• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA SISWA KELAS VSEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA SISWA KELAS VSEKOLAH DASAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN GERAK DASAR MANIPULATIF PADA SISWA KELAS VSEKOLAH DASAR

Ikhsan Ramadhan

Dosen PJKR Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Binaguna Medan Abstrak

In general the purpose of this research is to improve the results of student learning through the development of learning model of throw in elementary school class IV SD. In addition to this research was conducted how to obtain information in depth about the development learning model of long jump in elementary school students. This study uses a Model development. The subject in this study is the grade IV SD. This research was conducted with the 7 steps, the first step is to determine an idea that will be developed, both making learning the game, the third model draft is revising product. It conducted by the experts concerned, the fourth product prototype made with the real game's practical model, the fifth test prototype, is testing of the subject field in both trials phase I or phase II and then revised again experts in order to produce the perfect product, the seventh and last is the refinement of products to reach the expected end product development. The stages are then obtained as a result of such research to the analysis of the evaluation of the first phase with 45 products generated a total of 565 respondents with a score total overall score of 588 respondents so it can be in percentage 56,5 %, and based on the evaluation of the phase II analysed by using the final product 42 were then generated a total score of respondents 740 and total overall score, and the percentage is 74 thus the criteria is Valid. Based on the results of the research it can be concluded that: (1) learning model of motion elementary throw with games, elementary school students is urgently needed by the teacher fisical education as well as being able to increase the learning effectively and efficiently. (2) with the model of learning that has researchers develope, students are more motivated and active in following the process of learning. Keywords: Developing models, learning ofthrow to student

Pendahuluan

Keterampilan gerakan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki. Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain adalah memegang, meremas, meraih, menggenggam, memotong membentuk tanah liat, meronce, menggunting, menulis, mencoret.Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000: 20) menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata-kaki dan tangan-mata, yang mana cukup penting untukitem: berjalan (gerakan langkah) dalam ruang. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari:a) Gerakan mendorong (melempar, memukul, menendang)b) Gerakan menerima (menangkap) objek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan

(2)

2

menggunakan bola yang terbuat bantalan karet (bola medisin) atau macam : bola yang lain.c) Gerakan memantul-mantulkan bola atau menggiring bola. Pendidikan jasmani adalah “pendidikan melalaui jasmani” dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi astetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai sikap yang fositif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani (Samsudin,2011: h 27).Kenyataan ini merupakan kendala dan sekaligus menjadi tantangan bagi guru pendidikan jasmani. Bagaimana membangkitkan motivasi siswa, bagaimana mengemas perencanaan pembelajaran pendidikan jasmani agar dapat diterima dan diperhatikan secara antusias oleh siswa dalam mengikutinya.Permainan tidak berarti menghilangkan unsur keseriusan, mengabaikan unsur ketangkasan atau menghilangkan subsansi pokok materi. Akan tetapi permainan berisikan seperangkat gerak dasar umum maupun gerak dasar dominan yang disajikan dalam bentuk item model pembelajaran yang bervariasi dengan memperkaya perbendaharaan gerak dasar.

Pengertian Model

Model menggambarkan tingkat terluas dari praktik pendidikan dan berisikan orientasi filosofis pembelajaran. Model digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pembelajaran, metode keterampilan, dan aktivitas pembelajar untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran. Joyce et al mengidentifikasi empat model, yakni: (1) model proses informasi; (2) model personal; (3) model interaksi; dan (4) model tingkah laku (Bruce joyce,2002:h 12)Joyce et al mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat digunakan untuk kurikulum (materi pembelajaran yang panjang), mendesain materi pembelajaran, dan untuk mengantarkan pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Lebih lanjut Joyce et al menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu proses perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran serta mengarahkan kita untuk membantu pembelajar sedemikian hingga tujuan tercapai. (Bruce joyce,2002:h 25).

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai: (1) suatu tipe desain; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu system asumsi-asumsi, data-data, da inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu system kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) deskripsi suatu sistem yang mugkin imajiner; dan (6) penyajian data yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya (Komaruddin, 2000: h 100)Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dalam penelitian dan pengembangan ini yang dimaksud dengan model merupakan pola langkah-langkah yang meliputi analisis, pengembangan, pembuatan materi dan evaluasi dalam rangka memberikan kemudahan untuk mencapai tujuan. Model Pembelajaran

Pengembangan model pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu model pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Model pembelajaran merupakan penggunaan pendekatan sistem pembelajaran. Banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dibidangnya, masing-masing model memiliki karakteristik yang berbeda dan kegunaan yang berbeda pula. Pada dasarnya semua model

(3)

3

pembelajaran yang dikembangkan adalah bertujuan untuk peningkatan hasil belajar. (Agus Mahendra, 2003: 20)

Perancangan pembelajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey. Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. (Walter Dick & Lou Carey , 2000: h 20)Tujuan akhir dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk berupa model pembelajaran gerak dasar manipulatif dengan berbagai model , sehingga dapat membantu proses pembelajaran yang ada pada saat ini yang lebih efektif dan efesien, serta menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Gambar. Model Perancangan dan Pengembangan Pembelajaran Dengan Flow Chart

Pertama kali yang ditentukan adalah sebuah ide-ide yang akan dikembangkan, dengan mengumpulkan informasi sebagai landasan pemikiran untuk membuat konsep, 2) Pembuatan model pembelajaran (rancangan produk), bentuk rancangan tersebut adalah model permainan, 3) Revisi produk I, revisi dilakukan oleh ahli yang bersangkutan, 4) produksi prototype, dilakukan dengan memperaktikkan model permainan dilapangan, 5) Uji coba prototype, pengujian terhadap subyek lapangan baik dalam uji coba tahap I maupun uji tahap II, 6) Revisi produk kedua, revisi dilakukan oleh ahli, guna memperoleh ahli yang sempurna, 7) Reproduksi, penyempurnaan produk untuk menuju produk akhir yang diharapkan pada pengembangan.

Analisis Data

Teknik analisis data merupakan langkah penting dalam kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mengkaji hasil data yang telah diperoleh sebelumnya. Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data meliputi, (1) analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data, baik dengan tabel, bagan, atau grafik, (2) data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan, (3) data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif, (4) penyajian hasil analisis data dibatasi pada hal yang bersifat faktual, tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai asumsi dasar dalam melakukan revisi model, (5) dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan permasalahan yang diajukan.Rumus untuk mengolah tanggapan atau evaluasi dari ahli/pelatih permainan bola besar dan ahli pembelajaran pendidikan jasmani.Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria sebagaimana pada tabel berikut:

IDE MODEL EVALUASI REVISI

PRODUKSI PROTOTIPE UJI COBA PROTOTIPE REPRODUKSI REVISI

(4)

4

Tabel 3.8 Analisisis Persentase Hasil Evaluasi Oleh Subyek Uji coba

Persentase Keterangan Makna

80% - 100% Valid Digunakan

60% - 79% Cukup Valid Digunakan

50% - 59% Kurang Valid Diganti

< 50% Tidak Valid Diganti

Hasil Penelitian

Analisa data dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan analisa deskriptifkuantitatif. Semua data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik deskriptif yang secara kuantitatif dipisahkan menurut kategori untuk mempertajam penilaian yang selanjutnya digunakan untuk menarik kesimpulan. Analisa data dilakukan terhadap tinjauan para ahli sebagai hasil expert judgement, selain itu data kualitatif berupa masukan dan saran juga dikelompokkan dan dianalisis yang hasilnya dipergunakan untuk revisi produk pengembangan. Pada tahap pengembangan beberapa pendekatan analisis yang digunakan yaitu: (a) pelaksanaan dan hasil pengembangan desain model dideskripsikan dalam bentuk sajian data, kemudian dianalisis secara kualitatif; (b) pada uji coba terbatas, hasil uji coba penerapan desain model dianalisis dengan pendekatan kuantitatif; (c) pada uji coba kelompok besar juga dilakukan teknik analisis statistik (kuantitatif), dengan model formula statistik, dengan penilaian psikomotorik, sebagai berikut : Berdasarkan tujuan umum tersebut maka peneliti melakukan studi pendahuluan dengan menggunakan instrumen wawancara yang medalam (in-depth interview) kepada guru pendidikan jasmani serta melakukan survey karena tujuan utamanya adalah melakukan persiapan teknis dengan menjajaga lebih dahulu karakteristik subyek penelitian dan tempat yang akan dilakukan penelitian dan pengembangan. Hal tersebut untuk mengetahui seberapa penting model pembelajaran manipulatif yang akan dikembangkan oleh peneliti.Hasil studi pendahuluan atau temuan lapangan selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis sehingga dapat diperoleh suatu rumusan hasil data yang telah dikumpulkan. Rumusan hasil ini bersifat deskriptif dan analitis, dengan mengacu kepada tujuan studi pendahuluan baik tujuan umum.

Pembahasan

Pada tahap model yang akan disajikan pada kelompok kecil sebanyak 30 model pembelajaran lalu dievisi tahap I pada model pembelajaran manipulatif dengan gerak dasar manipulatif yang peneliti buat setelah dievaluasi ahli, kemudian mengalami revisi tahap I. Data yang diperoleh digunakan sebagai landasan dalam melakukan revisi pada tahap selanjutnya yaitu uji coba tahap II. Berikut merupakan ringkasan revisi berdasarkan evaluasi dan saran dari para ahli/pelatih permainan bola besar dan ahli penjas.Selanjutnya pada revisi tahap ini II dilakukan setelah mendapatkan masukan dan saran dari uji coba tahap II atau uji coba lapangan sehingga dengan model final sebanyak 26 model yang akan disajikan. Data yang diperoleh akan digunakan sebagai landasan dalam melakukan revisi tahap terakhir pada model pembelajaran gerak dasar manipulatif

(5)

5

dengan item model pembelajaran .Berikut merupakan ringkasan revisi berdasarkan masukan dan saran setelah uji coba tahap Memberikan contoh gerakan sehingga mudah untuk dimengertiMenyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak Berikut akan di sajikan mengenai pengelolahan data dari ahli pendidikan jasmani, pada uji coba tahap I dan uji coba lapangan/kelompok besar.Dari tahapan-tahapan tersebut maka didapatkan hasil dari penelitian tersebut dengan analisis evaluasi tahap pertama dengan 30 produk dihasilkan total skor responden 85 dengan jumlah total keseluruhan nilai responden dapat dipersentasekan 8,5%, dan berdasarkan analisis evaluasi tahap II dengan menggunakan produk final berjumlah 116 maka dihasilkan total skor responden 740 dan jumlah total keseluruhan nilai rata-rata 11,6 sehingga memenuhi keriteria Valid.Produk yang dikembangkan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi gerak dasar manipulatif dalam pembelajaran untuk siswa kelas V sekolah dasar. Model ini dibuat berdasarkan tingkat kebutuhan anak dalam aktvitas gerak, yang secara psikologis anak-anak kelas V usia 9-12 tahun ini lebih senang dengan aktivitas bermain, maka dalam model ini penerapannya dilakukan dengan prinsip pendekatan bermain.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil ujicoba kelompok kecil dan ujicoba lapangan serta pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:Dengan model pembelajaran gerak dasar manipulatif dengan permainan, siswa Sekolah Dasar sangat dibutuhkan oleh para guru pendidikan jasmani serta mampu meningkatkan belajar secara efektif dan efisien.Dengan model pembelajaran yang telah peneliti kembangkan, siswa lebih termotivasi serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.Implikasi dalam penelitian pengembangan pembelajaran gerak dasar manipultif ini, menjadikan siswa lebih aktif dalam melakukan pembelajaran pendidikan jasmani serta menjadi efektif dan efisien. dan pengembangan model pembelajaran gerak dasar manipulatif dengan permainan dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik dalam proses belajar mengajar.

(6)

6

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mahendra. Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen, 2003.

Rusli lutan, J. Hartoto, dan Tomoliyus, Pendidikan Kebugaran Jasmani ; Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga,

2001.Samsudin. Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: PPS UNJ. 2011.

Seopartono, Uji Coba Modul Atletik Untuk Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar dam Bentuk Modifikasi, Jurnal Pendidikan Jasmani, Tahun 11 Nomor 1. Malang: Jurusan Ilmu Keolahragaan FIP UM. 2001

Marta Dinata. Dasar-Dasar Mengajar Atletik Lampung: Cerdas JayaM. Yudha. Belajar Atletik Jakarta: Intan CemerlangWalter Dick, Law Cory. Foundation of Physical Education. St. Louis: The CV. Mosby Company. 2000http.Penjas.2001

Gambar

Tabel 3.8 Analisisis Persentase Hasil Evaluasi Oleh Subyek Uji coba

Referensi

Dokumen terkait

Yang berhak mengajukan dispensasi perkawinan ke Pengadilan Agama adalah pihak yang akan melakukan perkawinan di bawah umur tersebut, namun dapat juga diajukan

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Think Talk Write (TTW) pada Materi Fungsi Ditinjau dari Adversity Quotient

2,35 Namun, dua penelitian skala besar yang dilakukan di Inggris (penelitian kohort tahun 1999 dengan jumlah sampel 9500 anak yang lahir pada awal 1990-an) dan penelitian

Pada hakikatnya dapat dikatakan bahwa prasasti adalah merupakan dokumen resmi kerajaan, dalam artian dikeluarkan oleh raja yang sedang berkuasa pada masa

Setiap hari Ikan Asap melakukan pengasapan 28-39 kali dengan membutuhkan 28-39 iket bahan kayu pada 1 (satu) alat pengasap ikan. Setiap Pengasapan ikan membutuhkan waktu 10

Dalam wanprestasi pada tanah hibah di desa Kemantren, pihak pengelolah telah melaksanakan atau memenuhi perjanjian yaitu menggunakan tanah yang dihibahkan oleh

Demokrasi semu yang dihasilkan melalui politik pencitraan memiliki kecenderungan keluar dari prinsip-prinsip demokrasi yang tersusun melalui persepsi dan memiliki makna

a) Memisahkan antara pengguna sepeda yang melakukan perubahan perilaku level 1, 2, atau 3 (change 1/2/3) dengan pengguna sepeda yang tidak melakukan perubahan perilaku, namun