• Tidak ada hasil yang ditemukan

PHYSIO EX 8 (Buat Belajar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PHYSIO EX 8 (Buat Belajar)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

A. PHYSIO EX 8.0 : MUSCLE PHYSIOLOGY – KONTRAKSI ISOMETRIK DAN ISOTONIK

Pendahuluan

Hampir semua sel hidup memiliki perangkat intrasel untuk menghasilkan gerakan tertentu, misalnya redistribusi komponen-komponen sel selama pembelahan sel. Sel darah putih menggunakan protein-protein kontraktil intrasel untuk bergerak di dalam lingkungannya sendiri. Namun, spesialis kontraksi pada tubuh adalah sel-sel otot. Melalui kemampuan mereka yang tinggi untuk berkontraksi, sel-sel otot mampu memendek dan membentuk tegangan, yang memungkinkan mereka menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Berbeda dengan sistem sensorik, yang mengubah bentuk energi lain dalam lingkungan menjadi sinyal listrik sebagai respon terhadap sinyal listrik otot yang mengubah energi kimia ATP menjadi energi mekanis yang dapat bekerja pada lingkungan. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan gerakan bertujuan tubuh secara keseluruhan atau bagian-bagian tubuh dalam kaitannya dengan lingkungan misalnya berjalan atau melambaikan tangan.

Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh dan membentuk sekitar separuh berat tubuh. Terdapat dua jenis utama kontraksi, bergantung pada apakah terjadi perubahan panjang otot selama kontraksi. Pada kontraksi isotonik, ketegangan otot tetap konstan ketika panjang otot berubah. Pada kontraksi isometrik, otot dicegah untuk memendek sehingga terjadi pembentukan ketegangan pada panjang otot yang konstan. Pada kontraksi isotonik dan isometrik terjadi proses-proses internal yang sama, proses kontraktil yang menghasilkan ketegangan diaktifkan oleh eksitasi otot, jembatan silang mulai melakukan siklusnya dan pergeseran filamen yang memperpendek sarkomer yang meregangkan komponen rangkaian elastik untuk menimbulkan gaya.

(2)

Tujuan

1. Mengerti hubungan antara pasif, aktif dan gaya total

2. Mengidentifikasi keadaan kontraksi otot isometrik atau isotonik

3. Mendeskripsikan hubungan antara panjang dan gaya transisi antara keadaan isometrik dan isotonik selama kedut otot tunggal

4. Mendeskripsikan pengaruh resistensi dan panjang dimulai pada kecepatan awal dari pemendekan

5. Menjelaskan mengapa kekuatan otot tetap konstan selama pemendekan isotonik

Alat bahan : 1. Laptop

2. Akses internet

Cara kerja

Mengakses website Physio Ex 8.0 1. Hubungkan laptop ke akses internet

2. Buka browser ke www.physiologyplace.com 3. Klik Log In sebelah kiri bawah pada halaman

4. Pilih Human Anatomy & Physiology 8e book by Elaine Marieb & Katja Hoehn

5. Username : Physiologyui

6. Tanyakan pada tutor untuk mengisi password

7. Pilih Physio Ex 8.0 pada sebelah kiri bawah pada halaman

Tinjauan Pustaka

Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan otot mampu

(3)

berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan memendek.

Jaringan otot dapat dibedakan menjadi 3 macam : 1. Jaringan Otot Polos

Jaringan otot polos mempunyai serabut-serabut (fibril) yang homogen. Otot ini berkontraksi secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Otot polos terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah dan saluran pernapasan.

2. Jaringan Otot Lurik atau Otot Rangka

Sebagian besar jenis otot ini menempel pada kerangka tubuh. Kontraksinya di bawah pengaruh saraf sadar dan menurut kehendak kita. Fungsi otot lurik ini adalah untuk menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.

3. Jaringan Otot Jantung atau Miokardium

Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan tengah dinding jantung. Strukturnya menyerupai otot lurik tetapi kontraksi otot jantung terjadi secara refleks. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah keluar jantung. Dasar Molekular Kontraksi Otot

Proses yang menimbulkan pemendekan unsur kontraktil di dalam otot merupakan peluncuran filamen tipis di atas filamen tebal. Dikenal sebagai Sliding Filament Theory. Lebar pita A tetap, sedangkan garis Z bergerak saling mendekat. Peluncuran selama kontraksi otot dihasilkan oleh pemutusan dan pembentukan kembali hubungan silang antara filamen aktin dan miosin.

Urutan kontraksi otot :

1. Pelepasan muatan listrik neuron motorik.

2. Pelepasan transmitter (asetilkolin) pada terminal akson motorik. 3. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik.

4. Peningkatan Na+ dan K+ dalam membran terminal akson.

5. Pembentukan potensial terminal akson.

6. Pembentukan potensial aksi dalam serabut otot.

(4)

8. Pelepasan Ca2+ dari retikulum sarkoplasma serta difusi ke dalam filamen

tipis dan tebal.

9. Pengikatan Ca2+ pada troponin C membuka tempat pengikatan miosin ke

aktin.

10. Pembentukan jembatan silang antara aktin dan miosin serta terjadi sliding filamen tipis dan filamen tebal yang menimbulkan kontraksi otot.

Tahap dalam relaksasi :

1. Ca2+ dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma.

2. Pelepasan Ca2+ dan troponin.

3. Penghentian interaksi antara aktin dan miosin. Jenis Kontraksi Otot

1. Kontraksi Isometrik

Kontraksi isometrik menimbulkan tenaga dengan cara peningkatan tegangan intramuskuler tanpa disertai perubahan panjang eksternal otot. Kontraksi isometrik tidak memerlukan banyak pergeseran miofibril satu sama lain. Panjang otot saat kontraksi mempengaruhi tegangan intramuskuler yang terjadi. Bila otot diregangkan, maka sliding antara filamen aktin dan miosin berkurang sehingga jembatan silang berkurang. Sebaliknya bila otot dipendekkan, maka sliding antara filamen aktin dan miosin bertambah sehingga jembatan silang yang terbentuk bertambah juga.

2. Kontraksi Isotonik

Kontraksi isotonik merupakan terjadinya tegangan intramuskuler disertai dengan perubahan panjang otot baik memendek atau memanjang.

Ada 2 faktor yang menimbulkan efek pada ketegangan serat adalah : 1. Frekuensi perangsangan yang menentukan tingkat penjumlahan. 2. Panjang serat, sebelum permulaan kontraksi.

Pada kontraksi isotonik sebuah beban digerakkan yang melibatkan fenomena inersia yaitu beban atau obyek lain yang digerakkan mula-mula harus dipercepat dan bila kecepatan itu telah dicapai, maka beban mempunyai daya gerak yang menyebabkan ia dapat terus bergerak walaupun kontraksinya

(5)

telah berhenti. Oleh karena itu kontraksi isotonik berlangsung lebih lama dibandingkan kontraksi isometrik pada otot yang sama.

KONTRAKSI ISOMETRIK

1. Pilih Chapter 2 : Skeletal Muscle Physiology pada menu, lalu pilih Isometric contraction pada Experiment.

2. Atur voltage pada rangsang maximal (8.2 volts) dan panjang otot 75 mm. 3. Untuk melihat bagaimana peralatan bekerja, berikan stimulus sekali

dengan meng-klik Stimulate. Bisa dilihat kedutan otot tunggal menelusuri pada layar oscilloscope dan tiga titik data mewakili aktif, pasif dan gaya total pada sebelah kanan layar. Kuning mewakili gaya total, merah mewakili gaya aktif dan hijau mewakili gaya pasif.

4. Klik Clear Tracings untuk menghapus layar oscilloscope.

5. Perpendek panjang otot pada 50 mm dengan meng-klik tombol (-) pada kotak Muscle length.

6. Klik Stimulate dan ketika tracing lengkap, klik Record Data.

7. Ulangi urutan Stimulate dan Record Data, tambahkan panjang otot 2 mm setiap saat sampai mencapai panjang otot maximum yaitu 100 mm. 8. Perhatikan gaya aktif, gaya pasif dan gaya total pada layar oscilloscope

di sebelah kanan.

9. Klik Tools  Print Data dan pilih Adobe PDF sebagai printer untuk menyimpan grafik dalam format PDF (lampirkan data pada laporan Hasil

(6)
(7)

Tabel

Voltage Length Active Force Passive Force Total Force

8.2 50 0.11 0.00 0.11 8.2 52 0.38 0.00 0.38 8.2 54 0.62 0.00 0.62 8.2 56 0.83 0.00 0.83 8.2 58 1.03 0.00 1.03 8.2 60 1.20 0.00 1.20 8.2 62 1.36 0.00 1.36 8.2 64 1.49 0.00 1.49 8.2 66 1.60 0.00 1.60 8.2 68 1.68 0.00 1.68 8.2 70 1.75 0.00 1.75 8.2 72 1.79 0.00 1.79 8.2 74 1.83 0.00 1.82 8.2 76 1.82 0.00 1.81 8.2 78 1.79 0.00 1.79 8.2 80 1.75 0.02 1.77 8.2 82 1.68 0.03 1.71

(8)

8.2 84 1.40 0.06 1.66 8.2 86 1.39 0.10 1.59 8.2 88 1.36 0.16 1.52 8.2 90 1.20 0.25 1.45 8.2 92 1.03 0.32 1.40 8.2 94 0.83 0.56 1.39 8.2 96 0.62 0.83 1.45 8.2 98 0.38 1.20 1.58 8.2 100 0.11 1.75 1.86 Pembahasan

Panjang otot ditambah 2 mm setiap saat dari 50 mm hingga mencapai rangsang maximal yaitu 100 mm. Pada kurva gaya aktif mengalami kenaikan seiring bertambahnya panjang otot. Lalu ketika panjang otot mencapai 76 mm, kurva mulai menurun walaupun panjang otot tetap ditambah. Pada kurva gaya pasif yang awalnya nol sampai panjang otot mencapai 78, lalu kurva mengalami kenaikan pada saat panjang otot mencapai 80 mm. sedangkan kurva pada gaya total mengalami kenaikan dari awal bersamaan dengan gaya aktif sampai akhirnya panjang otot mencapai 76 mm, kurva mulai menunjukkan penurunan tetapi penurunan pada gaya total tidak secepat gaya aktif yang disebabkan karena kurva gaya pasif secara perlahan mengalami kenaikan seiring dengan pertambahan panjang otot. Pada saat panjang otot 96 mm, kurva mengalami kenaikan kembali sehingga membentuk tukikan gaya total.

Pertanyaan

1. Apa yang terjadi pada gaya pasif dan gaya aktif jika panjang otot ditambah dari 50 mm ke 100 mm?

2. Jelaskan tukikan yang terjadi pada kurva gaya total? Jawaban

1. Pada gaya pasif : jika panjang otot ditambah dari 50 mm ke 100 mm, gaya pasif yang mulanya 0, lalu kira-kira saat panjang otot 80 mm, gaya pasif mulai mengalami kenaikan tajam.

(9)

Pada gaya aktif : jika panjang otot ditambah dari 50 mm ke 100 mm, gaya aktif mengalami kenaikan tetap sampai panjang otot 76 mm lalu mulai menurun dengan bertambahnya panjang otot.

Pada gaya total : jika panjang otot ditambah dari 50 mm ke 100 mm, gaya total tetap naik, lalu saat panjang otot 76 mm, mulai menurun dan akhirnya saat panjang otot 96 mm meningkat kembali membuat tukikan pada gaya total. 2. Tukikan yang terjadi pada kurva gaya total adalah karena kurva gaya total

adalah hasil dari penjumlahan numerik atau angka dari gaya aktif dan pasif. Bisa dilihat kenaikan pada sebelah kiri disebabkan oleh kenaikan pada gaya aktif. Gaya pasif tidak mempengaruhi kenaikan pada sebelah kiri. Gaya total mulai menurun karena gaya aktif juga menurun. Gaya total tidak menurun secepat gaya aktif karena gaya pasif secara simultan meningkat. Peningkatan tajam pada sebelah kanan pada kurva gaya total hampir sepenuhnya disebabkan karena gaya pasif.

KONTRAKSI ISOTONIK

1. Pilih Isotonic Contraction pada menu Experiment. Jendela awal akan terbuka dalam beberapa saat.

2. Atur voltage ke stimulus maksimal (8,2 volts) 3. Angkat dan taruh beban 0,5gr ke tendon bawah otot. 4. Panjang otot harus 75mm

5. Klik Stimulate dan perhatikan layar osiloskop.

6. Klik tombol Record Data untuk menyimpan dan menampilkan data pada tabel.

7. Kembalikan beban tadi ke kabin. Angkat beban 1,5gr ke otot. Klik Stimulate, dan klik Record Data.

8. Ulangi langkah 7 untuk 2 beban yang lain. 9. Pilih Plot Data pada menu Tools.

10. Atur berat sebagai X-axis dan gaya total sebagai Y-axis dengan cara memindahkan kotak sliding. Klik Print Plot pada atas kiri pojok dari jendela Plot Data dan pilih Adobe PDF sebagai format penyimpanan. 11. Klik Clear Table pada unit pengontrol data pada layar bagian bawah. Klik

Yes saat muncul konfirmasi penghapusan. 12. Kembalikan beban ke tempatnya

13. Pasang beban 1,5gr ke otot dan jalankan percobaan dengan range 60-90mm dengan kenaikan 5mm tiap percobaan. Pastikan klik tombol Record Data setiap kenaikan.

(10)

14. Setelah selesai, pilih Plot Data dari menu Tools

15. Atur panjang sebagai X-axis dan Velocity sebagai Y-axis. Klik Print Plot pada atas kiri pojok dari jendela Plot Data dan pilih Adobe PDF sebagai format penyimpanan.

(11)

Panjang otot tetap, tetapi beban yang digantungkan pada otot berubah-ubah beratnya. Semakin bertambah berat beban maka semakin menurun kecepatan kontraksi otot dan semakin meningkat total gaya yang dihasilkan.

(12)

Beban yang digantungkan pada otot tetap tetapi panjang otot diubah menjadi semakin panjang. Semakin panjang otot, semakin menurun kecepatan kontraksi dan semakin menurun pula total gaya yang dihasilkan.

(13)

Pertanyaan

1. Apa yang terjadi pada otot selama tracing?

2. Bagaimana gaya pada otot berubah selama tracing atau alur datar?

3. Berapa beban yang digunakan menghasilkan kecepatan awal tertinggi dari pemendekan?

4. Ulangi langkah nomor 7 untuk mendapatkan 2 beban?

5. Apa yang terjadi pada alur yang menunjukkan tentang hubungan antara resistensi dan kecepatan awal dari pemendekan?

6. Deskripsikan hubungan antara panjang awal dan kecepatan awal dari pemendekan?

Jawaban

1. Yang terjadi pada otot adalah otot menunjukkan kenaikan dari permukaan awal lalu turun kembali.

2. Gaya pada otot selama tracing datar adalah tetap sama. 3. Kecepatan awal tertinggi

Berat : 0.5 g

Kecepatan : 3.77 mm/sec

4. 2 beban yang didapat setelah mengulangi langkah nomor 7

Berat : 1 g

Kecepatan : 1.34 mm/sec Berat : 2 g

Kecepatan : 0.00 mm/sec

5. Alur semakin bertambah atau meningkat yang menunjukkan tentang hubungan antara resistensi dan kecepatan awal.

6. Hubungan antara panjang awal dan kecepatan awal adalah saat mulai ditambahkan perlahan-lahan panjang otot dari 60 mm sampai 90 mm, kecepatan awal dari pemendekan meningkat pada saat awal lalu menurun. Semakin menjauh dari panjang optimum, kecepatan semakin kecil.

(14)

Kesimpulan

Semakin bertambah berat beban maka semakin menurun kecepatan kontraksi otot dan semakin meningkat total gaya yang dihasilkan. Semakin panjang otot, semakin menurun kecepatan kontraksi dan semakin menurun pula total gaya yang dihasilkan. Bila otot diregangkan melebihi panjang optimum, maka sliding antara filamen aktin dan miosin berkurang sehingga jembatan silang berkurang. Sebaliknya bila otot dipendekkan, maka sliding antara filamen aktin dan miosin bertambah sehingga jembatan silang yang terbentuk bertambah juga

Daftar Pustaka

1. Sherwood Lauralee. Alih bahasa, Brahm U. Pendit; editor, Beatricia I. Santoso. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Ed. 2. Jakarta: EGC , 2001. Hal. 213-214; 229-231.

2. Guyton, Arthur C dan Hall, John E. Alih bahasa, Irawati; editor, Luqman Y. Rachman. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta: EGC, 2007. Hal. 77; 80-82.

3. Panduan Pratikum Physio Ex 8.

B. PHYSIO EX 8.0: MUSCLE PHYSIOLOGY – SINGLE AND MULTIPLE STIMULUS

I. PENDAHULUAN

Otot merupakan kelompok jaringan terbesar dalam tubuh dan membentuk sekitar separuh berat tubuh otot rangka membentuk sekitar 40% dari berat tubuh pria dan 32% pada wanita. Sementara otot polos dan otot jantung membentuk

(15)

sekitar 10% sisnya dari berat tubuh total. Walaupun secara struktural dan fungsional berbeda ketiga jenis otot diklasifikasikan dalam beberapa cara sesuai dengan karakteristik umumnya. Pertama, otot digolongkan sebagai seran lintang ( otot rangka dan jantung ) atau polos ( otot polos ), bergantung pada apakah dapat ditemukan pita atau garis gelap terang berganti-ganti saat otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot digolongkan sebagai volunter ( otot rangka ) atau involunter (otot jantung dan otot polos ), bergantung pada apakah dipersarafi oleh system saraf somatic dan berada dibawah pengaruh kesadaran atau oleh system saraf otonom dan tidak berada dibawah kontrol kesadaran. 1

Serat-serat otot rangka memiliki susunan internal yang sangat terorganisasai yang menghasilkan gambaran serat lintang otot rangka dirangsang untuk berkontraksi melalui pengeluaran asetil kolin (Ach) ditaut neuromukulos antara ujung-ujung akhir neuron motorik dan sel otot. Pemahaman mendasar mengenai komponen struktural serat otot rangka sangat penting untuk memahami bagaimana potensial aksi otot yang di cetuskan oleh Ach dapat menimbulkan kontraksi.1

Satu potensial aksi di sebuah serat otot menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah untuk dapat digunakan dan secara normal tidak berlangsung di tubuh. Serat-serat otot tersusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara operatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan.

Ketegangan sebuah otot bergantung tidak saja pada jumlah serat otot yang berkontraksi tetapi juga pada tegangan yang dibentuk oleh masing-masing serat yang berkontraksi tersebut. Berbagai faktor mempengaruhi kekuatan tegangan yang dapat dicapai. Faktor-faktor tersebut mencakup :

1. Frekuensi rangsangan

2. Panjang serat pada awal kontraksi 3. Tingkat kelelahan

4. Ketebalan serat

Pada praktikum kali ini, digunakan simulasi tegangan listrik untuk menemukan dimana potensial aksi berlangsung pada stimulus tunggal (single) dan ganda (multiple). Potensial aksi berhubungan dengan tegangan listrik yang dialirkan melalui akson. Tujuan dari praktikum ini ialah mengamati secara visual pada simulasi komputer, potensial aksi yang terjadi melalui tegangan listrik tertentu dan pada tenggang waktu tertentu. Dan mahasiswa mampu menentukan istilah-istilah yang digunakan dalam menggambarkan fisiologi otot. Serta mampu menjelaskan bagaimana lambat, halus, kontraksi berkelanjutan dimungkinkan dalam otot rangka.

(16)

1. Untuk menentukan istilah-istilah yang digunakan dalam menggambarkan fisiologi otot: beberapa bermotor Unit penjumlahan, stimulus maksimal, Treppe, penjumlahan gelombang, dan tetanus

2. Untuk mengidentifikasi dua cara bahwa modus stimulus dapat mempengaruhi produksi kekuatan otot.

3. Untuk plot grafik yang berkaitan kekuatan stimulus dan kekuatan berkedut untuk menggambarkan respon otot granded.

4. Untuk menjelaskan bagaimana lambat, halus, kontraksi berkelanjutan dimungkinkan dalam otot rangka

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Molekular Pada Kontraksi Otot

Kontraksi otot merupakan mekanisme pergeseran filamen antara filamen aktin dan filamen miosin. Pergeseran filamen aktin kedalam filamen miosin disebabkan oleh kekuatan yang dibentuk oleh interaksi jembatan silang dari filamen miosin ke filamen aktin. Filamen aktin terdiri dari tiga komponen protein yaitu aktin, tropomiosin, dan troponin. Troponin terbagi lagi menjadi 3 sub unit

(17)

yaitu troponin I, troponin T, troponin C. Kepala jembatan silang berikatan dengan ATP kemudian ATP dipecah oleh ATPase menjadi ADP dan fosfat dan terikat pada kepala. Bila kompleks troponin-tropomiosin berikatan dengan ion-ion kalsium, bagian aktif pada filamen aktin menjadi tersingkap, kepala miosin kemudian berikatan dengan filamen aktin. Kepala kemudian menekuk ke arah lengan jembatan silang dengan menarik filamen aktin. Energi yang digunakan untuk menarik filamen aktin adalah molekul ATP yang telah dipecah sebelumnya. Ketika jembatan silang menekuk menyebabkan pelepasan ADP dan ion fosfat yang sebelumnya melekat di kepala. Ditempat pelepasan ADP terikat molekul ATP yang baru. Pelepasan ikatan baru ini menyebabkan terlepasnya kepala dari aktin. Proses akan berlangsung terus sampai filamen aktin menarik membran Z menyentuh ujung akhir filamen miosin atau sampai beban pada otot menjadi terlalu besar untuk tarikan lebih lanjut.

Mekanisme Umum Kontraksi Otot

Tahap-tahap kontraksi otot adalah sebagai berikut :

a. Pada serat otot, suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai pada ujungnya.

b. Pada setiap ujung, saraf mensekresi substansi neutransmiter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit.

c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk membuka saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-molekul protein dalam membran serat otot.

d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi dalam serat otot.

e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot dalam cara yang sama seperti potensial aksi berjalan di sepanjang membran saraf.

f. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot pada tempat dimana potensial aksi menyebabkan retikulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium yang telah disimpan di dalam retikulum ke dalam miofibril.

g. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan tarik-menarik antara filamen aktin dan miosin yang menyebabkan kedua filamen tersebut bergerak bersama-sama dan menghasilkan proses kontraksi.

h. Setelah kurang dari satu detik ion kalsium dipompa kembali ke dalam retikulum sarkoplasma (tempat ion-ion ini disimpan sampai potensial aksi otot yang barn datang lagi). Pengeluaran ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

Karakteristik Kontraksi Otot Rangka (Sloane, 2003) a. Stimulus Ambang

(18)

otot tunggal.

Respons all-or-none serabut otot

Jika stimulasi ambang telah tercapai; maka serabut otot akan merespons secara maksimal atau tidak sama sekali selama kondisi lingkungan serabut tidak berubah.

 Dengan meningkatkan stimulus sampai melebihi ambang batasnya, tidak akan memperbesar respons serabut otot tunggal.

b. Kedutan Otot

(i) Jika preparat otot distimulasi, maka setiap serabut otot dalam otot akan mematuhi semua hukum all-or-none tetapi serabut yang berbeda memiliki ambang yang berbeda pula.

(ii) Jika derajat voltase stimulus meningkat maka serabut tambahan turut merespons.

(iii) Kedutan otot (kontraksi maksimum keseluruhan otot) akan terjadi saat intensitas stimulus cukup untuk seluruh serabut.

Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot

1. Treppe atau staircase effect, yaitu meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena stimulasi berurutan berseling beberapa detik. Pengaruh ini disebabkan karena konsentrasi ion Ca2+ di

dalam serabut otot yang meningkatkan aktivitas miofibril.

2. Summasi, berbeda dengan treppe, pada summasi tiap otot berkontraksi dengan kekuatan berbeda yang merupakan hasil penjumlahan kontraksi dua jalan (summasi unit motor berganda dan summasi bergelombang). 3. Fatique adalah menurunnya kapasitas bekerja karena pekerjaan itu

sendiri. Tetani adalah peningkatan frekuensi stimulasi dengan cepat sehingga tidak ada peningkatan tegangan kontraksi.

4. Rigor terjadi bila sebagian terbesar ATP dalam otot telah dihabiskan, sehingga kalsium tidak lagi dapat dikembalikan ke RS melalui mekanisme pemompaan.

Penjumlahan mengacu kepada peningkatan ketegangan yang menyertai stimulasi repetitif pada serat otot. Setelah mengalami potensial aksi, membrane sel otot pulih dari periode refrakternya dan mampu dirangsang kembali, sementara sebagian aktifitas kontraktil yang dipicu oleh potensial aksi pertama masih berlangsung. Akibatnya, respon kontraktil yang diinduksi oleh dua potensial aksi yang timbul berurutan dapat dijumlahkan, sehingga terjadi peningkatan

(19)

ketegangan yang diciptakan oleh serat. Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk berelaksasi diantara rangsangan, timbul kontraksi maksimum (maksimum untuk serat pada panjang tersebut) yang menetap dan mulus yang dikenal sebagai tetanus.

Kontraksi Tetani

Bila otot di rangsang berulang-ulang, dimana rangsangan berikutnya terjadi sebelum fase relaksasi, maka akan di hasilkan suatu kontraksi maksimum yang dikenal sebagai Tetani.

Ketegangan yang dihasilkan oleh kontraksi serat-serat otot meningkat seiring dengan pergeseran filamen- filamen tipis kedalam lebih jauh akibat siklus jembatan silang. Seiring dengan peningkatan frekuensi potensial aksi jarak pergeseran filamen dan ketegangan yang terbentuk semakin menigkat sampai kontraksi tetani maksimum tercapai sebagai respon terhadap sebuah potensial aksi terjadi pengeluaran Ca2+ .

Ketegangan yang terbentuk pada kontraksi tetani juga bergantung pada panjang serat pada awal kontraksi. Pada panjang optimum, yaitu panjang otot saat istirahat, terdapat kesempatan bagi jembatan silang untuk interaksi secara maksimum, karena tumpang tindih filament tebal dan tipis yang optimum; jadi, ketegangan terbesar dapat dibentuk. Pada ukuran yang lebih pendek atau panjang daripada panjang optimum, ketegangan yang dapat ditimbulkan pada kontraksi berkurang, terutama karena sebagian jembatan silang tidak dapat ikut serta.

Kelelahan Otot ( Fatigue muscle )

Kelelahan otot adalah gejala kesakitan yang dirasakan otot terlalu tegang. Ketika otot diberi stimulus, ia akan berkontraksi dan terjadi ketegangan. Jika stimulus diberikan terus menerus, maka performanya akan semakin menurun, yaitu pada kekuatan otot dan gerakan yang semakin lambat. Kelelahan otot meningkat hampir berbanding langsung dengan kecepatan penurunan glikogen otot. Pada kondisi tubuh terdapat cukup oksigen, kontraksi otot akan berlangsung secara aeobik. Sedangkan pada kondisi tubuh tidak terdapat cukup oksigen, kontraksi otot akan berlangsung secara anaerobik dan menghasilkan asam laktat. Kandungan asam laktat yang tinggi inilah yang akan menimbulkan rasa lelah

Selain itu, kelelahan dapat berasal dari otot atau sentral. Aktivitas kontraktil suatu otot rangka tidak dapat dipertahankan pada tingkat tertentu secara terus menerus. Akhirnya tegangan di otot berkurang seiring dengan munculnya kelelahan. Kelelahan otot terjadi jika otot beraktivasi tidak lagi dapat berespon terhadap rangsangan dengan derajat kontraksi yang sama. Kelelahan otot adalah

(20)

suatu mekanisme pertahanan yang melindungi otot agar otot tidak mencapai titik dimana ATP tidak lagi dapat diproduksi.1

- Kekuatan pasif (Passive Force) adalah Setiap gerakan yang dihasilkan oleh kekuatan yang berada di luar otot atau kelompok otot biasanya bertanggung jawab untuk gerakan.

- Kekuatan aktif (Active Force) adalah Sebuah gaya akibat gerakan seluruhnya dikendalikan oleh aktivitas otot.

- Jumlah Kekuatan (Total Force) adalah Proses di mana rangsangan beberapa atau berulang-ulang dapat menghasilkan respon saraf, otot, atau bagian lain yang satu stimulus saja tidak dapat menghasilkan.

Penjumlahan Kedutan

Meskipun satu potensial aksi disebuah serat otot hanya menghasilkan kedutan, namun dapat dihasilkan kontraksi dengan durasi lebih lama dan tegangan lebih besar oleh stimulasi berulang serat otot. Jika serat otot telah melemas sempurna sebelum potensial aksi berikutnya timbul, maka akan terbentuk kedutan kedua dengan kekuatan sama seperti yang pertama. Setiap kali akan terjadi proses eksitensi-kontraksi yang sama dan menghasilkan respons kedutan yang identik. Namun, jika serat otot dirangsang kedua kalinya sebelum serat tersebut mengalami relaksasi sempurna dari kedutan pertama maka potensial aksi kedua menyebabkan respons kontraktil kedua, yang ditambahkan diatas kedutan pertama. Kedua kedutan dari dua potensial aksi dijumlahkan untuk menghasilkan tegangan serat yang lebih besar daripada yang dihasilkan oleh satu potensial aksi. Penjumlahan kedutan ini serupa dengan penjumlahakan temporal PPE di neuron pascasinaps.

Penjumlahan kedutan hanya dapat terjadi karena durasi potensial aksi (1 sampai 2 mdet) jauh lebih singkat daripada durasi kedutan yang ditimbulkannya (100 mdet). Setelah terbentuk suatu potensial aksi akan timbul periode refrakter singkat saat tidak dapat terjadi potensial aksi berikutnya. Karena itu penjumlahan potensial aksi tidak dapat terjadi pada periode ini. Membrane harus kembali ke potensial istirahatnya dan pulih dari periode refrakter sebelum potensial aksi berikutnya dapat terjadi. Namun karena potensial aksi dan periode refrakter telah selesai jauh sebelum kedutan otot yang di timbulkannya berakhir,maka serat otot dapat dirangsang kembali selagi sebagian aktivitas kontraksi masih berlangsung, untuk menghasilkan penjumlahan respons mekanis.

(21)

METODE ALAT DAN BAHAN

- Laptop - Internet

- Penuntun praktikum Physio Ex 8 CARA KERJA

I. Mengakses The Physio EX 8,0 Website 1) Akses situs www.phisiologyplace.com

2) Menekan tombol Log In di bagian kiri bawah halaman.

3) Pilih Anatomi Fisiologi Manusia &, buku 8e oleh Elaine Marieb & Katja Hoehn.

4) Ketik "phisiologyui" dalam Nama Login. 5) Mintalah guru Anda untuk mengisi Password. 6) Pilih PhysioEx 8,0 di daerah kiri bawah halaman.

II.SINGLE STIMULUS

Pilih Bab 9: Fisiologi Otot Rangka dari menu, kemudian klik Single Stimulus.

a. Menentukan Periode Laten

1. Mengatur tegangan 5,0 volt dan panjang otot pada 75 mm. 2. Tarik tombol 200 msec ke tepi kanan dari oscilloscope. 3. Klik tombol stimulate sekali.

4. Ketika mengukur panjang periode laten dari grafik, yang harus diukur adalah waktu antara aplikasi stimulus hingga munculnya gaya/active force. Untuk mengukur panjang periode laten menggunakan komputer, klik tombol Measure. Kemudian klik tombol panah kanan di jendela Time berulangkali sampai terlihat kenaikan pertama dalam jendela Active Force. Hasil pengamatan pertama ini adalah waktu yang terjadi lebih panjang dari periode laten yang sebenarnya. Sekarang klik tombol panah kiri disebelah jendela Waktu sampai jendela Active Force ke angka nol. Pada titik ini komputer mengukur waktu antara penerapan stimulus dan titik terakhir dimana active force adalah nol (hanya sebelum kontraksi).

b. Menyelidiki Tanggapan Otot Terhadap Peningkatan Intensitas Stimulus

1. Klik tombol clear tracing setelah percobaan pertama.

2. Mengatur tegangan voltase pada 0,0 dan panjang otot pada 75 mm, dan klik Stimulate.

(22)

4. Ulangi langkah 2 dan 3, dengan meningkatkan tegangan 0,5 setiap kali sampai mencapai tegangan maksimum 10,0. Pastikan untuk mengklik record data setiap kali.

5. Amati penelusuran pada kedutannya. Klik menu Tools dan kemudian pilih data Plot.

6. Gunakan slider bar untuk menampilkan active force pada sumbu Y dan Voltage pada sumbu-X.

7. Jawab pertanyaan bedasarkan grafik

8. Klik Print Plot di sudut kiri atas jendela data Plot dan pilih Adobe PDF sebagai printer untuk menyimpan grafik dalam format PDF (lampirkan grafik dalam laporan lab). Setelah selesai, klik X di kanan atas jendela plot.

9. Klik Tools Print Data dan pilih Adobe PDF sebagai printer untuk menyimpan grafik dalam format PDF.

c. Menyelidiki Pengaruh Panjang Otot Pada Kekuatan Kontraksi Otot 1. Klik clear tracing

2. Klik Clear untuk menghapus Tabel data sebelumnya

3. Mengatur tegangan hingga 5.0 volt dan panjang otot pada 50 mm, dan klik Stimulate

4. Klik Record data

5. Ulangi langkah 2 dan 3, dengan meningkatkan panjang otot dengan 5 mm setiap kali hingga mencapai panjang otot maksimal 100 mm.

6. Amati penelusuran berkedut. Klik pada menu Tools dan kemudian pilih data Plot.

7. Gunakan slider bar untuk menampilkan Active force pada sumbu Y dan Musclelenght pada sumbu-X.

8. Gunakan grafik untuk menjawab pertanyaan

9. Klik Print Plot di sudut kiri atas jendela data Plot dan pilih Adobe PDF sebagaiprinter untuk menyimpan grafik dalam format PDF

10. Klik ToolS print Data dan pilih Adobe PDF sebagai printer untuk menyimpangrafik dalam format PDF.

III. MULTIPLE STIMULUS

Pilih Multiple Stimulus dari menu Percobaan. Layar pembuka akan muncul dalam beberapa detik.

a. MENYELIDIKI TREPPE

1. Tegangan harus di set ke 8,2 volt, dan panjang otot harus 75 mm. 2. Tarik tombol 200 msec ke pusat rentang waktu Sumbu X.

(23)

i. Klik Stimulus tunggal. Perhatikan Kedutan pada grafik

ii. Setelah menelusuri menunjukkan bahwa otot telah benar-benar rileks, segera klik Single stimulus lagi. Ketika berkedut kedua selesai, klik Tunggal Stimulus sekali lagi.

4. Simpan Grafiknya

b. MENYELIDIKI penjumlahan GELOMBANG

1. Klik Hapus untuk menghapus penelusuran layar osiloskop.

2. Mengatur dan menjaga tegangan pada stimulus yang maksimal (8,2 volt) dan panjang otot 75 mm.

3. Tarik tombol 200 msec ke tepi kanan dari layar.

4. Klik Single Stimulus, dan kemudian klik Single Stimulus lagi ketika otot menjadirelaks sekitar setengah. Dan otot tidak dibiarkan rileks seenuhnya. 5. Berikan stimulus lagi pada frekuensi yang lebih besar dengan mengklik

tombolSingle Stimulus beberapa kali dengan cepat 6. Simpan grafiknya.

c. MENYELIDIKI FREKUENSI FUSION / TETANUS

1. Klik Clear untuk menghapus penelusuran layar osiloskop.

2. Tegangan harus di set ke 8,2 volt, dan panjang otot harus 75 mm.

3. Atur rangsangan stimulus untuk 30 / detik.

4. Lakukan langkah-langkah berikut dalam satu percobaan i. Klik Multiple Stimulus.

ii. Ketika Penelusuran dekat ke sisi kanan layar, klik Stop untuk mematikanStimulus stimulator.

iii. Klik Record Data untuk menyimpan data

5. Ulangi langkah 3 dan 4, meningkatkan tingkat stimulasi oleh rangsangan 10 detik setiap percobaan hingga 150 rangsangan / detik.

6. Setelah selesai masuk Plot Data.

7. Atur slider sumbu Y untuk menampilkan Active Force dan slider sumbu X untuk menampilkan Stimuli/sec.

8. Klik Print Plot untuk menyimpan data.

d. MENYELIDIKI Kelelahan Otot

1. Klik Clear untuk menghapus penelusuran layar osiloskop.

2. Tegangan harus di set ke 8,2 volt, dan panjang otot harus 75 mm.

3. Sesuaikan tingkat rangsangan stimulus untuk 120 / detik.

4. Klik Multiple Stimulus hingga melalui tiga layar, dan kemudian klik Stop untuk menghentikan Stimulus stimulator.

5. Simpan grafik dengan Print Graph

(24)

7. Ikuti langkah-langkah berikut : ii. Klik Multiple Stimulus

iii. Ketika penelusuran mencapai tengah layar, matikan sebentar stimulator dengan mengklik Stop Stimulate, lalu segera klik multiple Stimulus lagi lagi.

iv. Akan Terlihat penurunan dalam kekuatan penulusuran di mana stimulator dihentikan, lalu dinyalakan lagi. Penelusuran akan terus turun akibat kelelahan otot.

v. Sebelum otot lelah sepenuhnya, ulangi tombol on / off sebanyak dua kali lagi tanpa membersihkan layar.

8. Save grafik dengan Print Graph.

9. Untuk melihat perbedaan antara multiple stimulus terus menerus dan multiple stimulus dengan pemulihan dengan pemulihan, klik multiple stimulus dan biarkan jatuh menelusuri tanpa gangguan hingga gaya menjadi nol. Penelusuran ini akanmengikuti myogram asli persis sampai "dip" pertama ditemui, setelah itu akan terlihatperbedaan dalam jumlah gaya yang dihasilkan antara dua berjalan.

10.Simpan Grafik dengan Print Graph.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN I. Single Stimulus

(25)

Gambar 1.1 Menentukan periode laten pada voltage 5.0

Pada tabel terdapat sebuah otot dengan panjang 75mm yang kemudian diberikan tegangan 5.0 volt, terdapat periode laten dengan nilai 0,56 msec. Periode laten adalah kesenjangan waktu beberapa milidetik antara stimulasi dan mulainya kontraksi. Aktivitas kontraksi berlangsung jauh lebih lama daripada aktifitas listrik yang diberikan.

b. Menyelidiki Tanggapan Otot Terhadap Peningkatan Intensitas Stimulus

Gambar 1.2 Menyelidiki Tanggapan otot terhadap peningkatan intensitas stimulus Panjang otot 75 mm, diberikan rangsang awal 0.0 V kemudian dinaikkan secara bertahap setiap 0.5 Volt sampai tegangan maksimum 10,0 V. Terjadi kedutan otot atau threshold saat diberikan rangsang 1.0V. Kekuatan aktif terus meningkat sampai pada tegangan 8,5 Volt di mana kekuatan aktif tidak dapat meningkat lagi (1,82 gms) walaupun rangsang tetap dinaikkan. Sedangkan panjang otot tetap 75 mm.

(26)

Gambar 1.3 Menyelidiki pengaruh panjang otot pada kekuatan kontraksi otot

Pada otot dengan panjang awal 50mm diberikan rangsangan 5,0 V timbullah kekuatan aktif. Dengan rangsangan yang sama, tetapi panjang otot dinaikan 0,5 mm setiap kali sampai 100mm, terjadi kenaikan pada grafik, tetapi hanya sampai panjang otot 75mm (panjang optimum). Grafik mengalami penurunan ketika panjang otot dinaikan melebihi panjang optimum, yang berarti kekuatan aktifnya juga menurun. Ini disebabkan filamen tipis tidak akan membentuk jembatan silang karena peregangan otot melebihi optimum sehingga hanya ada sedikit miofilamen untuk aktifasi aktin miosin.

II. Multiple Stimulus a. Investigating Treppe

(27)

Gambar 1.1 investigating treppe pada voltage 8.2

Voltage Length Stimuli/sec Act.Force Pass.Force Total Force

8.2 75 1 2.64 0.00 2.64

Rangsangan diberikan berkali-kali dengan jarak waktu yang relatif dekat. Ketika otot baru selesai relaksasi, rangsangan berikutnya sudah diberikan lagi. Gaya aktif yang dihasilkan oleh rangsangan berikutnya lebih tinggi dibandingkan gaya aktif yang dihasilkan oleh rangsangan sebelumnya.

(28)

Gambar 1.2 Investigating wave summation pada voltage 8.2

Voltage Length Stimuli/sec Act.Force Pass.Force Total Force

8.2 75 1 2.45 0.00 2.45

8.2 75 1 3.88 0.00 3.88

Rangsangan diberikan berkali kali dalam jarak waktu yang relatif dekat. Ketika otot belum selesai relaksasi sepenuhnya, rangsangan diberikan lagi sehingga otot kembali berkontraksi.

(29)

Gambar 1.3 frekuensi tetanus pada voltage 8.2

Voltage Length Stimuli/sec Act.Force Pass.Force Total Force

8.2 75 30 4.21 0.00 4.21 8.2 75 40 4.75 0.00 4.75 8.2 75 50 5.11 0.00 5.11 8.2 75 60 5.34 0.00 5.34 8.2 75 70 5.51 0.00 5.51 8.2 75 80 5.66 0.00 5.66 8.2 75 90 5.73 0.00 5.73 8.2 75 100 5.81 0.00 5.81 8.2 75 110 5.86 0.00 5.86 8.2 75 120 5.86 0.00 5.86 8.2 75 130 5.87 0.00 5.87 8.2 75 140 5.91 0.00 5.91 8.2 75 150 5.94 0.00 5.94

Otot di rangsang berulang-ulang, dimana rangsangan berikutnya terjadi sebelum fase relaksasi selesai. Gaya aktif meningkat secara perlahan-lahan. Tetanus dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tetanus sempurna, yaitu rangsang berikutnya diberikan sebelum relaksasi terjadi dan tetanus tidak sempurna yaitu rangsang berikutnya diberikan saat mulai relaksasi. Data hasil percobaan di atas menunjukkan tetanus tidak sempurna.

(30)

Gambar 1.4 frekuensi tetanus d. Investigating Muscle Fatigue

(31)

Voltage Length Stimuli/sec Act.Force Pass.Force Total Force

8.2 75 120 5.86 0.00 5.86

8.2 75 120 5.86 0.00 5.86

Gambar 1.6 fatigue muscle

Stimulus diberikan terus menerus, maka kontraksi otot akan semakin menurun. Aktivitas kontraktil suatu otot rangka tidak dapat dipertahankan pada tingkat tertentu secara terus menerus. Akhirnya tegangan di otot berkurang seiring dengan munculnya kelelahan. Kelelahan otot terjadi jika otot beraktivasi tidak lagi dapat berespon terhadap rangsangan yang diberikan.

Kesimpulan: I. Single Stimulus

Aktivitas kontraksi berlangsung jauh lebih lama daripada aktifitas listrik yang diberikan. Kekuatan aktif terus meningkat sampai pada rangsang optimum di

(32)

mana kekuatan aktif tidak dapat meningkat lagi walaupun rangsang tetap dinaikkan. Kekuatan aktif akan menurun jika otot diregangkan melebihi panjang optimumnya, karena filamen tipis tidak akan membentuk jembatan silang sehingga hanya ada sedikit miofilamen untuk aktifasi aktin miosin.

II. Multiple Stimulus

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa stimulasi mempengaruhi kekuatan otot terutama saat otot berkontraksi. Semakin besar tegangan yang dibentuk oleh setiap serat yang berkontraksi semakin kuat kontraksi otot keseluruhan.

Lampiran Pertanyaan :

III. Single Stimulus Menentukan periode laten Pertanyaan :

(33)

2. Apa yang terjadi pada otot ketika diberikan aktifitas yang kurang nyata ini? Otot berkedut satu kali.

Menyelidiki Tanggapan Otot Terhadap Peningkatan Intensitas Stimulus Pertanyaan:

1. Berapa stimulus minimal atau nilai ambangnya? 1,0 V 2. Berapakah stimulus maksimalnya? 8,5 V

3. Bagaimana anda dapat menjelaskan penambahan kekuatan yang anda amati? Karena terus diberikan rangsang yang tegangannya semakin tinggi. Menyelidiki Pengaruh Panjang Otot Pada Kekuatan Kontraksi Otot

Pertanyaan:

1. Berapa panjang otot maksimum untuk kekuatan aktif? 75mm

2. Bagaimana anda dapat menjelaskan penambahan dan pengurangan dalam kekuatan aktif yang anda amati? Peningkatan kekuatan kontraksi otot mencapai aktif force maksimum akan naik di grafik. Tetapi kekuatan aktif akan menurun pada grafik jika otot diregangkan melebihi panjang optimumnya, maka filamen tipis tidak akan membentuk jembatan silang sehingga hanya ada sedikit miofilamen untuk aktifasi aktin miosin.

IV. Multiple stimulus Investigating Treppe :

1. Apa yang terjadi pada kekuatan produksi dengan masing-masing stimulus berikutnya?

Jawaban :

1. Selama rangsangan yang disampaikan relatif dekat bersama-sama, kekuatan aktif yang dihasilkan oleh rangsangan berikutnya sedikit meningkatkan untuk rangsangan pertama.

Wave Summation :

2. Apakah kekuatan puncak yang dihasilkan dalam kontraksi kedua yang lebih besar

daripada yang dihasilkan oleh stimulus pertama? 3. Apakah gaya total produksi semakin lebih besar?

4. Bagaimana frekuensi rangsangan mempengaruhi jumlah gaya yang dihasilkan oleh otot?

(34)

2. Iya. Kekuatan puncak yang dihasilkan dalam kontraksi kedua lebih besar

daripada kontraksi yang dihasilkan oleh stimulus pertama 3. Iya. Gaya total menjadi lebih besar dari sebelumnya.

4. Semakin banyak dan semakin cepat rangsangan yang diberikan, maka semakin meningkat jumlah gaya yang dihasilkan.

Investigating Fusion Frequency/Tetanus

5. Bagaimana perubahan alur seiring tingkat rangsang meningkat? Jawaban :

6. Semakin tinggi rangsangan yang diberikan semakin meningkat alurnya. Fatigue Muscle

7. Mengapa gaya mulai menurun seiring waktu?

Perhatikan bahwa penurunan kekuatan menunjukkan kelelahan otot.

8. Mematikan stimulator off memungkinkan ukuran pemulihan kecil. Otot akan menghasilkan kekuatan untuk jangka waktu lebih lama jika stimulator secara singkat dimatikan dibandingkan jika rangsangan diizinkan untuk melanjutkan tanpa gangguan. Jelaskan mengapa.

9. Jelaskan perbedaan antara penelusuran saat ini dan myogram dihasilkan pada langkah 7.

Jawaban :

5. Bahwa suatu penurunan kekuatan menandai (adanya) kelelahan otot. Kekuatan otot berkurang sebab otot sedang mengkonsumsi ATP lebih cepat dari yang sedang diproduksi.

6. Ketika stimulator dimatikan otot bisa mengejar ketinggalan; mengikat dengan pita sempit dengan ATP produksi

7. Yang kedua penelusuran menunjukkan kelelahan lebih cepat daripada melacak di mana stimulator menghidupkan dan mematikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC. 2. Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta :

EGC.

(35)

C. Laporan Praktikum Kelelahan Otot Pada Manusia I. Pendahuluan

Dengan menggerakkan komponen-komponen intrasel tertentu, sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi,. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok-kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja.

(36)

Kontraksi terkontrol otot memungkinkan (1) terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian-bagiannya (misalnya berjalan atau melambaikan tangan), (2) kita memanipulasi benda eksternal (misalnya menyetir atau memindahkan furnitur), (3) terdorongnya atau mengalirnya isi berbagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan (4) kita mengosongkan isi organ tertentu ke lingkungan eksternal (misalnya berkemih atau melahirkan).

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilkan sekitar sepuruh dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipun ketiga jenis otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot dikategorikan sebagai lurik atau seran-lintang (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis-garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh saraf otonom dan tidak berada di bawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter, karena dapat dikontrol oleh kesadaran, namun banyak aktifitas otot rangka juga berada di bawah kontrol involunter bawah-sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal seperti berjalan.

II. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk memahami perbedaan kerja steady state dan kerja dengan kelalahan.

2. Untuk memahami pengaruh berbagai faktor eksternal (beban kerja) dan internal (aliran darah lokal, waktu istirahat dan massage) terhadap kerja otot.

3. Untuk mendeteksi berbagai perubahan yang terjadi akibat berbagai faktor pada butir 2 (baik melalui analisis hasil mekanomiogram

(37)

maupun analisis pada OP) dan menjelaskan mekanisme yang mendasari terjadinya berbagai perubahan tersebut.

III. Tinjauan Pustaka

Setiap orang memiliki sekitar 600 otot rangka, yang ukurannya berkisar dari otot eksternal yang halus dan mengontrol gerakan mata serta mengandung hanya beberapa ratus serat, hingga otot kaki yang besar dan kuat yang mengandung beberapa ratus ribu lemak.

Setiap otot diselubungi oleh jaringan ikat yang menembus dari permukaan kedalam otot untuk membungkus masing – masing serat oto menjadi kolom – kolom atau berkas – berkas. Jaringan ikat meluas melewati ujung – ujung otot untuk membentuk tendon kolagenosa yang kuat untuk melekatkan otot ketulang. Tendon dapat cukup panjang, melekat ke suatu tulang yang berjarak dari bagian daging otot. Sebagai contoh, sebagian dari oto yang berperan dalam pergerakan jari tangan terletak di lengan bawah, dengan tendon – tendon ini bergerak di punggung tangan (anda ketika anda menggerakan jari jari – jari tangan). Susunan ini memungkinkan tagan tangan bergerak terampil; jari – jari tangan akan jauh lebih besar dan lebih canggung jika semua otot yang digunakan untuk menggerakan jari tangan berada di jari itu sendiri.

Kekuatan kontraksi otot rangka dapat bervariasi. Satu potensial aksi di sebuah serat otot menghasilkan kontraksi singkat lemah yang disebut kedutan, yang terlalu singkat dan terlalu lemah untuk dapat digunakan dan secara normal tidak berlangsung di tubuh. Serat – serat otot tersusun membentuk otot lengkap, yang berfungsi secara kooperatif untuk menghasilkan kontraksi dengan kekuatan bervariasi dan lebih kuat daripada kedutan. Dengan kata lain, anda dapat mengubah – ubah kekuatan yang anda hasilkan oleh otot yang sama, bergantung pada apakah anda mengambil sehelai kertas, sebuah buku atau karung 50 pon.

Dua faktor utama yang dapat diubah – ubah untuk menghasilkan variasi tegangan otot utuh adalah:

1. Jumlah serat otot yang berkontraksi dalam satu otot

2. Tegangan yang dhasilkan oleh masing – masing serat yang berkontraksi

Dasar molekular kontraksi otot rangka. Sewaktu kontraksi , siklus pengikatan dan penekukan jembatan silang menari filamen tipis kearah dalam. Interaksi jembatan silang antara aktin dan miosin menyebabkan kontraksi otot melalui mekanisme pergesaran filamen . mekanisme pergesaran filamen , sewaktu kontraksi , filamen tipis di kedua sisi sarkomer bergeser kearah dalam terhadap filamen tebal

(38)

yang diam menuju ke pusat A. Sewaktu bergeser ke dalam , filamen tipis menarik garis – garis zat tempat filamen tersebut saling mendekat sehingga sarkomer memendek karena semua sarkomer dikeseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka seluruh serat otot memendek. Karena semua sarkomer di keseluruhan panjang otot memendek bersamaan maka seluruh serat otot memendek. Ini adalah mekanisme pergeseran filamen pada kontraksi otot. Zona H , di bagian tengah pita A yang tidak dicapai oleh filamen tipis menjadi lebih kecil karena filamen – filamen tipis saling mendekati ketika mereka bergeser semakin ke arah dalam . pita I, yang terdiri dari bagian filamen tipis yang tidak bertumpang tindih dengan flamen tebal, menyempit ketika filamen – filamen tipis semakin bertumpang tindih dengan filamen tebal sewaktu pergeseran tersebut .filamen tipis itu sendiri tidak mengalami perubahan paanjang selama proses pemendekan otot. Perhatikan bahawa panjang filamen tebal atau tipis tidak berkurang untuk memeperpendek sarkomer. Kontraksi dicapai oleh pergeseran saling mendekat filamaen – filamen tipis disisi sarkomer yang berlawanan diantara filamen – filamen tebal.

Terdapat hubungan antara panjang otot sebelum awitan kontraksi dan tegangan tetanik yang kemudian dihasilkan oleh setiap serat pada panjang tersebut. untuk setiap otot terdapat panjang optimal dimana dapat diperoleh gaya maksimal pada tetanik berikutnya. Tegangan yang dicapai selama tetanus akan lebih besar jika dimulai pada panjang optimal otot daripada ketika kontraksi dimulai dengan panjang otot lebih besar atau lebih kecil daripada panjang optimal tersebut. hubungan panjang – tegangan ini dapat dijelaskan oleh mekanisme pergeseran filamen kontraksi otot. Pada panjang optimal dihasilkan tegangan maksimal,filamen - filamen tipis secara optimal bertumpang tindih pada regio – regio filamen tebal tempat menonjolnya jembatan silang. Pada panjang ini, jembatan silang yang dapat diakses bagi molekul aktin unutk pengikatan dan dan penekukan jumlahnya maksimal . bagian tengah filamen tebal, dimana tidak terjadi tumpang tindih dengan filamen tipis , tidak memiliki jembatan silang , disini hanya akan dijumpai ekor miosin.

Pada panjang yang lebih besar, misalnya ketika otot secara pasif digerakan, filamen tipis tertarik dari antara filamen – filamen tebal sehingga jumlah tempat aktin yang tersedia untuk mengikat jembatan silang berkurang ; yaitu sebagian dari tempat di aktin dan jembatan silang tidak lagi berpasangan sehingga keduannya tidak terpakai. Karena aktivitas jembatan silang yang berlangsung kebih sedikit maka tegangan yang akan terbentuk juga lebih kecil. Pada kenyataannya,

(39)

ketika otot diregangkan kembali sekitar 70% lebih panjang daripada panjang optimal filamen – filamen yang tipis ini akan tertarik seluruhnya dari antara filamen – filamen yang tebal, menghambat aktifitas jembatan silang dan karenanya tidak terjadi kontraksi. Jika sebelum kontraksi otot lebih pendek daripada panjang maksimal maka tegangan yang terbentuk akan lebih kecil karena tiga alasan :

1. Filamen tipis dari sisi sarkomer yang berlawanan menjadi bertumpang tindih dan membatasi kesempatan interaksi jemabatan silang dengan aktin.

2. Ujung – ujung filamen yang tebal akan tertekan ke garis Z , sehingga tidak terjadi pemendekan lebih lanjut.

3. Selain kedua faktor mekanis ini , pada panjang otot yang kurang dari 80 panjang optimal,tidak banyak kalsium yang akan dibebaskan selama penggabu gna eksitasi – kontraksi oleh sebab – sebabb yang belum diketahui. Selain itu, oleh mekanisme yang belum jelas , kemampuan kalsium mengikat troponin dan menarik kompleks troponi – tropomiosin ke samping berkurang pada panjang otot yang lebih kecil. Karena itu, lebih sedikit bagian yang terpajan untuk ikut serta dalam aktivitas jembatan silang. Panjang ekstrim otot yang mencegah terbentuknya tegangan hanya terjadi pada kendosi percobaan, ketika suatu otot diangkat, dan rangasangan pada berbagai panjang. Ditubuh otot – otot memiliki letak sedemikian rupa sehingga panjangnya dalam keadaan melemas mendekati panjang otot optimalnya;karena itu, otot umunya dapat mencapai kontraksi tetanik hampir maksimal. Karena perlekatan ke tulang menimbulkan pembatasan, maka otot tidakdapat diregangkan atau diperpendek lebih dari 30% panjang optimaln istirahatnya, dan biasanya otot berubah jauh lebih kecil daripada 30% panjang normalnya. Bahkan pada batas – batas luar, otot masih tetap dapat menghasilkan separuh dari tegangan maksimalnya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi berapa besar tegangan yang dapat dihasilkan oleh suatu serat otot yang telah dibahas sejauh ini – frekuensi rangsangan dan panjang otot pada awal kontraksi – dapat bervariasi dari kontraksi ke kontraksi lainnya. Penentu lain tegangan serat otot – kemamouan metabolik serat relatif terhadao ketahanann akan kelelahan dan ketebala serat – tidak bervariasi dari kontraksi tetapi bergantung pada jenis serat dan dapat dimodofikasi setelah suatu periode waktu. Setelah kita menyelesaikan pembahasan kita tentang mekanika otot rangka.

(40)

Terdapat dua jenis kontraksi, bergantung pada apakan panjang otot berubah selama kontraksi,. Pada kontraksi isotonk, tegangan otot tidak berubah sementara panjang otot akan berubah. Pada kontraksi isometrik, otot tidak dapat memendek sehingga akan terbentuklah tegangan dengan panjang otot yang tetap. Proses – proses internal yang sam aterjadi aik pada kontraksi isotonik mupun kontraksi isometrik : eksitasi oto yang mengaktifkan proses kontraktil pembentukan tegangan ; jembatan suilang mulai bersiklus; dan pergeseran filamen akan memperpendek sarkomer, yang meregangkan komponen seri elastik untuk menghasilkan gaya ditulang tempat insersi otot.

Dengan mengambil bisep sebagai contoh, anggaplah anda mengangkat sebuah benda. Ketika tegangan yang terbentuk di biseps anda telah cukup besar untuk mengankat sebuah benda. Ketika teganga nyang terbentuk dibisap telah cukup besar untuk mengatasi berat benda ditangan aka anda dapat mengangkat benda tersebut., dengan keseluruhan ototo memendek pada prosesnya. Karena berat benda tidakna akan berubah ketika ketika diangkat, maka tegangan otot tetap konstan selama periode pemendekan. Hal ini adalah kontraksi isotonk atau tegangan tetap. Kontraksi isotonik digunakan untuk menggerakan tubuh dan untuk memindahkan benda eksternal.

Yang tejadi ketika anda mengangkat suatu benda yang terlalu berta bagi anda ( yaitu tegangan yang mampu nadan bentuk pada otot – otot lengan anda lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk mengankat benda tersebut ). Dalam hal ini, otot tidak dapat memendek dan mengankat benda dan panjangnya kakan tetapmeskipun terbentuk tegangan sehingga terjadi kontraksi isometrik atau panjang tetap. Selain terjadi ketika tegangan yang terbentuk di otot secara sengaja dibuat lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk memindahkan benda. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk menjaga panjang otot tetap meskipun otot tersebut dapat mengasilkan tegangan yang lebih besar. Kontraksi isometrik seubmaksimal ini penting untuk mempertahankan postur dan menopang benda dalam posisi tetap. Selama sutau gerakan, otot dapat berubah antara kontraksi isotonik dan kontraksi isometrik. Sebgai contoh, ketika anda mengambil sebuah buku untuk dibaca, biseps anda mengalami kontrraksi isotonil ketika anda mengangkat buku tersebut, tetapi kontraksi menjadi isometrik ketika anda berhenti ketika anda berhenti untuk memegang buku didepan anda.

(41)

Terdapat dua jenis kontraksi isotonik – konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya, panjang otot berubah pada tegangan konstan. Namun, pada kontraksi konsentrik,otot memendek sementara pada konsentrasi ekstrensik otot memanjang, karena diregangankan oleh suatu gaya eksternal selagi berkontraksi. Pada konsentrasi eksentrik, aktivasi kontraksi menahan peregangan. Salah satu contoh adlah menurunkan suatu beban kelantai. Selama tindakan ini, serat – serat otot bisep memanjang tetapi tetap berkontraksi untuk melawan peregangan. Tegangan ini menopang berat badan .

Dengan menggerakan komponen-komponen intrasel tertentu,sel otot dapat menghasilkan tegangan dan memendek, yaitu, berkontraksi. Ingatlah bahwa tiga tipe otot adalah, otot rangka, otot jantung, dan otot polos. Melalui kemampuan berkontraksinya yang berkembang sempurna, kelompok – kelompok sel otot yang bekerja sama dalam suatu otot dapat menghasilkan gerakan dan melakukan kerja. Kontraksi terkontrol otot memungkinkan :

1. Terjadinya gerakan bertujuan tubuh keseluruhan atau bagian – bagiannya (misalnya, berjalan atau melambaikan tangan)

2. Kita memannipulasi benda eksternal (misalnya, menyetir atau memindahkan furnitur)

3. Terdorongnya atau mengalirnya isi bebagai organ internal berongga (misalnya sirkulasi darah atau mengalirnya makanan melalui saluran cerna), dan

4. Kita mengosongkan isi organ tertentu kelingkuangan eksternal (misalnya, berkemih atau melahirkan)

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar ditubuh, menghasilkan sekitar separuh dari berat tubuh. otot rangka saja membentuk sekitar 40 % berat tubuh pada pria dan 32 % pada wanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10 % lainnya dari berat total. Meskipun ketiga otot secara struktural dan fungsional berbeda namun mereka dapat diklasifikasikan dalam dua cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama otot dikategorisasikan sebagai lurik / atau serat lintang ( otot rangka dan otot jantung ) atau polos (otot polos) bergantung pada ada tidaknya pita terang gelap bergantian, atau garis – garis , jika otot dilihat dibawah mikroskop cahaya. kedua, otot dapat dikelompokan sebagai volunter ( otot rangka ) atau involunter ( otot jantung dan otot polos ), masing – masing bergantung pada apakah otot tersebut disarafi oleh sistem saraf somatik dan berada dibawah kontrol kesadaran, atau disarafi oleh sistem saraf otonom dan tidak berada dbawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangka digolongkan sebagai volunter,

(42)

karena dapat dikontrol oleh kasadaran namun banyak aktifitas otot rangka juga berada dibawah kontrol involunter bawah sadar misalnya aktifitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereofikal seperti berjalan.

Kontraksi yang terjadi ditubuh tidak tebatas hanya pada kontraksi insotonik dan isometrik. Panjang dan tegangan otot saring bervariasi disluruh rentang gerakan. Bayangkanlah tidakan menarik busur dan panahnya. Tegangan di otot biseop anda akan terus – menerus meningkat untuk mengatasi peningkatan progresif resistensi seiring dengan semakin melengkungnya busur. Pada saat yang sama, otot secara progresif memendek ketika anda menarik busur semkin kebelakang. Kontraksi semacam ini tidak terjadi pada tegangan atau panjang yang konstan.

IV. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum ini adalah : 1. Beban 2 kg 2. Beban 20 kg 3. Ergograf 4. Manset sfigmomanometer 5. Stopwatch V. Cara Kerja

Cara kerja pada praktikum ini adalah : Latihan pada probandus laki-laki.

1. Letakkan beban 20 kg pada telapak tangan dan lakukan abduksi sehingga beban sejajar dengan bahu probandus.

2. Lakukan satu tarikan tiap 1 detik sesuai bunyi ergograf dan catat berapa kali probandus tersebut melakukannya hingga ia mengalami kelelahan.

3. Berilah istirahat 2 menit.

4. Setelah 2 menit, lakukan kembali langkah no. 2-3.

5. Berilah istirahat 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini, lakukanlah massage pada lengan otot percobaan.

6. Setelah 2 menit, lakukan kembali langkah no. 2-3.

7. Bandingkan ke 3 hasil yang diperoleh dan buat analisis hasil percobaan tersebut serta kesimpulannya.

Latihan pada Probandus Perempuan :

1. Letakan beban 1 kg pada telapak tangan dan lakukan abduksi 2. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sesuai bunyi egograf selama 10

menit dan cata berapa kali probandus tersebut melakukannya 3. Berilah istirahat 2 menit

(43)

5. Dengan manset tetap terpasang mulailah memompa manset dengan cepat hingga denyut nadi arteri radialis tidak teraba lagi. Biarkan probandus tetap melakukan tarikan hingga kelelahan

6. Catatlah menit dan jumlah tarikan yg dapat dilakukan probandus hingga merasakan kelelahan

7. Setelah kelelahan total, turunkan tekanan dalam manset dengan cepat hingga peredaran darah pulih kembali

VI. Hasil

Tabel 6.1 pengaruh gangguan peredarah darah terhadap kerja otot

Probandus ( female ) Menit Jumlah tarikan

Tarikan dalam keadaan normal 10 80

Tarikan dengan nadi arteri

radialis tidak teraba 1,8 17

Tabel 6.2 pengaruh pemijatan terhadap kerja otot

Probandus ( male ) Detik Jumlah tarikan

Tarikan pertama 54 40

Tarikan kedua 29 21

Tarikan ketiga setelah di masagge 37 28

VII. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan seperti yang tertera pada tabel 6.1 yang dilakukan oleh probandus perempuan terlihat perbedaan ketika probandus diberi perlakuan yang bertujuan menghentikan aliran darah dengan menggunakan alat tensimeter dan sebelum diberi perlakuan pada jumlah tarikan yang mampu dilakukan dan jangka waktu saat melakukan tarikan terlihat bahwa ketika pembuluh darah diberikan perlakuan jumlah tarikan yang dilakukan jauh lebih sedikit dengan selang waktu yang lebih singkat. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh aliran darah terhadap kerja otot. Dalam keadaan normal darah akan mengalir lambat akan tetapi saat tubuh melakukan aktivitas fisik darah akan akan mengalir lebih cepat dengan

(44)

tujuan memasok suplai oksigen dalam tubuh dalam jumlah besar. Pemompaan manset pada lengan mengakibatkan terhambatnya aliran darah ke daerah ekstremitas sehingga suplai darah yang mengandung nutrisi dan oksigen tidak ada hal ini menyebabkan asam laktat menumpuk pada saat terjadinya kontraksi yang menyebabkan asam laktat tidak dapat diubah menjadi sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat.

Selanjutnya pada tabel 6.2 terlihat hasil pergerakan yang dilakukan probandus laki – laki terlihat bahwa pada tarikan kedua yang dilakukan proandus otot mengalami kelelahan terlihat dari jumlah tarikan yang lebih sedikit dan rentan waktu yang lebih singkat dari tarikan pertama. Setelah dilakukan pemijatan dan istirahat selama 2 menit dan kembali dilakukan tarikan telihat bahwa tarikan yang berhasil dilakukan menjadi lebih banyak dengan rentan waktu yang lebih panjang dari tarikan kedua. Hal ini disebabkan dengan adanya pemijatan, otot menjadi lemas dan pembuluh darah melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot sehingga toksin yang menyebabkan rasa pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang / dinetralkan.

VIII. Kesimpulan

Otot akan mencapai titik lelah setelah melakukan kerja selama beberapa waktu yang disebabkan oleh ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan bermetabolisme.

Saat kelelahan terjadi penumpukan asam laktat yang menyebabkan penurunan energi yang juga mempengaruhi kecepatan kerja otot. Suplai oksigen dan nutrisi dalam darah yang menurun mengakibatkan terjadinya kelelahan otot. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelelahan otot adalah penumpukan asam laktat dan peredaran darah yang tidak lancar. Akibat terjadinya kelelahan otot menimbulkan dapat menimbulkan penurunan kecepatan kerja. Pemulihan otot dapat dilakukan dengan istirahat dan pemijatan.

IX. Daftar Pustaka

1. Susan V. Brooks Herzog (Department of Physiology University of Michigan)

2. Principles of Human Physiology. Stanfiel CL, Germann WJ. 3. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.

4. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, etc. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA, 2011.

5. Hembing. Pemenang the star of Asia award. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia, 2000.

(45)

6. Sitepu I D. EFEKTIFITAS MASSAGE TERHADAP PENURUNAN KELELAHAN OTOT TANGAN OPERATOR KOMPUTER PUSKOM UNIMED. Medan: Universitas Sumatra Utara, 2007

7. Putz R, Pabst R. Sobotta. Ed 21. Jakarta: EGC, 2007

X. Lampiran

1. Apa yang dimakasud dengan kerja steady state?

- Kerja steady state adalah suatu mekanisme percobaan dimana pada OP (objek percobaan) melakukan tarikan pada alat yang tersedia yang dapat dinyatakan sebagai mekanisme kontraksi otot dengan waktu istirahat / relaksasi selama kira – kira 4 detik sebelum melakukan kontraksi kembali. 2. Apa yang dimaksud dengan oklusi pada percobaan ini?

- Oklusi ialah perawatan pendahuluan untuk mengatasi keluhan rasa nyeri. 3. Bagaimana kita mengetahui bahwa oklusi sudah tercapai pada latihan ini? - Okulasi sudah tercapai pada latihan ini setelah orang percobaan merasa

nyeri yang hebat sekali.

4. Mengapa frekuensi yang digunakan tetap satu traikan tiap 4 detik?

- Untuk memberikan waktu istirahat / relaksasi sebelum otot kembali melakukan kontraksi,yang artinya kontraksi tidak terjadi terus – menerus maka terjadinya kelelahan otot akan memerlukan waktu mekanisme kontraksi tersebut dilakukan dalam waktu yang lebih lama seperti yang telah diketahui, bahwa kontraksi otot memerlukan energi/ATP,yang dihasilkan dalam mekanisme relaksasi yang membutuhkan oksigen. 5. Mengapa terjadi kelelahan?

- Karena suplai darah yang mengandung nutrisi dan oksigen tidak, ada hal ini menyebabkan asam laktat menumpuk pada saat terjadinya kontraksi yang menyebabkan asam laktat tidak dapat diubah menjadi sumber energi akibatnya kelelahan terjadi lebih cepat.

6. Bagaimana saudara mengetahui kelelahan total telah terjadi?

- Kami bisa mengetahui kelelahan total telah terjadi pada saat probandus tidak dapat mengangkat beban yg telah diberikan.

7. Bagaimana saudara mengetahui peredarah darah telah pulih kembali? - Pada saat penuruan tekanan pada menset, sehingga peredaran darah pulih

(46)

pada proses glikolisis anaerob, sehingga apabila pasokan oksigen pada otot dihambat maka kelelahan pada otot akan terjadi lebih cepat dan juga menyebabkan kita bernafas dengan lebih cepat untuk menarik oksigen untuk membakar asam laktat tersebut.

8. Apa tandanya pengaruh oklusi tidak terlihat lagi?

- Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pecatatan sehingga pengaruh oklusi tidak dapat terlihat lagi.

9. Mengapa beban harus sedemikian berat?

- Agar dapat dilihat nya perbedaan kelelahan otot di setiap frekuansi yang diberikan, setelah diberikan dan kita dapat membuat suatu tindakan dengan memijattekanan kuat ke arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung.Istirahat sangat penting. Bagaimanapun padatnya aktifitas seseorang, istirahat harus tetap disempatkan. Istirahat berfungsi melepaskan lelah bagi otot-otot dan sel-sel saraf yang telah bekerja sepanjang waktu. Kelelahan ini timbul akibat tertimbunya asam laktat dalam tubuh sebagai hasil dari pembakaran zat makanan (glukosa) secara nonaerobik (tanpa oksigen). Dengan beristirahat, asam laktat yang tertimbun sedikit demi sedikit dihilangkan melalui proses biokimia.

10. Mengapa frekuensi dipercepat menjadi 1 tarikan setiap detik?

- Karena untuk mempersempit waktu probandus untuk beristirahat, sehingga probandus akan kelelahan secara sempurna.

11. Apa tujuan message dalam latihan ini?

- Mesagge bertujuan untuk menghilangkan kelelahan yang dirasakan OP, massage menyebabkan otot menjadi lemas dan pembuluh darah melebar sehingga lebih banyak oksigen dan nutrisi tersedia untuk jaringan otot sehingga toksin yang menyebabkan rasa pegal pun dapat segera dibawa aliran darah untuk dibuang / dinetralkan.

12. Bagaimna kita melakukan massage?

- Masagge dilakukan dengan cara memijat lengan atas probandus ke arah bawah dengan kuat dan ke arah atas dengan lemah.

13. Bagian mana dari lengan yang dimassage?

Gambar

Gambar 1.1 Menentukan periode laten pada voltage 5.0
Gambar 1.3 Menyelidiki pengaruh panjang otot pada kekuatan kontraksi otot
Gambar 1.1 investigating treppe pada voltage 8.2
Gambar 1.2 Investigating wave summation pada voltage 8.2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu terjadi karena (1) siswa tidak segera hapal penjumlahan 2 bilanagn satu angka yang hasilnya lebih dari 10, (2) guru tidak memberikan pembelajarannya menggunakan alat

Adapun tujuan pemebelajaran pada siklus I ini adalah sebagai berikut: - Siswa dapat menentukaan hasil penjumlahan 2 bilangan bulat 1 angka.. Kegiatan belajar mengajar dalam

merupakan gambaran singkat isi pelajaran baru, yang berfungsi sebagai (1) kerangka konseptual sebagai titik tolak proses belajar, (2) penghubung antara ilmu yang baru dengan apa

RENCANA PEMBELAJARAN/SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) 1. Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan 100 2. Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali peserta

1) Jumlah item latihan untuk yang singkat 6, normal 9, dan lama 12 item. 2) Total durasi latihan antara 10-30 menit dengan jumlah sirkuitn 3-6 per sesi. 3) Waktu recovery dan

Kegiatan Bimbingan Belajar Gratis di UPT SPF SMP Negeri 2 Tanjung Morawa NO Metode Kegiatan Durasi 1 Observasi Melakukan Observasi Di UPT SPF SMP Negeri 2 Tanjung Morawa 1 hari 2

Yang membedakan antara gangguan hubung singkat 3 fasa, 2 fasa dan 1 fasa ke tanah adalah impedansi yang terbentuk sesuai dengan macam gangguan itu sendiri dan tegangan yang memasok arus

b Kegiatan inti Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru, yaitu: 1 guru menjelaskan materi mengenai penjumlahan tanpa menyimpan; 2 guru menyampaikan materi pokok yang dipelajari, dan