• Tidak ada hasil yang ditemukan

Digital Signal Processing 03. Operasi Dasar Pada Sinyal - Nadya Amalia 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Digital Signal Processing 03. Operasi Dasar Pada Sinyal - Nadya Amalia 2011"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL SIGNAL PROCESSING

PRAKTIKUM III

OPERASI DASAR PADA SINYAL

NAMA : NADYA AMALIA

NIM : J1D108034

ASISTEN : JEDIYANU WIGAS TU’U

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

(2)

PRAKTIKUM III OPERASI DASAR SINYAL

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan dari percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika sinyal dan menerapkan sebagai proses dasar dari pengolah sinyal audio.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Operasi Aritmatika Sinyal

Pada analisa system pemrosesan sinyal diskrit, deretnya dapat dimanipulasi dalam beberapa cara. Perkalian (product) dan penambahan (sum) dari dua deret x dan y dinyatakan sebagai sample perkalian dan pembagian dimana :

x.y={x(n)y(n)} (product) … (i)

x+y={x(n)+y(n)} (sum … (ii)

Perkalian dari deret x dengan sebuah nilai α dinyatakan sebagai :

α.x = x(n – no … (iii)

dimana n0 adalah bilangan integer.

Dalam realita kehidupan sehari-hari, khususnya dalam dunia electronic communication engineering, kita mengenal proses aritmatika pada sinyal yang meliputi meliputi :

- penguatan sinyal - pelemahan sinyal

- penjumlahan dua buah sinyal - perkalian dua buah sinyal

Penguatan Sinyal

Peristiwa penguatan sinyal seringkali kita jumpai pada perangkat audio seperti radio, tape, dan sebagainya. Fenomena ini dapat juga direpresentasikan secara sederhana sebagai sebuah operasi matematika sebagai berikut:

(3)

dimana:

y(t) = sinyal output

amp = konstanta penguatan sinyal x(t) = sinyal input

Besarnya nilai konstanta sinyal amp >1, dan penguatan sinyal seringkali dinyataklan dalam besaran deci Bell, yang didefinisikan sebagai:

amp_dB = 10 log(output/input) … (v) Pelemahan Sinyal

Apabila sebuah sinyal dilewatkan suatu medium seringkali mengalami berbagai perlakuan dari medium (kanal) yang dilaluinya. Ada satu mekanisme dimana sinyal yang melewati suatu medium mengalami pelemahan energi yang selanjutnya dikenal sebagai atenuasi (pelemahan atau redaman) sinyal.

Dalam bentuk operasi matematik sebagai pendekatannya, peristiwa ini dapat diberikan sebagai berikut:

y(t) = att x(t) … (vi)

Dalam hal ini nilai att < 1, yang merupakan konstanta pelemahan yang terjadi. Kejadian ini sering muncul pada sistem transmisi, dan munculnya konstanta pelemahan ini dihasilkan oleh berbagai proses yang cukup komplek dalam suatu media transmisi.

Penjumlahan Dua Buah Sinyal

Proses penjumlahan sinyal seringkali terjadi pada peristiwa transmisi sinyal melalui suatu medium. Sinyal yang dikirimkan oleh pemancar setelah melewati medium tertentu misalnya udara akan mendapat pengaruh kanal, dapat menaikkan level tegangan atau menurunkan level tegangannya tergantung komponen yang dijumlahkan. Sehingga pada bagian penerima akan mendapatkan sinyal sebagai hasil jumlahan sinyal asli dari pemancar dengan sinyal yang terdapat pada kanal tersebut.

Secara matematis dapat diberikan sebagai berikut:

(4)

Dalam hal ini, setiap komponen sinyal pertama dijumlahkan dengan komponen sinyal kedua.

Perkalian Dua Buah Sinyal

Perkalian merupakan bentuk operasi yang sering anda jumpai dalam kondisi real. Pada rangkaian mixer, rangkaian product modulator dan frequency multiplier, operasi perkalian merupakan bentuk standar yang seringkali dijumpai. III. PERANGKAT YANG DIPERLUKAN

1. 1 (satu) buah PC lengkap sound card dan OS Windows. 2. 1 perangkat lunak MATLAB.

IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Penguatan Sinyal

1. Membangkitkan gelombang pertama dengan langkah berikut:

T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(2,1,1) plot(t,y1)

2. Melanjutkan langkah berikut:

a=input('nilai pengali yang anda gunakan (> 0): '); y1_kuat=a*sin(2*pi*t);

subplot(2,1,2) plot(t,y1_kuat)

3. Mengulangi langkah 1 dan 2, tetapi dengan nilai a berbeda misalnya 1.7, 2.5, 3.0 atau yang lain.

4.2 Pelemahan Sinyal

Pelemahan merupakan penguatan negatif, atau dalam hal ini konstanta penguatan bernilai <1. Berdasar pemahaman ini coba susun sebuah program pelemahan sinyal dengan memanfaatkan contoh program yang sudah anda dibuat pada langkah 4.1.

4.3 Penjumlahan Dua Sinyal

1. Membuat program sebuah program baru dengan perintah:

(5)

t=0:1/T:2; f1=1;

y1=sin(2*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1)

2. Membangkitkan gelombang kedua dengan langkah tambahan berikut ini:

f2=2; pha2=pi/2;

y2=sin(2*pi*t+pi); subplot(3,1,2) plot(t,y2)

3. Melakukan proses penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2 diatas. Selengkapnya bentuk programnya adalah seperti berikut:

T=100; t=0:1/T:2; f1=1; f2=2; pha2=pi/2; y1=sin(f1*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1) y2=sin(f2*pi*t+ pha2); subplot(3,1,2) plot(t,y2) y3=y1+y2; subplot(3,1,3) plot(t,y3)

4. Mengubah nilai f2 menjadi 3, 4, 5,……10.

5. Melakukan perubahan pada pha2 sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi, 0.5*pi, dan 1.5*pi.

4.4 Perkalian Dua Sinyal

1. Membangkitkan gelombang pertama dengan langkah:

T=100; t=0:1/T:2; f1=1; y1=sin(2*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1)

(6)

f2=2; pha2=pi/2;

y2=sin(2*pi*t+pi); subplot(3,1,2) plot(t,y2)

3. Melakukan proses perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2 diatas. Selengkapnya bentuk programnya adalah sebagai berikut:

T=100; t=0:1/T:2; f1=1; f2=2; pha2=pi/2; y1=sin(f1*pi*t); subplot(3,1,1) plot(t,y1) y2=sin(f2*pi*t+ pha2); subplot(3,1,2) plot(t,y2) y3=y1.*y2; subplot(3,1,3) plot(t,y3)

4. Mengubah nilai f2menjadi 3, 4, 5, …, 10.

5. Melakukan perubahan pada pha2 sehingga nilainya menjadi 0.1*pi, 0.25*pi, dan 1.5*pi.

4.5 Penambahan Noise Gaussian pada Sinyal Audio

1. Untuk contoh kasus ini langkah pertama dengan membuat file seperti berikut:

%File Name:coba_audio_3.m y1=wavread('audio3.wav'); Fs=8192;

Fs1 = Fs;

wavplay(y1,Fs1,'sync') %Sinyal asli dimainkan

2. Menambahkan perintah berikut ini setelah langkah satu diatas.

N=length(y1);%menghitung dimensi file wav var = 0.1;

noise_1=var*randn(N,1);%membangkitkan noise Gaussian y_1n=y1 + noise_1;%menambahkan noise ke file

wavplay(y_1n,Fs1,'sync') %Sinyal bernoise dimainkan

3. Melakukan sekali lagi langkah 2 dengan nilai var 0.2, 0.3, 0.5, dan seterusnya.

4. Menampilkan file audio yang telah anda panggil dalam bentuk grafik sebagai fungsi waktu, baik untuk sinyal asli atau setelah penambahan noise.

(7)

4.6 Proses Penguatan pada Sinyal Sinyal Audio 1. Membuat file kuat_1.m seperti berikut:

%File Name: kuat_1.m y1=wavread('audio3.wav'); Fs=8192;

wavplay(y1,Fs,'async') %Memainkan audio sinyal asli

2. Melakukan penambahan perintah seperti dibawah ini:

amp =1.5; y2=amp*y1;

wavplay(y1,Fs,'async') %Memainkan audio sinyal setelah

penguatan

3. Mengubah nilai amp = 0.1, 0.2, 0.5, dst sampai nilainya 2.0

4. Menampilkan file audio yang telah anda panggil dalam bentuk grafik sebagai fungsi waktu, baik untuk sinyal asli atau setelah penguatan dan pelemahan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil

1. Penjumlahan Dua Sinyal Frekuensi berubah

(8)
(9)

Fase Berubah Source code :

(10)

2. Perkalian Dua Sinyal Frekuensi berubah Source code :

(11)

Fase Berubah Source code :

(12)

3. Penambahan Noise Gaussian pada Sinyal Audio Source code :

(13)

4. Proses Penguatan pada Sinyal Sinyal Audio Source code :

(14)

5.2 Pembahasan

Pada shortcut penguatan sinyal dapat dilihat bahwa penguatan sinyal berpengaruh terhadap nilai amplitudonya. Ketika suatu sinyal dikuatkan dengan a=1.5, nilai amplitudonya akan menjadi 1.5 kali amplitude aslinya dan seterusnya. Penguatan dalam decibel:

amp_dB = 10 log(output/input)

maka, untuk input Ai=1 kemudian diberikan penguatan a=1.5, outputnya menjadi

Ao=1.5 sehingga,

amp_dB = 10 log(output/input) = 10 log(1.5/1) = 10×(0.1761) = 1,761 dB dan selanjutnya,

amp_dB (Ai=1; a=1.5; Ao=2.5) = 10 log(output/input)

= 10 log(2.5/1) = 10×(0.3979) = 3.979 dB amp_dB (Ai=1; a=1.5; Ao=3) = 10 log(output/input) = 10 log(3/1)

= 10×(0.4771) = 4,771 dB

Sedangkan untuk pelemahan sinyal nilai penguatan yang diberikan adalah a<1. Kemudian, ketika dua buah sinyal dengan frekuensi yang berbeda dijumlahkan, akan dibentuk sinyal baru yang frekuensinya akan mengikuti sinyal awal yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari pada sinyal awal yang lainnya. Sedangkan untuk bentuk sinyal, sinya baru akan cenderung mengikuti bentuk sinyal awal dengan frekuensi yang lebih kecil. Sementara itu, ketika dua buah sinyal dengan fase yang berubah dijumlahkan, sinyal-sinyal dengan fase yang sama akan saling menguatkan, sementara sinyal-sinyal yang memiliki fase berlawanaan akan saling melemahkan.

Untuk penambahan noise Gaussian pada file audio, pada awalnya sinyal audio dipanggil dan dimainkan secara normal. Akan tetapi, ketika sinyal tersebut ditambahkan noise (dalam hal ini disebut noise Gaussian), noise=var*randn(N,1) dengan N=length(y1) audio yang dihasilkan menjadi kurang jelas dan akan semakin tidak jelas (gemuruh semakin keras) sebanding dengan kenaikan nilai var yang diberikan. Terlihat dari tampilan sinyal audio yang dihasilkan, sinyal awal akan menujukkan perubahan frekuensi yang jelas terhadap waktu, sedangkan setelah ditambahkan noise perubahan frekuensi menjadi kurang jelas dan akan semakin tidak jelas ketika nilai variable noise yang diberikan semakin besar.

(15)

VI. KESIMPULAN

1. Apabila suatu sinyal dikalikan dengan konstanta yang bernilai lebih dari |1| (a > |1|), sinyal dikatakan mengalami penguatan. Dan sebaliknya, apabila suatu sinyal dikalikan dengan konstanta yang bernilai kurang dari |1| (a < |1|), sinyal dikatakan mengalami pelemahan.

2. Ketika dua buah sinyal dengan frekuensi yang berbeda dijumlahkan, akan dibentuk sinyal baru yang frekuensinya akan mengikuti sinyal awal yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari pada sinyal awal yang lainnya.

3. Ketika dua buah sinyal dengan fase yang berubah dijumlahkan, sinyal dengan fase yang sama akan saling menguatkan, sementara sinyal-sinyal yang memiliki fase berlawanaan akan saling melemahkan.

4. Penambahan noise Gaussian terhadap sinyal audio mengakibatkan audio keluaran menjadi tidak jelas. Semakin besar nilai dari noise Gaussian yang diberikan, audio keluaran akan semakin bergemuruh dan tidak jelas.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Tri Budi & Miftahul Huda. 2008. Dasar-dasar Operasi Matlab: Modul 3 Praktikum Sinyal dan Sistem.

Meddins, Bob. 2000. Introduction to Digitl Signal Processing. University of East Anglia. United Kingdom.

Referensi

Dokumen terkait