• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Proteksi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Proteksi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Seminar Kerja Praktek Makalah Seminar Kerja Praktek

Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan Sistem Proteksi Generator Berbasis RCS-985 Pada PLTU Pacitan Satrio Wibowo (21060110141099), Ir.

Satrio Wibowo (21060110141099), Ir. YuningtyastutYuningtyastuti, MT i, MT (195209261983(195209261983032001)032001) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, UniversitaUniversitas Diponegoro,s Diponegoro,

Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055

Fax. (024) 746055 Fax. (024) 746055 E-mail:

E-mail: Satriotr12@yahoo.comSatriotr12@yahoo.com Abstrak

Abstrak  Kebutuhan

 Kebutuhan listrik listrik dari dari tahun tahun ke ke tahun tahun semakin semakin meningkat meningkat seiring seiring dengan dengan laju laju pertumbuhan pertumbuhan penduduk.penduduk.  Maka

 Maka dibangunlah dibangunlah pembangkit-pembangkit pembangkit-pembangkit energi energi listrik listrik sehingga sehingga terpenuhi terpenuhi kebutuhan kebutuhan listrik listrik dalam dalam negeri.negeri.  Keandalan dan keberlangsungan suatu pembangkit energi listrik dalam melayani konsumen sangat

 Keandalan dan keberlangsungan suatu pembangkit energi listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung padatergantung pada  sistem

 sistem proteksi proteksi yang yang digunakan. digunakan. Adanya Adanya gangguan gangguan pada pada suatu suatu pembangkit pembangkit dapat dapat mengganggu mengganggu operasi operasi daridari  pembangkit

 pembangkit tersebut tersebut yang yang juga juga dapat dapat membahayakan membahayakan bagian-bagian bagian-bagian penting penting didalamnya didalamnya karena karena dapatdapat mengakibatkan kerusakan dan meluasnya daerah kerusakan ke bagian-bagian lain. Karena itu diperlukan suatu mengakibatkan kerusakan dan meluasnya daerah kerusakan ke bagian-bagian lain. Karena itu diperlukan suatu  sistem proteksi yang dapat melindungi setiap bagian dari pembangkit energi listrik.

 sistem proteksi yang dapat melindungi setiap bagian dari pembangkit energi listrik.  PLTG

 PLTG Pacitan Pacitan menggunakan menggunakan sistem sistem proteksi proteksi berbasis berbasis RCS-985. RCS-985. Sistem Sistem ini ini memiliki memiliki berbagai berbagai fungsifungsi  proteksi yang salah

 proteksi yang salah satunya untuk proteksi generator. satunya untuk proteksi generator. Terdiri dari bagianTerdiri dari bagian -bagian analog input -bagian analog input unit, mikroprosesor,unit, mikroprosesor, modul proteksi CPU, manajemen / record modul (MON), modul sinyal dll.. RCS-985 terintegrasi dengan semua modul proteksi CPU, manajemen / record modul (MON), modul sinyal dll.. RCS-985 terintegrasi dengan semua  perangkat proteksi dan memi

 perangkat proteksi dan memi liki interface liki interface berupa nyala lberupa nyala l ampu LED dan ampu LED dan alarm untuk indikator alarm untuk indikator gangguan. gangguan. RCS-985RCS-985  juga memiliki lock-out relay sebagai interlock untuk pengaman-pengaman atau breaker pada PLTU Pacitan.

 juga memiliki lock-out relay sebagai interlock untuk pengaman-pengaman atau breaker pada PLTU Pacitan.  Kata kunci : Sistem Proteksi Generator, RCS-985

 Kata kunci : Sistem Proteksi Generator, RCS-985 I.

I. PENDAHULUANPENDAHULUAN 1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Listrik sangat berguna baik dalam Listrik sangat berguna baik dalam  pemenuhan

 pemenuhan kebutuhakebutuhan n rumah rumah tangga tangga ataupunataupun kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari kebutuhan dunia industri. Kebutuhan listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka dengan laju pertumbuhan penduduk. Maka dibangunlah pembangkit-pembangkit energi dibangunlah pembangkit-pembangkit energi listrik sehingga terpenuhi kebutuhan listrik listrik sehingga terpenuhi kebutuhan listrik dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik dalam negeri. Tentu saja pembangkit listrik mempunyai peran yang sangat besar pada semua mempunyai peran yang sangat besar pada semua sektor kehidupan masyarakat sehingga sektor kehidupan masyarakat sehingga keberadaannya menjadi sangat penting.

keberadaannya menjadi sangat penting.

Keandalan dan keberlangsungan suatu Keandalan dan keberlangsungan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan. Adanya gangguan pada suatu sistem digunakan. Adanya gangguan pada suatu sistem  pembangk

 pembangkit it dapat dapat mengganmengganggu ggu operasi operasi daridari sistem pembangkit tersebut yang dapat sistem pembangkit tersebut yang dapat membahayakan bagian-bagian penting membahayakan bagian-bagian penting didalamnya karena dapat mengakibatkan didalamnya karena dapat mengakibatkan kerusakan dan penurunan umur pembangkit. kerusakan dan penurunan umur pembangkit. Karena itu diperlukan suatu sistem proteksi yang Karena itu diperlukan suatu sistem proteksi yang

dapat melindungi setiap bagian dari sistem dapat melindungi setiap bagian dari sistem  pembangk

 pembangkit it listrik listrik , , salah salah satunya satunya adalahadalah menggunakan RCS-985

menggunakan RCS-985 1.2

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja PraktekMaksud dan Tujuan Kerja Praktek Tujuan Kerja Praktek ini adalah : Tujuan Kerja Praktek ini adalah : 1.

1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini dapatMahasiswa melalui kerja praktek ini dapat menerapkan teori yang didapat di bangku menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah.

kuliah. 2.

2. Mahasiswa Mahasiswa dapat dapat mengetahui mengetahui sistemsistem  proteksi

 proteksi pada pada pembapembangkit ngkit tenaga tenaga listrik,listrik, khususnya di PLTU Pacitan.

khususnya di PLTU Pacitan. 3.

3. Mahasiswa Mahasiswa dapat dapat mengetahui mengetahui secarasecara langsung alat-alat sistem proteksi yang langsung alat-alat sistem proteksi yang terdapat di pembangkit PLTU Pacitan.

terdapat di pembangkit PLTU Pacitan. 1.3

1.3 Batasan MasalahBatasan Masalah

Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis membatasi masalah hanya pada prinsip kerja membatasi masalah hanya pada prinsip kerja dari sistem proteksi generator RCS-985 pada dari sistem proteksi generator RCS-985 pada PLTU Pacitan.

(2)

II. DASAR TEORI

2.1 Sistem Proteksi Tenaga Listrik

Yang dimaksud dengan sistem proteksi tenaga listrik adalah sistem pengaman pada  peralatan-peralatan yang terpasang pada sistem

tenaga listrik, seperti generator, bus bar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.

2.2 Fungsi dan Persyaratan Kualitas Proteksi Proteksi itu diperlukan :

1. Untuk menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasi sistem). Semakin cepat reaksi perangkat  proteksi yang digunakan maka akan semakin

sedikitlah pengaruh gangguan kepada kemungkinan kerusakan alat

2. Untuk cepat melokalisir luas daerah terganggu menjadi sekecil mungkin

3. Untuk dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada konsumen dan juga mutu listrik yang baik. 4. Untuk mengamankan manusia terhadap

 bahaya yang ditimbulkan oleh listrik

Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem  proteksi yang efektif yaitu :

a). Selektivitas dan Diskrimanasi

Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja.

 b). Stabilitas

Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang melindungi (gangguan luar).

c). Kecepatan Operasi

Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin besar kerusakan peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya membuka bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang dihubungkan sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem selebihnya. Waktu pembebasan gangguan yang tipikal dalam sistem-sistem tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana

mendatang waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga memerlukan relay dengan kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying)

d). Sensitivitas (kepekaan)

Yaitu besarnya arus gangguan agar alat  bekerja. Harga ini dapat dinyatakan dengan  besarnya arus dalam jaringan aktual (arus  primer) atau sebagai presentase dari arus

sekunder (trafo arus). e). Reliabilitas (keandalan)

Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak bekerjanya proteksi sebagaimana mestinya (mal operation).

2.3 Perangkat Sistem Proteksi

Yang dimaksud dengan perangkat sistem  proteksi,seperti terlihat pada gambar 2.1 adalah :

Gambar 2.1Hubungan antar perangkat proteksi 1. Relai.

Sebagai elemen perasa /pengukur untuk mendeteksi gangguan.

2. PMT/PMB (Pemutus Tenaga/ Pemutus Beban) Sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang terganggu. 3. Trafo tegangan dan atau trafo arus.

Mengubah besarnya arus dan atau tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder (Relai) 4.  Battery.

Sebagai sumber tenaga untuk mentripkan PMT dan catu daya untuk relai statik dan relai bantu. 5. Pengawatan.

Untuk mengubungkan komponen-komponen  proteksi sehingga menjadi satu sistem.

(3)

2.4 Gangguan Pada Generator

Macam-macam gangguan pada generator dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Gangguan listrik (electrical fault )

B. Gangguan mekanis/panas (mechanical or thermal fault )

C. Gangguan sistem ( system fault )

A. Gangguan Listrik (electr ical faul t  ) . Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari generator. Gangguan-gangguan tersebut antara lain :

1. Hubung singkat 3 (tiga) fasa.

Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya hubungan singkat tiga fasa (three  phase fault). Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api ( non flammable)

2. Hubung singkat 2 (dua) fasa.

Gangguan hubung singkat 2 fasa (unbalance  fault ) lebih berbahaya dibanding gangguan hubung singkat tiga fasa (balance fault) karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan, akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros ( shaft ) dan kopling turbin akibat adanya momen  puntir yang besar.

3. Stator hubung singkat satu fasa ketanah ( stator ground fault )

Kerusakan akibat gangguan 2 fasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat diperbaiki dengan menyambung (taping ) atau mengganti sebagian konduktor tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 fasa ketanah yang menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.

4. Rotor hubung tanah ( field ground ).

Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan ketanah (ungrounded system), bila salah satu sisi terhubung ketanah belum

menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya kemudian terhubung ketanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan dan kerusakan fatal pada rotor.

5. Kehilangan medan penguat ( loss of excitation).

Hilangnya medan penguat akan membuat  putaran mesin naik dan berfungsi sebagai generator induksi. Kondisi ini akan berakibat  pemanasan Iebih pada rotor dan pasak ( slot wedges), akibat arus induksi yang bersirkulasi  pada rotor.

Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh :

a. Jatuhnya (trip) saklar penguat .

 b. Hubung Singkat pada belitan penguat.

c. Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi  penguat.

d. Kerusakan pada sistem AVR. 6.Tegangan lebih (over voltage).

Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) desain isolasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan lebih dapat dimung-kinkan oleh mesin putaran lebih (overspeed ) atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR).

B Ganguan Mekanis/Panas (mechanical or thermal f ault )

Jenis-jenis gangguan mekanik atau panas antara lain:

1. Generator berfungsi sebagai motor (motoring ). Motoring adalah peristiwa berubah fungsinya generator menjadi motor akibat daya  balik (reverse power ).

Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukan dari penggerak utama ( prime mover ). Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri.

2. Pemanasan lebih setempat.

(4)

stator dapat dimungkinkan oleh : a. kerusakan laminasi

 b. kendornya bagian-bagian tertentu didalam generator seperti: pasak-pasak stator ( stator wedges), terminal ujung-ujung belitan, dsb. 3. Kesalahan paralel.

Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian  poros dan kopling generator dan penggerak

utamanya karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul kerusakan PMT dan kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat. C. Gangguan sistem (system faul t )

Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang atau terjadi pada sistem. Gangguan-gangguan sistem yang umumnya terjadi antara lain:

1. Frekuensi operasi yang tidak normal (abnormal frequency operation)

Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan  pada turbingenerator.Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit  pembangkit atau penghantar (transmisi).

2. Lepas sinkron (loss of synchron).

Adanya gangguan di sistem akibat perubahan  beban mendadak, switching, hubung singkat dan  peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa inicukup lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi paralel.

Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi keluar dan yang seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi dan resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.

3. Pengaman cadangan (back up protection) Kegagalan fungsi proteksi didepan generator  pada saat terjadi gangguan di sistem akan

4. Arus beban kumparan yang tidak seimbang (unbalance armature current ).

Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem atau adanya gangguan satu fasa dan dua fasa pada sistem yang menyebabkan beban generator tidak seimbang dan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi akan menginduksikan arus medan yang  berfrekuensi rangkap dengan arah berlawanan dengan putaran rotor dan akan menginduksikan arus pada rotor yang akan menyebabkan adanya  pemanasan lebih dan kerusakan pada bagian- bagian konstruksi rotor.

III. SISTEM PROTEKSI GENERATOR PLTU PACITAN

Sistem Proteksi pada PLTU Pacitan mempunyai sub-sub sistem proteksi yaitu sistem  proteksi turbin, sistem proteksi motor dan sistem  proteksi listrik. Sistem proteksi listrik sendiri melindungi 2 komponen utama yaitu generator dan transformator. Sistem proteksi pada generator pembangkit menggunakan sistem digital dengan nama produk RCS-985.

Berikut diagram blok sistem proteksi generator turbin gas RCS-985

Gambar 3.1 Diagram blok sistem proteksi generator RCS-985

Pada gambar 3.1, terlihat bagian-bagian dari sistem proteksi generator PLTU Pacitan.

(5)

Komponen-komponen dari RCS-985 sendiri ditandai oleh garis merah.

Analog Input

Bagian ini berfungsi untuk menerima variabel-variabel ukur analog lalu merubahnya ke bentuk digital untuk diproses lebih lanjut di CPU.

CPU

Semua proteksi yang tersedia dan fungsi-fungsi logika disimpan sebagai modul library software didalam CPU

MON Modul

Berfungsi sebagai fault detector and fault recorder.

Modul Sinyal

Modul sinyal terdiri dari lima modul yang yaitu, SIG1 , SIG2 , SIG3 dan SIG4 yang berfungsi memproses Output biner perintah trip, sinyal output trip dan status input biner.

Modul DC

Power supply terletak di modul DC . mengkonversi DC 250/220/125/110 V ke DC yang berbeda tingkat tegangan yang dibutuhkan oleh berbagai modul peralatan.

Output kontak trip (rly)

Sebagai interlock untuk pengaman-pengaman atau breaker pada komponen sistem tenaga. 3.1 Fungsi-Fungsi Proteksi Yang Digunakan.

Beberapa fungsi proteksi tersedia pada software yang secara permanen tersimpan dalam sistem. Fungsi-fungsi proteksi yang digunakan  pada generator disajikan dalam tabel 4.1

Tabel 3.1Fungsi-fungsi proteksi pada generator  No. Fungsi Proteksi Kode

IEEE 1. Current differential protection 87G 2. Unrestrained instantaneous differential protection 87UG 3. DPFC current differential  protection 87G 4. Spilt-phase transverse differential protection 87G

5. High sensitive transverse differential protection

87G 6. Longitudinal zero sequence

overvoltage protection for turn-to-turn fault

59N/60

7. DPFC directional protection for turn-to-turn fault

7/67 8. Two stages phase-to-phase

impedance protection

21G 9. Voltage controlled overcurrent

 protection

51V 10. Terminal high-current

 blocking function

11. Fundamental zero sequence overvoltage protection for stator earth fault

64G1

12. Third harmonic protection for stator earth fault

27/59TN, 64G2 13. Two stages of one-point-earth

fault protection of rotor

64R 14. Rotor two-point earth fault

 protection (Optional)

64R 15. Definite and inverse time

stator thermal overload  protection

49S

16. Definite and inverse time negative sequence overload  protection of rotor 46/50, 46/51, 49R 17. Loss-of-excitation protection 40 18. Out-of-step protection 68/78 19. Two stages phase-to-phase

overvoltage protection

59G 20. Accidental energization

 protection

50/27 21. Pole disagreement function 92PD 22. Voltage balance function 60 23. Voltage transformer supervision 47,60G 24. Current transformer supervision 50/74

(6)

Berikut adalah diagram kerja dari RCS-985

(a)

(b)

Gambar 3.2 (a) Prinsip kerja proteksi (b) Prinsip kerja saklar

Bagian primer sistem CT dan PT terhubung langsung ke unit transformer input. Sinyal-sinyal dari variabel input ukur CT dan PT diturunkan ke level yang sesuai untuk  pemrosesan oleh rangkaian elektronika dan dikirim via sistem kabel ke unit analog input lalu merubahnya ke bentuk digital dan mengirim ke sistem CPU dan MON Modul.

Variabel ukur digital yang didapat dari  bagian primer sistem secara kontinyu

dibandingkan dengan unit CPU dengan setting yang telah dibuat pada fungsi proteksi.

Untuk mendapat inputtan biner CPU mengirim sinyal tsb ke Modul Sinyal. Di dalam Modul Sinyal terdapat Output biner perintah trip, sinyal output trip dan status input biner. Semua proses perintah biner terproses di modul ini. Jika sebuah fungsi proteksi terpilih maka sinyal dari fungsi tersebut atau perintah trip dikirim ke unit binary output juga ke unit Input/Tripping.

Binary input yang di dapat dari serangkaian pemrosesan di Modul Sinyal lalu dikirim ke unit CP dan Modul MON. Di dalam CPU dan Modul MON sinyal tersebut dapat diartikan menjadi bermacam-macam fungsi  proteksi misal kombinasi logika ( interlocking

dan blocking ).

Modul CPU melakukan fungsi algoritma  proteksi, logika tripping . Modul MON melakukan fault detector and fault recorder. Kedua modul tersebut bekerja menggunakan logika “And”. Apabila fault detector MON  berlogik 1 maka saklar akan menutup, lalu menghubungkan kutub positif power supply dari output relay, sumber DC tripping relay pun disalurkan. Dan disisi lain fungsi gerbang G1 adalah untuk menerima perintah tripping yang dikirim dari modul CPU apabila perintah tripping yang dikirim dari modul CPU ke Gate1  berlogik 1, maka transistor akan diaktifkan (disini transistor berguna sebagai saklar), dan relay trip akan menutup lalu breaker pun trip. Interface kondisi operasi untuk indikator gangguan dapat dilihat pada panel RCS-985, Gambar 3.3 menunjukan tampilan lampu LED  pada panel RCS-985

Bagian bagian panel : 1. LCD.

2. Indikator LED.

3. 9 tombol key yang terdiri dari 4 tombol panah ( ◄ , ► , ▲ dan ▼ ), tombol plus ( + ), tombol ( - ), kunci escape ( ESC ) untuk mensetting relay.

(7)

Gambar 3.3 Panel RCS-985

Healthy ( Hijau ) menunjukkan bahwa relay adalah dalam rangka kerja yang benar, dan harus  pada setiap saat. Indikator ini akan padam ketika  beberapa kesalahan internal dalam perangkat keras atau perangkat lunak telah terdeteksi oleh self-diagnosing facilities, seperti kesalahan  pengaturan, kegagalan power supply, kegagalan

sirkuit dan sebagainya.

" VT Alarm " ( Yellow ) menunjukkan bahwa relay telah menemukan kegagalan sirkuit VT " CT Alarm " ( Yellow ) menunjukkan bahwa relay telah menemukan kegagalan sirkuit CT " Alarm " ( Yellow ) menunjukkan bahwa relay

sudah mengeluarkan alarm.

( RED ) menunjukkan bahwa relay telah mengeluarkan sinyal pengaktifannya.

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

1. Dengan berbasis sebuah mikroprosesor

Motorola MC68332

, dalam pengidentifikasian dan penanganan kegagalan/kesalahan RCS-985  bisa lebih cepat dan tepat.

2. Detektor kesalahan yang dikalkulasi dalam MON modul dan elemen operasi yang dihitung dalam CPU modul menggunakan data sampel yang mereka miliki, sehingga peralatan tidak akan beroperasi dengan kesalahan karena salah satu kegagalan data modul.

3. RCS-985 merupakan sistem proteksi yang terintegrasi yang memiliki sistem peringatan adanya gangguan berupa nyala lampu LED pada  panelnya. RCS-985 juga dilengkapi lock-out

relay sebagai interlock untuk pengaman- pengaman atau breaker pada PLTU Pacitan.

4.2 Saran

1. Untuk menghindari masalah-masalah kerusakan sistem proteksi dan menjaga keandalan dari fungsi sistem proteksi maka seharusnya dilakukan pemeliharaan secara  berkala terhadap semua komponen dari sistem  proteksi.

2. Karna menggunakan software dalam  pengoperasiaannya, sebaiknya harus lebih teliti dan cermat dalam pengoperasiannya. Lalu  pemeriksaan komponen hardware juga harus di lakukan secara berkala untuk memperoleh kinerja alat yang maksimal nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Christian Mamesah, Proteksi Sistem Tenaga  Listrik 1, Electrical Department TEDC

Bandung, 1998.

[2] Materi Pelatihan  Pemeliharaan Proteksi  Pembangkit PT PLN (PERSERO)

UDIKLAT, Semarang 

[3] Modul Pembelajaran Proteksi Sistem Tenaga  Listrik  Depdiknas 2003

[4] Materi Pelatihan O&M  Relai Proteksi  Jaringan PT PLN Persero P3B

(8)

BIODATA

Satrio Wibowo

Dilahirkan di Pemalang  pada tanggal 12 Maret 1993. Riwayat pendidikan: SD Negeri 3 Banjaran Pemalang, SMP Negeri 2 Pemalang, SMA Negeri 1 Pemalang, dan sekarang sedang melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang. Semarang, Desember 2013 Mengetahui, Dosen Pembimbing Ir. Yuningtyastuti, MT.  NIP. 195209261983032001

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan antar perangkat proteksi 1. Relai.
Gambar 3.1 Diagram blok sistem proteksi generator RCS-985
Tabel 3.1 Fungsi-fungsi proteksi pada generator
Gambar 3.2 (a) Prinsip kerja proteksi (b) Prinsip kerja saklar
+2

Referensi

Dokumen terkait

serangan ulat bisa terlihat secara visual dan jika terjadi serangan petani hanya perlu melakukan penyemprotan dengan pestisida dosis rendah, dan 6 dari 8

Pembagian bahan oksidan etilen berdasarkan jumlah kemasan tidak memengaruhi umur simpan, indeks skala warna kulit buah, susut bobot buah, kekerasan kulit buah,

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan Kota : Yogyakarta Tahun Data : 2013 NO Kabupaten/Kota KAWASAN HUTAN APL JUMLAH HUTAN TETAP HPK JUMLAH KSA-

perancangan rusunawa adalah fasilitas hunian, fasilitas bersama, fasilitas lingkungan dan fasilitas penunjang/prasarana. 3) Perancangan penghawaan alami pada rusunawa

Analisis yang menjelaskan tentang hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Hold Relax merupakan salah satu teknik yang perlakuannya terdiri atas fasilitasi aktif,

Berdasarkan dari hasil penelitian banyak dari tamu sudah merasa cukup puas dengan pelayanan yang diberikan oleh fairway lounge , hal ini dapat dilihat dari beberapa