• Tidak ada hasil yang ditemukan

penilaian formasi sumur kirani.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "penilaian formasi sumur kirani.pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN

PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN DAN PERHITUNGAN

DAN PERHITUNGAN

CADANGAN HIDROKARBON LAPANGAN ”KYRANI”

CADANGAN HIDROKARBON LAPANGAN ”KYRANI”

FORMASI CIBULAKAN ATAS CEKUNGAN JAWA BARAT

FORMASI CIBULAKAN ATAS CEKUNGAN JAWA BARAT

UTARA DENGAN METODE VOLUMETRIK

UTARA DENGAN METODE VOLUMETRIK

Rani Widiastuti

Rani Widiastuti11, Syamsu Yudha, Syamsu Yudha22, Bagus Jaya Santosa, Bagus Jaya Santosa33 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia  Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia 1*1*

[email protected] [email protected] PERTAMINA

PERTAMINA EP Region EP Region Jawa, Cirebon, Jawa, Cirebon, Indonesia Indonesia 22 Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia  Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia 33

Abstrak Abstrak

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan penyebaran reservoar Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan penyebaran reservoar menggunakan peta bawah permukaan dan menghitung besarnya cadangan hidrokarbon dengan menggunakan peta bawah permukaan dan menghitung besarnya cadangan hidrokarbon dengan metode volumetrik. Metodologi peneli

metode volumetrik. Metodologi penelitian tian ini adalah menentukan lini adalah menentukan litologi dari itologi dari data log yang digunakandata log yang digunakan sebagai dasar korelasi antar sumur dan menghitung nilai saturasi air serta porositas dengan sebagai dasar korelasi antar sumur dan menghitung nilai saturasi air serta porositas dengan persamaan Archie. Kemudian nilai tersebut digunakan untuk menghitung volume reservoar dengan persamaan Archie. Kemudian nilai tersebut digunakan untuk menghitung volume reservoar dengan metode volumetrik, sedangkan potensi cadangan hidrokarbon dihitung menggunakan persamaan IOIP. metode volumetrik, sedangkan potensi cadangan hidrokarbon dihitung menggunakan persamaan IOIP. Dari analisa data dan pembahasan diinterpretasikan bahwa Lapisan “R” merupakan lapisan produksi Dari analisa data dan pembahasan diinterpretasikan bahwa Lapisan “R” merupakan lapisan produksi yang menghasilkan minyak dari reservoar batugamping di Formasi Cibulakan Atas. Batugamping yang menghasilkan minyak dari reservoar batugamping di Formasi Cibulakan Atas. Batugamping penyusun merupakan batugamping terumbu dengan arah penyebaran Baratlaut-Tenggara. penyusun merupakan batugamping terumbu dengan arah penyebaran Baratlaut-Tenggara. Karakterisasi reservoar telah dilakukan dengan data sumur dan seismik, reservoar tersebut umumnya Karakterisasi reservoar telah dilakukan dengan data sumur dan seismik, reservoar tersebut umumnya mempunyai nilai porositas 19% dan saturasi air 20%. Hasil perhitungan cadangan dengan metode mempunyai nilai porositas 19% dan saturasi air 20%. Hasil perhitungan cadangan dengan metode perhitungan volumetrik dari reservoar tersebut sebesar 179.034.949,96 STB.

perhitungan volumetrik dari reservoar tersebut sebesar 179.034.949,96 STB. Kata kunci 

Kata kunci : petrofisik, : petrofisik, volume buvolume bulk, lk, IOIP IOIP  1. Pendahuluan

1. Pendahuluan

Well Logging 

Well Logging    merupakan merupakan datadata rekaman parameter-parameter fisika dalam rekaman parameter-parameter fisika dalam lubang bor terhadap kedalaman sumur, data lubang bor terhadap kedalaman sumur, data

logging 

logging   tersebut dapat dikonversi untuk  tersebut dapat dikonversi untuk memberikan informasi secara kualitatif maupun memberikan informasi secara kualitatif maupun kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur kuantitatif tentang formasi batuan pada sumur dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat dan jumlah cadangan minyak bumi yang dapat diproduksi. Dan dari data seismik nantinya juga diproduksi. Dan dari data seismik nantinya juga akan dapat diketahui penampang seismik yang akan dapat diketahui penampang seismik yang mencirikan karakteristik batuan reservoar. mencirikan karakteristik batuan reservoar.

Dalam menentukan petrofisik

Dalam menentukan petrofisik

reservoar yang terlebih dahulu dilakukan yaitu reservoar yang terlebih dahulu dilakukan yaitu menentukan litologi dari lapangan “Kyrani” menentukan litologi dari lapangan “Kyrani” dengan menggunakan data log yang diberikan dengan menggunakan data log yang diberikan kemudian dilakukan korelasi antar sumur agar kemudian dilakukan korelasi antar sumur agar dapat diketahui kondisi bawah permukaannya. dapat diketahui kondisi bawah permukaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pola penyebaran reservoar, menentukan pola penyebaran reservoar, memetakan penyebaran reservoar yang memetakan penyebaran reservoar yang meliputi peta

meliputi peta time structure time structure , peta, peta depthdepth structure 

structure , peta isopach serta peta netpay, dan, peta isopach serta peta netpay, dan menghitung besarnya cadangan hidrokarbon menghitung besarnya cadangan hidrokarbon yang terkandung di lapisan “R”.

yang terkandung di lapisan “R”.

2.

2. Wireline Logging Wireline Logging  Log 

Log   adalah suatu grafik kedalaman  adalah suatu grafik kedalaman atau waktu dari satu set data yang atau waktu dari satu set data yang menunjukkan parameter yang diukur secara menunjukkan parameter yang diukur secara

berkesinambungan didalam sebuah sumur. berkesinambungan didalam sebuah sumur. Untuk dapat melakukan interpretasi

Untuk dapat melakukan interpretasi log log  dengan dengan baik harus dipahami sifat–sifat kurva dari baik harus dipahami sifat–sifat kurva dari setiap jenis

setiap jenis log log   serta kondisi–kondisi yang  serta kondisi–kondisi yang berpengaruh terhadap bentuk kurva yang berpengaruh terhadap bentuk kurva yang bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan bersangkutan. Dengan demikian, kesimpulan yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari yang dihasilkan diharapkan tidak jauh dari kondisi sebenarnya.

kondisi sebenarnya.

Berikut ini adalah macam–macam Berikut ini adalah macam–macam

wireline log 

wireline log   yang biasa digunakan dalam  yang biasa digunakan dalam evaluasi suatu formasi :

evaluasi suatu formasi :

2.1

2.1 Log Log Spontaneous PotentialSpontaneous Potential (SP)(SP) Log 

Log   SP merupakan rekaman beda  SP merupakan rekaman beda potensial formasi.

potensial formasi. ToolsTools SP mengukur bedaSP mengukur beda potensial antara sebuah elektroda yang potensial antara sebuah elektroda yang ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu ditempatkan di permukaan tanah dengan suatu elektroda yang bergerak dalam lubang sumur. elektroda yang bergerak dalam lubang sumur.

Tools

Tools SP beroperasi berdasarkan arus listrik,SP beroperasi berdasarkan arus listrik, maka lumpur pengeboran yang digunakan maka lumpur pengeboran yang digunakan harus

harus bersifat bersifat konduktif. konduktif. Dalam Dalam evaluasievaluasi formasi

formasi Log Log   Sp biasa digunakan untuk  Sp biasa digunakan untuk mengidentifikasi zona permeable dan non mengidentifikasi zona permeable dan non permeable serta untuk korelasi

permeable serta untuk korelasi well to well well to well  2.2 Log 

2.2 Log Gamma Ray Gamma Ray  (GR) (GR)

Prinsip

Prinsip log log   GR adalah perekaman  GR adalah perekaman sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR sifat radioaktif alami bumi. Radioaktivitas GR berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama berasal dari 3 (tiga) unsur radioaktif utama

(2)

yang ada di dalam batuan, yaitu Uranium-U, Thorium-T dan Potassium-K, yang secara kontinyu memancarkan GR dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar gamma ray   ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap GR yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah  jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan

waktu.

KegunaanLog  GR, antara lain : 1. Evaluasi kandungan serpih (Vsh) 2. Menetukan lapisan permeabel. 3. Korelasi antar sumur.

2.3 Log  Resistivitas

Resistivitas suatu medium adalah tahanan atau hambatan yang diberikan oleh medium tersebut terhadap arus listrik yang melaluinya, semakin besar hambatan yang diterima semakin besar pula resistivitasnya. Logresistivity  (log tahanan jenis) bekerja untuk merekam daya hantar listrik sebuah batuan, semakin kecil tahanan jenis batuan, maka daya hantar listriknya semakin besar. Butiran dan matrik batuan dapat dianggap tidak menghantarkan listrik, maka log tahanan jenis dapat mengetahui jenis fluida yang mengisi pori-pori batuan.

Log   resistivitas dugunakan untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor serta dipakai untuk mengidentifikasi zona-zona yang mengandung hidrokarbon

2.4 Log  Densitas

Log densitas menggunakan prinsip kerja Compton Scatering . Pada kejadian hamburan Compton, foton sinar gamma bertumbukan dengan elektron dari atom di dalam batuan, foton akan kehilangan tenaga karena proses tumbukan dan dihamburkan ke arah yang tidak sama dengan arah foton awal, sedangkan tenaga foton yang hilang sebetulnya diserap oleh elektron sehingga elektron dapat melepaskan diri dari ikatan atom menjadi elektron bebas (Adi Harsono, 1997).

Aplikasilog  densitas antara lain :

1. Identifikasi batuan secara kuantitatif. 2. Identifikasi adanya kandungan gas. 3. Menderteminasi densitas batuan

2.5 Log  Neutron

Log   neutron termasuk juga alat porositas dan pada prinsipnya untuk menentukan formasi yang porous dan penentuan porositas. Alat ini disebut alat neutron terkompensasi (Compensated Neutron Tool ) atau disingkat dengan CNT.

Tanggapan alat neutron terutama mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam formasi. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen (per unit volume) yang hampir sama, neutron akan memberikan tanggapan porositas fluida dalam formasi bersih. Tetapi neutron tidak dapat membedakan atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen yang secara kimia terikat pada mineral batuan, sehingga tanggapan alat neutron pada formasi lempung yang banyak mengandung atom hidrogen dalam susunan molekulnya berakibat seolah-olah porositasnya lebih tinggi (Adi Harsono, 1997).

2.6 Interpretasi Kualitatif dan Kuantitatif

Para ahli geologi telah sepakat bahwa penentuan lingkungan pengendapan dapat dilihat dari bentuk kurva log terutama log

gamma-ray   (GR) dan spontaneous potensial 

(SP). Tidak adanya bentuk kurva log yang unik dari setiap lingkungan pengendapan membuat interpretasi berdasarkan data tersebut sangat beresiko tinggi. Interpretasi lingkungan pengendapan yang cukup akurat didapat dari data core.

Interpretasi data wireline log   secara kuantitatif dengan mengamati bentuk defleksi kurva menggunakan rumus perhitungan. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan porositas, permeabilitas, saturasi air, saturasi hidrokarbon maupun kandungan shale   dalam reservoar. Parameter yang dihitung dalam analisis ini berupa kandungan serpih (Vsh),

Porositas (∅), dan Saturasi air (Sw).

a. Porositas

Penentuan harga porositas pada lapisan reservoar menggunakan gabungan harga porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas densitas (φD) yang merupakan

hasil perhitungan dari kurva RHOB dan porositas neutron (φN) yang dibaca dari kurva

NPHI.  f  ma b ma  D  ρ   ρ   ρ   ρ  − − = Φ ……….……(2.1) 2 2 2  N   D  DN  ϕ  ϕ  ϕ  = + ...(2.2) Dimana :φ D= porositas densitas

 ρ m = densitas matriks batuan,

batupasir 2.65 dan

batugamping 2.71

 ρ b = densitas bulk   batuan, dari

pembacaan kurva log RHOB

 ρ f  = densitas cairan lumpur

pemboran, dibaca dari data

(3)

φ N = porositas neutron

 DN 

φ 

 = porositas densitas neutron b. Saturasi air

Saturasi atau kejenuhan air formasi adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh air dengan volume porositas total (Adi Harsono, 1997). m a F  φ  = ...(2.3) t  w w  R  R F  S  = × ...(2.4)

Dimana : F = Faktor Resistivitas Formasi a = Koefisien litologi (batugamping

a=1, batupasir a=0.65)

φ 

 = porositas densitas neutron

m = Faktor sementasi (batugamping m=2, batupasir m=2.15)

S w  = Saturasi air formasi

F= Faktor formasi

R w = Resistivitas air formasi

R t  = Resistivitas formasi, dibaca dari

kurva resistivitas

c. Volume Shale

Volume Shale  merupakan kandungan shale pada formasi.

min max min log GR GR GR GR Vsh − − = ...(2.5)

Dimana: GRlog = nilaiGR pada data log

GRmax = nilai GR maksimum,

GRmin = nilai GR minimum

2.7 Metode pendekatan perhitungan volume bulk

Perhitungan volume reservoar dilakukan dengan menggunakan persamaan trapezoidal atau piramidal, yang dipengaruhi rasio luas antara kontur satu dengan kontur yang berada diatasnya. Perbandingan antara luas area diatas dan dibawah tersebut dikenal dengan rasio area yang dirumuskan sebagai berikut: n n  A  A  Rasio= +1 …….………..(2.6) Dimana : An = Luas area yang dilingkupi kontur

n (m2)

An+1 = Luas area yang dilingkupi

kontur n+1 (m2)

Pendekatan metode dalam

perhitungan bulk volume (Vb) reservoar dari

net isopach map  yaitu:

1. Metode Piramidal

Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang berurutan

kurang atau sama dengan 0,5 atau

5 , 0 ) 1 ( < +  An n  A

. Dimana persamaan yang digunakan adalah: ] ) 1 ( ) 1 ( [ 3× + + + × +

= h  An  A n  An  An

Vb ....(2.7)

Dimana : Vb = Bulk Volume (acre.ft )

An = Luas daerah yang dikelilingi kontur ke-n (acre )

An+1 = Luas daerah yang dikelilingi oleh kontur ke n+1 (acre ) h = Interval konturisopach(feet ) 2. Metode Trapezoidal

Metode ini digunakan bila harga perbandingan antara kontur yang berurutan lebih dari 0,5 atau ( +1) >0,5

 An n  A

. Dimana persamaan yang digunakan adalah:

)] 1 ( [ 2× + + = h  An  A n Vb ...(2.8)

Dimana : Vb = Bulk Volume (acre.ft )

An = Luas daerah yang dikelilingi kontur ke-n (acre )

An+1 = Luas daerah yang dikelilingi oleh kontur ke n+1 (acre ) h = Interval konturisopach(feet )

2.8 Penentuan Cadangan Hidrokarbon dengan metode volumetrik

Pada metode ini perhitungan didasarkan pada persamaan volume, data-data yang menunjang dalam perhitungan cadangan ini adalah porositas dan saturasi hidrokarbon. Persamaan yang digunakan dalam metode volumetris adalah IGIP (Initial Gas In Place) atau IOIP (Initial Oil In Place).

1. Initial Oil In Place ( IOIP)

 Bbl  Boi

Sw Vb

 IOIP= ×φ × (1− )×7758 ...(2.9) Dimana : IOIP = Initial Oil in Place  (STB,Stock

Tank Barrels )

7758= Faktor konversi dari acre.ft ke barrels

Vb = Volume Bulk dari reservoar (acre.ft)

Ø = Porositas sesungguhnya (%) Sw = Saturasi air (%)

Boi = Oil formation volume factor 

(STB/bbls) 2. Initial Gas in Place (IGIP)

 MCF   Bgi

Sw Vb

(4)

Dimana : IGIP = Initial Gas in Place   (SCF,

Standart Cubic Feet )

43560 = Faktor konversi dari acre.ft ke cubic.ft

Vb = Volume Bulk dari reservoar (acre.ft)

Ø = Porositas sesungguhnya (%) Sw = Saturasi air (%)

Bgi = Gas formation volume factor (SCF/cuft)

3. Metodologi Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tugas akhir ini yaitu :

3.1 Studi Pustaka

Studi pustaka ini dilakukan untuk mengetahui beberapa referensi yang telah dilakukan oleh para peneliti-peneliti terdahulu didaerah yang sama. Studi pustaka juga dilakukan pada beberapa referensi yang mendukung penelitian ini secara keilmuan

sehingga dalam pembahasannya akan

ditunjang dengan latar belakang serta teori yang kuat. Studi pustaka pada daerah penelitian dilakukan secara regional agar permasalahan-permasalahan yang ada dapat segera dirumuskan dan diselesaikan dalam bentuk laporan tugas akhir.

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan aspek-aspek keperluan yang akan diperoleh dari data tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder sebagai pembanding dan pengumpulannya akan diusahakan dan disimpan dalam bentuksoftcopy  danhardcopy 

Gambar 1 Diagram alir metodologi

Data yang diperoleh antara lain : - Data Log

Data log yang digunakan adalah 11 data log Gamma ray (GR), log Neutron , log

density , log resistivity , dari lapangan “Kyrani” sumur “RR_15”, “RR_08”, “RR_10”, “RR_07”, “RR_06”, “RR_03”, “RR_24”, “RR_29”, “RR-L_15”, “RR-L_01” dan “RR-L_03”.

- Data Penampang Seismik

Data Penampang seismik yang digunakan adalah data seismik 3 dimensi yang dirunning  pada tahun 2004.

3.3 Pengolahan dan Analisa data

Data yang sudah terkumpul kemudian

dianalisis sebagai pedoman untuk

pembahasan. Pengolahan data tersebut meliputi :tahapan interpretasi, korelasi, picking fault , picking horizon , pembuatan peta bawah permuukaan dan perhitungan cadangan hidrokarbon.

a. Tahapan Interpretasi litologi

Data yang digunakan berupa data log dan data seismik. Interpretasi ini dilakukan untuk mengetahui jenis litologi yang terdapat pada daerah telitian, karakteristik reservoar secara vertikal, kemenerusan lapisan dan penyebarannya secara horizontal yang diperoleh dari data seismik.

b. Tahapan Korelasi

Korelasi log sumur pada formasi Cibulakan Atas dari data log yang digunakan adalah korelasi stratigrafi dengan satu lintasan. Korelasi ini membahas tentang lingkungan pengendapan pada Lapangan “R” berdasarkan sikuen stratigrafi

c. Tahapan picking horizon

Picking horizon   pada data seismik dilakukan untuk mengikuti kemenerusan lapisan yang diteliti, yaitu lapisan “R”.

d. Tahapan Analisa Petrofisika

Analisa petrofisika dilakukan untuk memperoleh nilai properti dari reservoar seperti porositas, saturasi air, densitas, serta memperkirakan kandungan fluida dalam lapisan yang diteliti menggunakan Microsoft Excel.

e. Pembuatan Peta bawah permukaan

Pembuatan peta-peta bawah

permukaan berdasarkan data log sumur dan seismik yang meliputi peta time structure ,

depth structure , isopach dan netpay untuk mengetahui karakteristik dari formasi.

f. Perhitungan Cadangan

Perhitungan cadangan dilakukan berdasarkan data petrofisika dan peta netpay, menggunakan metode perhitungan volumetrik.

(5)

4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Interpretasi Litologi

Berikut interpretasi litologi dari sumur “RR_06” berdasarkan crossplot   Log NPHI-RHOB:

Gambar 2 Crossplot Log NPHI-RHOB sumur “RR_06”

Lapisan R terdapat pada interval -1765mbpl

sampai -1867mbpl yang merupakan

batugamping terumbu dariMid Main Carbonate 

(MMC) Formasi Cibulakan Atas dengan perselingan serpih dan batupasir diantaranya pada interval 1700mbpl sampai 1765mbpl, -1867mbpl sampai -1878mbpl, -1885mbpl sampai -1950mbpl.

4.2 Korelasi

Data log yang dianalisa adalah data log Gamma Ray,SP,Resistivity, RHOB, NPHI, dan logsonic . Korelasi yang dilakukan adalah korelasi struktur dan korelasi stratigrafi yang menggunakan tujuh marker yaitu Marker SB1,

MFS1, FS11, FS12, SB2, FS21, MFS2. Pada

korelasi stratigrafi marker MFS2 berfungsi

sebagai datum karena dapat dijumpai disetiap sumur pada Lapangan “Kyrani”.

Marker SB (Sequence Boundary ) ditentukan berdasarkan pola kurva log GR yang berubah dari bawah keatas secara tiba-tiba dari harga GR yang sedang–tinggi kearah GR yang rendah yang menunjukkan bahwa terjadi perubahan litologi dari imperpemeable yang diinterpretasikan sebagai shale kelitologi permeabel yang diinterpretasikan sebagai batugamping.

Marker MFS (Maximum Flooding Surface ) ditentukan berdasarkan perubahan nilai pada log gamma ray   dari yang bernilai rendah menjadi tinggi pada log gamma raydan adanya perubahan pola log dariblockymenjadi

bell shape   yang menunjukkan perubahan dari batugamping terumbu menjadi batugamping klastik dengan sisipanshale.

Marker FS (Flooding Surface ) ditentukan berdasarkan pola kurva log GR yang berubah dari bawah keatas secara tiba-tiba dari harga GR yang rendah–sedang

kearah GR yang sedang-tinggi yang

menunjukkan bahwa terjadi perubahan muka air laut secara cepat dan penyebarannya tidak luas.

Gambar korelasi struktur pada lapangan “Kyrani” dapat dilihat pada Lampiran (Gambar 1).

4.3 Well-Seismic Tie 

Well Seimic Tie  merupakan pekerjaan meletakkan horizon seismik (dalam skala

waktu) pada posisi kedalaman yang

sebenarnya (Vail san Mitchum, 1977) agar dapat dikorelasikan dengan data geologi lain dan diplotkan pada skala kedalaman dengan memindahkan data sumur ke dalam data

seismik sehingga akan diketahui

penempatannya. Pengikatan ini bertujuan untuk mengetahui top formasi yang diteliti pada penampang seismik.

Metode yang digunakan dalam well seismic tie   penelitian kali ini adalah metode

checkshot   dengan menggunakan survei kecepatan (velocity survey ) dan travel time . Data checkshot yang digunakan pada Well-  Seismic Tie   ini adalah data dari sumur ”RR_06” (Lampiran Gambar 2).

Berdasarkan Well-Seismic Tie   dapat dilihat bahwa lapisan R berada pada time1725 TVDSS sedangkan lapisan BRF pada time 

1875 TVDSS.

4.4 Interpretasi Struktur

Pada lapangan “Kyrani” terdapat 25 struktur sesar yang dapat diinterpretasikan sebagai sesar normal dengan arah relatif Utara-Selatan dan Timurlaut-Baratdaya. Didalam sistem petroleum sesar-sesar tersebut berperan sebagai perangkap struktur (structure  trap ), dimana hidrokarbon yang mengalami migrasi akan terjebak didalam perangkap struktur tersebut. Adanya perangkap struktur di daerah telitian menyebabkan hidrokarbon yang terakumulasi didalamnya menjadi cukup besar (Lampiran Gambar 3)

4.5 Picking Horizon 

Setelah dilakukan pengikatan data seismik dengan data sumur kemudian dilakukan picking horizon dengan melihat kemenerusan reflektor dengan ciri-ciri wavelet 

yang menandakan kemenerusan lapisan ”R” pada lapangan ”Kyrani” formasi Cibulakan Atas. Picking Horizon   sangat mempengaruhi harga TWT (two way time ) sehingga diperlukan seismogram sintetik. Hasil picking horizon 

(6)

formasi Cibulakan Atas menandakan bahwa lapisan tersebut menerus dan gelombang reflektor dipengaruhi oleh kedalaman, porositas batuan maupun fluida yang terkandung didalamnya.

4.6 Time Mapping   dan Time to Depth Convertion

Pembuatan peta struktur waktu dilakukan setelah proses picking horizon 

selesai karena pada peta struktur waktu data yang digunakan adalah data seismik berupa harga TWT (Two Way Time ) yang didapatkan dari hasil picking horizon   Hasil TWT yang didapatkan tersebut kemudian diplotkan pada peta baseline   seismik. Masing-masing shot point yang memiliki harga TWT sama dapat dihubungkan untuk mendapatkan garis kontur.

Pada time mapping   satuan waktu yang digunakan masih dalam TWT (Two Way Time) sedangkan pada peta depth structure 

dibutuhkan satuan waktu OWT (One Way Time). Oleh karena itu dilakukan konversi TWT menjadi OWT dengan cara membagi TWT menjadi 2 (konsep seismik refleksi). Kemudian satuan waktu OWT tersebut digunakan untuk mendapatkan kecepatan (velocity ) dengan cara membagi nilai TVDSS dengan OWT. Setelah diperoleh nilai velocity   maka didapatkan peta depth structure   dengan cara mengalikanvelocity  dengan OWT.

Time Map dan Depth Map dari Lapangan “Kyrani” dapat dilihat pada Lampiran Gambar 4.

4.7 Analisa Petrofisika

Analisa petrofisik dilakukan

menggunakan persamaan rumus dalam

mencari nilai-nilai sifat fisik batuan yang nantinya akan berguna dalam perhitungan cadangan hidrokarbon. Penentuan sifat fisik yang dilakukan berupa nilai porositas, kandungan serpih dan saturasi air. Pengolahannya didukung oleh data Ascii  yang memudahkan penentuan nilai petrofisik dengan metode Archie secara manual menggunakan Microsoft Excel.

Dengan persamaan (2.1) dan (2.2) diperoleh nilai rata-rata porositas pada Lapisan R sebesar 19%, sedangkan menggunakan persamaan (2.3) dan (2.4) diperoleh nilai rata-rata saturasi air sebesar 20%.

4.8 Pemetaan Reservoar

Gross Isopach Map   merupakan peta

yang dibuat dengan data ketebalan

batugamping dalam lapisan reservoar. Peta ini dibuat dengan cara mengukur ketebalan yaitu dari top lapisan reservoar hingga bottom

lapisan reservoar. Harga dari ketebalan

masing-masing sumur tersebut diplotkan ke dalam basemap   sumur yang kemudian dihubungkan untuk kedalaman yang memiliki harga yang sama (Lampiran Gambar 5).

Net Isopach Map   merupakan peta

yang dibuat dengan data ketebalan

batugamping dalam lapisan reservoar.

Ketebalan ini merupakan ketebalan

batugamping yang tidak mengandung shale, atau batugamping bersih yang dibaca pada kolom mku (meter kedalaman ukur). Parameter

cutoff  Vsh yang digunakan pada peta sebesar Vsh > 0,45. Harga dari ketebalan masing-masing sumur tersebut diplotkan kedalam basemap sumur yang kemudian dihubungkan untuk kedalaman dengan nilai yang sama (Lampiran Gambar 6).

4.9 Penentuan Oil Water Contact  (OWC) dan Perhitungan Volume Bulk 

Zona prospek hiodrokarbon dibuat dengan tujuan untuk mengetahui besarnya area yang mengandung adanya hidrokarbon serta penyebaran dari hidrokarbon tersebut. Penentuan zona prospek hidrokarbon dilihat dari data WC (Water Contact) atau batas kontak air dengan hidrokarbon yang didapatkan dari data uji produksi sumur di Lapangan “Kyrani” serta data log.

Kontak air dengan hidrokarbon pada penelitian kali ini terdapat pada sumur “RR_07”

pada kedalaman 1838 mbpl, dengan

penyebaran reservoarnya terdapat dua reservoar utama. Peta net pay  dibuat dari peta

depth structure  dioverlay   dengan nilai kedalaman oil water contact   (Lampiran Gambar 7).

Untuk menghitung volume bulk 

dibutuhkan luas area dan ketebalan reservoar. Nilai luasan reservoar merupakan luasan area peta struktur kedalaman yang telah dioverlay

dengan Oil Water Contact  (OWC) dan dihitung menggunakan kertas kalkir millimeter (Lampiran Gambar 8). Dengan persamaan (2.7) dan (2.8) diperoleh nilai volume bulk sebesar 197373.03 acree-feet.

4.10 Perhitungan Cadangan Hidrokarbon dengan Metode Volumetrik

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa jenis fluida hidrokarbon yang terdapat pada lapisan “R” Formasi Cibulakan Atas adalah minyak sehingga untuk menghitung cadangan hidrokarbon digunakan persamaan IOIP.

Menggunakan persamaan (2.9)

diperoleh estimasi cadangan hidrokarbon pada Lapangan “Kyrani” sebesar 179.034.949,96 STB.

(7)

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian diatas maka dapat disimpulkan :

1. Berdasarkan hasil korelasi

menggunakan konsep sikuen

stratigrafi pada Lapangan “Kyrani” ditemukan Sequence Boundary   (SB),

Flooding Surface   (FS) dan Maximum Flooding Surface   (MFS). Sedangkan lapisan “R” terdapat pada interval FS21 dan FS12.

2. Pola penyebaran reservoar pada lapangan “Kyrani” secara lateral berarah Baratlaut-Tenggara dengan hasil interpretasi struktur dari data seismik memperlihatkan bahwa terdapat 25 sesar normal sebagai perangkap strukturnya dengan arah relatif Utara-Selatan dan Timurlaut-Baratdaya.

3. Lapisan “R” adalah reservoar penghasil hidrokarbon (minyak) yang

tersusun oleh batugamping.

Berdasarkan analisa petrofisika, nilai rata-rata porositas reservoar sebesar 19% sedangkan nilai saturasi air sebesar 20%.

4. Besarnya kandungan IOIP (Initial Oin In Place ) pada Lapisan “R” Lapangan Kyrani sebesar 179.034.949,96 STB.

6. Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pertamina EP Region Jawa khususnya bidang Geologi dan Geofisika untuk diskusii dan dukungan serta masukan yang diberikan hingga terselesaikannya makalah ini serta kepada kampus ITS Surabaya.

7. Daftar Pustaka

Badley, M.E, 1985, Practical Seismic Interpretation, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey Harsono Adi, 1997, Evaluasi Formasi dan

Aplikasi Log ,Edisi revisi -8 mei 1997, Shlumberger Oil Services. Koesoemadinata. R.P., 1980, Geologi Minyak

dan Gas Bumi , Edisi kedua. Jilid 1 dan 2, Penerbit ITB, Bandung .

Mitchum, R.M, dkk, 1977, An Overview of Seismic Stratigraphy,

TheAmerican Association of Petroleum Geologist , Tulsa-Oklahoma

Sukmono, S., 1999, Seismik Stratigrafi,  jurusan Teknik Geofisika Institut

(8)

LAMPIRAN

1. Korelasi struktur Lapangan “Kyrani”.

(9)

3. Interpretasi Struktur Lapangan “Kyrani”.

(10)

5. Gross Isopach Map.

(11)

7. Overlay OWC (Oil Water Contact) pada Depth Map.

Gambar

Gambar 1 Diagram alir metodologi
Gambar 2 Crossplot Log NPHI-RHOB sumur “RR_06”

Referensi

Dokumen terkait

Jika sua tu industri mempunyai skala ekonomis yang besar, biaya dan harga akan tinggi ketika industri ini masih kecil dan akan menurun dengan membesarnya industri .... Keuntungan

Dengan demikian apabila terjadi perubahan pada nilai kanan batasan (misalkan kapasitas mesin B dinaikkan dari 15 jam menjadi 16 jam dan menurut penjelasan di atas.. keuntungan akan

Endraswara (2013:77) menjelaskan bahwa karya sastra dilahirkan tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial masyarakat akan menjadi pemicu lahirnya karya sastra. Pada

Teman-teman seperjuanganku angkatan 2011, Framon H.A Mailuhuw, Rico Kundre nyong Ambon yang selalu perhatian, Pak Emanuel Safirman Bata yang senyumnya imut

Penguatan  indeks  zona  Euro  masih  ditopang  oleh  issue  rencana  ECB  untuk  melakukan  pembelian  obligasi/  program  stimulus  senilai  550  miliar  Euro 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji statistik terhadap parameter komponen, potensi hasil, analisis hara daun indung teh dan tanah (N, P, K, Mg dan Zn) pada tanaman teh

This study aims at describing the violations of the politeness principles committed by the South Celebes governor candidates in 2013 and their factors. This is

Tesis ini berjudul Tinjaun Kritis Kedudukan dan Kewenangan Komisi Yudisial RI Pasca Amandemen UUD 1945 yang merupakan salah satu syarat yang harus dpenuhi untuk menyelesaikan