masalah
Oleh karena luasnya aspek perilaku pengembangan kemampuan manajaerial, maka dalam penelitian ini hanya dibahas faktor-faktor kemampuan interpersonal skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
1.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang disusun dalam penelitian ini, maka model hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah:
“Bahwa terdapat hubungan antara kemampuan interpersonal skill mahasiswa dengan capaian prestasi mahasiswa”
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Interpersonal Skill
Sebelum membahas pengertian interpersonal skill sebaiknya dibahas terlebih dahulu pengertian hard skill dan soft skill.
Hard skills menurut Dennis E. Coates, dalam yoyoh (2006) merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Sementara itu, soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skills) yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal .
Sedangkan menurut Aribowo (2009) soft
competence/soft skill adalah istilah dalam sosiologi
tentang EQ (Emotional Intelligence Quotient)
seseorang, yang dapat dikategorikan menjadi kehidupan sosial, komunikasi, bertutur bahasa, kebiasaan, keramahan, optimasi.
Lebih lanjut menurut Aribowo bahwa soft
competence dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
- Intra-personal skill
Yaitu keterampilan seseorang dalam mengatur dirinya sendiri untuk pengembangan kerja secara optimal. Contoh dari Intra-personal skill adalah manajemen waktu, manajemen stres, manajemen perubahan, karakter transformasi, berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif, teknik belajar cepat, dan lain-lain.
- Inter-personal skill
Yaitu keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain untuk pengembangan kerja secara optimal. Contoh dari Inter-personal skill adalah kemampuan memotivasi, kemampuan memimpin, kemampuan negoisasi, kemampuan presentasi, kemampuan komunikasi, kemampuan membuat relasi, dan lain-lain
Robins (2000) mendefinisikan interpersonal skill (keterampilan interpersonal) sebagai kemampuan seseorang secara efektif untuk berinteraksi dengan orang lain maupun dengan rekan kerja, seperti pendengar yang baik, menyampaikan pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim.
Pakar lain mengatakan bahwa interpersonal skill adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki
oleh seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, kecakapan atau keterampilan untuk berkomunikasi baik verbal maupun non verbal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interpersonal skill (keterampilan interpersonal) adalah suatu keterampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagimana seseorang mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain.
2.2. Faktor Kunci Interpersonal Skill
Menurut Mintzberg (1999), pendekatan terpopuler untuk efektifitas manajerial adalah dengan memerinci tugas manajer ke dalam peran kritis dan skillnya. Secara umum manajerial yang efektif harus ditunjang oleh empat skill pokok yaitu: Conceptual skill, human skill, technical skill, dan political skill.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut seseorang harus membekali dirinya dengan kemampuan interpersonal yang mantap. Faktor kunci untuk pemahaman, penguasaan interpersonal skill adalah
1. Keterampilan listening (mendengarkan) :
Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah bagian menerima pesan, salah satunya ialah mendengarkan. Mendengarkan bukan secara harfiah menggunakan alat pendengaran (telinga) , tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerimaan pesan lainnya. Berikut ini ada empat alasan utama mengapa orang perlu mendengarkan : (a) Untuk memahami dan memperoleh informasi (b) Analisis terhadap kualitas Informasi : (c) Membangun dan memelihara hubungan : Alasan untuk mendengarkan adalah untuk melakukan komunikasi interpersonal. (d) Menolong orang lain : Kemampuan mendengarkan wajib dimiliki agar dapat memahami orang lain.
2. Keterampilan providing feedback (memberikan umpan balik) :
Umpan Balik adalah setiap bentuk komunikasi yang disampaikan kepada seseorang dengan tujuan agar orang tersebut mengetahui dampak perilakunya terhadap anda atau orang lain. Seorang manajer harus mampu menangkap dan memahami kebutuhan karyawan pada sisi ini. Penyampaian ungkapan yang membesarkan hati dan menyenangkan adalah diharapkan oleh bawahan.
Teknik penyampaian feedback yang baik akan diberikan pada saat yang tepat dan menimbulkan rasa antusias. Sementara feedback yang negatif diberikan dalam bentuk menyadarkan dan mendidik bukan dalam bentuk cercaan, hinaan, dan hukuman yang menyakitkan.
3. Keterampilan persuading (membujuk) :
Persuading (membujuk) adalah komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang dengan tujuan agar pihak lain mau mengikuti dengan sukarela kehendak seseorang. Persuasi yang baik adalah memberikan pengaruh
tanpa terasa. Seseorang bertindak akibat pengaruh orang lain membutuhkan kewibawaan dari orang yang memberikan pengaruh. Perintah atau instruksi atasan kepada bawahan, ide yang diterima, pendapat yang didengarkan, dan saran yang ditanggapi adalah wujud berhasilnya sebuah persuasi.
4. Keterampilan resolving conflicts
adalah kemampuan untuk mengatasi konflik dengan orang lain. Konflik adalah fenomena wajar dalam sebuah kelompok dan tidak akan pernah selesai bahkan kemajuan organisasi sering disebabkan adanya konflik. Bagi manajer kemahiran dalam mengendalikan konflik menjadi persyaratan penting. Prinsipnya konflik bukan untuk dipermasalahkan namun untuk dipecahkan. n tepat.
5. Disciplining
Disiplin kerja adalah tindakan manajer untuk menegakkan standart dan aturan organisasi. Disiplin sering ditafsirkan sebagai punishment( hukuman).
III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Menurut Indriantono dan Supomo (2002), metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli melalui pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak dan hubungan antara peneliti dengan subyek (responden).
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, jenis penelitian ini adalah explanatory
research. Explanatory research adalah penelitian yang
menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan data-data yang sama (Singarimbun dan Effendi;Ed.2006)
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Politeknik Negeri Malang. Dasar pertimbangan yang diambil adalah lokasi penelitian ini merupakan tempat peneliti melaksanakan aktivitas sehari-hari. Sehingga dalam proses pengumpulan data, pemilihan populasi dan sampel penelitian diharapkan dapat mempermudah dan terjangkau oleh peneliti. Sementara itu, obyek penelitian berupa softskill mahasiswa dengan pertimbangan ketrampilan tersebut sangat dibutuhkan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa D3 Politeknik Negeri Malang jurusan Administrasi Niaga yang telah duduk di semester V. Hal ini mempertimbangkan mahasiswa pada semester ini telah menerima semua mata kuliah manajerial yang menunjang kemampuan interpersonal seperti tersebut di atas. Berdasarkan data yang ada sampai bulan Maret
2013 jumlah mahasiswa semester V jurusan Administrasi Niaga sebanyak 223 orang menjadi populasi dalam penelitian ini.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel ditentukan berdasarkan tujuan dari peneliti (Sugiyono.2000).
Untuk memenuhi kriteria jumlah sampel yang representatif digunakan rumus Slovin (Umar, 1998) yaitu: n = 𝑁 1+𝑁𝑒2 Keterangan n = ukuran sampel N = ukuran populasi
e = prosentase kelonggaran ketidaktelitian pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Dengan tingkat prosentase kesalahan 10% maka didapatkan jumlah sampel
= 69,04 dibulatkan menjadi 70 orang.
3.5. Identifikasi Variabel
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel X
Variabel X adalah variabel kemampuan interpersonal skill yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel Y dan akan digunakan untuk menyusun model korelasi. Variabel interpersonal skill terdiri dari:
a. Listening (X1)
b. Providing feedback (X2) c. Using Oral Persuation (X3) d. Resolving Conflict (X4) e. Desciplining (X5)
2. Variabel Y
Variabel Y dalam penelitian ini adalah tingkat capaian prestasi mahasiswa
Yaitu nilai yang diperoleh mahasiswa dalam mata kuliah yang terkait dengan pengembangan interpersonal skill.
3.6. Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber data, antra lain:
a. Data primer, diperoleh melalui proses wawancara serta pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan yang terstruktur kepada responden mengenai unsur-unsur interpersonal skill yang dirasakan responden
b. Data Skunder, diperoleh dari laporan data bentuk naskah tertulis atau dokumen yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, serta merupakan data pendukung dalam penelitian ini yang diperoleh dari Politeknik NegeriMalang. Data pendukung lainnya
diperoleh dari internet dan laporan jurnal ilmiah
3.7. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian a. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Uji validitas ini digunakan dengan rumus korelasi
product moment.
Uji minimum untuk valid tidaknya instrument penelitian/kuisioner adalah bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya adalah r ≥ 0,30 (Sugiyono, 2006)
b. Reliabilitas
Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika dapat dipakai untuk mengukur suatu gejala pada waktu berlainan akan menunjukkan hasil yang sama.
Menurut Arikunto (2002) pengujiannya adalah dengan menguji skor antar item dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Instrumen dapat dikatakan reliabel
bila memiliki koefisien keandalan sebesar 0,6 atau lebih.
3.8. Metode Analisis 3.8.1. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y digunakan analisis korelasi.
3.8.2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini mencakup pengujian terhadap pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini digunakan uji t-test. Sedangkan pengambilan keputusan menerima atau menolak hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini didasarkan perbandingan antara nilai probabilitas dengan nilai alpha (0,05). Jika p ≤ 0,05 maka Ho ditolak. Jika p >0,05 maka Ha ditolak Ho diterima (Suharyadi dan Purwanto, 2004).
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2006) Uji validitas dapat dilakukan dengan teknik korelasi
product moment, dimana setiap nilai yang ada pada
setiap butir pertanyaan dalam kuisioner dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan taraf signifikansi 0.05. Suatu instrumen dikatakan valid jika r > 0,3. Validitas dapat juga dilihat dari signifikansi hasil korelasi, jika signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 0.05, maka uji tersebut merupakan konstruk yang kuat.
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa hasil pengujian validitas instrument penellitian menghasilkan koefisien korelasi antar skor total dari
tiap variabel adalah lebih dari 0,3 dan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian semua pertanyaan dalam penellitian ini adalah valid, dan dapat digunakan sebagai instrumen dalam mengukur variabel yang ditetapkan.
Tabel 4.11. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Koefisien Korelasi (r) Sign Keterangan X1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 0,591 0,582 0,630 0,641 0,538 0,412 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,00 Valid Valid Valid Valid Valid Valid X2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 0,757 0,704 0,663 0,606 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid X3 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 0,601 0,814 0,717 0,797 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid X4 X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 0,691 0,749 0,588 0,660 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid X5 X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 0,691 0,749 0,588 0,660 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Sumber: Lampiran 3 5.3.2. Uji Reliabilitas
Suatu alat ukur dapat dipercaya bila selalu didapatkan hasil yang konsisten dari gejala pengukuran yang diakukan pada waktu yang berbeda-beda. Untuk melakukan uji realibilitas, teknik pengujian yang digunakan adalah dengan Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih (Arikunto, 2002).
Tabel 4.12. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
X1 0,608 Reliabel X2 0,612 Reliabel X3 0,739 Reliabel X4 0,610 Reliabel X5 0,605 Reliabel Sumber: Lampiran 4.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrument penelitian seperti yang ada pada tabel 4.12, menunjukkan bahwa semua variabel penelitian
mempunyai nilai alpha lebih dari 0,6. Dengan demikian semua item penelitian adalah reliabel, dan dapat digunakan sebagai instrumen dalam mengukur variabel yang ditetapkan.
5.6.1. Analisis Korelasi
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) terhadap variabel terikat (Y) yang ditetapkan dalam penelitian ini. Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Korelasi
Y X Y Pearson Correlation 1 .501** Sig. (2-tailed) 1. .000 N 70 70 X Pearson Correlation .501** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 70 70
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.13, maka dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan korelasi bertanda positif, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara variabel bebas dan terikat, artinya setiap ada peningkatan interpersonal skill maka akan menyebabkan kenaikan capaian nilai akademik.
Perhitungan menghasilkan angka korelasi antara variabel X dengan Y sebesar 0.501, hal ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel interpersonal skill yang terdiri dari Listening (X1), Providing feedback (X3), Persuation (X3),
Resolving conflict (X4),. Descipline (X5),. dengan variabel capaian capaian indeks prestasi adalah cukup kuat dan searah. Artinya, jika variabel interpersonal skill besar maka variabel nilai akademik akan besar pula
Untuk mengetahui signifikansi hubungan variabel X danY dapat dianalisis dari :
Jika probabilitas <0,05, hubungan kedua variabel signifikan. Sedangkan Jika probabilitas >0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan. Adapun hasil perhitungan menunjukkan angka probabilitas hubungan antara variabel variabel interpersonal skill dengan variabel capaian prestasi akademik yaitu sebesar 0,00. Angka 0,00 <0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan kedua variabel signifikan.
Analisis korelasi diatas juga menghasilkan koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,250. Hal ini berarti bahwa 25% capaian prestasi akademik dipengaruhi oleh variabel interpersonal skill sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
5.4.1. Pengujian Hipotesis
Untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini, rumusan hipotesis yaitu:
H0: tidak terdapat hubungan antara kemampuan interpersonal skill mahasiswa dengan capaian prestasi mahasiswa”
H1: terdapat hubungan antara kemampuan interpersonal skill mahasiswa dengan capaian prestasi mahasiswa”
Untuk menguji hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Jika probabilitas <0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.
Jika probabilitas >0,05, H0 diterima dan H1 ditolak.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas sebesar 0,00<0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara kemampuan interpersonal skill mahasiswa dengan capaian prestasi mahasiswa”
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh hasil bahwa variabel interpersonal skill mempunyai hubungan yang signifikan terhadap capaian prestasi mahasiswa. Hal ini mengindikasikan bahwa capaian prestasi yang diperoleh mahasiswa berhubungan dengan kemampuan interpersonal skill-nya. Hal ini juga mengindikasikan bahwa mata kuliah yang sudah diajarkan kepada mahasiswa terutama yang menunjang kemampuan interpersonal skill yaitu Pengantar manajemen, Public Relation, Pengembangan Kepribadian, Etika Sekretaris, dan Komunikasi Bisnis dapat berperan dalam menunjang peningkatan prestasi akademik mahasiswa.
Hal ini tentunya perlu menjadi perhatian pihak jurusan Administrasi Niaga agar lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya terutama untuk pengajar mata kuliah yang menunjang kemampuan interpersonal skill agar dapat mahasiswa dapat menyerap ilmu dan dapat menerapkannya dengan baik
Dengan kemampuan interpersonal skill serta prestasi akademik yang tinggi diharapkan kesempatan mendapatkan pekerjaan juga akan semakin mudah
V SIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Melalui analisa deskriptif dapat diketahui bahwa kemampuan interpersonal skill mahasiswa jurusan Administrasi Niaga sudah cukup baik
2. Dari hasil analisis korelasi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang searah dan signifikan antara variabel variabel X dengan Y sebesar 0.410, hal ini menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel interpersonal skill yang terdiri dari Listening (X1),
Providing feedback (X2), Persuation (X3),
Resolving conflict (X4),. Descipline (X5),. dengan variabel capaian capaian indeks prestasi adalah cukup kuat dan searah.
6.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang ada, maka saran yang dapat diajukan adalah:
1. Untuk dapat merealisasikan sebuah pendidikan yang mampu mempersiapkan alumni yang terampil serta mempunyai kemampuan interpersonal skill yang tinggi maka perlu kesiapan dari staf pengajar dan lembaga tentang kepedulian untuk membangun pendidikan yang berkarakter
2. Mata kuliah yang berhubungan dengan peningkatan softskill seperti public relation, pengembangan kepribadian, komunikasi bisnis, etika profesi, manajemen sumber daya manusia hendaknya lebih ditingkatkan kualitas pengajarannya dengan metode pengajaran yang lebih menarik dan mudah diterima serta tidak membosankan.
3. Bagi lembaga, hal yang tidak kalah penting adalah pengembangan wawasan dan peningkatan kompetensi staf pengajar yang membidangi mata kuliah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Cetakan ke tigabelas,
Edisi Revisi, PT Rineka Cipta, Jakarta. Aribowo, Prijosaksono. 2009. Transformation Code –
The Best in You. Jakarta : Elex Media
Komputindo
Bowditch and Buono. 1999. A Primair on
Organizational Behaviour, 2nd edition, John
Wiley&Sons, New York
Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate
dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Robins, Stephen. 2000. Training In Interpersonal
Skill, Int.edition, Prentice Hall, USA
Setiawan, Andi (2010). “ Pengaruh Soft Skills Dan Hard Skills Terhadap Pencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan”, Jurnal administrasi
Bisnis, vol 11.nomor 3, Oktober 2010
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, (Ed), 2006.
Metode Penelitian Survai, Cetakan ke- 19,
LP3ES, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika Untuk
Ekonomi dan Keuangan Modern, Jilid 2, Edisi
Pertama, Penertbit Salemba Empat, Jakarta. Muhidin dan Abdurahman Maman. 2007. Analisis
Korelasi,Regresi, dan Jalur dalam Penelitian,
edisi pertama, CV Pustaka Setia, Bandung Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian Akuntansi
Keperilakuan. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
Winarti, Euis. 2007. Pengembangan Kepribadian, Edisi ke dua, Graha Ilmu, Yogyakarta