• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selfi Virgiani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Selfi Virgiani"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 147

Sengketa Warga Plumpang Pasca Keputusan Pengadilan Tata Usaha

Negara (PTUN) Surabaya Di Dusun Plumpang Desa Penambangan

Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo

Selfi Virgiani

selfi.delapan08@gmail.com

Departemen Antropologi FISIP Universitas Airlangga

Abstrak

Konflik yang sudah terbuka pada masyarakat antara NU dan JI mengarah pada sengketa. Oleh karena itu kasus ini perlu untuk diteliti. Penelitian pada masyarakat di Dusun Plumpang Desa Penambangan Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Dalam memperoleh data digunakan metode observasi dan wawancara secara mendalam dan akhirnya untuk menganalisa sengketa yang berawal dari perbedaan menafsirkan ajaran agama Islam. Adanyahubungan tafsir yang berbeda di Dusun Plumpang yang saling berbenturan mempengaruhi tindakan atau perilaku. Orang-orang yang berbeda penafsiran itu sama-sama menginginkan adanya kebebasan. Kebebasan dalam berkarya seni dan kebebasan dalam menyebarkan ajaran Islam. Perkara sengketa ini disebabkan karena masing-masing ingin memiliki posisi kekuasaan paling berpengaruh di Dusun Plumpang. Dalam prosesnya, kedua pihak di Plumpang mengangkat perangkat Desa untuk mewakilinya membantu dalam kepengurusan Desa. Hasil penelitian ini ternyata penyebab sengketa karena adanya perbedaan tafsir mengenai ajaran agama Islam. Tafsir yang berbeda mempengaruhi pola perilaku dan menimbulkan perdebatan sampai konflik keluarga. Keinginan dalam mempengaruhi satu sama lain membuat kasus ini di selesaikan ke pengadilan. Akan tetapi, warga tetap bersengketa karena mereka sama-sama ingin memperebutkan kebenaran tentang tafsir ajaran agama Islam dan kekuasaan posisi pimpinan yang berpengaruh terhadap wilayah tertentu. Oleh karena itu keputusan PTUN tidak dilaksanakan..

Kata Kunci: sengketa, penyelesaian sengketa, kekuasaan

Abstract

Conflict already entrance between NU and JI society which directed to the dispute. So the case needed to detailed.Observation of Plumpang society, Penambangan vilage, Balongbendo, Sidoarjo city. The method used by qualitatif. For getting the information, used observation method and deepending interviewed to analized the dispute which begin from the different interpretation of Islam.There are divergent interpretation in Plumpang subvillage certainly influence the daily measure or behavior. The both of them want to get freedom. Freedom to work and spread Islam. The reason of the dispute is because each of them want to have power dominance which influence in Plumpang subvillage. In the process, the both of them raise aquipment to help the village management in Plumpang. From the result of observation, the reason of the dispute because there is interpretation divergent about Islam. Then it influence about the behavior and make controversy until families conflict. The urge to influential each other make this case to finished in the court. But, they keep disputing just because they want to get the truth about their intepretation of Islam and lead position which very influential for some areal. So the PTUN decision is not working.

(2)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 148 Keywords: dispute, dispute resolution,power

Pendahuluan

Keberagaman bukan hanya karena terdapat kesamaan yang dimiliki melainkan kemampuan untuk bekerja sama dan tidak selalu membicarakan perbedaan. Di Indonesia sendiri banyak komunitas-komunitas atau organisasi-organisasi yang terbentuk dari adanya perbedaan. Namun dalam suatu perbedaan yang ada di masyarakat akan memunculkan suatu komitmen yang masing-masing berbeda. Masyarakat mungkin belum menyadari bahwa dengan adanya golongan-golongan seperti itu merupakan awal terjadinya perpecahan dan awal dari sebuah perselisihan.

Perselisihan antar kelompok dalam satu agama sering terjadi di Indonesia. Kasus yang terjadi antara Sunni-Syiah di Sampang merupakan salah satu bentuk kasus yang terjadi akibat perbedaan tafsir dianut. Dalam kasusnya, keduanya saling memperebutkan kebenaran sampai menewaskan seseorang dalam aksinya. Perbedaan tafsirlah yang bisa memuat mereka berselisih.

Selain itu juga dari penelitian yang dilakukan oleh Gatot Purwanto yang berjudul Konflik dan Integrasi: Antara

Penganut NU dan Muhammadiyah di Dusun Sumber Langgeng Kel Sumberejo

Kec Pakal Kota Surabaya. Hasil dari

penelitiannya ini adalah bahwa konflik yang terjadi terkait dengan perbedaan pola ajaran antara NU dan Muhammadiyah yang ada di Dusun Sumber Langgeng telah membuat masyarakat yang bertempat di Dusun tersebut menjadi masyarakat yang semakin fanatik dalam mendalami ibadah bila dibandingkan dengan Dusun yang lain yang ada di Kelurahan Sumberejo.

Di dalam suatu masyarakat pasti memiliki tata terbit yang sudah di sepakati bersama sesuai dengan kesepakatan para anggota warganya. Namun tidak semua kesepakatan yang dimaksud selalu menyeluruh bagi masyarakat karena adanya perbedaan pola kebiasaan dan ajaran yang dimiliki. Sesuatu seperti agama bisa memunculkan kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi yang memisah sesuai dengan kesamaan antar individunya. Perbedaan inilah yang akhirnya akan menimbulkan masalah-masalah dalam masyarakat.

Dibutuhkan adanya peran dari hukum yang berlaku untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Seperti kasus yang terjadi di Dusun Plumpang, Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo.Dalam satu daerah terdapat perbedaan menafsirkan tentang

(3)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 148

agama Islam. Pertetangan antar warga Plumpang mengenai aturan yang tidak sesuai dengan apa yang di yakininya benar. Saling menyalahkan dan sama-sama menunjukkan kebenaran akhirnya menimbulkan keonaran di antara warga. Keonaran yang sifatnya sudah terbuka untuk publik membuka dengan jelas apa permasalahan yang terjadi di sana. Semua daerah di sekitar Plumpang ikut berperan dalam membela bahkan timbul kekhawatiran yang lebih parah. Warga Desa Penambangan secara keseluruhan akhirnya sepakat untuk mengambil jalan pengadilan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang terjadi.

Dalam situs beritasidoarjo.com

dengan judul Konflik Antara Warga Desa

Penambangan Dengan Pondok “AL-ISLAM” Berhasil Di Redam menjelaskan

bagaimana kronologi yang terjadi di antara kedua belah pihak yang bersengketa terkait dengan berbagai masalah yang ditimbulkannya sehingga diadakan perundingan atau rapat besar(http://www.beritasidoarjo.com/?p=32 83, situs di akses pada 27 April 2014 pukul 09.10 WIB).

Rapat dihadiri oleh seluruh warga dusun Kedungsari, warga dusun Plumpang, BPD dengan pengurus pondok Al-Islam dusun Plumpang di balai Desa kantor kepala desa yang melibatkan aparat

keamanan dari Tentara Nasioanal Indonesia dan Kepolisian. Namun hasil keputusan rapat dianggap tidak adil sehingga belum bisa menyelesaikan sengketa.

Kepengurusan desa selalu menjadi perhatian penting bagi para penduduk karena adanya sengketa ini membuat suatu jabatan sangat diperlukan untuk menguasai dan mempengaruhi. Dalam suatu masalah persengketaan yang terjadi di masyarakat dapat ditempuh dengan segala cara penyelesaian sesuai dengan kesepakatan bersama.

Kondisi persengketaan yang terjadi ini apabila dilihat lebih dekat, di balik persengketaan yang terjadi di Dusun Plumpang Desa Penambangan initerdapat adanya peerbedaan tafsir dari dua organisasi Islam yaitu NU dan JI. Namun secara keseluruhan kasus yang terjadi merupakan pertentangan antar warga Dusun Plumpang. Pihak-pihak yang menginginkan kedudukan dan juga kekuasaan atas Dusun Plumpang di latar belakangi perbedaan tafsir, membuat timbulnya pertentangan.

Setiap organisasi memiliki hak untuk menunjukkan kebenaran penafsirannya. Klaim kebenaran inilah yang membuat suatu kelompok mempunyai kekuatan dan bisa menarik pengikut. Tetapi dengan perbedaan sekali lagi seperti yang terjadi di Dusun Plumpang akan membuat dua atau lebih organisasi bisa saling menimbulkan

(4)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 149

pertentangan, perselisihan, atau ketegangan-ketegangan lainnya.

Dari semua usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan persengketaan ini termasuk dengan dilakukannya jalan pengadilan untuk mencari jalan penyelesaiannya, peneliti ingin melihat sejauh mana sengketa Dusun Plumpang ini pasca pengadilan. Persengketaan dalam memperebutkan kedudukan agar bisa jadi yang paling berpengaruh di Dusun Plumpang Desa Penambangan terus berlanjut meskipun sudah melalui proses pengadilan.

Dari latar belakang sebagai arah dalam merumuskan masalah penelitian tentang persengketaan yang terjadi antar warga Plumpang pasca keputusan PTUN Surabaya. Untuk itu perumusan masalah dalam penelitian ini sebagi berikut: (1) bagaimana latar belakang terjadinya sengketa? (2) bagaimana bentuk-bentuk sengketa pra dan pasca keputusan pengadilan? (3) Apa saja bentuk-bentuk penyelesaian sengketa pra dan pasca keputusan pengadilan?

Penyebab Sengketa dan Penyelesaian-nya Pra Keputusan PTUN Surabaya

Pada dasarnya perselisihan atau pertentangan yang terjadi bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa melibatkan pengadilan. Selama masyarakat

menganggap masalah itu masih dalam batasan wajar maka konflik semacam persengketaan tidak akan pernah terjadi.

Menurut Gulliver yang dikutip oleh Ihromi (1993:210), suatu sengketa (dispute) hanyalah terjadi bila pihak yang mempunyai keluhan (klaim) semula atas namanya, telah meningkatkan perselisihan pendapat yang semula dari perdebatan kemudian diadili (dua pihak) menjadi hal yang sudah memasuki bidang publik.

Suatu kasus dikatakan sengketa melalui beberapa tahap seperti yang dikatakan oleh Nader. Dalam kasus ini juga sebelum masuk ke sengketa melalui tahap-tahap tersebut, yaitu tahap Pra Konflik, Konflik, dan Sengketa. Pra konflik dalam kasus sengketa warga Plumpang masih dibagi lagi menjadi beberapa isu, seperti; isu moral, isu sekretarian, isu komunal, isu terorisme, dan isu politik keagamaan.

Isu-isu yang terus muncul dalam masyarakat ini membuat ketidaknyaman tersendiri bagi warga dusun Plumpang dan sekitarnya. Pada akhirnya berawal dari isu tersebut memunculkan pertentangan di antara kedua belah pihak menuju persengketaan. Maka tahap Konflik bisa terjadi di dalam dimana pihak yang tersinggung sudah mengambil tindakan dengan melakukan komunikasi pada pihak yang dia rasa telah memperlakukannya

(5)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 150

dengan tidak adil. Kemudian masuk ke tahap Sengketa karena ada pihak ketiga yang dipublikasikan dan dicari jalan upaya penyelesaiannya.

Wilayah kekuasaan dusun Plumpang sendiri saat ini sudah bukan sengketa tertutup lagi tetapi sudah di publikasikan di semua daerah. Dusun Plumpang menjadi daerah sengketa karena adanya pertentangan yang dilakukan oleh para warganya mengenai posisi paling berpengaruh di Dusun Plumpang. Warga yang ada di Dusun Plumpang yang terpecah bisa saling menguasai wilayahnya masing-masing tanpa melihat bagaimana dampaknya bagi warga lainnya. Perlakuan yang sama-sama ingin menunjukkan kebenaran membuat pola hubungan menjadi tidak beraturan.

Ada beberapa penyebab awal terjadinya sengketa di Dusun Plumpang, yaitu pola berpakaian dan perbedaan tafsir, saling mempersulit kegiatan, perdebatan HUT RI, dan pertentangan dalam pertemanan dan konflik keluarga. Apapun ajaran yang ada di Al-Quran harus dilakukan dan yang tidak ada di Al-Quran tidak boleh dilakukan adalah salah satu ajaran yang menjadi awal dari perselisihan antar warga bisa terjadi. Seperti menutup aurat dengan benar dan tidak melakukan ritual-ritual.

Aturan yang dibuat oleh sebagian warga atas larangan-larangan untuk mempertunjukkan hiburan dan kesenian tradisional membuat warga lainnya kurang bebas dalam berkarya seni. Pada akhirnya warga Plumpang saling memperparah keadaan dengan banyak melakukan perlawanan atas tekanan yang terjadi.Agama yang dimiliki oleh masing-masing orang pasti berisi aturan yang dimaksudkan agar bisa mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungan. Aturan-aturan tersebut dibentuk tidak sama, sehingga ini sangat memperlihatkan perbedaan antar warga yang ada di Dusun Plumpang.

Perbedaan tafsir seperti yang terjadi di Dusun Plumpang membuat suatu wilayah itu menjadi sesuatu yang sangat berharga untuk diperjuangakan. Karena dengan adanya wilayah yang mereka miliki akhirnya bisa mendapatkan kekuasaan atas wilayah itu. Semakin luas wilayah yang mereka miliki, mereka bisa memiliki kekuasaan atas wilayah itu seperti kekuasaan untuk mengatur kehidupan orang-orang yang ada di sana dengan aturan yang dibuat

Sengketa yang terjadi antar warga Dusun Plumpang semakin membesar saat terjadinya pembubaran paksa pertunjukkan orkes yang dilakukan oleh para santri JI.

(6)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 151

Setelah kejadian malam itu, suasana dusun Plumpang seperti dalam kondisi perang dingin. Kekesalan di masing-masing pihak membuat perlunya diadakan rapat untuk mencari solusi dari perselisihan tersebut.

Hubungan yang kacau antar warga Dusun Plumpang membuat suasana semakin mencekam saling menonjolkan kekuasaan atas wilayah Plumpang. Pada Surat Berita Acara Keputusan Bersama Pemerintah Desa dengan Tokoh Masyarkaat/Tokoh Agama dan Warga Dusun Kedungsari, Dusun Plumpang dengan Pengurus Pondok Al-Islam Dusun Plumpang tanggal 09 April 2013 sudah terbentuk putusan-putusan tertulis. Akan tetapi di anggap masih belum bisa menyelesaikan persengketaan. Salah satu putusan tertulis yang memberatkan salah satu kelompok warga adalah perlu dilakukannya pergantian perangkat Desa. Ini yang akhirnya permasalahan di lanjutkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara atau PTUN Surabaya dengan tergugat atas nama Firmansyah yang saat itu menjabat sebagai Kepala Desa dan penggugat atas nama Sunarko.

Bentuk Sengketa dan Penyelesaian Sengketa Pasca Keputusan PTUN Surabaya

Nader dan Tood dikutip Ihromi (1993:210-212), menjelaskan bahwa dalam

menyelesaikan keluhan-keluhan sengketa ada 7 (tujuh), yaitu: Lumping it atau membiarkan saja, Avoidance atau mengelak, Coercion atau paksaan,

Negotiation atau perundingan, Mediation

atau mediasi, Arbitrase atau pihak perantara, dan Adjudication atau peradilan.Dalam kasusnya ini sengketa yang terjadi sudah tidak bisa diselesaikan melalui lumping it, avoidance, coercion,

negotiation, mediation, atau arbitrase,

maka kasus sengketa antar warga Dusun Plumpang diselesaikan dengan

adjudication.Rapat besar bersama sudah

dilakukan dengan hasil keputusan sudah ditanda tangani namun masih ingin melanjutkan pertentangan bahkan sampai harus melaporkan Kepala Desa ke Pengadilan.

Pengadilan dimenangkan oleh pihak Bapak Firmansyah karena menurut hukum hal ini merupakan alibi kebohongan dan memutarbalikkan fakta yang sebenarnya, justru Kepala Desa telah melaksanakan amanat masyarakat yang telah menuntut meminta pergantian seluruh pengurus Rukun Tetangga dan RW 04 di Lingkungan Dusun Plumpang.

Sengketa antar warga terkait dengan wilayah kekuasaan Dusun Plumpang telah dilakukan upaya-upaya penyelesaiannya, seperti pada waktu terjadinya penggerebekkan oleh anggota JI/Al-Islam

(7)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 152

terhadap warung tempat Bapak Jainuri terkait dugaan praktek jual-beli miras sehingga membutuhkan suatu upaya penyelesaian berupa musyawarah. Kemudian terkait dengan masalah pembubaran paksa yang dilakukan oleh Para Remaja Masjid Al-Islam Pondok Pesantren Plumpang terhadap hajatan pertunjukkan Orkes Melayu “ALISTA” yang diselenggarakan Bapak Wagi juga membutuhkan proses penyelesaian keras baik secara musyawarah atau tindakan demo kepada pihak-pihak terkait dari pemerintahan desa untuk dimintai pertolongannya. Sampai pada akhirnya mengenai Keputusan Pengangkatan Pengurus RT-RW Dusun Plumpang yang dalam proses penyelesaiannya harus melalui Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya. Dalam proses penyelesaian di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya itu dihasilkan putusan-putusan yang intinya dimenangkan oleh kepala desa saat itu.

Dari semua bentuk sengketa yang sudah terjadi di Dusun Plumpang antar warga dalam memperebutkan kekuasaan atas wilayah Plumpang telah dilakukan upaya penyelesaian. Namun sengketa masih terjadi saat masa jabatan Kepala Desa Penambangan yang saat itu diduduki oleh Bapak Helmy Firmansyah mengalami habis masa Jabatan dan harus melakukan

pemilihan kembali oleh seluruh warga Desa Penambangan.

Ada nama calon Kepala Desa yang baru yaitu Bapak Fahmi Rosyidi. Disini para warga secara keseluruhan terbagi menjadi dua kelompok pendukung. Proses pemilihan saat itu berjalan sangat menegangkan sampai akhirnya pada Tanggal 10 Juni 2014 didapatkan hasil pencoblosan yang dimenangkan oleh Bapak Fahmi Rosyidi.

Berita Acara yang bertanda tangan oleh Bapak Helmy Firmansyah serta putusan-putusan rapat yang terdahulu atas nama kepala desa sebelumnya yaitu Bapak Firmansyah tersebut sudah tidak memiliki kekuatan lagi sehingga banyak para warga yang merasa kecewa dengan itu. Perijinan yang dilakukan oleh warga terkait kegiatan masyarakat tetap dipersulit. Perbedaan tafsir seperti yang ada dan bekerja di Dusun Plumpang menurut Griffith akan mengalami interaksi yang tidak dapat dihindari. Interaksi yang dimaksudkan oleh Griffith adalah interaksi yang ada di masyarakat Plumpang seperti melakukan interaksi sosial dan hubungan politik keagamaan.

Penutup

Sengketa antar warga Dusun Plumpang Kelurahan Penambangan terjadi karena perbedaan tafsir antara warga NU

(8)

AntroUnairdotNet, Vol.IV/No.2/Juli 2015, hal 153

dan warga JI. Terjadinya pertentangan antara kedua organisasi di Dusun Plumpang ini di sebabkan adanya beberapa penyebab, diantaranya; pola berpakaian dan perbedaan ajaran, saling mempersulit kegiatan, perdebatan HUT RI, dan konflik keluarga. Bentuk penyelesaian sengketa pra keputusan PTUN sudah sering dilakukan oleh para warga dan perangkat desa dalam menangani kasus sengketa ini dengan beberapa tindakan antara lain; (1)

Lumping it atau membiarkan saja, (2) Avoidance atau mengelak, (3) Coercion

atau paksaan, (4) Negotiation atau perundingan, (5) Mediation atau mediasi, (6) Arbitrase atau pihak perantara, dan (7)

Adjudication atau peradilan.

Pasca keputusan PTUN mengenai sengketa NU-JI di Dusun Plumpang ternyata masih terjadi. Perbedaan tafsir membuat warga saling memperebutkan kebenaran sehingga meskipun sudah ada keputusan pengadilan, warga NU dan warga JI di Dusun Plumpang tidak terlalu memperhatikan. Keputusan-keputusan yang disebutkan dalam pengadilan tidak ada yang terlaksana. Para warga yang ada di Dusun Plumpang masih menginginkan posisi paling berpengaruh di daerah tersebut. Penyelesaian yang dilakukan dalam menghadapi sengketa pasca keputusan PTUN ini masih dalam tahap membiarkan saja atau perundingan.

Daftar Pustaka

Ihromi, T.O. (1993). Antropologi Hukum

Sebuah Bunga Rampai. Jakarta : Yayasan

Obor Indonesia.

Purwanto, Gatot. (2005). Konflik dan

Integrasi: Antara Penganut NU dan Muhammadiyah di Dusun Sumber Langgeng Kelurahan Sumberejo Kecamatan Pakal Kota Surabaya.

SKRIPSI. Prodi Antropologi. UNAIR http://www.beritasidoarjo.com/?p=3283, (Di akses pada 27 April 2014 pukul 09.10 WIB)

Referensi

Dokumen terkait

Resistensi target dicurigai sebagai mekanisme resistensi insektisida yang terjadi, karenanya perlu dilakukan penelitian molekuler untuk mendeteksi mutasi gen (VGSC)

Baterai cepat penuh setelah di charger namun setelah charger dilepas dari laptopbaterai cepat kosong atau laptop segera mati And Baterai tidak terdeteksi di laptop

Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh pengusaha telur asin adalah cukup lamanya rentang waktu penerimaan hasil penjualan telur asin, karena sistem pembayaran hasil

penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, maka

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

Inilah kebahagiaan semu, yang masih banyak dirasakan oleh orang-orang yang belum tersadarkan yang sibuk dengan pencarian kebahagiaan duniawi dan melupakan hakikat tujuan

analisis gas tersebut dapat diaplikasikan untuk penentuan temperatur reservoir panas bumi (geothermometer gas) dengan menggunakan diagram grid, hasil perhitungan

Pada tahun 2012 sampai monitoring pertama Mei 2015, PLTP Mataloko tidak dioperasikan karena beberapa kerusakan, periode kedua ini PLTP Mataloko dioperasikan kembali