• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Wali Kelas, Penilaian, TOPSIS, Multi Atribut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Wali Kelas, Penilaian, TOPSIS, Multi Atribut"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN WALI KELAS BERPRESTASI

MENGGUNAKAN METODE TOPSIS Rifqi Abdillah , Soffiana Agustin

Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Gresik

E-mail:rafa_black@ymail.com Abstrak

Pondok Pesantren Maskumambang adalah sebuah lembaga pendidikan yang terdapat di Sembungankidul Dukun Gresik. Lembaga ini menerapkan sistem pembinaan murid bernama Moslem Personality Insurance (MPI) yang menjadikan seorang wali kelas memiliki tugas yang kompleks. Wali Kelas memiliki 36 tugas pokok yang setiap bulan akan dinilai ketuntasannya oleh kepala sekolah. Banyaknya atribut penilaian yang digunakan serta tidak adanya skala kepentingan dari tiap atribut membuat proses pemilihan wali kelas berprestasi menjadi sulit dilakukan.

Sistem Pendukung Keputusan dibutuhkan agar proses pemilihan wali kelas berprestasi dapat lebih terstruktur, tepat dan mudah dilakukan serta memudahkan pemanfaatan data yang telah tersimpan dalam database. Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun menerapkan metode TOPSIS dengan cara menentukan bobot kepentingan tiap atribut penilaian sehingga dapat mempresentasikan secara tepat hasil penilaian untuk menentukan wali kelas berprestasi.

Penerapan metode TOPSIS untuk membangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi mampu memberikan hasil yang lebih objektif dan optimal untuk menentukan wali kelas berprestasi.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Wali Kelas, Penilaian, TOPSIS, Multi Atribut

1.

PENDAHULUAN

Pondok Pesantren Maskumambang adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang terdapat di Sembungankidul Dukun Gresik. Lembaga ini menerapkan suatu sistem yang menjadikan seorang wali kelas memiliki tugas yang kompleks untuk mengawal kegiatan murid selama di sekolah. Karena itu diperlukan suatu penilaian berkala agar dapat dipantau kualitas serta kinerja dari setiap wali kelas sehingga dapat menentukan wali kelas berprestasi. Selama ini penilaian kinerja seluruh wali kelas di lingkungan Pondok Pesantren Maskumambang dilakukan secara manual dengan checklist 36 poin penilaian untuk dijumlahkan berapa banyak kewajiban yang telah dilaksanakan sebagai dasar penentuan wali kelas berprestasi.

Penentuan wali kelas berprestasi hanya dilakukan berdasarkan jumlah kewajiban yang telah dilakukan sehingga jika terdapat wali kelas yang memiliki tingkat ketuntasan kerja hampir seimbang, penentuan wali kelas ditetapkan berdasarkan penilaian subjektif pengambil keputusan yang dapat berdampak kepada kesalahan pengambilan keputusan.

Sistem pendukung keputusan yang akan dibangun dimaksudkan untuk memperbaiki sistem penilaian dan pemilihan wali kelas berprestasi dengan

menyertakan pembobotan atau skala kepentingan setiap atribut penilaian sehingga diharapkan mampu menghasilkan keluaran atau hasil yang lebih objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan aplikasi interaktif

berbasis komputer yang

mengkombinasikan data dan model matematis untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam menangani suatu masalah. Hal yang harus ditekankan adalah SPK bukanlah suatu sistem untuk mengambil keputusan secara langsung, akan tetapi sebagai pendukung pemegang keputusan dalam proses pengambilan keputusan. Vercellis (2009: 36) menyebutkan bahwa ada tiga aspek utama dalam SPK yaitu data, model matematis dan antarmuka pengguna. 2.2 Wali Kelas

Wali kelas adalah suatu posisi yang terdapat di seluruh sekolah.Wali kelas merupakan wakil kepala sekolah untuk

(2)

2 mengontrol keadaan murid pada ruang lingkup satu kelas. Di tangan wali kelas ini seluruh aktifitas serta hal yang terjadi di dalam sebuah kelas akan direkam yang selanjutnya akan dilaporkan kepada kepala sekolah untuk ditangani secara mandiri maupun secara lembaga (sekolah).

Dalam menjalankan fungsinya, seorang wali kelas dituntut dapat melaksanakan 36 fungsi yang diberikan. Dalam fungsi-fungsi tersebut terdapat dua fungsi yaitu:

1. Bersifat administrasi dan,

2. Bersifat pembinaan serta pendampingan murid

2.3 Technique for Order Preference by

Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

Metode TOPSIS adalah satu

metode pengambilan keputusan

multikriteria yang pertama kali

diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981).TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan jarak terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak antara dua titik untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal.

Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai oleh setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai

untuk setiap atribut.TOPSIS

mempertimbangkan keduanya, jarak

terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif.

Berdasarkan perbandingan terhadap

jarak relatifnya, susunan prioritas

alternatif dapat tercapai.Metode TOPSIS didasarkan pada konsep bahwa alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif.

2.4 Contoh Kasus

Suatu perusahaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ingin membangun sebuah gudang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan sementara hasil produksinya. Ada tiga lokasi yang akan menjadi alternative, yaitu: A1=Ngemplak, A2= Kalasan, A3= Kota

Gede. Ada 5 kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu:

C1= Jarak dengan pasar terdekat

C2= kepadatan penduduk si sekitar

lokasi

C3= jarak dari pabrik

C4= jaarak dengan gudang yang sudah

ada

C5= harga tanah untuk lokasi

Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap criteria, dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu: 1= sangat buruk 2= buruk 3= cukup 4= baik 5= sangat baik

Tabel 2.1 menunjukkan rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria. Sedangkan tingkat kepentingan setiap kriteria juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu:

1= sangat rendah 2= rendah 3= cukup 4= tinggi

5= sangat tinggi

Tabel 1 Rating kecocokan dari setiap alternative pada setiap kriteria Alternatif Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

A1 4 4 5 3 3

A2 3 3 4 2 3

A3 5 4 2 2 2

Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alternatif di setiap kriteria merupakan nilai kecocokan (nilai terbesar adalah terbaik) maka semua kriteria yang diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan.

Pengambil keputusan memberikan bobot preferensi sebagai:

(3)

3 W= (5, 3, 4, 4, 2)

Matriks keputusan dibentuk dari tabel kecocokan sebagai berikut:

=

4 4 5 3 3 3 3 4 2 3 5 4 2 2 2

Menormalisasikan matriks dengan: = ∑ X1=√4 + 3 + 5 = 7,7011 r11= | |= , = 0,5657 r21=| |= , = 0,4243 r31= | |= , = 0,7071 X2=√4 + 3 + 4 = 6,4031 r12= | |= = 0,6247 r22=| |= , = 0,4685 r32=| |= , = 0,6247

Demikian seterusnya sehingga akan diperoleh matriks ternormalisasi

=

0,5657 0,6247 0,7454 0,7276 0,6396 0,4243 0,4685 0,5963 0,4851 0,6396 0,7071 0,6247 0,2981 0,4851 0,4264

Selanjutnya adalah membentuk matriks y sebagai matriks ternormalisasi terbobot

V11 = w1r11 = (5)(0,5657)=2,8285

V12 = w2r12 = (3)(0,6247)=1,8741

Dan seterusnya hingga diperoleh matriks y

=

2,8285 2,1213 2,9814 2,9104 1,2792 2,1213 1,4056 2,3851 1,9403 1,2792 3,5355 1,8741 1,1926 1,9403 0,8528 Solusi ideal positif (A+) dihitung sebagai berikut = ; = ( , , … , ); = ( , , … , ); = max{2,8285; 2,1213; 3,5355} = 3,5355 = max{1,8741; 1,4056; 1,8741} = 1,8741 = max{2,9814; 2,3851; 1,1926} = 2,9814 = max{2,9140; 1,9403; 1,9403} = 2,9410 = max{1,2792; 1,2792; 0,8528} = 1,2792 = {3,5355; 1,8741; 2,9814; 2,9410; 1,2792}

Solusi ideal negatif (A-) dihitung sebagai berikut = min{2,8285; 2,1213; 3,5355} = 2,1213 = min{1,8741; 1,4056; 1,8741} = 1,4056 = min{2,9814; 2,3851; 1,1926} = 1,1926 = min{2,9140; 1,9403; 1,9403} = 1,9403 = min{1,2792; 1,2792; 0,8528} = 0,8528 = {2,1213; 1,4056; 1,1926; 1,9403; 0,8528}

Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif Si+

dihitung sebagai berikut

= ( − ) ; = (2,8285 − 3,5355) + (1,8741 − 1,8741) + (2,9814 − 2,9814) + (2,9104 − 2,9104) + (1,2792 − 1,2792) = 0, 7071 = (2,1213 − 3,5355) + (1,4056 − 1,8741) + (2,3851 − 2,9814) + (1,9403 − 2,9104) + (1,2792 − 1,2792) = 1, 8752 = (3,5355 − 3,5355) + (1,8741 − 1,8741) + (1,1926 − 2,9814) + (1,9403 − 2,9104) + (0,8528 − 1,2792) = 2, 0792

Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif S

i-dihitung sebagai berikut

= ( − ) ; = (2,8285 − 2,1213) + (1,8741 − 1,4056) + (2,9814 − 1,1926) + (2,9104 − 1,9403) + (1,2792 − 0,8528) = 2, 2456 = (2,1213 − 2,1213) + (1,4056 − 1,4056) + (2,3851 − 1,1926) + (1,9403 − 1,9403) + (1,2792 − 0,8528) = 1, 2665

(4)

4 = (3,5355 − 2,1213) + (1,8741 − 1,4056) + (1,1926 − 1,1926) + (1,9403 − 1,9403) + (0,8528 − 0,8528) = 1, 4898

Kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung sebagai berikut

= + ; = 2,2456 0,7071 + 2,2456= 0,7605 = 1,2665 1,8752 + 1,2665= 0,4031 = 1,4898 2,0792 + 1,4898= 0,4174 Dari nilai V ini dapat dilihat bahwa V1

memiliki nilai terbesar, sehingga dapat disimpulkan bahwa alternatif pertama yang akan lebih dipilih.

3. ANALISA DAN PERANCANGAN

SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Metode penentuan wali kelas berprestasi yang selama ini dilaksanakan oleh yayasan hanya dilakukan berdasarkan jumlah kewajiban yang telah dilakukan sehingga jika terdapat wali kelas yang memiliki tingkat ketuntasan kerja hampir seimbang, penentuan wali kelas ditetapkan berdasarkan penilaian subjektif pengambil keputusan yang dapat berdampak kepada kesalahan pengambilan keputusan.

3.2 Hasil Analisis

Berdasarkan hasil analisis permasalahan yang terjadi maka dapat diambil kesimpulan bahwa dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan yang tepat agar dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Sistem pendukung keputusan yang akan dibangun dimaksudkan untuk memperbaiki sistem penilaian dan pemilihan wali kelas berprestasi dengan menyertakan bobot atau skala kepentingan setiap atribut penilaian sehingga mampu menghasilkan

hasil yang lebih objektif, sesuai kebutuhan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sistem Pengambilan Keputusan yang akan dibuat merupakan suatu sistem pendukung keputusan pemilihan wali kelas berprestasi yang akan menampilkan hasil perangkingan dan rekomendasi dari data dan nilai atribut penilaian yang telah diinputkan oleh user, dalam hal ini adalah kepala sekolah tiap lembaga. Sistem ini dirancang dengan tiga komponen utama yaitu input, proses serta output. Dalam komponen input, user yang dalam hal ini adalah kepada sekolahakan memasukkan data seluruh wali kelas di lembaganya yang kemudian akan memasukkan penilaian kinerja dari tiap atribut yang telah ditentukan. Sedangkan proses akan menghitung dan mengolah data yang telah dimasukkan pada proses input menggunakan metode TOPSIS. Selanjutnya hasil perhitungan akan ditampilkan pada proses output dalam bentuk laporan hasil kinerja berdasarkan rangking dari masing-masing wali kelas sehingga bisa didapatkan nama wali kelas yang berprestasi.

3.2 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah aktivitas dan layanan yang harus mampu disediakan dan merupakan kebutuhan utama yang harus diciptakannya sistem tersebut. Dalam sebuah sistem terdapat program yang akan membantu user dalam memecahkan masalahnya. Dan kebutuhan fungsional dari aplikasi ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem harus dapat menentukan wali kelas berprestasi dari tiap lembaga berdasarkan atribut penilaian yang telah ditentukan

2. Sistem dapat merangking kinerja wali kelas secara keseluruhan berdasarkan atribut penilaian yang telah ditentukan

3. Sistem harus mampu menampilkan tingkat pencapaian kinerja dari segi kelembagaan

4. Sistem mampu menampilkan laporan kinerja wali kelas perlembaga

5. Sistem mampu menampilkan laporan kinerja wali kelas secara keseluruhan

(5)

5 3.3 Representasi Model

3.3.1 Analisis kebutuhan Data

Memenuhi kebutuhan data yang diperlukan guna menyelesaikan project ini, maka dibutuhkan penilaian kinerja wali kelas. Penilaian dilakukan terhadap seluruh wali kelas di lingkungan Pondok Pesantren Maskumambang yang berjumlah 64 orang.

Tabel yang disajikan berikut ini menampilkan perhitungan kinerja wali kelas yang Madrasah Ibtidaiyah Putra dan Madrasah Ibtidaiyah Putri yang diproses menggunakan metode perhitungan TOPSIS

3.3.2 Akuisisi Bobot TOPSIS

satu data penunjang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka dibuat suatu angket yang disebarkan kepada stakeholder yang meliputi kepala sekolah dan pengurus yayasan. Angket ini berisi tingkat kepentingan dari 36 atribut penilaian kinerja berdasarkan SOP yang berlaku.

Memudahkan subyek mengisi bobot, maka angket ini diberi batasan nilai kepentingan 71-75 untuk Rendah, 76-80 untuk Kurang Tinggi, 81-85 untuk Cukup Tinggi, 86-90 untuk Tinggi dan 91-100 untuk kriteria Sangat Tinggi.

Hal selanjutnya yang dilakukan dari hasil angket kepentingan tersebut adalah dinormalisasikan dengan mengambil rata-rata bobot kriteria dengan menggunakan range 1-5 sehingga akan muncul bobot kepentingan (w) seperti di bawah ini

1 = Rendah = 71-75 2 = Kurang Tinggi = 76-80 3 = Cukup Tinggi = 81-85 4 = Tinggi = 86-90 5 = Sangat Tinggi = 91-100 Dalam melakukan penilaian kinerja, dibuat 5 skala kriteria ketuntasan kerja, yaitu Selalu Dilaksanakan, Sering Dilaksanakan,

Kadang Dilaksanakan, Jarang Dilaksanakan dan Tidak Pernah Dilaksanakan.

Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu:

1= Tidak Pernah Dilaksanakan 2= Jarang Dilaksanakan

3= Kadang Dilaksanakan 4= Sering Dilaksanakan 5= Selalu Dilaksanakan

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menormalisasikan matriks R dengan cara membagi nilai atribut kinerja yang didapat dengan hasil pengakaran dari nilai atribut kinerja yang didapat oleh semua wali kelas pada atribut tersebut. Dapat dirumuskan sebagai berikut

= ∑

Langkah berikutnya adalah membentuk matriks y terhadap sebagai matriks ternormalisasi terbobot menggunakan rumus

=

Setelah nilai matriks y didapatkan maka selanjutnya adalah mencari nilai Solusi ideal positif (A+) yang diambil dari nilai maksimal yang dimiliki oleh artibut tertentu dihitung sebagai berikut

= ( , , … , ); Selanjutnya adalah mencari solusi ideal negatif (A-) yang diambil dari nilai minimal yang dimiliki oleh artibut tertentu dihitung sebagai berikut

= ( , , … , ); Setelah diketahui solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A -), maka selanjutnya adalah menghitung jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif Si+ dihitung sebagai berikut

(6)

6 Lalu dilanjutkan dengan menghitung jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal negatif Si- dihitung

sebagai berikut

= ( − ) ;

Selanjutnya ialah mencari kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dihitung sebagai berikut

=

+ ;

Tabel 2NilaiSolusi Ideal Positif Si+,

Solusi Ideal NegatifSi-

dan Nilai Kedekatan

Nama solusi ideal positif (Si+) solusi ideal negatif (Si-) nilai kedek atan (V) Ran k in g Tutik Mujiatun 1,632 2,941 0,643 5 Musjid Al M 2,575 1,476 0,364 12 Rifqi Abdillah 2,033 2,057 0,503 8 Moh. Sulaiman 2,125 1,948 0,478 11 Masykur 2,125 2,061 0,492 9 Mukri Nabawi 2,158 2,006 0,482 10 Aisyah 0,492 3,324 0,871 1 Zulaikhah 0,729 3,231 0,816 2 Nur Hayati 0,906 3,073 0,772 3 Munasihah 1,468 2,910 0,665 4 Sahruni 1,625 2,737 0,627 6 Dwi Rohmawati 2,209 2,572 0,538 7 Berdasarkan kriteria minimal yang disepakati oleh para stake holder, didapatkan bahwa nilai minimal yang harus dicapai oleh seorang wali kelas adalah 0.750, Sehingga Aisyah, Zulaihah, Nur Hayati, merupakan wali kelas yang layak untuk mendapatkan penghargaan dari MPDC sebagai wali kelas berprestasi

3.1.1. Diagram Konteks

Diagram ini merupakan diagram alir data yang digunakan untuk menunjukkan seluruh proses yang

terjadi dalam suatu sistem. Diagram konteks sistem ini digambarkan sebagai berikut

Sistem ini memiliki tiga user yaitu kepala sekolah, MPDC dan wali kelas. Kepala sekolah memiliki akses untuk melakukan proses penilaian dan melihat hasil perangkingan, wali kelas memiliki hak akses untuk memasukkan data pribadi mereka serta melihat hasil penilaian kinerja mereka, MPDC memliki hak akses untuk melihat hasil perangkingan kinerja wali kelas

Gambar 1 diagram berjenjang

4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi Sistem

Setelah melakukan beberapa analisa dan perancangan yang dilakukan pada bab III, dapat disimpulkan beberapa bagian-bagian dalam perhitungan dengan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode TOPSISyang terdapat pada menu proses berikut:

4.1.1 Menu Home

Menu Home ini merupakan halaman awalan yang befungsi sebagai halaman login bagi User.

Halaman login ini berfungsi membagi user menjadi empat level yaitu admin, kepala sekolah, yayasan dan wali kelas dengan pembagian sebagai berikut:

(7)

1. Admin memiliki hak akses penuh terhadap seluruh menu 2. Kepala sekolah memiliki hak

akses terhadap menu administrasi, penilaian dan laporan

3. Yayasan memiliki hak akses untuk melihat menu laporan 4. Wali kelas memiliki hak

akses untuk melihat menu laporan sorting by name 4.1.2 MenuAdministrasi

Menu administrasi adalah halaman yang disediakan untuk memasukkan data wali kelas yang ada.

Dalam menu

terdapat tiga fungsi yaitu tambah, edit serta hapus. Data wali kelas yang ditampilkan mencakup nom

kelas dan lembaga.

tiga data wali kelas yang harus dimasukkan oleh user yaitu nama, kelas dan lembaga 4.1.3 MenuPenilaian

Pada menu

pengguna dapat memasukkan laporan bulanan tiap wali kelas yang datanya telah disimpan dan ditampilkan dalam bentuk tabelmelalui tombol fungsi entri penilaian

4.1.4 Menu Laporan

Menu ini dibagi menjadi dua bagian/halaman, yang pertama adalah laporan hasil perhitungan dan perangkingan

secara menyeluruh

berdasarkan bulan penilaian sedangkan halaman lainnya berisi laporan perangkingan berdasarkan asal lembaga menggunakan metode filtering sebagaimana terlihat pada di bawah ini

7 Admin memiliki hak akses penuh terhadap seluruh menu Kepala sekolah memiliki hak akses terhadap menu , penilaian dan Yayasan memiliki hak akses untuk melihat menu laporan Wali kelas memiliki hak akses untuk melihat menu laporan sorting by name

Administrasi

Menu administrasi adalah halaman yang disediakan untuk memasukkan data wali kelas yang ada. Dalam menuadministrasi terdapat tiga fungsi yaitu tambah, edit serta hapus. Data wali kelas yang ditampilkan mencakup nomor(id), nama, kelas dan lembaga. Terdapat tiga data wali kelas yang harus dimasukkan oleh user yaitu

, kelas dan lembaga

Pada menupenilaian pengguna dapat memasukkan laporan bulanan tiap wali kelas yang datanya telah disimpan ditampilkan dalam bentuk tabelmelalui tombol fungsi

Menu ini dibagi menjadi dua bagian/halaman, yang pertama adalah laporan hasil perhitungan dan perangkingan

secara menyeluruh

berdasarkan bulan penilaian sedangkan halaman nnya berisi laporan perangkingan berdasarkan asal lembaga menggunakan metode filtering sebagaimana terlihat pada di bawah ini

Gambar 2Interface Laporan Perlembaga 4.2 Pengujian Sistem

Pengujian terhadap sistem yang telah dibangun dilakukan

membandingkan hasil antara perhitungan menggunakan metode

III dengan hasil perhitungan pada

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS.Selain itu pengujian juga dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pemilihan wali kelas berprestasi di tiap lembaga secara manual dengan hasil aplikasi

Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS

4.3 Kesimpulan Uji Coba Sistem Dari tujuh pengujian y

dilakukan, perbandingan hasil perhitungan pada bab III dengan hasil perhitungan pada aplikasi

Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS menunjukkan bahwa tingkat kesesuaiannya

dihasilkan sistem

cukup tinggi serta tidak didapatkan kerancuan data saat proses filtering laporan, hanya ada satu dari enam percobaan yang mengalami ketidakcocokan nama wali kelas berprestasi yaitu wali kelas berprestasi di MTs dengan margin perbedaan nilai yang sangat tipis antara peringkat 1 dalam sistem dengan peringkat satu yang dipilih secara manual

kesimpulan bahwa sistem yang dibangun telah berjalan dengan benar sebagaimana perhitungan pada bab III dan pemili wali kelas berprestasi secara manual

Laporan Perlembaga

Pengujian terhadap sistem yang telah dibangun dilakukan dengan cara membandingkan hasil antara perhitungan menggunakan metode TOPSIS pada bab III dengan hasil perhitungan pada aplikasi

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Selain itu pengujian juga n cara membandingkan antara hasil pemilihan wali kelas berprestasi di tiap lembaga secara manual

aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode

Uji Coba Sistem

Dari tujuh pengujian yang telah dilakukan, perbandingan hasil perhitungan pada bab III dengan hasil perhitungan

aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode menunjukkan bahwa tingkat kesesuaiannya perhitungan yang dihasilkan sistem secara keseluruhan cukup tinggi serta tidak didapatkan kerancuan data saat proses filtering laporan, hanya ada satu dari enam percobaan yang mengalami ketidakcocokan nama wali kelas berprestasi yaitu wali kelas berprestasi di argin perbedaan nilai yang sangat tipis antara peringkat 1 dalam sistem dengan peringkat satu yang dipilih secara manual sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa sistem yang dibangun telah berjalan dengan benar sebagaimana perhitungan pada bab III dan pemilihan wali kelas berprestasi secara manual

(8)

8 dengan hasil analisa dari aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS serta mampu memfilter data yang diinginkan tanpa ada kerancuan data maupun perubahan hasil dan nilai.

4.4 Evaluasi Tabel Pengujian

Tabel Perbandingan ini digunakan untuk menganalisa hasil sistem antara perhitungan manual (data Acuan) dan Perhitungan berdasarkan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi Menggunakan Metode TOPSIS dengan hasil perbandingan sebagai berikut

Table 3 Tabel Perbandingan Data Uji Wali Kelas pada Perhitungan TOPSIS

Nama

kedeka tan (V)

kedeka tan (V)

sistem Ranking R. Siste m Tutik Mujiatun 0,643 0,643 5 5 Musjid Al M 0,364 0,365 12 12 Rifqi Abdillah 0,503 0,503 8 8 Moh. Sulaiman 0,478 0,483 11 11 Masykur 0,492 0,493 9 9 Mukri Nabawi 0,482 0,486 10 10 Aisyah 0,871 0,871 1 1 Zulaikhah 0,816 0,816 2 2 Nur Hayati 0,772 0,773 3 3 Munasihah 0,665 0,665 4 4 Sahruni 0,627 0,629 6 6 Dwi Rohmawati 0,538 0,537 7 7

Menurut tabel perhitungan di atas dapat kita simpulkan bahwa margin of error yang dilakukan oleh sistem sangat kecil

sehingga sistem ini dianggap mampu melaksanakan perhitungan dengan baik.

Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan dan pemilihan wali kelas berprestasi secara manual maupun komputerisasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa wali kelas berprestasi dari tiap lembaga yang dihasilkan oleh Sistem Pendukung keputusan Pemilihan Wali Kelas Berprestasi cukup sesuai dengan hasil pemilihan yang dilakukan oleh kepala sekolah.

Berdasarkan enam pengujian yang dilakukan terdapat satu data uji yang hasilnya tidak sesuai dengan hasil pemilihan wali kelas berprestasi secara manual sehingga didapatkan nilai akurasi sebesar 83%.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN

Skripsi ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem yang dibangun mampu menentukan wali kelas berprestasi dari tiap lembaga dengan tingkat kesesuaian sebesar 83% dibandingkan dengan pemilihan wali kelas berprestasi secara manual.

2. Sistem yang dibangun mampu menunjukkan kinerja masing-masing wali kelas, merangking wali kelas tiap lembaga, menentukan wali kelas yang layak mendapatkan apresiasi serta mampu menunjukkan rangking wali kelas secara keseluruhan. 5.2 SARAN

Saran penulis terhadap skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Dari pendekatan model aturan yang didapat, perlu menjadi perhatian khusus bagi pihak pemangku kepentingan untuk lebih menyeleksi poin penilaian agar menjadi lebih global dan sederhana sehingga memudahkan penilaian

(9)

9 2. Perlu adanya monitoring berkala

untuk memastikan kebenaran laporan bulanan yang disampaikan oleh kepala sekolah 3.

DAFTAR PUSTAKA

Arbie, E., Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Edisi Ke-7, Jilid 1, Jakarta: Bina Alumni Indonesia, 2000. Daniel. Paramitha, Penerapan Metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). 2012.

Hutabarat, Bernaridho I, Pengelolaan Basisdata. Yogyakarta: Andi Offset, 2004.

Juliyanti. Isa Irawan, Mohammad. Mukhlash, Imam, Pemilihan Guru Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS. 2011.

Kusumadewi, Sri, dkk, Fuzzy Multi-Attribute Decision making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006.

Mcleod, Raymond, Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT. Prenhallindo, 2001.

Muharomah. Yulia, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penilaian Kinerja Karyawan Berbasis Key Performance Indicator di Balai Latihan Pendidikan Teknik Yogyakarta. 2011.

O’Brein, James A., Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Salemba 4, 2005.

Vercellis, Carlo, Business intelligence: data mining and optimization for decision making. Chichester: John Wiley & Sons, 2009.

Yakub, Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Gambar

Gambar 2Interface Laporan Perlembaga 4.2  Pengujian Sistem
Tabel  Perbandingan  ini  digunakan  untuk  menganalisa  hasil  sistem  antara  perhitungan  manual  (data  Acuan)  dan  Perhitungan  berdasarkan  aplikasi  Sistem  Pendukung  Keputusan  Pemilihan  Wali  Kelas  Berprestasi  Menggunakan  Metode  TOPSIS  den

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengkabelan Gambar 3.4 ini terdapat 2 sensor DHT11 yang tersambung dengan pin digital 1 dan 2 pada Arduino Uno ,akan tetapi data dari sensor tidak langsung

Penilaian petani terhadap peningkatan pendapatan petani dengan adanya program KKP di Desa Tanjung Rejo dari 87 responden dapat dilihat berdasarkan hasil pengisian

Banyak orang yang menilai bahwa jumlah karakter yang hanya 140 itu merupakan kekurangan dari Twitter karena orang tidak akan mampu menjelaskan sesuatu secara gamblang dengan

Selain indikator peningkatan perilaku, Keberhasilan aplikasi integrasi teori dan model Community as Partner dan Health Promotion Model dalam memberikan asuhan keperawatan

M., dkk., 2012, Vitamin B12-Mediated Restoration of Defective Anaerobic Growth Leads to Reduced Biofilm Formation in Pseudomonas aeruginosa, Infection and Immunity Journal

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang dijadikan sebagai indikator untuk menentukan tingkat motivasi mengajar, merupakan kombinasi dari berbagai teori yang telah

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu belum diketahui secara pasti faktor- faktor yang secara konsisten mempengaruhi audit delay dan mengingat akan pentingnya ketepatan

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi perubahan tipe penggunaan lahan dan kondisi karakteristik fisik tanah, dan mengetahui kesesuaian pemanfaatan lahan dengan tata ruang