4.1. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang pengaruh Implementasi Total Quality Management terhadap budaya kualitas ini termasuk jenis penelitian explanatory dengan pendekatan kuantitatif karena berusaha menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, sedangkan data yang digunakan secara umum berupa angka-angka yang dihitung melalui uji statistik.
Sebagaimana dijelaskan oleh Singarimbun dan effendi (1995: 5), bahwa penelitian explanatory menjelaskan hubungan antara variabel dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini disebut juga penelitian pengujian hipotesis dan jangkauan penelitian ini berusaha memberikan gambaran tentang obyek penelitian mengenai implementasi TQM dan pengaruhnya terhadap budaya kualitas.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada PT. Hari Terang Industry, suatu industri manufaktur produsen baterai kering merk ABC, perusahaan dalam negeri (PMDN) yang berlokasi di jalan Rungkut Industri II/12-Surabaya. Adapun dasar pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah:
1. Kemampuan peneliti yang dikaitkan dengan bidang ilmu yang diteliti. Peneliti
cukup lama mengenal PT. Hari Terang Industry sehingga akan
mempermudah dalam mengakses informasi.
2. Berpotensi untuk diteliti karena PT. Hari Terang Industry telah cukup lama mengimplementasikan prinsip-prinsip TQM dan telah mendapat sertifikat
Sistem Manajemen Mutu Standar ISO 9002:1994 sejak tahun 1996, diperbarui menjadi ISO 9001:2000 tahun 2003 dan Sistem Manajemen Lingkungan sesuai Standar ISO 14001:2004 sejak tahun 2005.
3. Untuk menghasilkan penelitian yang akurat dibutuhkan data-data yang lengkap dan benar. Dengan adanya dukungan dan respon positif diharapkan dapat diperoleh data yang representatif.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT. Hari Terang Industry, karena secara proposional seluruhnya mempunyai kontribusi yang sama terhadap implementasi TQM. Jumlah karyawan PT. Hari Terang Industry seluruhnya adalah 311 orang dengan distribusinya:
Tabel 4.1. Jumlah Karyawan PT. Hari Terang Industry Tahun 2006
No. Departemen Frekuensi Prosentase (%)
1. Production 246 79,10 2. Quality Assurance 20 6,43 3. Mechanical Engineering 28 9,00 4, Electric 8 2,57 5. Human Resources 9 2,90 J u m l a h 311 100
Sumber: Data sekunder PT. Hari Terang Industry, 2006
Selanjutnya populasi tersebut diolah menggunakan rumus Yamane
(dalam Rakhmat, 2004: 82) untuk menentukan jumlah sampel. Alasan
menggunakan rumus tersebut adalah untuk menda-patkan sampel yang representatif dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada. rumus Yamane adalah sebagai berikut:
n = 2
1
Ne
N
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasiBerdasarkan hasil perhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel 175 orang.
Populasi penelitian ini mempunyai unsur yang heterogen, tersebar dalam beberapa departemen atau sub populasi, sedangkan setiap departemen
mempunyai jumlah karyawan yang berbeda. Oleh karena itu peneliti
menggunakan teknik pengambilan sample Proportional Random Sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap sub populasi sesuai dengan ukuran populasinya (Sugiono, 2004: 59;
Sekaran, 2003:272). Adapun rumus pengambilan sampel pada setiap
departemen adalah (Ridwan, 2004:11, 18):
Ni. n
ni =
N
Keterangan :
ni = Jumlah sampel menurut departemen
n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut departemen
N = Jumlah populasi seluruhnya
Penyebaran sampel dan gambaran populasi berdasarkan strata yang telah ditetapkan tertera pada tabel 4.2., sedangkan penetapan responden yang akan dijadikan obyek penelitian dilakukan dengan cara pengundian.
Tabel 4.2. Jumlah Populasi dan Sampel
No D e p a r t e m e n P o p u l a s i S a m p e l 1. Production 246 138 2. Quality Assurance 20 11 3. Mechanical Engineering 28 16 4, Electric 8 5 5. Human Resources 9 5 J u m l a h 311 175
4.4. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel beserta unsur–unsur empiris yang merupakan bagian dari konsep, definisi, dan teori Total Quality Management yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Fokus pada konsumen (Customer Focus): organisasi tanggap, memenuhi
bahkan melampaui kebutuhan dan harapan konsumen, serta
mengembangkan komunikasi dengan konsumen.
Tabel 4.3. Operasionalisasi Variabel Fokus Pada Konsumen
No. Indikator Item
1. Tanggap dan memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen
- Mengidentifikasi kebutuhan konsumen - Mengkomunikasikan kebutuhan konsumen - Memenuhi kepuasan konsumen
- Merencanakan kebutuhan maupun harapan konsumen 2. Mengembangkan komunikasi
dengan konsumen
- Mengukur kepuasan konsumen
- Membina hubungan langsung dengan konsumen - Menyelesaikan permasalahan konsumen segera
dengan tepat
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
b. Perbaikan berkelanjutan (Continuous Improvement): organisasi menetapkan target perbaikan berkelanjutan, menyelidiki potensi dan proaktif melakukan perbaikan berkelanjutan pada keseluruhan organisasi.
Tabel 4.4. Operasionalisasi Variabel Perbaikan Berkelanjutan
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
c. Komitmen manajemen (Management Commitment to Quality): adalah kemampuan manajemen menerapkan dan memandu visi jangka panjang organisasi, menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar karyawan
No. Indikator Item
1. Menetapkan Target Perbaikan
- Menetapkan target perbaikanberkelanjutan pada standar tertentu
2. Menggunakan Umpan Balik - Mempertimbangkan Masukan dari konsumen - Berkomunikasi dengan pemasok
3. Proaktif melakukan dan menyelidiki peluang perbaikan berkelanjutan
- Proaktif melakukan perbaikan berkelanjutan - Menyelidiki potensi pembelajaran dan perbaikan
terlibat dalam mencapai tujuan organisasi, ikut berpartisipasi, serta mengakui dan menghargai prestasi karyawan di bidang kualitas.
Tabel 4.5. Operasionalisasi Variabel Komitmen Manajemen
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
d. Pelatihan (Training): adalah kemampuan organisasi untuk mengenali, melakukan pelatihan dan pengembangan berbasis kualitas yang mengarah pada multiskill.
Tabel 4.6. Operasionalisasi Variabel Pelatihan
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
e. Pemberdayaan karyawan (Employee Empowerment): adalah suatu proses untuk melibatkan karyawan pada semua level organisasi dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, serta pengakuan eksistensi karyawan.
Tabel 4.7. Operasionalisasi Variabel Pemberdayaan Karyawan
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
No. Indikator Item
1. Kepemimpinan Visionary - Pimpinan mengkomunikasikan visi dan kebijakan mutu - Pimpinan mengkomunikasikan upaya peningkatan
kualitas
2. Dukungan Manajemen - Pimpinan mendorong keterlibatan karyawan - Pimpinan berperan serta dalam proses peningkatan
kualitas
- Manajemen memberi dukungan fasilitas - Manajemen mengakui dan menghargai prestasi
karyawan
No. Indikator Item
1. Program pelatihan reguler berprinsip kualitas
- Pengelolaan pelatihan berdasarkan prinsip kualitas - Karyawan memperoleh pelatihan dan pengembangan
ketrampilan secara reguler
2. Pelatihan multiskill - Karyawan dilatih ketrampilan menyelesaikan masalah - Karyawan dilatih melakukan berbagai jenis tugas - Karyawan dilatih lintas bagian
No. Indikator Item
1. Keterlibatan karyawan - Membentuk kelompok kerja lintas fungsional - Mengembangkan keterlibatan karyawan pada semua
bagian
- Karyawan melakukan aktivitas sumbang saran 2. Pengakuan atas eksistensi
karyawan
- Karyawan mempunyai kewenangan mengambil keputusan
- Banyak masalah diselesaikan kelompok kerja - Menerapkan gagasan karyawan
f. Perbandingan kinerja (Benchmarking): studi banding berkesinambungan dan penerapan praktek-praktek yang lebih baik dan mengarah pada keunggulan kompetensi kinerja.
Tabel 4.8. Operasionalisasi Variabel Perbandingan Kinerja
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
g. Penggunaan piranti statistik (Statistical tools): adalah serangkaian metodologi dan praktek perilaku yang mengutamakan pengelolaan proses dalam pengertian aktivitas daripada sekedar hasil.
Tabel 4.9. Operasionalisasi Variabel Penggunaan Piranti Statistik
Sumber: Huarng dan Yao (2002), Jabnoun dan Sedrani (2005).
Sedangkan unsur–unsur empiris yang merupakan bagian dari konsep, definisi, dan teori budaya kualitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : misi organisasi dan hubungannya terhadap lingkungan (Organization’s Mission and Relationship to Nature), hakekat realitas dan kebenaran (The Nature of Reality and Truth), hakekat manusia dan interaksinya (The Nature of Human Nature and Relationship), hakekat waktu dan ruang (The Nature of Time and Space).
No. Indikator Item
1. Studi banding - Melakukan studi banding proses operasi - Melakukan studi banding kualitas produk - Melakukan studi banding pelayanan
No. Indikator Item
1. Pemanfaatan piranti statistik untuk mengenda-likan proses
- Peralatan dan proses berlangsung di bawah kendali statistik (Statistic Processing control)
- Memanfaatkan teknik statistik untuk mengurangi penyimpangan proses kerja
- Menggunakan kartu dan grafik untuk mengendalikan proses kerja
Tabel 4.10. Operasionalisasi Variabel Budaya Kualitas
No. Indikator Item
1. Misi organisasi dan hubungannya terhadap lingkungan
- Mengamati lingkungan eksternal untuk merespon kebutuhan konsumen
- Memprioritaskan konsumen dalam menetapkan tujuan - Organisasi berperan melayani konsumen, karyawan, dan
lingkungan sosial. 2. Hakekat realitas dan
kebenaran
- Mengamati internal dan eksternal perusahaan untuk mendapatkan informasi independen dan obyektif - Mengggunakan Informasi independen dan obyektif
sebagai dasar pengambilan keputusan
- Melakukan perbaikan berkelanjutan menggunakan analisis fakta yang obyektif
3. Hakekat manusia dan interaksinya
- Karyawan memahami filosofi dan prinsip-prinsip TQM - Karyawan mempunyai kesadaran dan motivasi bekerja
lebih baik
- Karyawan mampu menyesuaikan tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi
- Karyawan mempunyai kemandirian mengendalikan dan meningkatkan kualitas
- Kelompok kerja lebih bernilai daripada individu - Karyawan berperan penting untuk mencapai efektivitas
organisasi
4. Hakekat waktu dan ruang - Melakukan koordinasi dalam merencanakan kegiatan - Menetapkan bagian terkait untuk meningkatkan efektivitas
organisasi
- Mewujudkan kualitas dalam segala aspek - Membangun kemitraan sebagai bagian dari sistem - Orientasi hubungan dengan stakeholders utama dalam
jangka panjang Sumber: Kujala dan Ullrank (2004).
Untuk mengukur tanggapan responden terhadap variabel-variabel penelitian digunakan skala likert, karena adanya sejumlah pernyataan sebagai alat untuk pengumpulan data atau informasi dari responden.
Menurut Sekaran (2003;197), skala Likert didisain untuk menguji sampai sejauh mana tingkat kekuatan responden dari setuju sampai tidak setuju terhadap pernyataan tersebut dalam lima skala. Sugiyono (2004: 86) juga berpendapat bahwa salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah menggunakan skala likert, yaitu pengukuran atas jawaban pernyataan-pernyataan yang dilambangkan dari skala: 5 (sangat setuju); 4 (setuju); 3 (netral); 2 (tidak setuju); sampai dengan 1 (sangat tidak setuju).
4.5. Metode Pengumpulan Data 4.5.1. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari obyek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian melalui kuisioner yang diberikan kepada para karyawan PT. Hari Terang Industry yang ditetapkan sebagai responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan telah tersedia pada saat penelitian dilakukan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi resmi PT. Hari Terang Industry, antara lain: profil PT. Hari Terang Industry-Surabaya, terutama dikaitkan dengan implementasi TQM dan budaya kualitas, struktur organisasi, sumber-sumber pustaka yang relevan, dan penelitian terdahulu.
4.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Studi pustaka, dimaksudkan untuk mendapatkan kajian dasar teoritik yang relevan dengan masalah yang diteliti.
b. Kuisioner, pengumpulan data dengan menggunakan daftar pernyataan yang digunakan untuk mengetahui persepsi responden terhadap beberapa variabel yang dipertimbangkan dalam implementasi TQM dan budaya kualitas.
c. Wawancara, pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan nara sumber agar mendapatkan informasi yang tidak terakomodasi dari kuisioner.
d. Teknik dokumentasi dari dokumen yang ada di PT. Hari Terang Industry yang berkaitan dan diperlukan dalam penelitian ini.
4.5.3. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang didalamnya terdapat sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh tanggapan dan informasi dari responden.
4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Agar instrumen yang dipakai dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan, maka instrumen tersebut perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
a. Uji Validitas Instrumen
Koefisien validitas menggambarkan tingkat kemampuan instrumen untuk mengungkap data atau informasi dari variabel yang diukur.
Teknik pengujian validitas menggunakan teknik korelasi product moment dari
pearson dengan tingkat signifikansi 5% untuk menge-tahui keeratan pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan cara mengkorelasikan antara skor item pernyataan terhadap skor total. Apabila nilai total pearson
correlation > 0,3, atau probabilitas kurang dari 0,05 maka item tersebut valid
(Arikunto, 2002:146 ).
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah tingkat kemampuan suatu instrumen penelitian untuk dapat mengukur suatu variabel secara berulangkali dan mampu menghasilkan informasi atau data yang sama atau sedikit sekali bervariasi. Dengan kata lain instrumen tersebut mampu menunjukkan keakuratan, kestabilan dan konsistensi dalam menghasilkan data dari variabel yang diukur (Arikunto, 2002:171).
Teknik pengujian reliabilitas menggunakan koefisien alpha cronbach dengan taraf nyata 5%, Jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis atau jika nilai alpha
cronbach lebih besar daripada 0,6 maka item tersebut dinyatakan reliabel. Koefisien alpha kurang dari 0,6 menunjukkan reliabilitas yang buruk, angka sekitar 0,7
menunjukkan reliabilitas dapat diterima dan angka di atas 0,8 menunjukkan reliabilitas yang baik. (Sekaran 2003:311)
4.7. Uji Asumsi Klasik
Syarat agar dapat menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik untuk mendapatkan nilai pemeriksa yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimator/BLUE) dari suatu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares). Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain:
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2003 :214). Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu (Dajan, 1986). Kurva yang menggambarkan distribusi normal adalah kurva normal yang berbentuk simetris.
Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka digunakan pengujian Normal P-P Plot regression terhadap model yang diuji. (Santoso, 2003 : 214). Dasar pengambilan keputusannya adalah :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi ini tidak memenuhi kaidah asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Multicollinearity adalah suatu keadaan terjadinya satu atau lebih variabel
bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati sempurna dengan variabel bebas lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala Multicollinearity dilihat dari
Value inflation Factor (VIF) variabel bebas terhadap variabel terikat (Santoso
2003:206). Apabila nilai VIF tidak melebihi 5, maka mengindikasikan bahwa dalam model tidak terdapat Multicollinearity.
Jika non multicollinearity tidak terpenuhi atau terjadi multicollinearity yang tinggi akan menyebabkan :
1. Standard error koefisien parameter yang dihasilkan akan meningkat bila terjadi peningkatan collinearity diantara variabel bebas.
2. Aadanya kondisi pada poin satu akan menyebabkan confidence interval dari parameter yang diduga semakin melebar.
3. Confidence interval yang semakin melebar menyebabkan probabilitas menerima hipotesis yang salah semakin besar.
4. Standard Error sangat sensitif terhadap perubahan data meskipun sangat kecil.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi bila varian Y berubah, karena variabel X berubah, sehingga timbul perbedaan, karena adanya gangguan (ei) yang timbul dalam fungsi regresi mempunyai varian yang berbeda. Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari semestinya. Heteroskedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau disebut homoskedastisitas (Gujarati, 2003:178).
Untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat digunakan uji rank
corelation spearman, yaitu dengan mengkorelasikan antara variabel bebas
dengan absolut residual. Bila signifikansi hasil korelasi lebih besar dari 0,05 (5%), maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Gujarati, 2003:98).
4.8. Analisis Data a. Analisis Deskriptif
Tujuan analisis deskriptif adalah untuk menjelaskan/mendiskripsikan karakteristik responden maupun variabel yang diteliti. Bentuknya tergantung dari
jenis data. Untuk data katagorik hanya dapat menjelas-kan angka/nilai jumlah dan persentase masing-masing kelompok , sedangkan data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median, standar deviasi, dsb. (Hastono, 2003: 62-69).
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini juga menggunakan analisis inferensial untuk menguji pengaruh antara variabel-variabel dalam implementasi TQM terhadap variabel budaya kualitas, dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer (software) program SPSS (Statistical Product and
Service Solutions) versi 11.0 for Windows, dengan rumus sebagai berikut :
Y = β0+β1X1+ β2X2+ β3X3+β4X4 +β5X5+β6X6+β7X7+ε
Keterangan :
Y = Budaya kualitas
β0 = Konstanta (intersep)
β1..β7 = Koefisien regresi
X1 = Fokus pada konsumen
X2 = Perbaikan berkelanjutan
X3 = Komitmen manajemen
X4 = Pelatihan
X5 = Pemberdayaan karyawan
X6 = Perbandingan kinerja
X7 = Penggunaan piranti statistik
ε = Kesalahan pengganggu
4.9. Pengujian Hipotesis a. Uji Hipotesis Pertama
Untuk menguji hipotesis pertama atau analisis secara simultan digunakan alat uji koefisien korelasi berganda (R) dan koefisien determinasi berganda (R2). Koefisien tersebut digunakan untuk mengetahui keeratan pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y ) secara simultan dengan melihat apakah nilai koefisien yang diperoleh berbeda secara signifikan atau tidak
dengan menggunakan uji F antara Fhitungdengan Ftabel pada tingkat keyakinan 5% (=0,05). Rumus Fhitungadalah sebagai berikut :
Fhitung=
l)
-k
-)/(n
R
-(1
k
/
R
2 2 Keterangan : R2 = koefisien determinasik = jumlah variabel bebas
n = jumlah sampel
F = uji hipotesis
Adapun kriteria penilaiannya adalah:
- F hitung > F tabel, maka hipotesis nol (Ho) ditolak - F hitung F tabel, maka hipotesis nol (Ho) tidak ditolak
b. Uji Hipotesis Kedua dan Ketiga
Untuk menguji hipotesis kedua atau analisis secara parsial dan hipotesis ketiga atau analisis pengaruh dominan, alat uji yang digunakan adalah koefisien korelasi parsial (r) atau koefisien regresi berganda (β). Koefisien tersebut merupakan alat uji untuk mengetahui dan mengukur variabel-variabel yang mempunyai keeratan pengaruh terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Pengujian ini menggunakan uji t dengan melihat apakah nilai-nilai koefisien yang diperoleh berbeda secara signifikan atau tidak antara thitungdan ttabelpada tingkat
keyakinan 5% (=0,05). Rumus thitungadalah sebagai berikut :
t (βi) =
(bi)
SE
bi
Keterangan :
βi = koefisien regresi
Adapun kriteria penilaiannya adalah:
a) Menetapkan variabel yang bermakna dengan membandingkan thitungdengan t tabel, apabila thitung>ttabel, maka signifikan.
b) Dari variabel yang bermakna, dipilih variabel yang dominan.
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel bebas dan yang paling menentukan (dominan) pengaruhnya terhadap variabel terikat suatu model regresi linier, maka digunakan koefisien Beta (Beta Coefficient) setiap variabel yang distandarisasi (standardized cofficient). Nilai beta (β) ter-besar menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel terikat. (Sritua, 1993:12).